Anda di halaman 1dari 2

GL2021 Pengantar Geologi Tata Lingkungan

Nama : Farid Alfarisi Yakub


NIM : 15418221

Teori Tektonik Lempeng


Teori tektonik lempeng adalah teori yang mempelajari tentang perubahan relief atau
pergeseran-pergeseran yang ada di bumi. Lempengan yang ada dibumi tidak terkunci atau
permanen melainkan bergerak. Pergerakan lempeng ini disebabkan karena adanya konveksi
mantel bumi. Teori ini mulai diperkenalkan sejak abad-20. Setelah melalui berbagai perdebatan
yang sengit selama beberapa tahun, ide atau teori ini ditolak oleh sebagian besar ahli ilmu bumi.
Pada tahun 1912, Alferd Wegener, seorang ahli klimatologi dan geofisika, menerbitkan bukunya
yang berjudul "The Origin of Continents and Oceans". Pada bukunya ini Wegener
mengemukakan empat teori dasar yang berhubungan dengan hipotesis radikalnya tentang
Pengapungan Kontinen.
Awalnya, semua benua merupakan satu kesatuan yaitu superkontinen yang kemudian disebut
“Pangea”. Dikarenakan suatu gaya tertentu, superkontinen tersebut terpecah menjadi beberapa
bagian, yang kemudian diberi nama Gondwana dan Laurasia. Wegener kemudian
mengumpulkan sejumlah bukti untuk mendukung pendapatnya. Bukti-bukti tersebut adalah
adanya kesesuaian antara Amerika Selatan dan Afrika, baik dari segi paleoklimatik, fosil,
maupun struktur batuan, yang kesemuanya menunjukkan bahwa kedua benua tersebut pernah
menjadi satu.
Beberapa tahun setelah Wegener mengajukan teorinya, mengenai perkembangan teknologi
yang pesat menyebabkan mampunya dilakukan pemetaan pada lantai samudera, serta
ditemukannya data-data yang banyak tentang aktivitas seismik dan medan magnit bumi. Hingga
tahun 1968, perkembangan teknologi ini sedemikian pesatnya, hingga pada saat itu dikemukakan
sebuah teori yang lebih bisa dimengerti daripada teori pengapungan kontinen. Teori ini
kemudian dinamakan Teori Tektonik Lempeng.
Bukti yang mendukung teori tektonik lempeng ini ada 3 yaitu faktor biologi, geologi, dan
klimatologi.
Dari segi biologi, bukti paling kuat adanya teori tektonik lempeng ini adalah tersebarnya fosil
Mesosaurus di beberapa tempat yang berbeda benua dan juga dibatasi oleh laut, sehingga
diasumsikan bahwa pada zaman dahulu, tempat-tempat tersebut lebih dekat dan dihubungkan
oleh jalur darat. Dari segi geologi, terdapat beberapa kesamaan lapisan batuan dan pola batuan di
benua yang berjauhan. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa pada zaman dahulu, benua-benua
tersebut pernah bersatu.
Dari segi klimatologi, terdapat banyak deposit batu bara pada wilayah-wilayah non-tropis,
seperti Kutub Utara, Siberia, Eropa, serta Amerika Utara. Padahal, batubara hanya dapat
terbentuk di wilayah tropis atau iklim hangat yang memiliki banyak hutan. Oleh karena itu, dapat
diasumsikan bahwa tempat-tempat tersebut pada zaman dahulu pernah berada pada wilayah
tropis, sehingga memperkuat asumsi bahwa kontinen-kontinen selalu bergerak.
Sebagai mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, penting untuk mempelajari teori tektonik
lempeng karena ketika ingin merencanakan kota nantinya, yang direncanakan adalah kota. Kota
berada di Bumi dan kita tidak tau apa saja yang terjadi di dalam perut bumi yang nantinya akan
mempengaruhi pembangunan kota yang kita rencanakan. Oleh karena itu, penting bagi
mahasiswa PWK untuk mempelajari teori tektonik lempeng guna menghasilkan tatanan kota
yang terkondisi dan mengantisipasi jika terjadi pergeseran tektonik bumi.

Referensi
1. https://www.geologinesia.com/2015/10/teori-tektonik-lempeng-pangea.html
2. https://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-tektonik
3. https://insanpelajar.com/teori-tektonik-lempeng/

Anda mungkin juga menyukai