PENDAHULUAN
1
terjadi krisis, bahkan dapat dijadikan sumber energi utama selain sumber energi
fosil.
Melihat letak strategis Indonesia, sangat banyak sumber energi alternatif
yang dapat dikembangkan. Dari semua itu, salah satu sumber energi yang sangat
potensial dikembangkan di Indonesia adalah sumber energi panas bumi
(geothermal). Indonesia merupakan wilayah dengan posisi atau letak geografis
dalam kerangka tektonik dunia. Ditinjau dari munculnya panas bumi di
permukaan per satuan luas, Indonesia menempati urutan keempat di dunia, bahkan
dari segi temperatur yang tinggi, Indonesia merupakan urutan kedua terbesar di
dunia.
Namun, dengan keadaan yang potensial seperti di atas, pengembangan
serta pemanfaatan energi panas bumi (geothermal) di Indonesia masih terbilang
rendah. Padahal krisis energi nasional di Indonesia hampir mencapai puncaknya.
Berdasarkan hal itulah, penulis akan memaparkan tentang perkembangan dan
upaya pengembangan energi panas bumi (geothermal) di Indonesia.
2
1.4 Pembatasan Masalah
Adapun masalah yang akan penulis bahas dalam karya tulis ini hanya
dalam ruang lingkup sumber energi panas bumi di Indonesia.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin
panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena
banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan
langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim
pembangkit tenaga listrik. Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif,
sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan
energi panas bumi jenis lainnya.
5
adalah yang masuk kategori high temperature. Namun dengan perkembangan
teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga dapat
digunakan asalkan suhunya melebihi 50ºC.
Pembangkit listrik dari panas bumi dapat beroperasi pada suhu yang relatif
rendah yaitu berkisar antara 50 s/d 250ºC. Sebagian besar pembangkit listrik
menggunakan uap. Uap dipakai untuk memutar turbin yang kemudian
mengaktifkan generator untuk menghasilkan listrik. Banyak pembangkit listrik
masih menggunakan bahan bakar fosil untuk mendidihkan air guna menghasilkan
uap. Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya saja pada PLTU, uap dibuat di
permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir
panas bumi. Pembangkit yang digunakan untuk merubah panas bumi menjadi
tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plant
lain yang bukan berbasis panas bumi, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai
penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya. Ada tiga
macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi yaitu dry steam, flash
steam, dan binary cycle.
PLTP sistem dry steam mengambil sumber uap panas dari bawah
permukaan. Sistem ini dipakai jika fluida yang dikeluarkan melalui sumur
produksi berupa fasa uap. Uap tersebut yang langsung dimanfaatkan untuk
memutar turbin dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi
energi gerak yang akan memutar generator untuk menghasilkan energi listrik.
Kedua adalah PLTP sistem Flash Steam yang merupakan PLTP yang
paling umum digunakan. Pembangkit jenis ini memanfaatkan reservoir panas
bumi yang berisi air dengan temperatur lebih besar dari 182°C. Air yang sangat
panas ini dialirkan ke atas melalui pipa sumur produksi dengan tekanannya
sendiri. Karena mengalir keatas, tekanannya menurun dan beberapa bagian dari
air menjadi uap. Uap ini kemudian dipisahkan dari air dan dialirkan untuk
memutar turbin. Sisa air dan uap yang terkondensasi kemudian disuntikkan
kembali melalui sumur injeksi kedalam reservoir, yang memungkinkan sumber
energi ini berkesinambungan dan terbarui.
6
PLTP sistem Binary Cycle dioperasikan dengan air pada temperatur lebih
rendah yaitu antara 107°-182°C. Pembangkit ini menggunakan panas dari air
panas untuk mendidihkan fluida kerja yang biasanya senyawa organik (misalnya
iso-butana) yang mempunyai titik didih rendah. Fluida kerja ini diuapkan dengan
heat exchanger yang kemudian uap tersebut digunakan untuk memutar turbin. Air
kemudian disuntikkan kembali kedalam reservoir melalui sumur injeksi untuk
dipanaskan kembali. Pada seluruh Geothermal dapat mengurangi kebutuhan
bahan bakar fosil dalam menyediakan listrik negara.
7
panasbumi. Ditetapkan bahwa total bagian yang disetor kepada Pemerintah
sebesar 34% dari net operating income.
Selai landasan keputusan presiden tersebut, untuk menggantikan
peraturan yang baru yaitu undang-undang nomor 27 tahun 2003 tenteng panas
bumi yang diharapkan mampu menarik investor dan memacu pengembangan
energi panas bumi di Indonesia.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
Kamojang pada 1972 menyangkut geokimia, geofisika, dan pemetaan geologi.
Kapasitas dari PLTP yakni 30MW dengan lokasi di sekitar Kamojang, Jawa
Barat. Sementara di luar Pulau Jawa, diadakan pengembangan di Lahendong,
Sulawesi Utara, dan di Lempung Kerinci dengan bantuan dari tim survei Kanada,
yaitu Canadian International Development Agency (CIDA).
Setelah itu, mulai terbit keputusan-keputusan presiden yang semakin
mengeplorasi energi panas bumi (geothermal) di Indonesia. Keputusan-keputusan
ini mengacu pada upaya pengembangan energi panas bumi (geothermal).
Keputusan presiden tersebut miliputi badan penanganan energi panas bumi
(geothermal), eksplorasi dan eksploitasi, penurunan pajak pengusahaan panas
bumi (geothermal), hingga kewajiban fiskal perusahaan pengeplorasi panas bumi
(geothermal). Belum lagi ditunjang dengan penandatanganan kontrak antara
Pertamina dengan empat perusahaan swasta. Masing-masing untuk daerah
Wayang Windu, Jawa Barat (PT Mandala Nusantara), Karaha, Jawa Barat (PT
Karaha Bodas Company), Dieng, Jawa Tengah (PT Himpurna California Energy),
dan Patuha, Jawa Barat (PT Patuha Power Limired) pada tahun 1994. Untuk
selanjutnya, 1995, penandatanganan kontrak (JOC & ESC) Pertamina Bali Energy
Limited dan PT PLN (Persero) untuk pengusahaan dan pemanfaatan panas bumi
di daerah Batukahu, Bali.
Semua keputusan presiden dan kerjasama tersebut bertujuan untuk
merangsang peningkatan pemanfaatan energi panas bumi (geothermal) di
Indonesia. Namun ironis, ternyata segala upaya di atas tidak dapat memajukan
energi panas bumi (geothermal) di Indonesia. Menurut Wahyudi Budi Pramono,
ST., M.Eng., dan Tito Yuwono, ST., M.Sc., Indonesia mempunyai total potensi
sumber daya dan cadangan panas bumi sebesar sekitar 27.357 MWe. Namun dari
total potensi tersebut hanya 3% (sekitar 807 MWe). Hal senada juga disampaikan
oleh Kepala Badan Geologi Departemen ESDM, R. Sukhyar. Menurutnya,
cadangan panas bumi Indonesia sebesar 14.707 Mega Watt electricity (MWe).
Sementara sumber dayanya sebesar 13.405 MWe. Artinya, Indonesia memiliki
panas bumi 28.112 MWe. Dan saat ini pemanfaatan panas bumi di Indonesia
10
untuk energi listrik baru 1.189 MW atau hanya 4 persen dari potensi yang
tersedia.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan dan
pengembangan energi panas bumi (geothermal) di Indonesia masih tertinggal.
Bila dibandingkan dengan negara lain, beberapa PLTP di Italia masih berproduksi
setelah100 tahun, di Selandia Baru dan Amerika Utara masih beroperasi setelah
50 tahun dengan hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, Indonesia harus lebih dapat
mengeksplor kembali potensi-potensi energi panas bumi sendiri. Saat ini,
diketahui terdapat sekitar 80% lokasi panas bumi di Indonesia berasosasi dengan
sistem vulkanik aktif seperti Sumatra (81 lokasi), Jawa (71 lokasi), Bali dan Nusa
Tenggara (27 lokasi), Maluku (15 lokasi), dan terutama Sulawesi Utara (7 lokasi).
Sedangkan yang berada di lingkungan non vulkanik aktif yaitu di Sulawesi (43
lokasi), Bangka Belitung (3 lokasi), Kalimantan (3 lokasi), dan Papua (2 lokasi).
Dan dari 252 lokasi panas bumi yang ada, hanya 31% yang telah disurvei secara
rinci dan didapatkan potensi cadangan. Di sebagian besar lokasi terutama yang
berada di daerah terpencil masih dalam status survei pendahuluan sehingga
didapatkan potensi sumber daya (Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral :
2009).
Bayangkan jika seluruh lokasi tersebut dimanfaatkan dan di-manage
dengan baik oleh pemerintah yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga luar
negeri dan seluruh masyarakat Indonesia, bukan tidak mungkin, Indonesia akan
terbebas dari mimpi buruk krisis energi.
11
menggerakkan turbin. Tidak hanya itu, polusi udara yang dihasilkan dalam
penggunaan panas bumi minimal dan sangat kecil hingga tidak berdampak
buruk bagi keseimbangan udara di bumi.
12
Sumber daya panas bumi mempunyai kandungan panas atau cadangan
yang besar sehingga mampu memproduksi uap untuk jangka waktu yang
cukup lama, yaitu sekitar 25-30 tahun seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Hal ini memungkinkan dikarenakan letak Indonesia yang
merupakan penyumbang 40% dari keseluruhan energi panas bumi di dunia
yang setara dengan sebelas miliar barrel minyak (Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral : 2010) serta didukung dengan panas bumi
Indonesia yang tersebar merata di sepanjang bagian pinggiran rekahan
pertemuan tiga lempeng dunia yang tergabung dalam ring of fire.
13
SDM memegang peranan penting dalam upaya pengembangan energi
panas bumi. Tanpa SDM yang berkualitas, energi tidak dapat diolah
dengan baik. SDM merupakan ujung tombak yang mengatur,
mengeksplorasi, dan meninjau energi panas bumi tersebut. SDM yang baik
adalah SDM yang mengerti tentang ilmu kebumian yang difokuskan
kepada karakterisasi sumberdaya dan reservoir panas bumi. Dan juga
terhadap rekayasa dan sains yang ditujukan kepada pemahaman kelakuan
batuan bawah permukaan untuk memgembangkan metode penambangan
panas yang efektif.
14
maupun anggaran khusus yang dapat mengurangi kerugian sosial ekonomi
karena permasalahan pemborosan pemakaian energi. Anggaran pemerintah
untuk energi alternatif di usulkan 2,5% dari angaran subsidi, baik subsidi
untuk minyak maupun subsidi untuk listrik dan dari tahun ketahun
diberikan prioritas kenaikan untuk mempercepat penyelesaian
permasalahan energi.
Terkait hal ini juga Gawell dan Greenberg dari World Geothermal
Development (2007) yang mengatakan bahwa keberhasilan dari
pengembangan energi geothermal tergantung pada kebijakan dan inisiatif
pemerintah setempat. Keberlangsungan proyek pengembangan akan lebih
tergantung kepada faktor cukupnya pendanaan dan dukungan kebijakan
yang terus menerus dibanding faktor geologi.
15
Bila semua upaya tersebut dilakukan dengan maksimal dan serius
maka, Indonesia bukan tidak mungkin keluar dari krisis energi dan dapat juga
menambah devisa negara karena pemanfaatan energi panas bumi dapat
menghemat pemakaian energi minyak bumi yang dapat diekspor keluar negeri.
Dan juga, bila hal ini terus berlanjut, suatu hari nanti Indonesia tidak akan
tergantung pada energi minyak kembali, dan menggunakan energi panas bumi
sebagai energi utama di Indonesia.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari karya tulis ini bahwa energi panas
bumi (Geothermal) di Indonesia masih tertinggal. Padahal, potensi yang dimiliki
Indonesia sangat besar. Keunggulan bila Indonesia menggunakan energi panas
bumi sangat banyak, diantaranya menghasilkan emisi yang lebih rendah dan
ramah ligkungan, lahan yang dibutuhkan sedikit dan dampak yang ditimbulkan
minimal, mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, tingkat
ketersediaan yang tinggi yaitu 95 %, dan mampu menghemat penggunakaan
energi tidak terbarukan lainnya.
Untuk itulah, diperlukan upaya-upaya untuk mengembangkannya
diantaranya, kualitas SDM yang harus ditingkatkan, sarana dan prasarana harus
dimaksimalkan, dana yang dikucurkan harus diperhatikan, serta sosialisasi dan
kepastian hukum yang jelas. Bila itu semua dilakukan, Indonesia pasti akan
terbebas dari krisis energi nasional.
4.2 Saran
Adapun saran yang diberikan penulis adalah agar pemerinth dan
masyarakat serta investor bekerja sama dan turut ambil bagian dalam
pengembangan energi panas bumi ini. Sebab tanpa bantuan dari ketiganya,
pengembangan ini tidak akan maju. Selain itu juga, pemerintah harus serius dalam
mengeplorasi energi ini sehingga bila semua sudah berjalan maksimal, negara
Indonesia dapat menjadi negara dengan energi panas bumi terbesar dan dapat
menjadi negara yang maaju yang bebas dari krisis energi.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
BIODATA PENULIS
19
BIODATA PENULIS
Nama : Fahrenheit
Tempat, tanggal lahir : Palembang, 29 Oktober 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama sekolah : SMA Negeri 6 Palembang
Kelas : XI IPA 1
Alamat Sekolah : Jl. Sersan Sani Basuki Rahmat Palembang
Alamat Rumah : Jl. Sersan Sani Lr. Kandis 1
Hobi : Bulutangkis
Cita-cita : Dokter
Bidang ilmu yang digemari : Fisika
No. Telepon :-
No. Handphone : 08974443633
20