PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini kami mempunyai tujuan sebagai berikut :
(1) Untuk mengetahui pengertian lempeng tektonik.
(2) Untuk mengetahui teori lempeng tektonik.
(3) Untuk mengetahui proses terjadinya gunung api di wilayah Indonesia.
(4) Untuk mengetahui persebaran gunung api di Indonesia.
(5) Untuk mengetahui pengertian gempa bumi.
(6) Untuk mengetahui penyebab terjadinya gempa bumi.
(7) Untuk mengetahui macam-macam getaran pada proses perambatan gempa
bumi.
(8) Untuk mengetahui macam-macam gempa bumi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Wegener dalam bukunya The Origin of
Continents and Oceans (1915) mengemukakan bahwa benua yang padat sebenarnya
terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift).
Gravitasi dianggap sebagai penyebab utama dari semua pergerakan lempeng.
Gaya gravitasi menarik lempeng yang tersubduksi karena bagian itu memang lebih tua
dan lebih berat bobotnya. Kemudian karena tertarik, ada celah di tengah punggung
samudera yang kemudian terisi material dari dalam mantel.
3
(3) Sulawesi Utara - Pulau Sangihe - Pulau Mindanao.
Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu sistem
Sunda, sistem Busur Tepi Asia dan sistem Sirkum Australia.
4
Ketiga pegunungan ini bertemu di sekitar Kepulauan Sulu dan Banggai. Indonesia a-
dalah daerah pertemuan rangkaian Mediterania dan rangkaian Sirkum Pasifik dengan
proses pembentukan pegunungan yang masih berlangsung. Oleh sebab itu, Indonesia
banyak terjadi gempa bumi.
5
yang dangkal. Di Indonesia terdapat hiposentrum yang dalamnya lebih dari 500 km,
contohnya di bawah Laut Flores yang dalamnya kurang lebih 720 km.
Pusat gempa pada permukaan bumi di atas hiposentrum
disebut episentrum. Kerusa-kan terbesar yang diakibatkan oleh gempa terdapat di
sekitar daerah episentrum. Dari episentrum, getaran permukaan menjalar horizontal ke
segala arah. Di Indonesia, episentrum kebanyakan terdapat di bawah permukaan laut,
sehingga kerusakan yang terjadi di daratan tidak terlalu besar.
Untuk keperluan pemetaan, maka pemetaan dapat dilakukan setelah terjadinya
gem-pa. Pada peta gempa, ada beberapa macam garis yang dikenal, yakni sebagai
berikut :
(1) Homoseista ialah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa
pada waktu yang sama.
(2) Isoseista ialah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui oleh
gempa yang berintesitas sama. Ada isoseista yang kesatu, kedua, keiga,
danseterusnya.
(3) Pleistoseista ialah garis yang mengelilingi daerah yang mendapat kerusakan
terhebat dari gempa bumi. Pleistoseista ini mengelilingi episentrum, sebab
daerah di sekitar episentrum mengalami kerusakan yang terhebat. Isoseista
yang pertama juga merupakan pleistoseista.
6
Sebagian lagi, gempa bumi juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan
dari atau ke dalam bumi contohnya pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi
dan di Rocky Mountain Arsenal.
Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat
mem-buat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan
pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga
seismisitas terinduksi.
7
2.8.2 Gempa Bumi Berdasarkan Penyebabnya
a) Gempa runtuhan (robohan)
Gempa runtuhan terjadi karena runtuhnya tanah atau retaknya lapisan batuan
yang biasanya terjadi di daerah pertambangan yang berbentuk terowongan, pegunungan
kapur, lereng tebing yang curam, atau lubang. Di dalam pegu-nungan kapur kadang-
kadang terdapat gua yang terjadi karena pelarutan jika atap gua tersebut runtuh, maka
timbullah gempa bumi. Kejadian gempa sema-cam ini sering terjadi di lokasi
pertambangan bawah tanah karena batuan-batuan di dalamnya dieksploitasi sehingga
mengakibatkan munculnya rongga bawah tanah. Umumnya, gempa runtuhan sangat
jarang terjadi, kalau pun ter-jadi, hanya dalam skala kecil, bahaya yang ditimbulkan
kecil dan terjadi di daerah lokal. Gempa ini terjadi sekitar 3% tiap tahunnya.
b) Gempa vulkanis
Gempa vulkanis disebabkan oleh letusan gunung api, bersifat lemah, mem-
punyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik, hanya
terdapat di sekitar gunung api yang meletus dan hanya akan terasa di sekitar tubuh
gunung api itu saja. Gempa bumi jenis ini dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah
letusan gunung api. Adanya getaran di dalam bumi dika-renakan gesekan magma
dengan dinding batuan yang diterobosnya pada saat magma di dalam gunung api naik
ke permukaan dan adanya tekanan gas pada saat terjadi ledakan sangat besar dari dalam
sumbat kawah yang akhirnya me-nimbulkan gempa bumi. Perpindahan mendadak dari
magma pada tubuh da-pur magma pun dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi
vulkanis. Sekitar 75% gempa yang pernah mengguncang bumi adalah jenis gempa
vulkanis. Bahaya gempa vulkanis lebih besar dari gempa runtuhan, namun lebih kecil
dari pada gempa tektonik.
c) Gempa tektonik
Gempa ini disebabkan oleh adanaya pelepasan tenaga yang terjadi karena per-
geseran-pergeseran lempeng tektonik di dalam bumi secara tiba-tiba dan me-rupakan
akibat dari gerak orogenetik. Gejala ini sangat erat hubungannya dengan pembentukan
pegunungan yang biasanya diikuti pembentukan sesar-sesar baru. Ketegangan-
ketegangan yang terjadi di dalam bumi akan mengak-tifkan kembali sesar-sesar lama
yang sudah tidak aktif. Jika pergerakan terse-but cukup besar dan terekam oleh
seismograf (alat pencatat gempa), maka a-kan menyebabkan terjadinya gempa bumi
tektonik. Daerah yang sering kali mengalami gempa ini adalah daerah pegunungan
lipatan muda, yaitu daerah rangkaian Mediterania dan rangkaian Sirkum Pasifik.
Bahaya yang ditimbul-kannya besar sekali sebab lapisan bumi dapat mengalami lipatan,
8
retakan, pa-tahan, atau bergeser. Karena gempa ini mengakibatkan pergeseran muka bu-
mi, maka gempa ini disebut juga gempa dislokasi.Gempa bumi tektonik banyak terjadi
di daerah yang masih labil. Misalnya daerah :
1. Rangkaian Mediterania, seperti Balkan, Iran, India dan Indonesia.
2. Rngakaian Sirkum Pasifik, seperti Jepang, Filipina, Cile dan Amerika Tengah.
d) Gempa tumbukan
Gempa tumbukan terutama disebabkan oleh meteor besar yang jatuh ke bumi.
Tetapi gempa seperti ini jarang terjadi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari teori yang telah kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Lempeng tektonik ialah segmen keras kerak bumi yang disokong oleh magma di
bawahnya dan bebas bergerak untuk menggesek satu sama lain.
2) Lempengan-lempengan tersebut saling menjauh, mendekat dan bertabrakan
sehingga membentuk relief-relief di kerak bumi serta dapat menimbulkan ada-nya
gempa bumi.
3) Terjadinya gunung api di wilayah Indonesia disebabkan oleh pinggiran lem-
pengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia sehingga lem-
pengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi di bawah Indonesia. Lalu suhu yang
tinggi melelehkan pinggiran lempengan tersebut dan menghasilkan mag-ma yang
muncul melalui retakan di permukaan bumi dan akhirnya memben-tuk gunung-
gunung api.
4) Persebaran gunung-gunung api di Indonesia dibagi menjadi tiga barisan. Ada tiga
pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu sistem Sunda,
sistem busur tepi Asia dan sistem Sirkum Australia.
5) Gempa bumi ialah getaran alam yang bersumber dari dalam bumi dan meram-bat
ke permukaan.
6) Gempa bumi terjadi disebabkan oleh pergerakan lempengan-lempengan, per-
gerakan magma di dalam gunung api, menumpuknya massa air yang sangat besar
di balik dam, injeksi atau akstraksi cairan dari atau ke dalam bumi dan peledakan
bahan peledak.
7) Proses perambatan gempa bumi melalui tiga macam, yaitu longitudinal (mera-pat-
merenggang), transversal (naik-turun) dan gelombang panjang.
8) Macam-macam gempa bumi dibedakan berdasarkan atas penyebabnya, intesi-
tasnya (kekuatannya), bentuk episentrumnya, kedalaman hiposentrumnya dan
jarak dari episentrum.
3.2 Saran
1) Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori lempeng tektonik, persebaran gu-
nung api dan gempa bumi agar mendapat informasi yang lebih akurat.
2) Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplika-
sikannya di dalam kehidupan sehari-hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyanto dan Endarto, Danang. 2008. Mengkaji Ilmu Geografi 1. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Wardiyatmoko, K. 2006. Geografi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
www.wikipedia.org.
11
12
13