PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tektonik Propinsi Jambi dipengaruhi oleh interaksi konvergen antara dua lempeng
yang berbeda jenis. Arah gerak kedua lempeng terhadap jalur subduksi membentuk sudut
lancip sehingga pembentukan struktur geologi di Pulau Sumatra didominasi oleh sesar-sesar
mendatar dekstral (right handed wrench fault).
Hubungan struktur geologi satu terhadap lainnya selain mengontrol sebaran batuan di
permukaan juga menjadikan daerah ini cukup kompleks secara tektonik. Terbentuknya
sejumlah struktur sesar yang cukup rapat ternyata diikuti oleh aktifitas magmatik yang
menghasilkan tubuh-tubuh intrusi batuan beku. Aktifitas magmatik inilah yang membawa
cebakan mineral bijih.
Seluruh batuan penyusun di darah penyelidikan telah mengalami deformasi yang kuat.
Produk tektonik di daerah penyelidikan berupa struktur lipatan, kekar dan sesar.
Pembentukan kedua jenis struktur geologi tersebut tidak terlepas dari pengaruh aktifitas
tumbukan lempeng yang menyerong antara Lempeng Eurasia yang berada di utara dengan
Lempeng India-Australia. Akibat tumbukan lempeng ini terbentuk jalur subduksi yang
sekarang posisinya berada di lepas pantai barat Sumatra, sedangkan di daratan sumatra
terbentuk daerah tinggian yang menyebabkan batuan tua tersingkap di permukaan. Pola
struktur lipatan dan umumnya berarah baratlaut-tenggara yang terbentuk sejak Pra-Tersier
hingga Kuarter. Jenis dan kedudukan struktur geologi ini selanjutnya mempengaruhi pola
sebaran batuan/formasi di permukaan. Berdasarkan hasil penelitian lapangan diketahui
batuan/formasi di daerah penyelidikan menyebar dengan arah baratlaut-tenggara.
1.3.
1.
2.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini merupakan sebagai bahan pembelajaran bagi
BAB II
KAJIAN TEORI
Di bagian barat pulau, terbentang Pegunungan Barisan yang membujur dari utara
hingga selatan. Hanya sedikit wilayah dari pulau ini yang cocok digunakan untuk pertanian
padi. Sepanjang bukit barisan terdapat gunung-gunung berapi yang hingga saat ini masih
aktif, seperti Merapi (Sumatera Barat), Bukit Kabat (Bengkulu), dan Kerinci (Jambi). Pulau
Sumatera juga banyak memiliki danau besar, di antaranya Laut Tawar (Aceh), Danau Toba
(Sumatera Utara), Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, dan Danau Dibawah
(Sumatera Barat), dan Danau Ranau (Lampung dan Sumatera Selatan).
Luas Pulau Sumatra 435.000 km memanjang dari Barat Laut ke tenggara
dengan panjang 1.650 Km dari UleLhee sampai Tanjung Cina lebar pulau di bagian Utara
berkisar 100 200 Km di bagian Selatan mencapai 350 Km. Pulau Sumatra, berdasarkan luas
merupakan pulau terbesar keenam di dunia.
Pegunungan Bukit Barisan dengan beberapa puncaknya yang melebihi 3.000 m di
atas permukaan laut, merupakan barisan gunung berapi aktif, berjalan sepanjang sisi barat
pulau dari ujung utara ke arah selatan; sehingga membuat dataran di sisi barat pulau relatif
sempit dengan pantai yang terjal dan dalam ke arah Samudra Hindia dan dataran di sisi timur
pulau yang luas dan landai dengan pantai yang landai dan dangkal ke arah Selat Malaka,
Selat Bangka dan Laut China Selatan.
Gambaran secara umum keadaan fisiografi pulau itu agak sederhana. Fisiografinya
dibentuk oleh rangkaian Pegunungan Barisan di sepanjang sisi baratnya, yang memisahkan
pantai barat dan pantai timur. Lerengnya mengarah ke Samudera Indonesia dan pada
umumnya curam. Hal ini mengakibatkan jalur pantai barat kebanyakan bergunung-gunung
kecuali dua ambang dataran rendah di Sumatera Utara (Melaboh dan Singkel/Singkil) yang
lebarnya 20 km. Sisi timur dari pantai Sumatra ini terdiri dari lapisan tersier yang sangat
luas serta berbukit-bukit dan berupa tanah rendah aluvial. Bentuk permukaan Pulau Sumatera
terdiri dari 3 bagian besar: (1). Bukit Barisan, (2) Dataran rendah di bagian timur, (3) Jalur
perbukitan (kaki timur Bukit Barisan).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. KONDISI UMUM WILAYAH
3.1.1. Letak dan Luas
Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0,45 Lintang Utara, 2,45 Lintang
Selatan dan antara 101,10-104,55 Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan
Provinsi Riau, sebelah Timur dengan Selat Berhala, sebelah Selatan berbatasan dengan
Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat. Kondisi
geografis yang cukup strategis diantara kotakota lain di provinsi sekitarnya membuat peran
provinsi ini cukup penting terlebih lagi dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah.
Luas Wilayah Provinsi Jambi 53.435 km, dengan luas daratan 51.000 km, luas lautan 425,5
km, dan panjang pantai 185 km.
Secara administratif Provinsi Jambi terbagi ke dalam 11 Kabupaten/Kota, yaitu
Batanghari, Bungo, Kerinci, Merangin, Muaro Jambi, Sarolangun, Tanjung Jabung Barat,
Tajung Jabung Timur,Tebo, Kota Jambi, dan Kota Sungai Penuh. Masing-masing luas
wilayah Kabupaten/Kota disajikan pada Tabel 1.
Iklim
5
Sebagian besar wilayah Provinsi Jambi beriklim tipe B berdasarkan klasifikasi iklim
Schmidt dan Ferguson dengan bulan basah antara 8-10 bulan dan bulan kering 2-4 bulan.
Ratarata curah hujan bulanan Jambi adalah 179-279 mm pada bulan basah dan 68-106 mm
pada bulan kering. Musim hujan di Propinsi Jambi dari bulan November sampai Maret dan
musim kemarau dari bulan Mei sampai Oktober. Rata-rata curah hujan 116-154 hari pertahun
dan Suhu maksimum sebesar 31 C.
Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah Provinsi Jambi yang potensial secara umum didominasi oleh
Podsolik Merah Kuning (PMK) yaitu sebesar 44,56%. Jenis tanah lainnya adalah Latosol
termasuk Regosol 18,67% dan Gley Humus 10,74%.
Penggunaan Lahan
Provinsi Jambi dengan luas wilayah 53,435 km diantaranya sekitar 60% lahan
merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan yang menjadikan kawasan ini merupakan
salah satu penghasil produk perkebunan dan kehutanan utama di wilayah Sumatera. Kelapa
sawit dan karet menjadi tanaman perkebunan primadona dengan luas lahan perkebunan
kelapa sawit mencapai 400.168 hektar serta karet mencapai 595.473 hektar.
3.2. STRUKTUR GEOLOGI PROVINSI JAMBI
Seperti yang telah diketahui bahwa Provinsi Jambi terletak di Pulau Sumatra maka
perlu
diketahui
Sejarah
tektonik
Pulau
Sumatera
ke
Andaman-Nicobar
dan
Burma.
Arah
Sumatera Tengah-Selatan terdapat Selat Sunda yang merupakan batas tenggara lempeng
Burma.
Stratigrafi Regional, tatanan stratigrafi Sub Cekungan Jambi pada dasarnya terdiri
dari satu siklus besar sedimentasi dimulai dari fase transgresi pada awal siklus dan fase
regresi pada akhir silkusnya. Secara detail siklus ini dimulai oleh siklus non marin yaitu
dengan diendapkannya Formasi Lahat pada Oligosen Awal dan kemudian diikuti oleh
Formasi Talang Akar yang diendapkan secara tidak selaras di atasnya. Menurut Adiwidjaja
dan De Coster (1973), Formasi Talang Akar merupakan suatu endapan kipas alluvial dan
endapan sungai teranyam (braided stream deposit) yang mengisi suatu cekungan. Fase
transgresi terus berlangsung hingga Miosen Awal dimana pada kala ini berkembang Batuan
karbonat yang diendapkan pada lingkungan back reef, fore reef, dan intertidal (Formasi Batu
Raja) pada bagian atas Formasi Talang Akar. Fase Transgresi maksimum ditunjukkan dengan
diendapkannya Formasi Gumai bagian bawah secara selaras di atas Formasi Baturaja yang
terdiri dari Batu serpih laut dalam.
Fase regresi dimulai dengan diendapkannya Formasi Gumai bagian atas dan diikuti
oleh pengendapkan Formasi Air Benakat yang didominasi oleh litologi Batu pasir pada
lingkungan pantai dan delta. Formasi Air Benakat diendapkan secara selaras di atas Formasi
Gumai. Pada Pliosen Awal, laut menjadi semakin dangkal dimana lingkungan pengendapan
berubah menjadi laut dangkal, paludal, dataran delta dan non marin yang dicirikan oleh
perselingan antara batupasir dan batulempung dengan sisipan berupa batubara (Formasi
Muara Enim). Tipe pengendapan ini berlangsung hingga Pliosen Akhir dimana
diendapkannya lapisan batupasir tufaan, pumice dan konglemerat.
1. Batuan Dasar, Batuan Pra-Tersier atau basement terdiri dari kompleks batuan
Paleozoikum dan batuan Mesozoikum, batuan metamorf, batuan beku dan batuan
karbonat. Batuan Paleozoikum akhir dan batuan Mesozoikum tersingkap dengan baik
di
Bukit
Barisan,
Pegunungan
yang
telah
mengalami
merah
kuarsa terlepas
dengan
butir-butir
akibat pelapukan
HI 130-290 mg
Anggota Tuf Kikim Bawah, terdiri dari tuf andesitik, breksi dan lapisan lava.
Ketebalan anggota ini bervariasi, antara 0 - 800 m.
Anggota Batupasir Kuarsa, diendapkan secara selaras di atas anggota pertama. Terdiri
dari konglomerat dan batupasir berstruktur crossbedding. Butiran didominasi oleh
kuarsa.
Anggota Tuf Kikim Atas, diendapkan secara selaras dan bergradual di atas Anggota
Batupasir Kuarsa. Terdiri dari tuf dan batulempung tufan berselingan dengan endapan
mirip lahar.
Formasi Lahat berumur Paleosen hingga Oligosen Awal.
3. Formasi Talang Akar, Formasi Talang Akar pada Sub Cekungan Jambi terdiri dari
batulanau, batupasir dan sisipan batubara yang diendapkan pada lingkungan laut
dangkal hingga transisi. Menurut Pulunggono, 1976, Formasi Talang Akar berumur
Oligosen Akhir hingga Miosen Awal dan diendapkan secara selaras di atas Formasi
Lahat. Bagian bawah formasi ini terdiri dari batupasir kasar, serpih dan sisipan
batubara. Sedangkan di bagian atasnya berupa perselingan antara batupasir dan serpih.
Ketebalan Formasi Talang Akar berkisar antara 400 m 850 m. Secara lebih rinci
berikut adalah data mengenai petroleum system dari formasi Talang Akar.
HI 150-310 mg
4. Formasi
Baturaja,
Formasi
ini
batugamping,
terumbu,
batugamping
batugamping
pasiran,
batugamping serpihan, serpih gampingan dan napal kaya foraminifera, moluska dan
koral. Formasi ini diendapkan pada lingkungan litoral-neritik dan berumur Miosen
Awal. Secara lebih rinci berikut adalah data mengenai petroleum system dari formasi
Batu Raja.
9
5. Formasi Gumai, Formasi Gumai diendapkan secara selaras di atas Formasi Baturaja
dimana formasi ini menandai terjadinya transgresi maksimum di Cekungan Sumatera
Selatan. Bagian bawah formasi ini terdiri dari serpih gampingan dengan sisipan
batugamping, napal dan batulanau. Sedangkan di bagian atasnya berupa perselingan
antara batupasir dan serpih.Ketebalan formasi ini secara umum bervariasi antara 150
m - 2200 m dan diendapkan pada lingkungan laut dalam. Formasi Gumai berumur
Miosen Awal-Miosen Tengah. Secara lebih rinci berikut adalah data mengenai
petroleum system dari formasi Gumai.
6. Formasi Air Benakat, Formasi Air Benakat diendapkan secara selaras di atas
Formasi Gumai dan merupakan awal terjadinya fase regresi. Formasi ini terdiri dari
batulempung putih kelabu dengan sisipan batupasir halus, batupasir abu-abu hitam
kebiruan, glaukonitan setempat mengan dung lignit dan di bagian atas mengandung
tufaan sedangkan bagian tengah kaya akan fosil foraminifera. Ketebalan Formasi Air
Benakat bervariasi antara 100-1300 m dan berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir.
Formasi ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal.
Secara lebih rinci berikut adalah data mengenai petroleum system dari Air Benakat.
0.29-0.30 %Ro
7. Formasi Muara Enim, Formasi Muara Enim mewakili tahap akhir dari fase regresi
tersier. Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Formasi Air Benakat pada
10
lingkungan laut dangkal, paludal, dataran delta dan non marin. Ketebalan formasi ini
500 1000m, terdiri dari batupasir, batulempung , batulanau dan batubara. Batupasir
pada formasi ini dapat mengandung glaukonit dan debris volkanik. Pada formasi ini
terdapat oksida besi berupa konkresi-konkresi dan silisified wood. Sedangkan
batubara yang terdapat pada formasi ini umumnya berupa lignit. Formasi Muara Enim
berumur Miaosen Akhir Pliosen Awal. Secara lebih rinci berikut adalah data
mengenai petroleum system dari Air Benakat.
0.29-0.30 %Ro
8. Formasi Kasai, Formasi Kasai diendapkan secara selaras di atas Formasi Muara
Enim dengan ketebalan 850 1200 m. Formasi ini terdiri dari batupasir tufan dan
tefra riolitik di bagian bawah. Bagian atas terdiri dari tuf pumice kaya kuarsa,
batupasir, konglomerat, tuf pasiran dengan lensa rudit mengandung pumice dan tuf
berwarna abu-abu kekuningan, banyak dijumpai sisa tumbuhan dan lapisan tipis lignit
serta kayu yang terkersikkan. Fasies pengendapannya adalah fluvial dan alluvial fan.
Formasi Kasai berumur Pliosen Akhir-Plistosen Awal.
9. Sedimen Kuarter, Satuan ini merupakan Litologi termuda yang tidak terpengaruh
oleh orogenesa Plio-Plistosen. Golongan ini diendapkan secara tidak selaras di atas
formasi yang lebih tua yang teridi dari batupasir, fragmen-fragmen konglemerat
berukuran kerikil hingga bongkah, hadir batuan volkanik andesitik-basaltik berwarna
gelap. Satuan ini berumur resen.
11
Gambar Fase Kompresi Miosen Tengah Sampai Sekarang dan Elipsoid Model
(Pulonggono dkk, 1992).
3.3. Geomorfologi Sumatera Bagian Tengah ( Sumatera Barat, Riau dan Jambi )
Pulau Sumatera terletak di bagian barat gugusan Kepulauan Nusantara. Di sebelah
utara berbatasan dengan Teluk Benggala, di timur dengan Selat Malaka, di sebelah selatan
dengan Selat Sunda, dan di sebelah barat dengan Samudera Hindia. Di sebelah timur pulau,
banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar, antara lain; Asahan (Sumatera
Utara), Kampar, Siak dan Sungai Indragiri (Riau), Batang Hari (Sumatera Barat, Jambi),
Ketahun (Bengkulu), Musi, Ogan, Lematang, Komering (Sumatera Selatan), dan Way
Sekampung (Lampung).
Di bagian barat pulau, terbentang Pegunungan Barisan yang membujur dari utara
hingga selatan. Hanya sedikit wilayah dari pulau ini yang cocok digunakan untuk pertanian
padi. Sepanjang bukit barisan terdapat gunung-gunung berapi yang hingga saat ini masih
aktif, seperti Merapi (Sumatera Barat), Bukit Kaba (Bengkulu), dan Kerinci (Jambi). Pulau
Sumatera juga banyak memiliki danau besar, di antaranya Laut Tawar (Aceh), Danau Toba
(Sumatera Utara), Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, dan Danau Dibawah
(Sumatera Barat), dan Danau Ranau (Lampung dan Sumatera Selatan).
Luas Pulau Sumatra 435.000 km memanjang dari Barat Laut ke tenggara dengan
panjang 1.650 Km dari UleLhee sampai Tanjung Cina (Djodjo dkk, 1985, 41) lebar pulau di
bagian Utara berkisar 100 200 Km di bagian Selatan mencapai 350 Km. Pulau Sumatra,
berdasarkan luas merupakan pulau terbesar keenam di dunia.
Pegunungan Bukit Barisan dengan beberapa puncaknya yang melebihi 3.000 m di atas
permukaan laut, merupakan barisan gunung berapi aktif, berjalan sepanjang sisi barat pulau
dari ujung utara ke arah selatan; sehingga membuat dataran di sisi barat pulau relatif sempit
dengan pantai yang terjal dan dalam ke arah Samudra Hindia dan dataran di sisi timur pulau
yang luas dan landai dengan pantai yang landai dan dangkal ke arah Selat Malaka, Selat
Bangka dan Laut China Selatan.
Gambaran secara umum keadaan fisiografi pulau Sumatera agak sederhana.
Fisiografinya dibentuk oleh rangkaian Pegunungan Barisan di sepanjang sisi baratnya, yang
memisahkan pantai barat dan pantai timur. Lerengnya mengarah ke Samudera Indonesia dan
pada umumnya curam. Hal ini mengakibatkan jalur pantai barat kebanyakan bergununggunung kecuali dua ambang dataran rendah di Sumatera Utara (Melaboh dan Singkel/Singkil)
yang lebarnya 20 km. Sisi timur dari pantai Sumatra ini terdiri dari lapisan tersier yang
sangat luas serta berbukit-bukit dan berupa tanah rendah aluvial.
3.3.1
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat
meletus.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling
dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific
Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan
tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung
berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya
menjadi tidak aktif atau mati. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di
dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain
daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti
berikut:
-
Aliran lava
Letusan gunung berapi
Aliran lumpur
Abu
Kebakaran hutan
Gas beracun
Gelombang tsunami
Gempa bumi
Gunung berapi yang tertinggi di Sumatra adalah Gunung Kerinci di Jambi, dan
dengan gunung berapi lainnya yang cukup terkenal yaitu Gunung Leuser di Nanggroe Aceh
Darussalam dan Gunung Dempo di perbatasan Sumatra Selatan dengan Bengkulu. Pulau
Sumatra merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh patahan kerak
bumi disepanjang Bukit Barisan, yang disebut Patahan Sumatra; dan patahan kerak bumi di
dasar Samudra Hindia disepanjang lepas pantai sisi barat Sumatra.
Sumatera bagian tengah meliputi 3 provinsi yaitu Sumatera Barat, Riau, dan Jambi.
Geomorfologi sumatera bagian tengah secara umum merupakan deretan pengunungan bukit
barisan di mana terdapat gunung api aktif pada bagian baratnya. Dan pada bagian timur
merupan dataran aluvial yang merupakan sedimentasi dari pegunungan bukit barisan.
Gunung api yang muncul berasosiasi dengan adanya sesar. Yaitu sesar mendatar yang
di namakan dengan sesar smbako karna bewal dari teluk sembako. Material vulkanis
menutupi sebagian besar dari bukit barisan.
Ciri umumnya adalah:
a. Merupakan lanjutan dari blok bengkulu.
Yaitu suatu depresi suoh terjadi lava andesit dan desit serta intrusi granit, kemudian terjadi
lipatan pada zaman neogen awal.
b. Sungainya mempunyai gradien perubahan mendadak, terutama yang mengalir ke barat. Hal
ini di karenakan: adaya patahan, resistensi batuan, bentuk lembahnya V, sedimentasi kuat
karna daerah patahan aliran sungai mengecil dan adanya beting gesik yang menghambat
lajur sungai.
c. Graben tengah berkembang baikmulai dari danau kerinci sampai solok di singkarak
13
cekungan belakang busur (back arc basin) berumur Tersier yang terbentuk sebagai akibat
tumbukan antara Sundaland dan Lempeng Hindia. Secara Geografis Sub Cekungan Jambi
dibatasi oleh Pegunungan Tigapuluh di sebelah utara, Tinggian Lampung di bagian selatan,
Paparan Sunda di sebelah timur, dan Bukit Barisan di sebelah barat.
14
Sektor Ekstraktif
Potensi kekayaan alam di Provinsi Jambi adalah minyak bumi, gas bumi, batubara,
dan timah putih. Jumlah potensi minyak bumi Provinsi Jambi mencapai 1.270,96 juta m3 dan
gas 3.572,44 milyar m3. Daerah cadangan minyak bumi utama di struktur Kenali Asam,
Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Batanghari dengan jumlah cadangan minyak 408,99
juta barrel. Sedangkan cadangan gasbumi utama di Struktur Muara Bulian Kecamatan Muara
Bulian, Kabupaten Muaro Jambi dengan jumlah cadangan 2.185,73 milyar m3.
Cadangan minyak bumi Provinsi Jambi sebesar 218.937.180 Barel. Cadangan minyak
bumi antara lain terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, struktur Kenali Asam,
Kecamatan Jambi Luar Kota, dan Kabupaten Batanghari. Sementara itu cadangan gas bumi
Provinsi Jambi sebesar 3.572,44 milyar m. Cadangan tersebut sebagian besar terdapat di
Struktur Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Muara Jambi dengan jumlah
cadangan 2.185,73 milyar m3.
15
Cadangan batubara Provinsi Jambi sebesar 18 juta ton, yang merupakan batubara
kelas kalori sedang yang cocok digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Cadangan
terbesar dijumpai di Kabupaten Muara Bungo.
Sektor Kelautan
Potensi kelautan hanya berada di dua kabupaten yaitu Tanjung Jabung Timur dan
Tanjung Jabung Barat dengan masing-masing produksi 22.539,2 ton dan 21.405,5 ton.
Sedangkan perikanan darat tersebar di semua kabupaten/kota terbagi menjadi perairan umum
dan budidaya. Secara keseluruhan hasil produksi perikanan darat sebesar 77.004 ton dengan
konsentrasi terbanyak di Kabupaten Muaro Jambi, sedangkan produksi perikanan hasil
budidaya sebanyak 10.773,5 ton dimana Kabupaten Muaro Jambi sebagai pemegang andil
terbesar budidaya ikan patin.
16
17
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Seperti yang telah diketahui bahwa Provinsi Jambi terletak di Pulau Sumatra maka
perlu diketahui Sejarah tektonik Provinsi Jambi di Pulau Sumatera berhubungan erat dengan
pertumbukan antara lempeng India-Australia dan Asia Tenggara, sekitar 45,6 Juta tahun lalu
yang mengakibatkan perubahan sistematis dari perubahan arah dan kecepatan relatif antar
lempengnya.
Sumatera bagian tengah meliputi 3 provinsi yaitu Sumatera Barat, Riau, dan Jambi.
Geomorfologi Sumatera bagian tengah secara umum merupakan deretan pengunungan bukit
barisan di mana terdapat gunung api aktif pada bagian baratnya. Dan pada bagian timur
merupan dataran aluvial yang merupakan sedimentasi dari pegunungan bukit barisan.
Gunung api yang muncul berasosiasi dengan adanya sesar. Yaitu sesar mendatar yang di
namakan dengan sesar sembako karna bewal dari teluk sembako. Material vulkanis menutupi
sebagian besar dari bukit barisan.
Stratigrafi Regional, Sub Cekungan Jambi merupakan bagian Cekungan Sumatra
Selatan yang merupakan cekungan belakang busur (back arc basin) berumur Tersier yang
terbentuk sebagai akibat tumbukan antara Sundaland dan Lempeng Hindia. Secara Geografis
Sub Cekungan Jambi dibatasi oleh Pegunungan Tigapuluh di sebelah utara, Tinggian
Lampung di bagian selatan, Paparan Sunda di sebelah timur, dan Bukit Barisan di sebelah
barat.
4.2. Saran
Dengan struktur geologi seperti yang dijelaskan diatas, maka untuk keselamatan
penduduk yang tinggal di Provinsi Jambi sebaiknya lebih waspada, karena kondisi lempeng
yang seperti itu dapat menyababkan Provinsi Jambi yang terletak di Pulau Sumatra rawan
terjadi bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jambiprov.go.id/jambiprov/
http://geospasial.bnpb.go.id/wp-content/uploads/2009/05/basemap_prov_jambi-585x413.jpg
http://-update.blogspot.com/2012/11/struktur-geologi-pulau-sumatra.html
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/userfiles/ppi/Peluang%20Dan%20Potensi
%20Investasi%20Provinsi%20Jambi%202010.pdf
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/displayprofil.php?ia=15
http://habib-geo.blogspot.com/2011/12/morfologi-sumatera-bagian-tengah.html
http://www.geografi.web.id/2009/08/geomorfologi-sumatera.html
http://imusmus.blogspot.com/2013/03/pengertian-geomorfologi.html
http://geodarsana.blogspot.com/2013/04/ringkasan-geomorfologi-sumatera.html
19