Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERANAN AGAMA DALAM POLITIK

DISUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK

1. AGGRY WAHYU SIBAGARIANG


2. PRISKILA LUCIANA FELE
3. TRENCI RINASILIA PATAI
4. AMPI GOGAYA
5. PAULUS DEGEY
6. STEVEN MEAGE
7. SURWEDA MARYEN
8. KALEB MOTE
9. FRENGKLI YEBLO
10. SEPEY ALMUNG
11. SIMSON NAUW
12.
13.
14.
15.

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat yang maha
kuasa, makalah mengenai “Peran agama dalam politik” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Markus Kambuaya S.th,M.Pd. yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi mengenai Peran agama dalam politik. Selain itu makalah ini juga nantinya
diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai Peran agama dalam politik. Namun, tidak
dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami
juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik
serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Waena, 12 November 2018

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama dan politik sejatinya tidak bisa dipisahkan karena agama secara hakiki
berhungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi hukum dan
seringakali agamalah yang memberi legitimasi kepada pemerintahan, agama sangat
melekat dalam kehidupan rakyat dalam masyarakat industri maupun nonindustri
sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak terasa di bidang politik. sejumlah
pemerintahan di seluruh dunia juga menggunakan agama untuk memberi legitimasi pada
kekuasaan politik,dapat dikatakan bahwa politik berbuah dari hasil pemikiran agama agar
tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Hal ini disebabkan oleh sikap dan keyakinan bahwa seluruh aktifitas manusia tidak
terkecuali politik, harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama,fakta lain bahwa kegiatan
manusia yang paling banyak membutuhkan legitimasi adalah bidang politik, dan hanya
agamalah yang dipercayai mampu memberikan legitimasi yang paling meyakinkan
karena sifat dan sumbernya pada akal manusia,tidak benar dikatakan bahwa agama
merupakan bentuk kekerasan bila dikaitkan dengan perpolitikan.agama dalam kehidupan
bernegara diwujudkan dalam bentuk adopsi lembaga-lembaga keagamaan tertentu dalam
negara serta adopsi nilai-nilai dan norma-norma agama dalam sistem nasional dan
kebijakan publik secara umum
Dalam kondisi demikian ini, hubungan antara agama dan politik tetap merupakan
hubungan yang bersifat intersectionalyang berarti hubungan persinggungan antara agama
dan politik,tidak sepenuhnya terintegrasi dan tidak pula sepenuh-nya terpisah.Bahkan
legitimasi agama tetap diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan
negara.Di sisi lain, modernisasi politik yang demokratis di era reformasi berimplikasi
kepada meningkatnya partisipasi rakyat serta munculnya partai-partai politik baru,
termasuk partai-partai agama. Di masa-masa awal reformasi, dukungan umat kepada
partai-partai Islam cukup besar, dan yang lebih penting adalah adanya keteladanan dari
para pemimpin politik dalam mempraktikkan nilai-nilai Pancasila di lembaga-lembaga
negara dan lembaga-lembaga politik.Sejalan dengan hal ini, faktor-faktor yang
memengaruhi munculnya konflik antar warga tentu saja perlu diatasi atau dihilangkan.

1
1.2 Batasan Masalah
Agar makalah ini lebih terpusat dan tidak terlalu meluas, maka kami sebagai penulis
menetapkan judul makalah ini adalah : “ Peran agama dalam politik ”

1.3 Rumusan Masalah


Dari batasan masalah diatas cukup jelas apa yang menjadi pokokpermasalahannya.
Masalah yang sudah dibatasi harus dirumuskan. Oleh karena itu kami merumuskan
masalah yang akan diteliti yaitu :
1) Apa pengertian agama ?
2) Apa pengertian politik ?
3) Apa peran Agama dalam politik ?

1.4 Tujuan Masalah


Dalam setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan selalu mempunyai tujuan yang
hendak dicapai. Demikian juga dalam makalah ini harus memiliki tujuan yang akan
dicapai, sehingga kami sebagai penyusun terpusat dan terarah dan mempunyai tujuan
yang jelas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalahsebagai berikut:
1) Mengetahui apa pengertian agama yang secara maluas
2) Mengetahui apa pengertian politik dalam sebuah pemerintahan
3) Mengetahui apa peran agama dalam perpolitikan dalam pemerintahan
4) Bagaimana agama itu berperan pada masa kehidupan Yesus Kristus

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak
sanggupan manusiau n t u k m e n d e f i n i s i k a n a g a m a k a r e n a d i s e b a b k a n
o l e h p e r s o a l a n - p e r s o a l a n ya n g b e r k a i t a n d e n g a n kepentingan mutlak dan
tidak dapat ditawar-tawar lagi, karena itu tidak mengherankan jika
secarainternal muncul pendapat-pendapat yang secara apriori menyatakan bahwa agama
tertentu saja sebagaisatu-satunya agama samawi, meskipun dalam waktu yang bersamaan
menyatakan bahwa agama samawiitu meliputi Islam, Kristen dan Yahudi.
Sumber terjadinya agama terdapat dua kategori, pada umumnya agama
samawi dari langit, agama yang diperoleh melalui wahyu ilahi antara lain
islam, Kristen, Buddha, atau agama agama bumi yang sering juga disebut
sebagai agama budaya yang diperoleh b erdasarkan kekuatan pikiran atau akal
budi manusia antara lain hindu, Buddha, Tao, khonghucu, dan berbagai aliran
keagamaan lain atau kepercayaan.
Dalam prakteknya, memisahkan antara wahyu ilahi dengan budaya ,
karena pandangan pandangan, ajaran ajaran, s eruan seruan pemuka agama
meskipun diluar kitab sucinya, tetapi oleh pengikut pengikutnya dianggap
sebagai perintah ilahi, sedangkan pemuka pemuka agama itu sendiri
merupakan bagian dari budaya dan tidak dapat melepaskan diri dari budaya
dalam masa kehidupannya, manusia selalu dalam menjalin lingkup budaya
karena manusia berfikir dan berperilaku.
Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata “Agama” pada umumnya;
berdasarkan sansekerta yang menunjukkan adanya keyakinan manusia
berdasarkan wahyu ilahi dari kata A-GAM-A, awalan A berarti “tidak” dan
GAM berarti “pergi atau berjalan”, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan
yang kekal, dengan demikian “agama: berarti pedoman hidup yang kekal”
Berdasarkan kitab, SUNARIGAMA yang memunculkan dua istilah;
AGAMA dan UGAMA, agama berasal dari kata A-GA-MA, huruf A berarti
awang awang,kosong,atau hampa, GA berarti “denah atau tempat”, dan MA
berarti “matahari, terang, atau bersina” , sehingga agama dimaknai sebagai
ajaran untuk menguak rahasia misteri Tuhan, sedangk an istilah UGAMA
mengandung makna U atau UDDAHA yang berarti “tirta atau air suci” dan
kata GA atau Gni berarti “Api” , sedangkan MA atau Maruta berarti “ angina
atau udara ” sehingga dalam hal ini agama berarti sebagai upacara yang harus
dilaksanakan dengan sarana Air,Api,dan kidung kemenyan atau mantra.

3
B. Pengertian Politik

1) Pengertian politik secara umum


Pengertian politik secara umum adalah sebuah tahapan untuk membentuk atau
membangun posisi-posisi kekuasaan didalam masyarakat yang berguna sebagai
pengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan kondisi masyarakat. Atau tindakan
dari suatu kelompok individu mengenai suatu masalah dari masyarakat atau
negara.Pengambilan keputusan (decisions making) mengenai apakah yang terjadi menjadi
tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan
penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu.Pengertian Politik jika
ditinjau dari kepentingan penggunanya ada dua, yaitu pengertian politik dalam arti
kepentingan umum dan pengertian politik dalam arti kebijaksanaan. Pengertian politik
dalam arti kepentingan umum berarti segala usaha demi kepentingan umum baik itu yang
ada dibawah kekuasaan negara maupun pada daerah.
Karena itulah, bisa dikatakan bahwa definisi politik adalah sebuah perilaku atau
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan segala macam kebijakan dalam
tatanan Negara agar dapat merealisasikan cita-cita dan tujuan Negara sesungguhnya,
sehingga mampu membangun dan membentuk Negara sesuai aturan agar kebahagian
bersama masyarakat dalam sebuah Negara tersebut bisa atau lebih mudah tercapai.
Jika membicarakan politik, maka erat kaitannya dengan negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijakan umum, hingga distribusi kemakmuran.

2) Pengertian politik secara Etimologi dan Terminologi


Politik berasal dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris politics, yang
masing-masing bersumber dari bahasa Yunani (politika – yang berhubungan dengan
negara) dengan akar katanya (polites – warga negara) dan (polis – negara kota). Jadi,
secara etimologi kata “politik” masih berhubungan dengan polisi atau kebijakan.
Sedangkan kata “politis” berarti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Adapun kata
“politisi” berarti orang-orang yang bergelut di bidang politik.

Sedangkan politik secara terminologis dapat diartikan sebagai berikut :

 Menunjuk kepada satu segi kehidupan manusia bersama dengan masyarakat. Lebih
mengarah pada politik sebagai usaha untuk memperoleh kekuasaan, memperbesar
atau memperluas serta mempertahankan kekuasaan (politics). Misal: kejahatan politik,
kegiatan politik, hak-hak politik.
 Menujuk kepada “satu rangkaian tujuan yang hendak dicapai” atau “cara-cara atau
arah kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu”. Lebih mengarah pada
kebijakan (policy). Misal: politik luar negeri, politik dalam negeri, politik keuangan.
 Menunjuk pada pengaturan urusan masyarakat dalam segala aspek kehidupan.
Pemerintah mengatur urusan masyarakat, masyarakat melakukan koreksi terhadap
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya.

4
3) Pengertian Politik menurut para ahli
Selain pengertian politik secara umum dan etimologi diatas, para ahli dan pakar
memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda beda dalam mendefinisikan apa itu
politik yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya, simak berikut ini pengertian politik
menurut para ahli secara lengkap ;
Aristoteles
Bahwa arti pengertian politik adalah upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu
yang dikehendaki.

Joice Mitchel
Pengertian politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan
kebijaksanaan umum masyarakat seluruhnya.

Prof. Miriam Budhiarjo


Pengertian politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik
(negara) yang menyangkut proses menentukan dari tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, dapat
dikatakan bahwa politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan negara
maupun proses pengambilan keputusan ketatanegaraan.

Johan Kaspar Blunchli


Politik adalah ilmu yang memerhatikan masalah kenegaraan, dengan
memperjuangkan pengertian dan pemahaman tentang negara dan keadaannya, sifat-
sifat dasarnya dalam berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya.
Menurutnya, politik juga membuat konsep-konsep pokok tentang negara (state),
kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision marking), kebijaksanaan
(policy of beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).

Roger F. Soltau
Definisi politik adalah ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan negara, dan
lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu.

W.A Robson
Politik adalah ilmu yang mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat
hakiki, dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil.

Robert
Politik adalah seni memerintah dan mengatur masyarakat manusia. Pengertian
politik.

Hans Kelsen
Ia menjelaskan bahwa politik mempunyai dua arti, yaitu sebagai berikut.
 Politik sebagai etik, yakni berkenaan dengan tujuan manusia atau individu
agar tetap hidup secara sempurna.
 Politik sebagai teknik, yakni berkenaan dengan cara (teknik) manusia atau
individu untuk mencapai tujuan.

5
C. Peran Agama dalam Politik
Dalam Yohanes 17, Yesus berdoa agar Bapa tidak mengambil para pengikut-Nya
dari dunia. Ia meminta kepada Bapa untuk menguduskan mereka dengan kebenaran yakni
dalam kebenaran dan keadilan. Yesus menghendaki mereka menjadi terang dan garam
dunia (Mat 5:13-16). Dengan menyimak kata dunia yang dapat berupa kosmos (tempat
manusia hidup) dan aion (sistem atau struktur), kehadiran pengikut Kristus harus menjadi
berkat bagi manusia dan lingkungannya, serta bagi sistem (sosial, politik, ekonomi,
pertahanan keamanan dan budaya) dalam hal ini, masyarakat Kristen harus berperan serta
secara aktif dalam pembangunan politik bangsa untuk menciptakan masyarakat baru yang
berdasarkan hukum keadilan. Kehadiran umat Kristen dalam dunia ini mempunyai tugas
khusus sebagai penegak kebenaran dan keadilan melalui suara kenabian. Dengan
demikian masyarakat Kristen harus berada di dalam dunia untuk menyaksikan Injil
keselamatan dan memperbarui sistem pemerintahan melalui perjuangan politik yang
bersifat dialogis. Sebagai terang dan garam, para pengikut Yesus tidak bersifat eksklusif
dan harus mampu hidup bersama dengan golongan masyarakat lainnya.
Agar pemerintah dapat menjalankan tugasnya dengan bertanggung jawab, orang
Kristen sebagai warga gereja dan juga sebagai warga negara yang bertanggung jawab
harus ikut berpartisipasi secara aktif dalam proses pembangunan bangsa. Dalam Markus
12:17, Yesus berkata, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada
kaisar dan kepada Allah yang wajib kamu berikan kepada Allah". Yesus menuntut
keseimbangan dalam bertindak. Ia menekankan keseimbangan hukum moral dan hukum.
Yesus mengajar murid-muridNya untuk bertindak adil, artinya memberikan kepada
pemerintah dan Allah sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya.
Salah satu bentuk partisipasi Kristen adalah mendoakan pemerintah. Rasul Paulus
berkata, "Naikkan permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk
raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tentram dalam
segala kesalehan dan kehormatan" (1Tim 2:1-2). Yesus pun meminta agar para murid-
Nya mendoakan para penguasa supaya mereka tidak memerintah dengan tangan besi,
tetapi dengan kebenaran, keadilan, kejujuran dan ketulusan (Mrk 10:41-45).

Dalam Roma 13:4, Rasul Paulus berkata bahwa pemerintah adalah hamba Allah,
dan orang Kristen harus takluk kepadanya. Pemerintah, sebagai hamba Allah, berjuang
untuk keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat tanpa memandang latar belakang
golongan. Pemerintah dipanggil sebagai pelayan Tuhan yang melayani dan bertanggung
jawab. Pemerintah harus menjalankan kuasa berdasarkan kebenaran dan keadilan.
Sebagai hamba Allah, para penguasa tidak boleh memerintah dengan kekerasan dan
tangan besi (Mrk 10:41-45).
Sebagai seorang hamba kebenaran dan keadilan, Yesus menganjurkan kepada para
pengikutnya tidak memerintah dengan kekerasan dan tangan besi. Ia berharap agar murid-
muridNya tidak berkolusi dengan siapapun, dan juga tidak melibatkan diri dalam tindakan
manipulasi dan korupsi. Dari semua tindakan-Nya, Yesus menunjukkan keberpihakanNya
kepada golongan miskin dan tertindas. Yesus tidak mau berkolusi dengan golongan
Farisi, Saduki dan ahli Taurat untuk menindas kaum lemah. Ia menuntut agar mereka
menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etis dalam semua bidang kehidupan sehingga
semua tindakan mereka dapat dipertanggungjawabkan kepada Allah dan sesama.
Tanggung jawab moral kepada Allah dan tanggung jawab etis kepada sesama ini bersifat
integral.

6
Tunduk kepada pemerintah juga bukan berarti melakukan semua perbuatan yang
bertentangan dengan norma-norma kebenaran dan keadilan. Yesus meminta para
pengikut-Nya untuk berdiri tegak di atas kebenaran dan keadilan serta tetap berusaha
menyuarakan suara kenabian dalam situasi apapun, seperti yang telah dilakukan para nabi
dan juga oleh Yohanes Pembaptis. Kehadiran murid Yesus di tengah masyarakat akan
menjadi garam dan terang, dan berusaha menghadirkan misi Kerajaan Allah (Luk 4:18-
19) secara utuh, serta berpijak pada Matius 22:37-39, "mengasihi sesama manusia seperti
diri sendiri".
Mengasihi sesama manusia telah diterjemahkan oleh Petrus dengan "kasih akan
saudara-saudara dan kasih akan semua orang" (2Ptr 1:7). Oleh karenanya, pengikut Yesus
tidak hanya berjuang untuk golongannya sendiri, melainkan untuk semua golongan
manusia. Hal ini telah dibuktikan oleh Yesus sendiri ketika Ia memberi makan lima ribu
dan juga empat ribu orang, menyembuhkan orang sakit, dan melayani manusia tanpa
membedakan warna kulit. Dengan demikian, pemuridan tidak hanya dimengerti dari satu
sisi saja - yaitu dari sudut keselamatan jiwa - tetapi juga dari sisi-sisi lain seperti
menyampaikan kabar baik kepada orang miskin, memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, memulihkan penglihatan bagi orang-orang buta, membebaskan
orang-orang tertindas, dan memberitakan tahun rahmat Tuhan. Maka misi kristiani
mencakup pelayanan Injil keselamatan, penegakan keadilan sosial, pengentasan
kemiskinan, pengangkatan harkat dan martabat manusia melalui perjuangan HAM,
percepatan pembangunan bangsa, dan pelestarian lingkungan hidup.

Gereja dan orang Kristen harus mampu mengupayakan penafsiran yang


komprehensif holistik terhadap Mat 28:19-20, Mrk 10:41-45 dan 16:15-16, Luk 4:18-19,
Yoh 17, agar mampu melaksanakan misi Allah yang dijalankan oleh Yesus Kristus, dan
dimandatkan kepada setiap orang Kristen. Gereja Tuhan, sebagai persekutuan orang
percaya, umat Allah, dan masyarakat gereja, yang dikepalai oleh Yesus Kristus sendiri,
mempunyai tugas khusus sebagai saksi Kristus dalam memprakarsai lahirnya masyarakat
baru yang berasaskan kebenaran dan keadilan. Masyarakat Kristen berfungsi sebagai
terang dan garam dunia. Menjadi orang Kristen berarti siap mengemban misi Kristus,
menjadi terang di tengah-tengah kegelapan dan menjadi saksi Kristus di tengah-tengah
dunia yang bengkok. Istilah "dunia" dapat dihubungkan dengan kejahatan struktural
seperti rekayasa politik, kekuasaan, peradilan dan semua bentuk rekayasa yang merugikan
masyarakat. Dalam konteks itulah masyarakat Kristen harus menjadi terang dan garam.
Dengan demikian tugas panggilan Gereja dalam bidang politik menjadi jelas yaitu
menegakkan keadilan di bumi Indonesia. Hal-hal yang perlu dipikirkan dan
diperjuangkan adalah sebagai berikut:

1. Melindungi dan menghargai manusia sebagai ciptaan Allah.


2. Mempromosikan dan menghargai harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah.
3. Mempromosikan dan memperjuangkan persamaan hak manusia.
4. Memperjuangkan hak dan kemerdekaan seseorang untuk memilih dan dipilih.
5. Memperjuangkan hak asasi beribadah dan bersekutu.
6. Berdampingan dengan suku-suku bangsa melaksanakan pembangunan bangsa.
7. Memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi seluruh warga negara Indonesia.
8. Memperjuangkan iklim demokrasi yang sehat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
9. Berjuang untuk mengentaskan kemiskinan melalui perjuangan menegakkan keadilan
hukum.

7
Dalam melaksanakan tugas yang berat seperti ini, Gereja sebagai tubuh Kristus
masih mempunyai beban yang berat untuk menata diri sendiri. Keberadaan gereja
masih terlalu primordial, egois, eksklusif dan terpecah belah. Masyarakat Kristen
belum mampu berpolitik dan berdialog, masih berkompetisi antar denomisasi karena
didorong oleh rasa superioritasnya.
Oleh karena itu, Gereja Tuhan juga harus berani dan mampu menilai diri sendiri
serta mawas diri dan bertobat sehingga mampu menjadi pelaku Firman Allah secara
bertanggung jawab. Gereja sebagai agen Kerajaan Allah harus berjuang keras
mewujudkan kebenaran dan keadilan. Sebagai agen pembaru, gereja turut bertanggung
jawab menerangi dan memperbarui sistem dan struktur sosial yang sudah terpolusi
oleh dosa. Di satu pihak, gereja perlu membenahi diri agar terjadi persekutuan doa
persatuan, tetapi di lain pihak, gereja harus turut berjuang membela keadilan,
pemerataan ekonomi dan menciptakan kestabilan politik. Dengan prinsip ini, Gereja
Tuhan dan masyarakat Kristen tidak akan melakukan tindakan-tindakan korupsi,
kolusi, manipulasi, kronisme dan nepotisme.

8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis makalah kami ini dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
peran penting agama terhadap politik :
1. Agama sangat berpengaruh terhadap kehidupan politik bagaimana hubungan antara
agama dan politik ini tetap merupakan hubungan yang bersifat intersectional yang berarti
hubungan persinggungan antara agama dan politik,Bahkan legitimasi agama tetap
diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan negara.

2. Agama menjelaskan pada kita apa itu baik apa itu jahat dan bagaimana melakukan
tindakan baik dan apa saja tindakan jahat yang harus dihindari. Agama mensugestikan
setiap manusia untuk berbuat tindakan yang baik dan tentunya agama menjelaskan akibat
dari perbuatan baik dan hukuman dari perbuatan jahat. Olehkarena itu banyak orang yang
ingin melakukan tindakan benar yang dijelaskan dalam Agama.

3. Setiap agama, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek


politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat
terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Sejarah
indonesia mencatat bahwa keterlibatan agama dalam politik sangat berpengaruh terhadap
tatanan nilai kenegaraan.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Dan
kedepan nya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang peran agama dalam
politik dengan sumber sumber yang lebih banyak serta lebih terperinci lagi dan tentunya
dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berupa kritik maupun saran terhadap pembuatan makalah ini, juga bisa
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahan makalah yang sudah dijelaskan.

9
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………….. i

BAB 1
Pendahuluan …………………………………………………………………….. 1
Latar Belakang …………………………………………………………………….. 1
Batasan Masalah …………………………………………………………………….. 2
Rumusan Masalah …………………………………………………………………….. 2
Tujuan Masalah …………………………………………………………………….. 2

BAB 2
Pembahasan …………………………………………………………………….. 3
Pengerian Agama …………………………………………………………………….. 3
Pengertian Politik …………………………………………………………………….. 4
1) Pengertian Politik Secara Umum …………………………………………….. 4
2) Pengertian Politik Secara Etimologi Dan Terminologi …………………….. 4
3) Pengertian Politik Menurut Para Ahli …………………………………….. 5
Peran Agama Dalam politik …………………………………………………………… 6-8

BAB 3
Kesimpulan …………………………………………………………………………….. 9
Saran …………………………………………………………………………………... 9

Anda mungkin juga menyukai