Anda di halaman 1dari 19

MACAM-MACAM BATUAN DAN PEMBENTUKANNYA

I. PEMBENTUKAN BATUAN

Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan
tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang
berbeda pula. Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku. Batuan
sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses penghancuran atau
disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan/
evaporasi. Letusan gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan metamorf
terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami
peningkatan temperature atau tekanan yang cukup tinggi, namun peningkatan temperature itu
sendiri maksimal di bawah temperature magma.

SIKLUS BATUAN




II. MACAM-MACAM BATUAN
1.BATUAN BEKU
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku
di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau
disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik).
Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah
batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.
BATUAN BEKU DALAM
Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat
mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna
bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai
bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya.
Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan
pada batuan di sekelilingnya.
Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan,
termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik.
Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak
beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit
merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak
berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa
batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian
geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30
km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada
rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang
di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak
ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan
fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil
stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap
fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma
terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam
tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.Stock, seperti batolit, bentuknya tidak
beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km.
Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan
batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar,
memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya. Jenjang Volkanik, adalah pipa
gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudaian setelah batuan
yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris
dan menonjol dari topografi disekitarnya.Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di
sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.Lakolit, sejenis dengan sill. Yang
membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau
cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill.
Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt
tersingka di permukaan.Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi,
juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya.
Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik.
afanitik.

BATUAN BEKU LUAR
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung
api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya
magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya
magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi
hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan
gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava
atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai
bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.Apabila
magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan
demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.Dalam klasifikasi batuan beku batuan
beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan
komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan
magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsure kimia magma induk
dan lingkungan krsitalisasinya.
Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah hubungan antar mineral penyusun batuan. Dengan demikian tekstur mencakup
tingkat visualisasi ukuran butir atau granularitas, tingkat kristalisasi mineral atau kristalinitas,
tingkat keseragaman butir kristal, ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.
Tingkat Visualisasi Granularitas
Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau memakai loupe, maka tekstur batuan beku
dibagi dua, yaitu tekstur afanitik dan tekstur faneritik.
a. Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga mineral/kristal
penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau dengan loupe.
b. Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat
mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (kristal satu
dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur
fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelas/kaca, dapat diamati.
Apabila batuan beku mempunyai tekstur afanitik maka pemerian tekstur lebih rinci tidak dapat
diketahui, sehingga harus dihentikan. Sebaliknya apabila batuan beku tersebut bertekstur fanerik
maka pemerian lebih lanjut dapat diteruskan.
Tingkat kristalisasi atau kristalinitas
a. Holokristalin, apabila batuan tersusun semuanya oleh kristal.
b. Holohialin, apabila batuan tersusun seluruhnya oleh gelas atau kaca.
c. Hipokristalin, apabila batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian berupa kristal.
Tingkat Keseragaman Butir
a. Equigranular, apabila kristal penyusunnya berukuran butir relatif seragam.Tekstur
sakaroidal adalah tekstur dimana ukuran butirnya seragam seperti gula pasir atau gula putih.
b. Inequigranular, jika ukuran butir kristal penyusunnya tidak sama.
Ukuran butir kristal :
< 1 mm berbutir halus
1 5 mm berbutir sedang
5 30 mm berbutir kasar
> 30 mm berbutir sangat kasar
Bentuk Kristal
a. Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna/lengkap, dibatasi oleh bidang kristal yang ideal
(tegas, jelas dan teratur). Batuan beku yang hampir semuanya tersusun oleh mineral dengan
bentuk kristal euhedral, disebut bertekstur idiomorfik granular atau panidiomorfik granular.
b. Subhedral, jika kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas,
sebagian teratur dan sebagian tidak. Tekstur batuan beku dengan mineral penyusun umumnya
berbentuk kristal subhedral disebut hipidiomorfik granular atau subidiomorfik granular.
c. Anhedral, kalau kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur. Tekstur
batuan yang tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal anhedral disebut alotriomorfik
granular atau xenomorfik granular.
Secara tiga dimensi, bentuk kristal disebut :
a. Kubus atau equidimensional, apabila ketiga dimensinya sama panjang.
b. Tabular atau papan, apabila dua dimensi kristalnya lebih panjang dari satu dimensi yang
lain.
c. Prismatik atau balok, jika dua dimensi kristalnya lebih pendek dari satu dimensi yang lain.
Bentuk ini ada yang prismatik pendek (gemuk) dan prismatik panjang (kurus, kadang-kadang
seperti jarum).
Di dalam batuan beku bertekstur holokristalin inequigranular dan hipokristalin terdapat kristal
berukuran butir besar,disebut fenokris, yang tertanam di dalam masadasar (groundmass).
Kenampakan demikian disebut tekstur porfir atau porfiri atau firik.Tekstur holokristalin
porfiritik adalah apabila di dalam batuan beku itu terdapat kristal besar (fenokris) yang tertanam
di dalam masadasar kristal yang lebih halus.Tekstur hipokristalin porfiritik diperuntukkan bagi
batuan beku yang mempunyai fenokris tertanam di dalam masadasar gelas. Karena tekstur
holokristalin porfiritik dan hipokristalin porfiritik secara mata telanjang dapat diidentifikasi maka
kenampakan tersebut dapat disebut bertekstur faneroporfiritik. Sebaliknya,apabila fenokrisnya
tertanam di dalam masadasar afanitik maka batuannya bertekstur porfiroafanitik.Tekstur
vitrofirik adalah tekstur dimana mineral penyusunnya secara dominan adalah gelas, sedang
kristalnya hanya sedikit (< 10 %).
Tekstur diabasik adalah tekstur dimana kristal plagioklas berbentuk prismatik panjang (lath-
like),berarah relatif sejajar dan di antaranya terdapat butir-butir lebih kecil daripada kristal olivin
dan piroksen. Tekstur gabroik adalah tekstur holokristalin,berbutir sedang kasar ( : 1 30
mm),tersusun secara dominan oleh mineral mafik (olivin, piroksen, amfibol) dan plagioklas basa.
Tekstur granitik adalah tekstur holokristalin berbutir sedang-kasar tersusun oleh plagioklas
asam, alkali felspar, dan kuarsa. Tekstur pegmatitik adalah tekstur holokristalin kasar sangat
kasar ( 5 mm), tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa.Tekstur dioritik sebanding dengan
tekstur gabroik dan granitik tetapi biasanya untuk batuan beku menengah.
STRUKTUR BATUAN BEKU
1. Masif atau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku luar yang
cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.
2. Berlapis, terjadi sebagai akibat pemilahan kristal (segregasi) yang berbeda pada saat
pembekuan.
3. Vesikuler, yaitu struktur lubang bekas keluarnya gas pada saat pendinginan.Struktur ini
sangat khas terbentuk pada batuan beku luar.Namun pada batuan beku intrusi dekat permukaan
struktur vesikuler ini kadang-kadang juga dijumpai. Bentuk lubang sangat beragam, ada yang
berupa lingkaran atau membulat, elip, dan meruncing atau menyudut, demikian pula ukuran
lubang tersebut.Vesikuler berbentuk melingkar umumnya terjadi pada batuan beku luar yang
berasal dari lava relatif encer dan tidak mengalir cepat.Vesikuler bentuk elip menunjukkan lava
encer dan mengalir. Sumbu terpanjang elip sejajar arah sumber dan aliran.Vesikuler meruncing
umumnya terdapat pada lava yang kental.
4. Struktur skoria (scoriaceous structure) adalah struktur vesikuler berbentuk membulat atau
elip, rapat sekali sehingga berbentuk seperti rumah lebah.
5. Struktur batuapung (pumiceous structure) adalah struktur vesikuler dimana di dalam lubang
terdapat serat-serat kaca.
6. Struktur amigdaloid (amygdaloidal structure) adalah struktur vesikuler yang telah terisi oleh
mineral-mineral asing atau sekunder.
7. Struktur aliran (flow structure), adalah struktur dimana kristal berbentuk prismatik panjang
memperlihatkan penjajaran dan aliran.
Struktur batuan beku tersebut di atas dapat diamati dari contoh setangan (hand specimen) di
laboratorium.Sedangkan struktur batuan beku dalam lingkup lebih besar, yang dapat
menunjukkan hubungan dengan batuan di sekitarnya,seperti dike (retas),sill,volcanic neck, kubah
lava,aliran lava dan lain-lain hanya dapat diamati di lapangan.

KOMPOSI SI MI NERAL
Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan beku terdapat mineral
utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral tambahan (accessory minerals) dan
mineral sekunder (secondary minerals).
1. Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan magma, dalam
jumlah melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan nama batuan beku.
2. Accessory minerals , adalah mineral yang juga terbentuk pada saat pembekuan magma tetapi
jumlahnya sangat sedikit sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi penamaan batuan. Mineral
ini misalnya kromit, magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon.Mineral esensiil dan mineral tambahan di
dalam batuan beku tersebut sering disebut sebagai mineral primer, karena terbentuk langsung
sebagai hasil pembekuan daripada magma.
3. Secondary minerals adalah mineral ubahan dari mineral primer sebagai akibat pelapukan,
reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme.Dengan demikian mineral sekunder ini tidak ada
hubungannya dengan pembekuan magma. Mieral sekunder akan dipertimbangkan
mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang akan diuraikan pada acara analisis batuan ubahan.
Contoh mineral sekunder adalah kalsit, klorit, pirit, limonit dan mineral lempung.
4. Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau amorf. Mineral ini
sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan hanya terjadi pada batuan beku luar atau
batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca gunungapi (volcanic glass).
5. Mineral felsik adalah adalah mineral primer atau mineral utama pembentuk batuan beku,
berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca, K, dan Na. Mineral felsik dibagi
menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid (foid) dan kuarsa. Di dalam batuan, apabila mineral foid
ada maka kuarsa tidak muncul dan sebaliknya. Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadi alkali
felspar dan plagioklas.
6. Mineral mafik adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh unsur-unsur Mg dan Fe.
Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol (umumnya jenis hornblende), biotit dan
muskovit.
Pemerian dan pengenalan mineral pembentuk batuan beku tersebut secara megaskopik sudah
harus dikuasai oleh para praktikan,seperti diberikan pada kuliah dan praktikum kristalografi-
mineralogi serta dipraktekkan lagi pada acara I pengenalan mineral pembentuk batuan,
praktikum petrologi ini. Untuk mengetahui genesa masing-masing mineral pembentuk batuan
tersebut di atas, praktikan dianjurkan untuk mempelajari Reaksi Seri Bowen yang terdapat di
dalam buku-buku literatur Petrologi (misal Middlemost,1985,Magmas and magmatic rocks,
Longman,Inc.,London,266 p).

PENAMAAN / KLASI FI KASI
Berdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi
dan batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi menjadi batuan beku
intrusi dalam dan batuan beku intrusi dekat permukaan. Berdasarkan komposisi mineral
pembentuknya maka batuan beku dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu batuan beku
ultramafik, batuan beku mafik, batuan beku menengah dan batuan beku felsik. Istilah mafik ini
sering diganti dengan basa, dan istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun tidak tepat.
Termasuk batuan beku dalam ultramafik adalah dunit, piroksenit, anortosit, peridotit dan
norit.Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang piroksenit oleh piroksen dan
anortosit oleh plagioklas basa. Peridotit terdiri dari mineral olivin dan piroksen; norit secara
dominan terdiri dari piroksen dan plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya
bertekstur gelas atau vitrofirik dan disebut pikrit.
Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin, piroksen dan plagioklas basa.
Sebagai batuan beku luar kelompok ini adalah basal. Batuan beku dalam menengah disebut
diorit, tersusun oleh piroksen, amfibol dan plagioklas menengah, sedang batuan beku luarnya
dinamakan andesit. Antara andesit dan basal ada nama batuan transisi yang disebut andesit
basal (basaltic andesit). Batuan beku dalam agak asam dinamakan diorit kuarsa atau
granodiorit, sedangkan batuan beku luarnya disebut dasit. Mineral penyusunnya hampir mirip
dengan diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alkali felspar, sementara palgioklasnya
secara berangsur berubah ke asam. Apabila alkali felspar dan kuarsanya semakin bertambah dan
palgioklasnya semakin asam maka sebagai batuan beku dalam asam dinamakan granit, sedang
batuan beku luarnya adalah riolit. Di dalam batuan beku asam ini mineral mafik yang mungkin
hadir adalah biotit, muskovit dan kadang-kadang amfibol. Batuan beku dalam sangat asam,
dimana alkali felspar lebih banyak daripada plagioklas adalah sienit, sedang pegmatit hanyalah
tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang tersusun oleh gelas saja disebut
obsidian, dan apabila berstruktur perlapisan disebut perlit.
Nama-nama batuan beku tersebut di atas sering ditambah dengan aspek tekstur, struktur dan atau
komposisi mineral yang sangat menonjol. Sebagai contoh, andesit porfir, basal vesikuler dan
andesit piroksen. Penambahan nama komposisi mineral tersebut umumnya diberikan apabila
persentase kehadirannya paling sedikit 10 %. Perkiraan persentase kehadiran mineral pembentuk
batuan (Tabel 3.4) dan tabel klasifikasi batuan beku (Tabel 3.5) dapat membantu memberikan
nama terhadap batuan beku.
Tabel 3.4 Diagram persentase untuk perkiraan komposisi berdasarkan volume.











Tabel 3.5 Klasifikasi batuan beku (ODunn & Sill, 1986)


BATUAN PI ROKLASTI KA (PYROCLASTI C ROCKS)
Batuan piroklastika adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi,sehingga
merupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau pecahan magma yang dilontarkan
dari dalam bumi ke permukaan. Itulah sebabnya dinamakan sebagai piroklastika, yang berasal
dari kata pyro berarti api (magma yang dihamburkan ke permukaan hampir selalu membara,
berpendar atau berapi),dan clast artinya fragmen,pecahan atau klastika.Dengan demikian, pada
prinsipnya batuan piroklastika adalah batuan beku luar yang bertekstur klastika. Hanya saja
pada proses pengendapan, batuan piroklastika ini mengikuti hukum-hukum di dalam proses
pembentukan batuan sedimen.Misalnya diangkut oleh angin atau air dan membentuk struktur-
struktur sedimen,sehingga kenampakan fisik secara keseluruhan batuannya seperti batuan
sedimen. Pada kenyataannya,setelah menjadi batuan, tidak selalu mudah untuk menyatakan
apakah batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari suatu letusan gunungapi (sebagai endapan
primer piroklastika),atau sudah mengalami pengerjaan kembali (reworking) sehingga secara
genetik dimasukkan sebagai endapan sekunder piroklastika atau endapan
epiklastika.Berdasarkan ukuran butir klastikanya, sebagai bahan lepas (endapan) dan setelah
menjadi batuan piroklastika, penamaannya seperti pada Tabel 3.6.
Bom gunungapi adalah klastika batuan gunungapi yang mempunyai struktur-struktur
pendinginan yang terjadi pada saat magma dilontarkan dan membeku secara cepat di udara atau
air dan di permukaan bumi. Salah satu struktur yang sangat khas adalah struktur kerak roti
(bread crust structure). Bom ini pada umumnya mempunyai bentuk membulat, tetapi hal ini
sangat tergantung dari keenceran magma pada saat dilontarkan. Semakin encer magma yang
dilontarkan, maka material itu juga terpengaruh efek puntiran pada saat dilontarkan, sehingga
bentuknya dapat bervariasi. Selain itu, karena adanya pengeluaran gas dari dalam material
magmatik panas tersebut serta pendinginan yang sangat cepat maka pada bom gunungapi juga
terbentuk struktur vesikuler serta tekstur gelasan dan kasar pada permukaannya. Bom gunungapi
berstruktur vesikuler di dalamnya berserat kaca dan sifatnya ringan disebut batuapung
(pumice). Batuapung ini umumnya berwarna putih terang atau kekuningan, tetapi ada juga yang
merah daging dan bahkan coklat sampai hitam. Batuapung umumnya dihasilkan oleh letusan
besar atau kuat suatu gunungapi dengan magma berkomposisi asam hingga menengah, serta
relatif kental. Bom gunungapi yang juga berstruktur vesikuler tetapi di dalamnya tidak terdapat
serat kaca, bentuk lubang melingkar, elip atau seperti rumah lebah disebut skoria (scoria). Bom
gunungapi jenis ini warnanya merah, coklat sampai hitam, sifatnya lebih berat daripada
batuapung dan dihasilkan oleh letusan gunungapi lemah berkomposisi basa serta relatif encer.
Bom gunungapi berwarna hitam, struktur masif, sangat khas bertekstur gelasan, kilap kaca,
permukaan halus, pecahan konkoidal (seperti botol pecah) dinamakan obsidian. Blok atau
bongkah gunungapi dapat merupakan bom gunungapi yang bentuknya meruncing, permukaan
halus gelasan sampai hipokristalin dan tidak terlihat adanya struktur-struktur pendinginan.
Dengan demikian blok dapat merupakan pecahan daripada bom gunungapi, yang hancur pada
saat jatuh di permukaan tanah/batu. Bom dan blok gunungapi yang berasal dari pendinginan
magma secara langsung tersebut disebut bahan magmatik primer, material esensial atau
juvenile). Blok juga dapat berasal dari pecahan batuan dinding (batuan gunungapi yang telah
terbentuk lebih dulu, sering disebut bahan aksesori), atau fragmen non-gunungapi yang ikut
terlontar pada saat letusan (bahan aksidental).


Tabel 3.6 Klasifikasi batuan piroklastika.
Ukuran butir Nama butiran (klastika) Nama batuan
> 64 mm Bom gunungapi
Blok/bongkah gunungapi
Aglomerat
Breksi piroklastika
2 64 mm Lapili Batulapili
1 2 mm Abu gunungapi kasar (pasir kasar) Tuf kasar
< 1 mm Abu gunungapi halus Tuf halus
Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf kristal dan tuf litik,
apabila komponen yang dominan masing-masing berupa gelas/kaca, kristal dan fragmen batuan.
Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi
batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau skoria dapat juga
disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat batuapung, aglomerat
skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung dan batulapili skoria.
2. BATUAN SEDIMEN
Batuan Sedimen Non Klastik ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh
organisme atau dari suatu proses kimiawi. Dalam pengertian lain,Batuan Sedimen Non
Klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kegiatan atau aktifitas organik dan
kimiawi. Dan dia tidak tertransportasi seperti halnya
BatuanSedimenKlastik.

Bicara tentang Batuan ini kita harus tahu strukturnya bagaimana sehingga dapat
membedakannya dengan batuan sedimen klastik.Mengutip dari bukunya pa
Suhartono>>(Suhartono,1996:56-57) terdapat bermacam-macam struktur Batuan
Sedimen Non Klastik

a.Fossilliferous
b.Oolitik
c.Pisolitik
d.Konkresi
e.Bioherm
f.Coneincone
g.Biostrom
h.Septaria
i.Geode
j.Styolit

Contoh Batuan Sedimen Non Klastik adalah Batu Gamping Terumbu


proses pembentukan Batu Gamping Terumbu berasal dari penggumpalan plankton,
moluska, algae, yang kemudian membentuk terumbu. Jadi, Batu Gamping Terumbu
berasal dari organisme.
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi, seperti
batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang sebagai proses kimiawi. Batuan
sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti batugamping
terumbu yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang berasal dari sisa
tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material kimiawi
yang larut dalam air (terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses kimiawi
seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan proses biologi (seperti
membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil bahan kimia yang ada dalam air).
Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk dibedakan antara
bahan yang terbentuk hasil proses kimia, atau proses biologi (yang juga melibatkan proses kimia
secara tak langsung). Jadi lebih sesuai dari kedua-dua jenis sedimen ini dimasukan dalam satu
kelas yang sama, yaitu sedimen endapan kimiawi / biokimia. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah sedimen evaporit (evaporites), karbonat (carbonates), batugamping dan dolomit
(limestones and dolostone), serta batuan bersilika (siliceous rocks), rijang (chert).
Batuan Sedimen Evaporit
Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai hasil proses penguapan (evaporation)
air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang
pada akhirnya akan menghablur apabila hampir semua kandungan air manjadi uap. Proses
pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. Proses penguapan ini memerlukan sinar matahari
yang cukup lama.
1. Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl).
2. Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum (CaSO4.2H20)
3. Travertine yang terdiri dari calcium carbonate (CaCO3), merupakan batuan karbonat. Batuan
travertin umumnya terbentuk dalam gua batugamping dan juga di kawasan air panas (hot
springs).
Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses biokimia.
Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping dan dolomit. Mineral utama
pembentuk batuan karbonat adalah: Kalsit(Calcite)(CaCO3)dan Dolomit(Dolomite)
(CaMg(CO3)2)
Nama-nama batuan karbonat:
1. Mikrit (Micrite) (microcrystalline limestone), berbutir sangat halus, mempunyai warna
kelabu cerah hingga gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) yang juga dikenali
sebagai calcilutite.
2. Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping yang komponen utamanya terdiri
dari bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat
3. Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat hasil dari
proses biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit merupakan
bahan utama yang membentuk batuan ini.
4. Kokina (Coquina) cangkang fosil yang tersimen
5. Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores; fizzes readily
in acid
6. Batugamping kristalin (Crystalline limestone)
7. Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari proses
kimia
8. Batugamping intraklastik (intraclastic limestone), pelleted limestone.
Batuan Silika
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses kimiawi
dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silika seperti
diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan
bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium karbonat.
Kelompok batuan silika adalah:
Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari
organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan,
masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga
gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika,
atau dapat juga dari proses diagenesis batuan karbonat.
Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya mengeras menjadi
batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebal
dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila mengalami
tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon
batubara.
Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Non-klastik (berdasarkan genesa
pembentukannya).
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK
Kelompok Tekstur Komposisi Nama Batuan
An-organik Klastik atau Non-
klastik
Calcite, CaCO
3
Batugamping
Klastik
Klastik atau Non-
klastik
Dolomite, CaMg(CO
3
)
2
Dolomite
Non-klastik Mikrokristalin quartz,
SiO
2

Rijang (Chert)
Non-klastik Halite, NaCl Batu Garam
Non-klastik Gypsum, CaSO
4
-2H
2
O Batu Gypsum
Biokimia Klastik atau Non-
klastik
Calcite, CaCO
3
Batugamping
Terumbu
Non-klastik Mikrokristalin Quartz Rijang (Chert)
Non-klastik Sisa Tumbuhan yang
terubah
Batubara


CIRI BATUAN SEDIMEN
Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dilapangan dengan adanya
perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh (1) perbedaan besar butir, seperti
misalnya antara batupasir dan batulempung; (2) Perbedaan warna batuan, antara batupasir yang
berwarna abu-abu terang dengan batulempung yang berwarna abu-abu kehitaman. Disamping
itu, struktur sedimen juga menjadi penciri dari batuan sedimen, seperti struktur silang siur atau
struktur gelembur gelombang. Ciri lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang tersusun dari fragmen-
fragmen lepas hasil pelapukan batuan yang kemudian tersemenkan menjadi batuan sedimen
klastik. Disamping itu kandungan fosil juga menjadi penciri dari batuan sedimen, mengingat
fosil terbentuk sebagai akibat dari organisme yang terperangkap ketika batuan tersebut
diendapkan.
TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Pada hakekatnya tekstur adalah hubungan antar butir / mineral yang terdapat di dalam batuan.
Sebagaimana diketahui bahwa tekstur yang terdapat dalam batuan sedimen terdiri dari fragmen
batuan / mineral dan matrik (masa dasar). Adapun yang termasuk dalam tekstur pada batuan
sedimen klastik terdiri dari : Besar Butir, Bentuk Butir, Kemas (Fabric), Pemilahan (Sorting),
Sementasi, Porositas (kesarangan), dan Permeabilitas (Kelulusan).
1. Besar Butir adalah ukuran butir dari material penyusun batuan sedimen diukur
berdasarkan klasifikasi Wentword.
2. Bentuk butir pada sedimen klastik dibagi menjadi : Rounded (Membundar ), Sub-rounded
(Membundar tanggung), Sub-angular (Menyudut tanggung), dan angular (Menyudut).
3. Kemas (Fabric) adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen batuan /
mineralnya. Kemas pada batuan sedimen ada 2, yaitu : Kemas Terbuka, yaitu hubungan
antara masa dasar dan fragmen butiran yang kontras sehingga terlihat fragmen butiran
mengambang diatas masa dasar batuan. Kemas tertutup, yaitu hubungan antar fragmen
butiran yang relatif seragam, sehingga menyebabkan masa dasar tidak terlihat).
4. Pemilahan (Sorting) adalah keseragaman ukuran butir dari fragmen penyusun batuan.
5. Sementasi (Cement) adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen penyusun batuan.
Macam dari bahan semen pada batuan sedimen klastik adalah : karbonat, silika, dan
oksida besi.
6. Porositas (Kesarangan) adalah ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang ada
pada batuan. Jenis porositas pada batuan sedimen adalah Porositas Baik, Porositas
Sedang, Porositas Buruk.
7. Permeabilitas (Kelulusan) adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat meloloskan
air. Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah permeabilitas baik, permeabilitas
sedang, permeabilitas buruk.


PENAMAAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Batuan sedimen klastik dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis batuan atas dasar ukuran
butirnya. Klasifikasi ukuran butir yang dipakai dalam pengelompokkan batuan sedimen klastik
menggunakan klasifikasi dari Wentword seperti yang diperlihatkan pada Tabel berikut :

Skala Ukuran Butir (Wentword)
SKALA WENTWORD
Ukuran Butir Nama
>256
64 256
4 64
2 4
1/16 2
1/256 1/16
1/256 <
Boulder
Cobble
Pebble
Granule
Sand
Silt
Clay
Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Klastik (berdasarkan ukuran dan
bentuk butir)
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Tekstur Ukuran Butir Komposisi Nama Batuan
Klastik Gravel > 2 mm Fragmen batuan
membundar
Konglomerat
Fragmen batuan menyudut Breksi
1/16 - 2 mm Mineral kuarsa dominan Batupasir Kuarsa
Kuarsa dan felspar Batupasir Arkose
Kuarsa, felspar, lempung
dan fragmen batuan
Batupasir
Graywacke
< 1/256 mm Laminasi Serpih
masif Lempung
3. BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi
atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang
disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih
besar dari 150 Celsius) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia
yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang
lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan
tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah
permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi.
Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan
terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan
pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan
yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi

Struktur batuan ini terbagi menjadi dua yaitu :
a. Struktur Foliasi
Struktur foliasi merupakan struktur yang memperlihatkan adanya suatu penjajaran mineral-
mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :
- Struktur Slatycleavage
- Struktur Gneissic
- Struktur Phylitic
- Struktur Schistosity
b. Struktur Non Foliasi
Struktur non foliasi merupakan struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral
penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :
- Struktur Hornfelsik
- Struktur Milonitik
- Struktur Kataklastik
- Struktur Flaser
- Struktur Pilonitik
- Struktur Augen
- Struktur Granulosa
- Struktur Liniasi
Defenisi

Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan Temperatur (P dan
T). Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang menyebabkan metamorfosa. Tekanan
terjadi diakibatkan oleh beban perlapisan diatas (lithostatic pressure) atau tekanan diferensial
sebagai hasil berbagai stress misalnya tektonik stress (differential stress). Fluida yang berasal
dari batuan sedimen dan magma dapat mempercepat reaksi kima yang berlangsung pada saat
proses metamorfosa yang dapat menyebabkan pembentukan mineral baru. Metamorfosis
dapat terjadi di setiap kondisi tektonik, tetapi yang paling umum dijumpai pada daerah
kovergensi lempeng.
Jenis-jenis metamorfosa adalah:
Metamorfosa kontak dominan pengaruh suhu
Metamorfosa dinamik dominan pengaruh tekanan
Metamorfosa Regional kedua-duanya (P dan T) berpengaruh

Fasies metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang mencirikan sebaran T
dan P tertentu. Mineral-mineral itu disebut sebagai mineral index. Beberapa contoh mineral
index antara lain:
Staurolite: intermediate high-grade metamorphism
Actinolite: low intermediate metamorphism
Kyanite: intermediate high-grade
Silimanite: high grade metamorphism
Zeolite: low grade metamorphism Epidote: contact metamorphism


Komposisi Mineral
Mineral-mineral penyusun batuan metamorf dapat dibedakan menjadi mineral-mineral yang :
1. Mineral yang berbentuk kubus: kuarsa, feldsfar,kalsit, garnet dan piroksin.
2. Berbentuk bukan kubus : mika, klorit, amfibol (hornblende), hematit, grafit dan
talk.Susunan mineral (fabrik)
Dari kenampakan tiga dimensional, fabrik dapat dibedakan menjadi :
1. Isotropik : susunan butir ke segala arah tampak sama.
2. Anisotropik : kenampakan susunan butir mineral tidak sama ke segala arah.

Tekstur
Berdasarkan ukuran butir mineralnya, dapat dibedakan menjadi :
1. Fanaretik : butiran cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata telanjang.
2. Afanitik : butiran terlalu kecil untuk dapat dikenal dengan mata telanjang.
Struktur
Struktur dalam batuan metamorf dikenal ada tiga :
1. Granular : bila butir-butiran minerla yang berhubungan saling mengunci (inter locking).
2. Foliasi : bila mineral-mineral pipih menbentuk rangkaian permukaan subparalel.
3. Lineasi : bila mineral-mineral prismatik membentuk kenampakan penjajaran pada batuan,
seperti genggaman pensil.
Di alam, batuan yang hanya mempunyai struktur lineasi sangat jarang, dan sebagian besar selain
berlineasi juga berfoliasi. Foliasi mungkin tidak teratur, melengkung atau terlipat bila
terdeformasi.




DAFTAR PUSTAKA
-http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/02/makalah-litosfer.html
-http://nationalinks.blogspot.com/2008/11/batuan-piroklastik-batuan-
unik.html
-http:kuningtelorasin.wordpress.com/batuan-macam-dan-pembentukannya/
-http//wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-beku/
-http://miningundana07.wordpress.com/2009/10/08/batuan-sedimen-non-
klastik/
-http://miningundana07.wordpress.com/2009/10/08/batuan-sedimen-klastik/
-http://ww.scribd.com/doc/23040810/BATUAN-SEDIMEN
-http:/www.lintasberita.com/go/1002313
-http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Quartzite.jpg
-http://nationalinks.blogspot.com/2009/02/struktur-batuan-metamorf.html
-http:/www.lintasberita.com/go/1003748

Anda mungkin juga menyukai