Anda di halaman 1dari 5

Peranan Geodinamika di Indonesia Yang Berada pada Jalur Cincin Api

Amira Adlifiani, Valenzia Ayu Mahartanti

Abstrak

Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan peranan Geodinamika pada Indonesia
sebagai penjelasan mengenai proses pembentukan tektonik di Indonesia. Adapun yang menjadi
latar belakang penulisan ini karena Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan akan
guncangan gempa bumi dan letusan gunung berapi. Ini terjadi dikarenakan Indonesia berada
pada jalur cincin api atau lebih dikenal sebagai Ring of Fire. Penulisan karya tulis ini
menggunakan metode penelitian berbasis internet yang diperoleh dari jurnal. Meskipun
pemerintah telah merancangkan sebuah lembaga untuk mengkaji mengenai pergerakan
lempeng namun, sebagai geosaintis dapat mempelajari tentang bagaimana pergerakan
lempeng yang ada di Indonesia.

Kata Kunci : geodinamika, Indonesia, jalur cincin api

Latar Belakang

Geodinamika adalah studi tentang proses-proses dasar fisika untuk memahami lempeng
tektonik dan berbagai fenomena geologi (Turcotte dan Schubert, 2002). Geodinamika
menjelaskan sejarah pembentukan bumi, perubahan dan penciptaan kembali dari suatu
benua. Geodinamika juga bertujuan menjelaskan konsep – konsep pembentukan lempeng
tektonik. Geodinamika bermula pada teori continental drift (apungan benua) oleh Alfred
Wegener. Wegener menyatakan bahwa benua – benua yang ada di dunia ini mengalami
pengapungan dan dapat bergerak satu sama lainnya. Wegener mengemukakan bahwa
dahulu ada supercontinent (superbenua) yang mencakup seluruh massa daratan di bumi,
dinamakan Pangea. Hipotesis Wegener dapat didukung dengan adanya bentuk benua
amerika dan afrika jika sesatukan akan menjadi satu kesatuan seperti puzzle, ditemukannya
fosil yang sama, mineral yang sama, dan gunung yang berbaris pada sebelah utara.

Dengan berkembangnya teknologi maka muncul teori tektonik lempeng, dimana bagian
luar bumi yaitu litosfer terdiri dari beberapa segmen yang padat dinamakan lempeng. Setiap
lempeng yang bergerak, maka terdapat interaksi antara lempeng satu dengan lempeng lainnya.
Lempeng tektonik membentuk benua – benua. Lempeng – lempeng ini dapat bergerak satu
sama lain dengan adanya batas – batas lempeng. Batas – batas lempeng antara lain, divergen,
konvergen, dan transform. Divergen merupakan pergerakan lempeng yang saling menjauh,
contoh dari kejadian ini adalah mid atlantic ridge dan east African rift. Pada batas – batas
divergen Intensitas volkanisme merupakan yang paling sering terjadi di atas bumi, akan tetapi
umumnya tidak teramati karena berada di bawah laut. Konvergen merupakan pergerakan
lempeng yang salingn mendekat, contoh dari kejadian ini adalah Gunung Himalaya, Andes, dan
Western Aleutian. Dan transform merupakan pergerakan lempeng secara horizontal melewati
satu sama lainnya, contoh dari kejadian ini adalah patahan san andreas dan Mid Oceanic
Ridge. Gunung merupakan hasil dari aktivitas magma yang naik ke atas permukaan bumi,
gunung terbentuk dari batas – batas lempeng yang bergerak. Terdapat juga gunung api yang
terbentuk di tengah benua akibat pergeseran magma yang disebut hotspot.

Geodinamika juga menjelaskan struktur bumi. Lapisan bumi tergabi menjadi dua, yaitu
berdasarkan fisik dan berdasarkan komposisi kimia. struktur bumi yang meliputi kerak bumi,
mantel, dan inti bumi. Kerak bumi dibagi menjadi dua yaitu, kerak benua dan kerak Samudra.
Inti bumi memiliki inti luar dan inti dalam. Para ilmuan dapat menjelaskan struktur bumi karena
adanya metode geofisika yaitu seismik.

PEMBAHASAN

Kepulauan Indonesia berada pada tiga pertemuan lempeng yaitu, lempeng Indo-
Australi, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng – lempeng tersebut selalu bergerak
setiap tahunnya. Lempeng bergerak berubah posisi dan ukuran dengan kecepatan 1-10 cm per
tahunya. Akibat pergeseran lempeng – lempeng terjadilah aktivitas geologi, seperti vulkanisme,
gempa bumi, mineralisasi, dan pengangkatan pegunungan. Pergeseran lempeng – lempeng di
Indonesia mengakibatkan adanya 127 gunung api aktif di Indonesia. Deretan gunung api yang
melingkar di sekeliling Samudra pasifik biasa dikenal dengan ring of fire (Cincin Api). Indonesia
termasuk dalam negara yang terletak pada wilayah ring of fire. Wilayah ring of fire terdapat
banyak aktifitas seismik yang berada di Samudra Pasifik memanjang 40.000 km dari barat daya
Amerika Selatan dibagian timur hingga ke sebelah tenggara benua Australia di sebelah barat..
Indonesia terletak pada cincin api yang membentang dari Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra,
terus ke Himalaya, Mediterania dan berujung di Samudra Atlantika, Pada zona ring of fire inilah
sebabnya di Indonesia banyak gunung berapi aktif dan banyak terjadi gempa bumi, tsunami,
dan bencana geologi lainnya. Gunung-gunung berapi di Inonesia termasuk yang paling aktif
dalam jajaran gunung berapi pada ring of fire. Gunung berapi di Indonesia terbentuk dalam
zona subduksi lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.
Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan
gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh
pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di
Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah
subduksi dan daerah seismik aktif lainnya. (Puspito, 1994)

Lempeng Indo - Australia bertemu dengan Lempeng Eurasia di Sumatra, Jawa dan
Nusa Tenggara. Sedangkan Lempeng Pasifik di Irian bagian Utara dan Maluku Utara. Di sekitar
lokasi pertemuan lempeng inilah terjadi pengumpulan energi dan bertabrakan hingga pada
suatu titik lapisan bumi tidak lagi sanggup untuk menahan tumpukan energi dan akhirnya energi
tersebut akan dilepas dalam bentuk gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan
berbagai dampak terhadap bangunan akibat percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor,
dan likuifaksi. Pertemuan kedua lempeng Indo – Australi dengan Lempeng Pasifik ini
mengakibatkan beberapa fenomena geologi seperti terbentuknya palung-palung laut (trench)
yaitu Sumatera trench dan Java trench serta keberadaan titik-titik potensial gempa yang
tersebar di selatan Sumatera, selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Adanya gunung api berstatus aktif dan perbukitan di sepanjang bagian barat Pulau
Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara
serta Kepulauan Banda yang disebut sabuk vulkanik (volcanic arc). Pembentukan daratan
membentuk Kepulauan Indonesia menjadi pulau-pulau seperti sekarang ini. Jadi pulau-pulau di
kawasan Kepulauan Indonesia masih bergerak secara dinamis, sehingga tidak heran jika masih
sering terjadi gempa di Indonesia, secara endogen (tenaga yang berasal dari dalam bumi) baik
vulkanisme maupun tektonisme.

Dengan berkembangnya teknologi maka muncul teori Tektonik Lempeng, dimana


bagian luar bumi yaitu Litosfer terdiri dari beberapa segmen yang padat dinamakan lempeng.
Setiap lempeng yang bergerak, maka terdapat interaksi antara lempeng satu dengan lempeng
lainnya. Lempeng tektonik membentuk benua – benua. Gerakan lempeng ada yang saling
menjauh (divergen) contohnya mid atlantic ridge dan east African rift, saling mendekat
(konvergen) contohnya Gunung Himalaya, Andes, dan Western Aleutrian, dan pergerakan
secara horizontal (transform) contohnya San Andreas. Gunung merupakan hasil dari aktivitas
magma yang naik ke atas permukaan bumi, gunung terbentuk dari batas – batas lempeng yang
bergerak. Terdapat juga gunung api yang terbentuk di tengah benua akibat pergeseran magma
yang disebut hotspot.
Kesimpulan
Ring of Fire merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung
berapi. Indonesia termasuk ke dalam daerah yang dikategorikan masuk dalam kawasan Ring of
Fire dimana wilayah dengan ancaman bencana gempa bumi dan tsunami dengan intensitas
yang cukup tinggi. Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu
Lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertabrakan
dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan
dengan Pasific di utara Irian dan Maluku Utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng inilah
terjadi tabrakan antar lempeng hingga sampai suatu titik lapisan bumi tidak sanggup lagi dalam
menahan tumpukan energi kemudian energi itu akan dikeluarkan dalam bentuk gempa bumi.

Diketahui bahwa Indonesia berada pada area Ring of Fire,maka pemerintah harus menerapkan
kepada masyarakat untuk sadar dan tanggap terhadap bencana yang akan dan sedang terjadi.
Pemerintah dapat menyosialisasikan dan melatih kepada masyarakat. Pemerintah juga
menyediakan sistem peringatan dini yang dapat diandalkan ketika terjadi suatu bencana
terutama di daerah yang rawan bencana. Sehingga saat bencana terjadi, masyarakat sudah
mengetahui apa yang harus dilakukan.

Daftar Pustaka
BNPB. (t.thn.). Diambil kembali dari Potensi dan Ancaman Bencana:
https://www.bnpb.go.id/home/potensi

Buletin Tata Ruang. (t.thn.). Diambil kembali dari Posisi Indonesia dan kerentanan terhadap Bencana:
http://tataruang.atr-bpn.go.id/Bulletin/upload/data_artikel/posisi%20indonesia.pdf

Puspito. (1994). Dalam Pengantar Ilmu Kebumian. Bandung: Pustaka Setia.

Turcotte, & Schubert. (1982). Diambil kembali dari Geodynamics. Appli. of Continuum Physics to
Geological Problems.

Metode seismik merupakan salah satu bagian dari metode geofisika eksplorasi yang dikelompokkan
dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik
buatan misalnya palu, ledakan, dan lain sebagainya. Setelah diberikan gangguan (sumber seismik),
terjadi gerakan gelombang di bawah permukaan bumi yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke
segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakanpartikel tersebut dapat di rekam sebagai fungsi waktu.
Berdasarkan data rekaman tersebut dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Menurut Priyantari dan Suprianto (2009), berdasarkan penjalaran gelombangnya, metode seismik
dibedakan menjadi 2 metode yaitu metode seismik refraksi dan metode refleksi. Seismik refraksi efektif
digunakan untuk penentuan struktur geologi yang dangkal sedang seismik refleksi untuk struktur geologi
yang dalam. Metode seismik refraksi inilah yang efektif digunakan guna mengetahui nilai kedalaman
bidang gelincir sebagai parameter kelongsoran suatu daerah. 3.3.1 Metode Seismik Refleksi Menurut
Steeples dan Miller, sebagaimana dikutip oleh Wang et al (2004), “The large survey system used for oil
exploration was obviously not suitable; instead, a small system of shallow seismic reflections were found
to be more convenient. The shallow seismic method has the merits of mobility, efficiency,
highresolution and cost-effectiveness”. Teknik refleksi lebih mampu menghasilkan data pengamatan
yang dapat diinterpretasikan (interpretable). Akan tetapi metode seismik refleksi membutuhkan biaya
yang lebih besar. Biaya tersebut biasanya sangat signifikan secara ekonomis

3.3.2 Metode Seismik Refraksi Menurut Rucker (2006), “seismic refraction is an effective tool for
horizontal, lateral characterization as well as vertical characterization.” Seismik refraksi dihitung
berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber
seismik menuju penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi
setelah sinyal pertama (firstbreak) diabaikan, karena gelombang seismik refraksi merambat paling cepat
dibandingkan dengan gelombang lainnya kecuali pada jarak (offset) yang relatif dekat sehingga yang
dibutuhkan adalah waktu pertama 16 kali gelombang diterima oleh setiap geophone. Kecepatan
gelombang P lebih besar dibandingkan dengan kecepatan gelombang S sehingga waktu datang
gelombang P yang digunakan dalam perhitungan metode ini. Parameter jarak dan waktu penjalaran
gelombang dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat
gelombang tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang dikenal
sebagai parameter elastisitas (Nurdiyanto dkk., 2011). Prinsip utama metode refraksi adalah penerapan
waktu tiba pertama gelombang baik langsung maupun gelombang refraksi.

Anda mungkin juga menyukai