Anda di halaman 1dari 15

TUGAS GEOLOGI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU:

DIPO CAESARIO, S.T,.M.T.

DISUSUN OLEH :

SYERLLY MAHARANI

23136027

GEOGRAFI NK

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
ABSTRAK

Pengertian Bencana Geologi adalah fenomena alam yang merupakan bagian peristiwa
geologi baik berupa gempa bumi,Letusan gunung api,Gerakan tanah yang akan menimbulkan
korban serta kerugian rusaknya hasil Pembangunan. Bencana Geologi dapat bersifat tidak
dapat diperkirakan dan dapat diperkirakan. Selain bersifat alami, factor kegiatan manusia
dalam Pembangunan dapat pula mempercepat terjadinya bencana geologi di antaranya
Gerakan tanah, permukaan air yang turun dan pencemaran air.

Dengan banyak terjadi nya bencana alam geologi maka alangkah baik nya melalkukan
mitigasi bencana alam sehingga masyrakat terlatih untuk memahami bencana geologi yang
terjadi.

Hasil mitigasi dapat di publikasikan ke masyarajat sehingga maasyarakat dapat


mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan Ketika terjadi bencana. Mengingat bencana
geologi dapat mempengaruhi siklus kehidupan maka dari itu di harapkan kepada Masyarakat
untuk mengerti atau mengetahu akibat yang di timbulkan oleh bencana geologi.

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I

1.1 Geologi Regional Pepua pegunungan........................................................1

1.2 Periode Oligosen sampai pertengahan miosen .........................................2

BAB II

2.1 Teltonik wilayah Papua Pegunungan ……………………………………4

2.2 Stratrigafi Regional Papua Pegunungan....................................................4

BAB III

3.1 Gempa Bumi....................................................................................................

BAB IV

4.1 Faktor-faktor Bencana Geologi.......................................................................

BAB V

KESIMPULAN......................................................................................................

DAFTAR GAMBAR............................................................................................

DAFTAR TABEL...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

ii
BAB I

GEOLOGI REGIONAL KEPULAUAN T ANIMBAR DAN KEPULAUAN


ARU
1.1 Geologi Regional Papua Pegunungan

Geologi Papua merupakan manifestasi dari suatu periode endapan sedimentasi dengan masa
yang panjang, yang berada pada tepi Utara Kraton Benua Australia yang pasif. Proses
sedimentasi tersebut berawal pada Zaman Karbon sampai Tersier Ahir. Lingkungan
pengendapannya yang berfluktuasi dari lingkungan air tawar, laut dangkal, hingga sampai laut
dalam. Proses sedimentasi ini menghasilkan endapan batuan klastik kuarsa, lapisan batuan
merah karbonatan, dan berbagai batuan karbonat yang ditutupi oleh kelompok Batugamping
new Guinea yang berumur Miosen. Tebal keseluruhan endapan ini mencapai kurang lebih
12.000 meter.

Pada umur oligosen terjadi aktivitas tektonik besar pertama di Papua, yang muncul akibat
tumbukan antara Lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik. Hal ini menyebabkan
deformasi dan metamorfosa fasies sekis hijau berbutir halus, turbidit karbonan pada sisi benua
membentuk jalur metamorf Rouffae yang dikenal sebagai "Metamorf Dorewo" . Akibat lebih
lanjut tektonik ini adalah terjadinya sekresi (penciutan) Lempeng Pasifik ke atas jalur malihan
dan membentuk Jalur Ofiolit Papua.

Bagian Utara pulau ini, memperlihatkan suatu orientasi Barat laut – Tenggara yang sejajar
satu sama lain. Selanjutnya terlihat juga kelurusan yang memanjangh dari dataran dan bukit –
bukit. Kelurusan tersebut adalah depresi Memberamo – Bewani. Depresi tersebut memanjang
dari pantai Timur teluk Geelvink di sepanjang danau Rambebai dan Sentani, sampai ke pantai
Finch dengan Aitape. Disebelah Selatan depresi ini terdapat rangkaian pegunungan yang di
sebut rangkaian pembagi Utara. Rangkaian pembagi Utara ini merupakan deretan pegunungan
antara teluk Geelvink dibagian Barat dan muara sungai Sepik di bagian Timur. Dibagian Barat

terdapat puncak Dom (1340 m), kearah Timur pegunungan Van Rees yang secara melintang
terpotong oleh sungai Mamberamo, yang diikuti oleh pegunungan Gauttier (>1000 m),
pegunungan Poya, Karamoor, dan Bongo. Di sebelah Selatan pegunungan Cyclops terdapat
sebuah sumbu depresi.

1
Gambar 1. Peta geologi regional Papua Pegunungan (SHP RBI, Peta DEM (USGS), dan Geologi ESDM

1.2 Periode Oligeosen sampai pertengahan miosen.


Pada bagian belakang busur Lempeng kontinental Australia terjadi pemekaran yang
mengontrol proses sedimentasi dari Kelompok Batugamping Papua Nugini selama Oligosen –
Awal Miosen dan pergerakan lempeng ke arah Utara berlangsung cepat dan menerus.
Pada bagian tepi Utara Lempeng Samudera Solomon terjadi aktivitas penunjaman,
membentuk perkembangan Busur Melanesia pada bagian dasar kerak samudera selama
periode 44 – 24 Juta Tahun yang lalu (JTL).

2
Gambar 2. Peta geologi Papua pegunungan pada Oligosen

3
BAB II

TATANAN TEKTONIK

2.1 Tektonika Wilayah Papua Pegunungan

Tektonik pulau Papua pada saat ini berada pada bagian tepi Utara Lempeng Indo-Australia,
yang berkembang akibat adanya pertemuan antara Lempeng Australia yang bergerak ke Utara
dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke Barat. Dua lempeng utama ini mempunyai sejarah
evolusi yang diidentifikasi yang berkaitan erat dengan perkembangan sari proses magmatik
dan pembentukan busur gunung api yang berasoisasi dengan mineralisasi emas phorpir dan
emas epithermal. Menurut Smith (1990), perkembangan Tektonik Pulau Papua dapat
dipaparkan sebagai berikut:

Gambar 3. Peta Tatanan tektonik wilayah Papua Pegunungan

2.2 Stratrigafi Regional Papua Pegunungan

Kawasan Kepala Burung yang terdiri dari Cekungan Salawati dan Cekungan Bintuni
memiliki tatanan stratigrafi regional yang saling berhubungan antara kedua cekungan
tersebut. Secara keseluruhan, kawasan ini tersusun oleh 12 formasi batuan dengan batuan
tertua mulai dari umur Paleozoikum.

Formasi batuan yang menyusun kawasan Kepala Burung ini, berdasarkan umur batuan dari
yang tertua hingga yang paling muda dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

 Formasi Kemum Pada Kawasan Kepala Burung, formasi batuan yang tertua yaitu
Formasi Kemum yang tersingkap di sebelah Timur Kepala Burung yang dikenal
dengan Tinggian Kemum, serta di sekitar Gunung Bijih Mining Access (GBMA) di

4
sebelah Barat Daya Pegunungan Tengah. Formasi ini didominasi oleh batuan
metamorf low grade dan tersusun oleh beberapa jenis batuan seperti batusabak (slate),
serpih mengersik, argilit, metaarenit, meta konglomerat, phyllitic dan minor quartzite.
Di kawasan ini, Formasi Kemum diintrusi oleh batuan beku granitic (Granit Anggi)
berumur Karboniferous akhir hingga Permian – Trias, serta oleh dike dengan
komposisi basaltic dan andesitic selama kala Pliosen
 Formasi Aifam Formasi ini menumpang secara tidak selaras di atas Formasi Kemum.
Formasi Aifam dijumpai di bagian Utara dari Kepala Burung, pada Sungai Aifam yang
berada di bagian tengah Kepala Burung. Di kawasan Kepala Burung, formasi ini
merupakan batuan sedimen yang tidak termetamorfkan. Sedangkan di Cekungan
Bintuni, Formasi Aifam dibagi menjadi 3 formasi yaitu Formasi Aimau, Aifat, dan
Ainim. Formasi Aimau terdiri dari basal conglomerate, batupasir dan batulempung
dengan sisa – sisa silicified wood, dan berumur Karbon akhir.
Setelah itu diendapkan Formasi Aifat dengan litologi penyusun berupa batulempung
yang memiliki komposisi karbonat dengan konkresi yang melimpah, sedikit
batugamping, serta lapisan batupasir kuarsa yang sangat tipis. Formasi AIfat yang
berumu awal hingga akhir Permian. Sebelum pengendapan Formasi Aifat selesai,
secara menjari pengendapan disusul oleh Formasi Ainim. Formasi ini tersusun oleh
batulempung lanauan, batupasir kuarsa, greywacke dan batulanau, serta seam batubara
dengan ketebalan plusminus 1 meter. Setelah itu, terjadi intrusi batuan beku granitic
(Granit Anggi) hingga menembus lapisan anggota Formasi Kemum selama akhir
Permian hingga Triasik.

5
BAB III

KONDISI/GEJALA/PERISTIWA GEOLOGI PAPUA PEGUNUNGAN


Bencana geologi adalah fenomena alam yang merupakan bagian dari peristiwa geologi
dan disertai pula dengan timbulnya korban serta kerugian dari hasil Pembangunan. Bencana
geologi dapat di sebabkan oleh factor asal dalam berupa gempa bumi, gunung api, dan
gerakan tanah, sedangkan factor asal luar berupa Gerakan tanah, intrusi air laut dan
amblesan.

3.1 Gempa Bumi

Akibat adanya bagian kerak samudera yang bergerak masuk ke bawah kerak
kepulauan,maka ini akan menyebakan energi yang terkumpulkan pada batas kedua kerak
tersebut. Berikut daftar gempa bumi yang pernah terjadi di Papua Pegunungan :

Jumlah Gempa Menurut


Bulan Bulan
2019
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Tabel 1. Data Gempa Papua pada tahun 2019 menurut BPS Papua

6
BAB IV

KAITAN GEOLOGI DENGAN PERISTIWA GEOLOGI DI DAERAH


PAPUA PEGUNUNGAN
Peristiwa Geologi merupakan suatu perisiwa yang terjadi karena fsktor
geologi,.beberapa faktor dapat di sebabkan oleh pengaruh tenaga dalam dan tenaga luar.
Peristiwa Geologi ini dapat mempengaruhi keadaan suatu permukaan daerah atau permukaan
bumi.

4.1 Faktor-faktor Bencana Geologi


Faktor-faktor tersebut selain dapat menyebabkan bencana dapat juga memberikan arti
penting dalam kehiudpan dan siklus kehidupan di bumi. Berikut factor-faktor bencana yang
di sebabkan oleh factor-faktor Geologi :

1. Gempa Bumi
Bencana Gempa Bumi merupakan fenomena alama yang di sebabkan oleh ada
nya benturan antara lempeng di dalam bumi yang mengakibatkan getaran atau
goncangan di permukaan bumi. Getaran ini dapat menyebabkan kerusakan dan
kekacauan yang parah.
2. Gunung Meletus
Gunung Meletus merupakan fenomena alama yang di sebabkan oleh tenaga
dalam bumi yang bereaksi atau mengeluarkan cairan berupa magma
3. Banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang di sebabkan oleh curah hujan yang
tinggi, Curah hujan yang tingi biasa di sebabkan oleh kelembapan yang
berbanding terlalu tinggi dengan tekanan

7
BAB IV

KESIMPULAN
Kondisi Geologi Regional Ambon dan Kep.Buru memiliki kondisi geologi yang hampir
sama. Dengan kondisi geologi seperti ini 2 daerah ini sering mengalami bencana geologi
dengan factor-faktor geologi yang hampir sama. Kaitan geologi yang mempengaruhi
peristiwa geologi saling berkaitan antara satu factor dengan factor lainya.

Wilayah Ambon terletak di antara 3 lempeng dunia, yang mengakibatkan wilayah ini
akan rawan terkena bencana geologi. Dari data yang di dapat pada tahun 2020 untuk jumlah
bencana alam geologi berupa gempa itu telah terjadi sebanyak 3.139 kali Gempa.

8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ................................................................................................................... 2

Gambar2......................................................................................................................3

Gambar 3 ................................................................................................................... 4

9
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ....................................................................................................................... 5

10
DAFTAR PUSTAKA

https://papua.bps.go.id/site/resultTab

http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/digital/
00000000000000088513/2016_TA_GL_07211020_Bab-2.pdf

https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=101785

https://id.scribd.com/doc/237103073/Geologi-Regional-Papua

11
LAMPIRAN DETEKSI AI

12

Anda mungkin juga menyukai