MINERAL HEMATITE
OLEH:
NAMA : 1. GEORGE HH. B. KAFIAR (2018 0611 044122)
2. PETRUS S. ISIR (2018 0611 044126)
3. YAN REZA TILAAR (2018 0611 044127)
4. SEVRIADY A. DUMA (2018 0611 044133)
KELOMPOK : 17
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
BAB I PENDAHULAN ......................................................................... ii
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................... 1
1.3 TUJUAN ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SISTEM KRISTAL ............................................................... 2
2.2. RUMUS KIMIA ................................................................... 4
2.3 KONFIGURASI ELEKTRON .............................................. 5
2.4 KELOMPOK MINERAL ...................................................... 5
2.5 ASOSIASI BATUAN ............................................................ 6
2.6 LINGKUNGAN PEMBENTUKAN ...................................... 7
2.7 KEGUNAAN .......................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ....................................................................... 9
3.2 SARAN ................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana
atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.
Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan
padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Kristal
secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang
memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi khusus yang
mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat
tersebut dinamakan kristalografi.
Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat
mempelajari bagian yang padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian
luar yang padat dari bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri
dari batuan, dengan mengambil lithos dari bahasa latin yang berarti batu ,
dan sphere yang berarti selaput.
Hematit adalah salah satu mineral yang paling melimpah di permukaan
bumi maupun di kerak bumi yang dangkal. Hematit merupakan oksida besi
dengan komposisi kimia Fe2O3. Mineral ini merupakan mineral pembentuk
batuan yang umumnya ditemukan pada batuan sedimen, metamorf, dan batuan
beku. Hematit merupakan bijih yang cukup penting untuk menghasilkan besi.
Kebanyakan bijih hematit diproduksi di Cina, Australia, Brazil, India, Rusia,
Ukraina, Afrika Selatan, Kanada, Venezuela, dan Amerika Serikat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM KRISTAL
Hematite (Fe2O3) termasuk dalam Sistem Trigonal, jika kita membaca beberapa
referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu
beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal.
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain
yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam
sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama.
Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang
terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua
titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a
= b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama
dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan
β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
2
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:
1. Trigonal piramid
2. Trigonal Trapezohedral
· Kelas : ke-12
· Simetri : 3 2
· Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.
3. Ditrigonal Piramid
· Kelas : ke-11
· Simetri : 3m
· Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri
4. Ditrigonal Skalenohedral
· Kelas : ke-13
· Simetri : 3bar 2/m
· Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang
simetri
5. Rombohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline
dan cinabar(Mondadori, Arlondo. 1977)
3
2.2. RUMUS KIMIA
Komposisi kimia yang terkandung pada mineral ini adalah Fe, O; mengandung
unsur oksida dan hidroksida; rumus kimia Fe2O3.
Besi (II,III) oksida ialah senyawa kimia anorganik dengan rumus Fe3O4. Ini
merupakan salah satu anggota besi oksida, yang lain adalah besi(II) oksida
(FeO), yang langka, dan besi(III) oksida (Fe2O3) juga disebut hematite.
Senyawa ini terjadi di alam sebagai mineral magnetit. Senyawa oksida ini
mengandung baik ion Fe2+ maupun Fe3+ dan terkadang dirumuskan sebagai
FeO ∙ Fe2O3.
Besi oksida ini ditemui di laboratorium sebagai bubuk hitam. Ini menunjukkan
magnet permanen dan ferrimagnetik, tapi kadang-kadang tidak tepat
digambarkan sebagai feromagnetik. Kegunaannya yang paling luas adalah
sebagai pigmen hitam yang disintesis bukannya yang diekstrak dari mineral
alami karena ukuran dan bentuk partikel dapat divariasikan dengan metode
produksi.
Nama IUPAC besi (II,III) oksida ialah Besi(II) besi(III) oksida; nama lainnya
adalah: Ferro ferri oksida, Ferroso ferri oksida, Besi (II, III) oksida, Magnetit,
Oksida besi hitam, Lodestone, Karat, Iron(II) diiron(III) oxide. Adapun sifat-
sifatnya adalah:
Rumus molekul: FeO.Fe2O3
Berat molekul: 231,533 gr/mol
Penampilan: Serbuk hitam padat
Densitas: 5 g/cm3
Titik lebur: 1538 °C
Indeks refraksi (nD): 2,42
Oksidasi senyawa Fe(II), misalnya pengendapan garam besi(II) sebagai
hidroksida yang diikuti dengan aerasi di mana kontrol pH yang hati-hati
menentukan oksida yang dihasilkan.
Reduksi Fe2O3 dengan hidrogen:
3Fe2O3 + H2 → 2Fe3O4 +H2O
Reduksi Fe2O3 dengan CO:
3Fe2O3 + CO → 2Fe3O4 + CO2
Gambar. Bubuk Hematite
4
2.3 KONFIGURSI ELEKTRON
Mineral Hematite (Fe2O3)
Konfigurasi Elektron dari Fe = [Ar] 3d6 4s2
Konfigurasi Elektron dari O = [He] 2s2 2p4
5
2.5 ASOSIASI BATUAN
Asosiasi dengan Limonite dan Clays, Pyrite, Suderite, Jasper, Rutile
ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN METAMORF
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral
yang
berasal dari batuan asalnya maupun mineral baru yang terbentuk akibat proses
metamorfosa, sehingga dapat digolongkan menjadi:
Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf
seperti
kuarsa, feldspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin, hematit, dan
magnetit.
Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan
metamorf,
seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit, dolomit.
Mineral indeks batuan metamorf seperti:
ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN
Andalusit, berwarna coklat muda, prismatik, biasanya ditutupi oleh
lapisan mika,
Kianit, berwarna biru muda, bladed (prismatik),
Silimanit, berwarna coklat – hijau muda, prismatik,
Garnet, berwarna merah, hitam, hijau, bentuk kristal euhedral, isotropik,
dapat mengandung inklusi,
Staurolit, berwarna coklat tua, squat prismatik,
Kordierit, berwarna biru tua, prismatik,
Epidot
Klorit
Dll
6
2.6 LINGKUNGAN PEMBENTUKAN
Lingkungan pembentukan mineral Hematite terdapat di daerah magmatik,
hidrotermal, metamorfik, sedimen, pada tubuh bijih yang besar biasanya
merupakan asal sedimentasinya, ditemukan di tubuh bijih tingkat tinggi pada
batuan metamorf akibat proses metasomatisme kontak, sesekali merupakan
sublimasi pada batuan beku ekstrusif (lava) sebagai hasil dari aktifitas vulkanik,
terdapat pada formasi lapisan besi, dan penemuan khasnya yaitu pada tempat-
tempat yang dapat menampung air atau sumber air panas seperti di daerah
Yellowstone (mineral ini dapat mengendap bersama air dan terkumpul pada
lapisan bawah danau, sumber air panas, atau tempat penampungan air lainnya)
7
2.7 KEGUNAAN
Hematit memiliki berbagai macam kegunaan, tetapi dari sisi nilai
ekonomis, hanya sedikit hematit yang digunakan sebagai bijih utama dari besi.
Hematit lebih banyak digunakan untuk menghasilkan pigmen, bahan pelindung
radiasi, ballast, dan masih banyak produk-produk lainnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Di dalam makalah ini kita dapat mempelajari dan memahami mengenai
karakteristik mineral Hematite (Fe2O3), antara lain : Sistem Kristal, Rumus
Kimia, Konfigurasi Elektron, Kelompok Mineral, Asosiasi Batuan, Lingkungan
Pembentukan dan Kegunaan.
3.2 Saran
Lebih banyak lagi menemukan karakteristik mineral Hematite (Fe2O3) agar
wawasan kita dapat lebih luas.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8964704/Sifat_Fisik_Hematit_dan_Magnetit
https://id.wikipedia.org/wiki/Hematit
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal_8844.html
https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/03/07/besi-iiiii-oksida-
kegunaannya-sebagai-pigmen-hitam-dan-katalis/
https://www.geologinesia.com/2016/09/mineral-hematit-pengertian-kegunaan-
dan-proses-terbentuknya.html
http://mineraldanbatuan.blogspot.com/2013/03/deskripsi-mineral-hematit.html
http://annartwid.blogspot.com/2010/10/materi-kebumian-asosiasi-mineral-
dalam.html
https://www.academia.edu/12662762/Golongan_mineral_silika_oksida_sulfida
10