Anda di halaman 1dari 34

PETROLOGI KELOMPOOK

CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI

OLEH:

RIO EKSTRADA GIRSANG

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PAPUA

MANOKWARI

2020

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 1
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karuniaNya sehingga penulisan laporan praktikum petrologi ini dapat
diselesaikan dengan baik

laporan praktikum petrologi ini di susun dengan tujuan untuk mengetahui


pengelompokan batuan serta bagaimana pendeskripsian batuan yang baik dan
benar.

Penulis juga mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang terlibat


didalam penyusunan laporan ini. Ucapan terimakasih ini ditujukan kepada Bapak
Erik A. Patandianan ,ST.,M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah petrologi.
Tim Asisten yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan
laporan ini, serta teman-teman S1 Teknik Pertambangan angkatan 2019 yang
membantu dalam penulisan laporan ini.

Penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
kedepannya laporan ini lebih baik lagi dan semoga laporan ini bermanfaat bagi
para pembaca

Manokwari, Maret 2020

Rio Ekstrada Girsang

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 2
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

DAFTAR ISI

Contents
LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI........................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................................................5
1.2.1 Maksud............................................................................................................5
1.2.2 Tujuan..............................................................................................................5
1.3 Alat dan Bahan........................................................................................................5
1.3.1 Alat...................................................................................................................5
1.3.2 Bahan...............................................................................................................6
II.TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7
2.1 Pengertian Batuan Beku......................................................................................7
2.2 Betuan Beku Berdasakan Tempat Terbrntuknya...........................................11
2.2.1 BATUAN BEKU INTRUSI (PLUTONIK)...............................................................11
2.2.2 BATUAN EKSTRUSIF (VULKANIK)....................................................................12
2.2.3 BATUAN GANG/KOROK (HIPABISAL)..............................................................12
2.3 Jenis Batuan Beku Berdasarkan Kandungan Sio2.........................................12
2.3.1 BATUAN BEKU ASAM.....................................................................................13
2.3.2 BATUAN BEKU INTERMEDIET Pada kelompok batuan beku 
intermediet dicirikan oleh warna yang cerah tetapi tidak secerah batuan asam.
Jumlah mineral felsik dan mafik pada batuan jenis ini hampir sama banyak.
Kandungan komposisi mineral silikanya 52% – 66% dan mineral yang hadir adalah
orthoklas, kuarsa dan plagioklas yang tidak melimpah seperti di batu asam
kemudian terdapat sedikit mineral hornblende dan biotit. Beberapa contoh batuan
beku intermediet adalah 1. Syenit 2. Diorit...........................................................14
3. Trakhit 4. Andesit 2.3.3  BATUAN BEKU BASA Batuan beku basa adalah
batuan beku yang secara kimia mengandung 45%-52% SiO2 dalam komposisinya.
Kandungan mineral penyusunnya di dominasi oleh mineral-mineral gelap (mafic).
Batuan beku basa dapat terbentuk secara plutonik maupun vulkanik. Yang
terbentuk secara plutonik umumnya adalah batuan dari kerak samudra yang
terbentuk dari jalur tektonik divergen, sedangkan yang terbentuk secara vulkanik
adalah dari gunung api atau intrusian yang ketebalan kerak buminya tidak terlalu
tebal. Kehadiran mineral-mineralnya seperti Olivin, Piroksin, Hornblende, Biotit,

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 3
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Plagiolas dan sedikit Kuarsa. Warna pada batuan beku basa ini umumnyagelap
karena kandungan mineralnya yang dominan gelap.Beberapa contoh batuan beku
yang bersifat basa antara lain: gabro dan basalt.....................................................14
2.3.4.BATUAN BEKU ULTRABASA Batuan beku ultrabasa adalah batuan beku
yang secara kimia mengandung kurang dari 45% SiO2 dari komposisinya.
Kandungan mineralnya didominasi oleh mineral-mineral berat dengan kandungan
unsur-unsur seperti Fe(besi/iron) dan Mg(magnesium) yang disebut juga mineral
ultramafik................................................................................................................14
2.4 PEMERIAN BATUAN BEKU...........................................................................15
2.4.1 WARNA BATUAN BEKU..................................................................................15
2.4.2 TEKSTUR BATUAN BEKU.................................................................................15
2.4.3 STRUKTUR BATUAN BEKU..............................................................18
2.4.4 KOMPOSISI MINERAL.....................................................................................20
2.4.5 PENAMAAN / KLASIFIKASI..............................................................................21
III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................24
3.1 Sampel Batuan B-2.............................................................................................24
3.2 Sampel Batuan B-3...........................................................................................25
3.3 Sampel Batuan B-5.......................................................................................26
3.4 Sampel Batuan B-03..........................................................................................27
3.5 Sampel Batuan B-02..........................................................................................27
3.6 Sampel Batuan B1-1...........................................................................................28
IV PENUTUP................................................................................................................30
4.1 Kesimpulan...................................................................................................30
4.1 Saran....................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................32
LAMPIRAN...................................................................................................................33

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 4
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara tidak disadari pengetahuan geologi sudah diterapkan sejak zaman
prasejarah. Bahkan manusia terdahulu sudah mengetahui macam-macam batuan
yang baik bagi bahan baku dan senjata serta mengetahui dimana mereka bisa
mendapatkannya atau mencarinya. Selanjutnya manusia ingin mengetahui
tentang alam sekitarnya, adanya gunung api, bentang alam, perbukitan dan
lembah-lembah. Terjadinya bencana gempa bumi, tanah longsor, gunung api dan
bencana alam lainnya yang mendorong manusia untuk mempelajarinya. Kerak
bumi terdiri dari beraneka jenis batuan.

Tiap-tiap batuan ini berbeda dari yang lainnya, baik jenis, bentuk, warna,
kadar air, proses terjadinya, maupun kekuatannya menahan longsor. Bagi ahli-

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 5
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

ahli geologi yang mengkaji kandungan dan perkembangan bumi secara fisika,
pengetahuan tentang batuan ini sangatlah penting. Begitu juga bagi ahli-ahli
Geografi. Mereka perlu mempunyai pengetahuan tentang jenis  batuan-batuan
yang biasa terdapat dan juga hubungannya dengan rupa bumi. Batuan adalah
sejenis bahan yang terdiri dari mineral dan dapat dikelaskan menurut komposisi
mineralnya.

Ilmu yang mempelajari batuan disebut dengan petrologi,petrologi adalah


adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kebumian yang berkaitan dengan planet
bumi, baik komposisi, sifat fisik, sejarah, komposisi, maupun proses
pembentukannya.

Sebagai seorang ahli tambang haruslah cakap dalam mengusahai ilmu


petrologi dikarenakan petrologi sangat erat hubungannya dalam dunia tambang.
Dalam ilmu petrologi akan memaparkan konsep terjadinya berbagai macam
batuan pembentuk kulit bumi ini, yang akan menghantarkan kita untuk
mengetahui lebih lanjut rahasia bumi yang penuh dengan misteri, termasuk
dengan bahan tambang yang ada didalamnya. Masing-masing batuan tersebut
menyimpang potensi sumberdaya yang disebut dengan istilah bahan tambang
atau bahan galian. Pada bagian inilah selanjutnya menjadi bagian ahli tambang
melalui pemanfaatan teknologi untuk mengolah bahan tambang atau bahan galian
menjadi berbagai macam barang yang siap menjadi bahan baku untuk
menciptakan industri yang telah terbukti membuka lapangan pekerjaan yang
menghidupi masyarakat secara berkesinambungan. Oleh karena itu,maka seorang
ahli tambang diharapkan harus menguasai dengan baik ilmu tentang petrologi.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Adapun maksud dari penyusunan laporan praktikum ini adalah sebagai


salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah petrologi.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyususnan laporan ini adalah:

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 6
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

1. Mengetahui pengertian batuan beku

2. Mengetahui pengklasifikasian jenis batuan yang terdapat dalam kerak bumi


berdasrkan kandungan SiO2nya

3 .Mengetahui pengklasifikasian batuan batuan beku berdasarkan tempat


terbentuknya

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum adalah sebagai


berikut:

1. Bolpen

2. Pensil

3. Penggaris

4. Penghapus

5. Senter/Alat Penerang

1.3.2 Bahan

Adaapun bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum adalah


sebagai berikut:

1.modul praktikum

2.lembar deskripsi batuan

3. batuan yang akan dideskripsi

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 7
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah
ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh
salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan,
atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 8
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun


(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang
pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan
bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.
Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air,
CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk
mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke


permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut
dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-
mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan

Bowen’s Reaction Series.

Gambar 2.1.Reaksi seri Bowen (1928) dari mineral-mineral utama pembentuk


batuan beku.

Mineral pembentuk batuan beku hampir selalu mengandung unsur


Silisium (Si) sehingga sering disebut bahan silikat alam. Mineral tersebut ada
yang tidak berbentuk (amorf) dan ada yang berbentuk kristal. Berdasarkan warna
dan komposisi kimia maka mineral/ kristal pembentuk batuan beku secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

Kelompok mineral gelap atau mafic minerals, mengandung banyak unsur


magnesium (Mg) dan besi (Fe).

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 9
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Kelompok mineral terang atau felsic minerals, banyak mengandung


unsur aluminium (Al), kalsium (Ca), natrium (sodium; Na), kalium (potassium;
K) dan silisium (Si).

Berikut adalah beberapa contoh batuan beku:

1. Batu Andesit

Gambar 2.2 sampel batuan B1-1 (17:22, 11 maret 2020)

Batu andesit memiliki warna putih dengan sedikit campuran abu-abu.


Struktur dari batuan andesit yaitu butiran kecil.

Manfaat dari batu andesit adalah bisa digunakan untuk membuat arca dan
beberapa bangunan seperti candi. Batu andesit termasuk kedalam batuan beku
luar atau efusit

2. Batu Bassal

Batu basal yang sering disebut dengan batu lava. Batu bassal memiliki ciri
warna sedikit keabu-abuan dan tersusun dari butiran kecil.

Batu basal mempunyai manfaat untuk bahan bangunan. Batu basal


termasuk kedalam jenis batuan beku luar atau ekstrusif.

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 10
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Gambar 2.3 sampel batuan B-03 (17:22, 11 maret 2020)

3. Batu Granodiorit

Granodiorit merupakan batuan plutonik yang terdiri dari bagian biotit


hitam, plagioklas putih, hornblende abu-abu gelap dan kuarsa abu-abu tembus
cahaya.

Dominasi plagiklas lebih dari alkali yang bisa membedakan dengan


adanya granit. Batuan granodiorit merupakan salah satu batu yang mencerminkan
pelapukan butiran pirit langka yang melepaskan zat besi.

Gambar 2.4 Sampel batuan B-2 (03:59, 18 maret 2020)

4. Batu decit porfiri

Batu decit porfiri adalah jenis batuan ekstrusif dimana komposisi mineral
terbesarnya adalah kuarsa sehingga batuan ini memiliki warna yang terang.
Batuan ini memiliki ukuran kristal yang kecil karena pembentukan batuan ini
terjadi di antara luar permukaan dan dalam permukaan bumi,oleh karena hal itu
batuan ini disebut decit porfiri.

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 11
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Gambar 2.5 Sampel batuan B-02 (17:22, 11 maret 2020)

5. Andesit porfiri

Andesit porfiri adalah jenis batuan yang terbentuk diantara permukaan


bumi dan dalam permukaan bumi. Batuan ini tersusun oleh mineral
feldspar,kuarsa,biotit,horblande,augit dan plagioklas. Karena mineral
horblande,biotit dan augit batuan ini memiliki warna yang gelap.Batuan andesit
porfiri ini relatif memiliki ukuran kristal yang kecil.

Gambar 2.6 Sampel batuan B1-3 (03:59, 18 maret 2020)

6. porfiri manzonit

poprfiri manzonit adalah jenis batua beku yang terbentuk di dalam


permukaan bumi(intrusif). Batuan ini memiliki tersususn oleh mineral
orthoklase,plagioklase,kuarsa,biotit,horblande dan mineral piroksen.

Karena mineral penyusunnya dominan mineral berwarna hitam batuan ini


memiliki warna yang hitam ke abu-abuan. Batuan jenis ini memiliki ukuran
kristal yang relatif kecil.

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 12
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

gambar 2.7 Sampel batuan B1-5 ( 03:59, 18 maret 2020)

2.2 Betuan Beku Berdasakan Tempat Terbrntuknya


Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada
magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas
selubung bumiatau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900-1300 C) serta
mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke
permukaan bumi.

 2.2.1 BATUAN BEKU INTRUSI (PLUTONIK)

Batuan intrusi atau plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh di
dalam bumi (15 –50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat dengan
astenosfer, maka pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk
batuannya besar- besar dan mempunyai kristal yang sempurna dengan bentuk
tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal sempurna), karena
pembentukan kristalnya sangat sempurna mengingat waktu penghablurannya
sangat lama. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit
(yang sering dijadikan hiasan rumah) dan lain-lain

2.2.2 BATUAN EKSTRUSIF (VULKANIK)

Magma yang bergerak dari dalam ke permukaan bumi, sebagian besar membeku
di dalam sebagai batuan plutonis, hanya kurang dari 1/10 nya yang membeku di
permukaan bumi dan dikenal sebagai Batuan Vulkanis atau vulkanik. Suatu
aktivitas vulkanisme akan mengeluarkan materi- materi berupa gas, cair dan

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 13
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

padat. Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan ke
permukaaan bumi baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut.

Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat, debu atau suatu
larutan kental dan panas, cairan ini disebut lava. Ada dua tipe magma intrusi,
yang pertama memiliki kandungan silika yang rendah dan vikositasnya rendah.
Tipe kedua dari lava ini adalah bersifat asam, yang memiliki kandungan silika
yang tinggi dan vikositas relatif tinggi. Contoh batuan beku vulkanik adalah
basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah).

2.2.3 BATUAN GANG/KOROK (HIPABISAL)

 Batuan gang antara batuan dalam dan batuan leleran terdapat gejala antara
batuan yang terbentuk dalam celah- celah serta rekahan- rekahan dalam kerak
bumi. Batuan yang terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok disebut juga
batuan hypo-abisik.

Gang disini adalah suatu badan yang bentuknya seperti sebuah kitab besar.
Magma yang membeku dalam gang adalah magma yang sedang menuju ke
permukaan bumi atau membeku dalam celah-celah di kerak bumi. Misalnya
magma yang mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka
batuan yang terbentuk disebut porfiri granit yang berarti batuan granit bertekstur
porfiri. (Munir, 1995

2.3 Jenis Batuan Beku Berdasarkan Kandungan Sio2


Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan oksida
tertentu. Berdasarkan kandungan silikanya batuan beku dibagi menjadi empat,
yaitu batuan beku asam, intermediet, basa dan ultrabasa.  Adapun tahap
penamaan batuan beku didasarkan pada tekstur dan komposisi mineralnya

Hal yang pertama dilihat adalah warnanya. Apabila terang maka batuan
tersebut termasuk kelompok batuan beku asam dan sebaliknya apabila batuan
makin gelap kemungkinan termasuk kelompok batuan beku  intermediet, basa
sampai ultrabasa. Kemudian hal yang dilakukan lagi ialah melihat teksturnya
antara lain yaitu derajat kristalisasi, granularitas dan hubungan antar butiranya
serta tekstur khusus yang ada pada batuan tersebut. Keterangan tersebut dapat

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 14
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

diperoleh dari melihat mineral yang terkandung. Mineral yang ada pada sebuah
batuan yang didiskripsi dibuat persentasenya.

2.3.1 BATUAN BEKU ASAM

Pada kelompok batuan basa asam yang dominan adalah kuarsa,


plagioklas, orthoklas dan sedikit kehadiran hornblende dan biotit. Kandungan
SiO2 lebih dari 66%. Kelompok batuan ini melimpah pada wilayah-wilayah
dengan tatanan tektonik kratonik (benua), seperti di Asia (daratan China), Eropa
dan Amerika. Ia membeku pada suhu 650-800oC.

Dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu batuan beku  kaya


kuarsa, batuan beku kaya feldspathoid (foid) dan batuan beku miskin kuarsa
maupun foid. Batuan beku kaya kuarsa berupa kuarzolit, granitoid, granit dan
tonalit; sedangkan yang miskin kuarsa berupa syenit, monzonit, monzodiorit,
diorit, gabro dan anorthosit. Jika dalam batuan beku tersebut telah mengandung
kuarsa, maka tidak akan mengandung mineral foid, begitu pula sebaliknya.
Batuan beku intrusif yang bersifat felsik atau asam terbagi menjadi granit
dan granodiorit, tergantung pada banyaknya kandungan potasium. Keduanya
berwarna terang dan mengandung mineral kuarsa dan felspar berukuran kristal
besar. Batuan beku ekstrusif yang memiliki komposisi kimia yang sama dengan
granit adalah riolit, dan yang sama dengan granodiorit adalah dasit. Riolit dan
dasit, keduanya berwarna terang dan mineralnya berukuran halus. Berikut adalah
beberapa batuan yang bersifat asam:
1. Granit

2. Aplit

3. Granit

4. Riolit

2.3.2 BATUAN BEKU INTERMEDIET


Pada kelompok batuan beku  intermediet dicirikan oleh warna yang
cerah tetapi tidak secerah batuan asam. Jumlah mineral felsik dan mafik
pada batuan jenis ini hampir sama banyak. Kandungan komposisi mineral
silikanya 52% – 66% dan mineral yang hadir adalah orthoklas, kuarsa dan
plagioklas yang tidak melimpah seperti di batu asam kemudian terdapat

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 15
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

sedikit mineral hornblende dan biotit. Beberapa contoh batuan beku


intermediet adalah
1. Syenit
2. Diorit

3. Trakhit
4. Andesit
2.3.3  BATUAN BEKU BASA
Batuan beku basa adalah batuan beku yang secara kimia
mengandung 45%-52% SiO2 dalam komposisinya. Kandungan mineral
penyusunnya di dominasi oleh mineral-mineral gelap (mafic). Batuan beku
basa dapat terbentuk secara plutonik maupun vulkanik. Yang terbentuk
secara plutonik umumnya adalah batuan dari kerak samudra yang
terbentuk dari jalur tektonik divergen, sedangkan yang terbentuk secara
vulkanik adalah dari gunung api atau intrusian yang ketebalan kerak
buminya tidak terlalu tebal. Kehadiran mineral-mineralnya seperti Olivin,
Piroksin, Hornblende, Biotit, Plagiolas dan sedikit Kuarsa. Warna pada
batuan beku basa ini umumnyagelap karena kandungan mineralnya yang
dominan gelap.Beberapa contoh batuan beku yang bersifat basa antara lain:
gabro dan basalt.

2.3.4.BATUAN BEKU ULTRABASA


Batuan beku ultrabasa adalah batuan beku yang secara kimia
mengandung kurang dari 45% SiO2 dari komposisinya. Kandungan
mineralnya didominasi oleh mineral-mineral berat dengan kandungan
unsur-unsur seperti Fe(besi/iron) dan Mg(magnesium) yang disebut juga
mineral ultramafik.

Batuan beku ultrabasa hanya dapat terbentuk secara plutonik,


dikarenakan materi magma asalnya yang merupakan magma induk(parent
magma) yang berasal dari asthenosfer.

Kehadiran mineralnya seperti olivin, piroksin, hornblende, biotit dan


sedikit plagioklas. Pada batuan beku ultrabasa hampir tidak ditemukan mineral
kuarsa. Batuan beku ultrabasa ini juga hanya bertekstur afanitik karena sifat
tempat terbentuknya yang plutonik. Perbedaan mendasar batuan yang bersifat
basa dan ultrabasa adalah jika batuan beku basa mengandung mineral plagioklas
lebih dari 10% sedangkan batuan beku ultra basa kurang dari 10%. Makin tinggi
kandungan piroksen dan olivin, makin rendah kandungan plagioklasnya dan
makin ultra basa. Beberapa batuan yang termasuk ultrabasa adalah
1.Piroksinit
2.Hornblendit

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 16
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

3.Peridotit
4.Dunit
5. Serpentinit

2.4 PEMERIAN BATUAN BEKU

2.4.1 WARNA BATUAN BEKU

Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah.
Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu
sendiri. Apabila terjadi percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral
berwarna terang maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-
abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna mineral mana
yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan beku tertentu yang
banyak mengandung mineral berwarna merah daging maka warnanya menjadi
putih-merah daging.

2.4.2 TEKSTUR BATUAN BEKU

Tekstur batuan beku mengacu pada kenampakan buir mineral yang ada di
dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granualitas, dan hubungan antar butir. Jika warna berhubungan erat dengan
komposisikimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakanhasil dari rangkaian
proses sebelum dan sesudah kristalisasi. Berikut ini merupakan tekstur yang
umumnya pada batuan beku:

2.4.2.1.Kristalinitas

Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada


waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan
untuk menunjukkan  berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak
berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan
magma. Apabila magma dalam pembekuannya  berlangsung lambat maka
kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka
kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 17
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga


kelas derajat kristalisasi, yaitu:

1. Holokristalin

Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal.


Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin
yang telah membeku di dekat permukaan.

2. Hipokristalin

Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan
sebagian lagi terdiri dari massa kristal.

3. Holohialin

Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai
fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

2.4.2.2 Granularitas

Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

1. Fanerik atau fanerokristalin

Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain
secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat
dibedakan menjadi: Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran)
pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir,
yaitu: a. Fanerik atau fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat
dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristal-
kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

a. Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

b. Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1-5 mm.

c. Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5-30 mm.

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 18
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

d. Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

2. Afanitik

Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan mata
telanjang sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik
dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis
dibedakan menjadi tiga yaitu :

a. Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan


bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1-0,01 mm.

b. Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk


diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara
0,01-0,002 mm.

c. Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

2.4.2.3 Bentuk Kristal

Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan
sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga
bentuk kristal, yaitu:

1. Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
2. Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
3. Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

1. Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.


2. Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang
lain.
3. Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi
yang lain.
4. Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.

2.4.2.4. Hubungan Antar Kristal

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 19
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai


hubungan antara kristal yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan.
hubungan antar kristal dapat dibagi menjadi dua jenis antara lain sebagai berikut :

1. Equigranular

Yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan


berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka
equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri


dari mineral-mineral yang euhedral.

b. Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri


dari mineral-mineral yang subhedral.

c. Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri


dari mineral-mineral yang anhedral. 2.

2. Inequigranular,

Yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama
besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau
matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

2.4.3 STRUKTUR BATUAN BEKU

2.4.3.1 Masif Atau Pejal,

Umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku luar yang
cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.

Berlapis, terjadi sebagai akibat pemilahan kristal (segregasi) yang berbeda pada
saat pembekuan.

2.4.3.2 Vesikuler

Yaitu struktur lubang bekas keluarnya gas pada saat pendinginan. Struktur
ini sangat khas terbentuk pada batuan beku luar. Namun pada batuan beku intrusi
dekat permukaan struktur vesikuler ini kadang-kadang juga dijumpai. Bentuk

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 20
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

lubang sangat beragam, ada yang berupa lingkaran atau membulat, elip, dan
meruncing atau menyudut, demikian pula ukuran lubang tersebut. Vesikuler
berbentuk melingkar umumnya terjadi pada batuan beku luar yang berasal dari
lava relatif encer dan tidak mengalir cepat. Vesikuler bentuk elip menunjukkan
lava encer dan mengalir. Sumbu terpanjang elip sejajar arah sumber dan aliran.
Vesikuler meruncing umumnya terdapat pada lava yang kental.

2.4.3.3 Struktur skoria (scoriaceous structure)

Adalah struktur vesikuler berbentuk membulat atau elip, rapat sekali


sehingga berbentuk seperti rumah lebah.

2.4.3.4 Struktur batuapung (pumiceous structure)

Adalah struktur vesikuler dimana di dalam lubang terdapat serat-serat


kaca.

2.4.3.5 Struktur amigdaloid (amygdaloidal structure)

Adalah struktur vesikuler yang telah terisi oleh mineral-mineral asing atau
sekunder.

2.4.3.6 Struktur aliran (flow structure),

Adalah struktur dimana kristal berbentuk prismatik panjang


memperlihatkan penjajaran dan aliran.

Struktur batuan beku tersebut di atas dapat diamati dari contoh setangan
(hand specimen) di laboratorium. Sedangkan struktur batuan beku dalam lingkup
lebih besar, yang dapat menunjukkan hubungan dengan batuan di sekitarnya,
seperti dike (retas), sill, volcanic neck, kubah lava, aliran lava dan lain-lain hanya
dapat diamati di lapangan.

2.4.4 KOMPOSISI MINERAL

Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan


beku terdapat mineral utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral
tambahan (accessory minerals) dan mineral sekunder (secondary minerals).

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 21
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

2.4.4.1 Essential minerals

Adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan magma, dalam


jumlah melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan nama batuan beku.

2.4.4.2 Accessory minerals

Adalah mineral yang juga terbentuk pada saat pembekuan magma tetapi
jumlahnya sangat sedikit sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi penamaan
batuan. Mineral ini misalnya kromit, magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon. Mineral
esensiil dan mineral tambahan di dalam batuan beku tersebut sering disebut
sebagai mineral primer, karena terbentuk langsung sebagai hasil pembekuan
daripada magma.

2.4.4.3 Secondary minerals

Adalah mineral ubahan dari mineral primer sebagai akibat pelapukan,


reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme. Dengan demikian mineral sekunder
ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma. Mieral sekunder akan
dipertimbangkan mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang akan diuraikan
pada acara analisis batuan ubahan. Contoh mineral sekunder adalah kalsit, klorit,
pirit, limonit dan mineral lempung.

2.4.4.4 Gelas atau kaca

Adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau amorf. Mineral
ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan hanya terjadi pada
batuan beku luar atau batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca gunungapi
(volcanic glass).

Mineral felsik adalah adalah mineral primer atau mineral utama


pembentuk batuan beku, berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-unsur
Al, Ca, K, dan Na. Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid
(foid) dan kuarsa. Di dalam batuan, apabila mineral foid ada maka kuarsa tidak
muncul dan sebaliknya. Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadi alkali felspar dan
plagioklas.

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 22
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Mineral mafik adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh


unsur-unsur Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol
(umumnya jenis hornblende), biotit dan muskovit.

2.4.5 PENAMAAN / KLASIFIKASI

Berdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku dapat dibagi menjadi


batuan beku intrusi dan batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya
dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi dekat
permukaan. Berdasarkan komposisi mineral pembentuknya maka batuan beku
dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan beku
mafik, batuan beku menengah dan batuan beku felsik. Istilah mafik ini sering
diganti dengan basa, dan istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun tidak tepat.

Termasuk batuan beku dalam ultramafik adalah dunit, piroksenit,


anortosit, peridotit dan norit. Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin,
sedang piroksenit oleh piroksen dan anortosit oleh plagioklas basa. Peridotit
terdiri dari mineral olivin dan piroksen; norit secara dominan terdiri dari piroksen
dan plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya bertekstur gelas atau
vitrofirik dan disebut pikrit.

Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin, piroksen dan
plagioklas basa. Sebagai batuan beku luar kelompok ini adalah basal. Batuan
beku dalam menengah disebut diorit, tersusun oleh piroksen, amfibol dan
plagioklas menengah, sedang batuan beku luarnya dinamakan andesit. Antara
andesit dan basal ada nama batuan transisi yang disebut andesit basal (basaltic
andesit). Batuan beku dalam agak asam dinamakan diorit kuarsa atau granodiorit,
sedangkan batuan beku luarnya disebut dasit. Mineral penyusunnya hampir mirip
dengan diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alkali felspar, sementara
palgioklasnya secara berangsur berubah ke asam. Apabila alkali felspar dan
kuarsanya semakin bertambah dan palgioklasnya semakin asam maka sebagai
batuan beku dalam asam dinamakan granit, sedang batuan beku luarnya adalah
riolit.

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 23
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Didalam batuan beku asam ini mineral mafik yang mungkin hadir adalah
biotit, muskovit dan kadang-kadang amfibol. Batuan beku dalam sangat asam,
dimana alkali felspar lebih banyak daripada plagioklas adalah sienit, sedang
pegmatit hanyalah tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang
tersusun oleh gelas saja disebut obsidian, dan apabila berstruktur perlapisan
disebut perlit.

Nama-nama batuan beku tersebut di atas sering ditambah dengan aspek


tekstur, struktur dan atau komposisi mineral yang sangat menonjol. Sebagai
contoh, andesit porfir, basal vesikuler dan andesit piroksen. Penambahan nama
komposisi mineral tersebut umumnya diberikan apabila persentase kehadirannya
paling sedikit 10 %. Perkiraan persentase kehadiran mineral pembentuk batuan

Gambar 2.8 Diagram persentase untuk perkiraan komposisi berdasarkan volume.

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 24
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Gambar 2.9 Klasifikasi batuan beku (O’Dunn & Sill, 1986)

III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Sampel Batuan B-2
Batuan beku ini memiliki nomor batuan B-2 dengan warna lapuk abu-abu
dan putih,warna segarnya abu-abu,putih dan hitam dengan struktur batuannya
adalah massif.

Batu ini memiliki tekstur kristalinitas hipokristalin,granualitasnya


porfiritik,dan bentuk kristalnya euhedral serta hybyngan antar kristalnya adalah
inequigranular. Batu ini memiliki komposisi mineral berturut-turut yakni kuarsa
20%,feldsparnya 15%,horblandenya 40%,serta biotit 25%.

Dari kciri-ciri diatas maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut
adalah Granodiarit. Jenis batuan ini termasuk dalam jenis batuan dalam (intrusif)
dimana batuan ini adalah batuan beku yang mengalami pendinginan dan
pembentukan didalam permukaan bumi. Batu Granodiorit ini terbentuk dengan
mendinginnya mineral horblande pada suhu 10600c kemudian magma naik dan
pada suhu 9700c terbentuk mineral biotit,kemudian dilanjutkan dengan mineral
feldspar pada suhu 8800c dam mineral terakhir adalah kuarsa yang mendingin
pada suhu 7000c

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 25
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Gambar 2.10 Sampel batuan B-2 ( 03:59, 18 maret 2020)

3.2 Sampel Batuan B-3


Batuan beku ini memiliki warna lapuk abu-abu kehitaman dan warna
segarnya adalah hitam hitam kehijauan dengan struktur massif.

Batu ini memiliki tekstur kristalinitas hipokristalin,granualitas porfiritik


dan bentuk kristalnya subhedral serta memiliki hubungan antar kristal
inequigranular. Batuan ini memiliki komposisi mineral feldspar 5%,kuarsa
sebanyak 5%,biotit sebanyak20%, horblande sebanyak 45%,augit 20% dan
mineral plagioklas sebanyak 5%.

Dari ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa batuan tersebut adalah


batauan Andesit Porfiri. Dimana batuan ini adalah jenis batuan beku gang
(porphyry) yakni batuan beku yang terbentuk diantar permukaan bumi dan dalam
permukaan bumi. Batu ini terbentuk dengan mendinginnya mineral horblande
10600c kemudian dilanjutkan dengan mineral plagioklase pada suhu 8800c
seterusnya dilanjutkan dengan mineral augit pada suhu 8500c seterusnya
dilanjutkan dengan mendinginnya mineral biotit pada suhu 8000c dan stelah itu
dilanjutkan dengan mendinginnya mineral felsdpar pada suhu 7800c dan
selanjutnya diakhiri dengan mendinginnya mineral kuarsa pada suhu 7000c

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 26
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Gambar 2.11 Sampel batuan B1-3 (03:59, 18 maret 2020)

3.3 Sampel Batuan B-5

Batuan beku ini memiliki warna lapuk hitam,coklat dan abu-abu serta
memiliki warna segar hitan,coklat muda dan bau-abu serta batuan ini memiliki
struktur massif.

Batuan ini memiliki tekstur kristalinitas hipokristalin,dan granualitasnya


porfiritik dan memiliki bentuk kristal subhedral serta memiliki hubungan antar
kristal inequigranular. Batuan beku ini memiliki komposisi mineral ortoklase
5%, plagiokas 15%,kuarsa 5%,biotit 5%,dan horblande 20% serta mineral
piroksen 10%.

Dari ciri-ciri diatas maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini adalah
batuan beku Porfiri Manzonit. Dimana batuan beku ini adalah jenis bauan yang
terbrntuk di dalam(intrusif). Batuan beku ini terbentuk pada kisaran suhu antara
700-10100c,dimana mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral piroksen
pada suhu 11500c dan selanjutnya terbentuk mineral horblande pada suhu 10600c
dan pada suhu 9700c terbentuk mineral biotit serta selanjutnya pada suhu 8850c
terbentuk mineral plagioklas seterusnya pada suhu 8000c terbentuklah mineral
ortoklas kemudian pada suhu 7000c terbentuk mineral kuarsa

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 27
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Gambar 2.12 Sampel batuan B1-5 (03:59, 18 maret 2020)

3.4 Sampel Batuan B-03


Batu dengan nomor batua B-03 ini memiliki warna lapuk abu-abu
kehitaman dan warna segarnya hitam dan abu-abu serta batu ini memiliki struktur
massif.

Batu beku ini memiliki tekstur dengan kristalinitas hipokristalin,


granularitasnya fanerik dan bentuk kristal yang subhedral serta memiliki
hubungan antar kristal euqigranular. Batuan ini tersusun dari mineral piroksen
40%, horblande 10%, olivine 20%, plagioklas 25%, dan kuarsa 5%. Dari ciri-ciri
diatas maka dapat disimpulkan bahwa batuan tersebuut adalah batuan basalt.

Batu basalt adalah jenis batuan yang terbentuk didalam permukaan


bumi(ekstrusif). Batu basalt ini terbentuk pada saat mineral olivin membeku pada
suhu 10600c dan kemudian menjauh dari pusat panas bumi, dan pada
suhu10100c terbentuk mineral horblande, kemudian pada suhu 8800c terbentuk
mineral plagioklas dan selanjutnya pada suhu 700oc terbentuk mineral kuarsa.
Karena mineral penyusunnya dominan berwarna gelap batu basalt ini juga
berwarna gelap dan bersifat basa.

Gambar 2.13 Sampel batuan B-03 (17:22, 11 maret 2020)

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 28
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

3.5 Sampel Batuan B-02


Batu beku dengan nomor B-6 ini memiliki warna lapukdan segarnaya
adalah putih serta memiliki struktur massif.

Batu beku ini memiliki tekstur kristalinitas hipokristalin, granularitasnya


afanitik dan bentuk kristal yang subhedral serta hubungan antar kristal yang
equigranular. Batuan ini tersusun oleh mineral kuarsa 50%, horblande 25%, biotit
15% dan mineral piroksen 15% .Dari ciri-ciri diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa batuan tersebut adalah Decit Porfiri. Batuan jenis adalah batuan yang
terbentuk diantara luar permuakaan bumi dan dalam permukaan bumi (gang).

Terbentuknya batuan ini diawali dengan terbentuknya/mendinginnya


mineral piroksen pada suhu antara 1100-12000c, kemudian pada suhu antara 800-
9000c terbentuklah mineral horblande, selanjutnya pda suhu 8000c terbentuklah
mineral biotit, danpada suhu 7000c terbentuklah mineral kuarsa. Karena mineral
penyusun batuan ini dominan berwarna terang maka batuan ini berwarna terang
dan bersifat asam.

Gambar 2.14 Sampel batuan B-02 (17:22, 11 maret 2020)

3.6 Sampel Batuan B1-1


Batu yang memiliki nomor B1-1 ini memiliki warna lapuk abu-abu dan
warna segar coklat keabu-abuan serta memiliki struktur masif.

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 29
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

Batuan ini memiliki tekstur kristalinitas hipokristalin, granularitasnya


fanerik, dan bentuk kristal yang euhedral serta memiliki hubungan antar kristal
inequigranular. Batuan ini tersusun oleh mineral biotit 10%, horblande 70%,
piroksen 5%, plagioklas 10% dan mineral kuarsa 5%.

Dari ciri-ciri diatas maka dapat disimpulkan bahwa batuan tersebut adalah
batuan Andesit . batu andesit adalah jenis batuan yang terbentuk di luar
permukaan bumi(ekstrusif).pembentukan batuan ini diawali dengan terbentuknya
mineral plagioklas pada suhu 12000c dan piroksen pada suhu 11500c kemudian
dilanjutkan dengan terbentuknya mineral horblande pada suhu 9000c dan pada
suhu 8800c

Terbentuk mineral biotit, kemudian pada suhu 7000c terbentuk mineral


kuarsa. Karena mineral penyusun batuan ini dominan berwarna gelap, maka
batuan ini pun berwarna gelap dan batuan ini bersifat basa.

Gambar2.15 sampel batuan B1-1 (17:22, 11 maret 2020)

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 30
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
2. Pengklasifikasian batuan beku berdasarkan kandungan SiO2nya terbagi
menjadi 4, yakni: batuan beku asam, intermediet, basa dan ultra basa.
3. Pengklasifikasian batuan beku berdasarkan tempat teerbentuknya terbagi 3,
yakni: batuan beku yang terbentuk didalam permukaan bumi/intrusif
(plutonik) dan batuan beku yang terbentuk di luar permukaan bumi/ekstrusif
(vulkanik) serta batuan beku yang terbentuk di antara dalam permukaan bumi
dan luar permukaan bumi/gang (hipabisal)

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 31
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

4.1 Saran

4.1.1 LABORATORIUM

Diraharapkan kedepannya sarana dan prasarana yang menunjang


pelaksanaan praktikum agar dilengkapi, sehingga memudahkan praktikan dalam
mengikuti praktikum serta membuat nama pada batuan yang hendak dideskripsi
oleh praktikan.

4.1.2 ASISTEN

Dirarapkan kepada setiap asisten agar mempertahankan keprofesionallannya


dalam mengemban tugas sebagai asisten dosen yang membantu praktikan dalam
pelaksanaan praktikum dan penulisan laporan.

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 32
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

DAFTAR PUSTAKA
 https://www.academia.edu/38724044/MAKALAH_BATUAN_BEKU?
email_work_card=view-paper
 Jumiko,Andrew .2019.Buku Panduan Praktikum Petrologi.Universitas
Papua Manokwari
 Jurusan Teknik Geologi.FTPP.Universitas Papua .2018.Buku Penuntun
Geologi Dasar
 https://www.scribd.com/doc/156486301/laporan-Batuan-Beku
 https://www.slideshare.net/nadiiasftri/batuan-beku-41996589
 https://wangsajaya.files.wordpress.com/2015/02/02-batuan-beku.pdf
 https://wangsajaya.files.wordpress.com/2015/02/02-batuan-beku.pdf
 Klasifikasi.Batuan.Beku.(O’Dunn & Sill, 1986)

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 33
PETROLOGI KELOMPOOK
CARA CAC 3 ACARA BATUAN BEKU

LAMPIRAN

FTPP-UNIVERSITAS PAPUA 34

Anda mungkin juga menyukai