OLEH :
ANNISA FATIMAH AZ ZAHRA
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktek Magang Pada
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau
OLEH :
Disetujui Oleh
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktek Magang
ini dengan judul “Teknik Pengelolaan Kualitas Air Pada Ikan Belida (Chitala
hypselonotus) di SPEECTRA Rawa Banjiran Patra Tani Balai Riset
Perikanan Perairan Umum dan Penyuluh Perikanan (BRPPUPP)
Palembang, Sumatera Selatan”. Penulis menyadari bahwa penyelesaian
Proposal ini tidak terlepas dari motivasi dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu,
terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Dosen pembimbing praktek magang, Ibu Isma Mulyani, S.Pi, M.Si yang
telah bersedia memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis dalam
mengerjakan proposal ini, serta ucapan terimakasih kepada orang tua
penulis dan semua pihak yang telah membantu dan memberi motivasi
kepada penulis hingga proposal ini selesai.
2. Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan
(BRPPUPP) Palembang, yang telah memberikan kesempatan waktu dan
tempat kepada penulis untuk melaksanakan praktek magang ini.
3. Kepada teman-teman seangkatan yang bersedia membantu dan
memberikan masukan yang bersifat membangun demi penyelesaian dan
kesempurnaan proposal praktek magang ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi sistematika penulisan maupun dari segi penyajian. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca. Atas
perhatian, saran, dan kritikan dari pembaca penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktek Magang .............................................................. 2
1.3 Manfaat Praktek Magang ............................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Chitala hypselonotus .................................................................... 4
2.2 SPEECTRA Rawa Banjiran ......................................................... 4
2.3 Parameter Pengukuran Kualitas Air ............................................. 5
2.3.1 Parameter Fisika ................................................................ 6
2.3.1.1 Suhu ...................................................................... 6
2.3.1.2 Kecerahan ............................................................. 6
2.3.1.3 Kedalaman ............................................................ 7
2.3.2 Parameter Kimia ............................................................... 7
2.3.2.1 Derajat Keasaman (pH) ......................................... 7
2.3.2.2 Oksigen Terlarut (DO) .......................................... 7
2.3.2.3 Karbondioksida (CO2) ........................................... 8
2.3.2.4 Nitrat (NO3-) ......................................................... 8
2.3.2.5 Ammonia (NH3) .................................................... 9
2.3.2.6 Orthofosfat (PO43-) ............................................... 9
2.3.2.7 Total Organic Matter (TOM) ................................ 10
III. METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................... 11
3.2 Metode Magang .......................................................................... 11
3.3 Jadwal Magang............................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Kegiatan Praktek Magang ......................................................... 12
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Lokasi Praktek Magang ................................................................ 18
2. Anggaran Biaya Praktek Magang ......................................................... 19
2. Organisasi Praktek Magang .................................................................. 20
1
I. PENDAHULUAN
Salah satu provinsi di Indonesia yang mengelola potensi rawa banjiran yang
cukup besar adalah Palembang, Sumatera Selatan.
Rawa banjiran merupakan perairan yang produktivitasnya tinggi dan subur
karena kaya unsur hara yang berasal dari dekompiosisi vegetasi disekitarannya.
Disamping itu, rawa banjiran berperan sebagai penghasil ikan air tawar. Perairan
tersebut apabila dikelola dengan baik dan benar maka dapat berfungsi sebagai
tempat tinggal, tempat mencari makan, tempat pemijahan, dan daerah tempat
asuhan bagi ikan-ikan.
Berbagai jenis ikan air tawar dapat hidup diperairan rawa banjiran ini. Ikan
dapat hidup dengan baik di suatu perairan apabila kondisi perairan dalam keadaan
baik atau normal. Kondisi perairan dapat dikatakan baik apabila kualitas airnya
berada pada kondisi normal. Secara umum, karakteristik kualitas air rawa banjiran
dicirikan dengan pH cenderung asam, kandungan oksigen rendah, kekeruhan
tinggi serta konsentrasi total nitrogen dan total fosfor yang tinggi (Jubaedah et al.,
2015).
Kualitas air yang baik akan memberikan dampak yang positif terhadap ikan
yang dipelihara. Penurunan kualitas air akan menganggu pertumbuhan dan bahkan
menyebabkan infeksi penyakit yang tumbuh dan berkembang dalam perairan yang
bermutu tidak baik (Syamsunarno, 2016). Oleh karena itu, penting untuk
mengetahui kualitas air pada suatu perairan, terutama rawa banjiran di Patra Tani,
Palembang yang merupakan salah satu tempat yang mengelola rawa banjiran
menjadi suaka perikanan.
rawa banjiran mendorong terjadinya dekomposisi bahan organik dari hasil run off.
Banyaknya bahan organik yang terakumulasi pada rawa banjiran menyebabkan
meningkatnya nutrient di perairan sehingga terjadinya peningkatan produksi
plankton, tanaman air, dan avetebrata air yang merupakan sumber makanan dari
ikan,
Rawa banjiran mempunyai posisi strategis dan memiliki fungsi yang
beragam. Perairan rawa banjiran merupakan sumber ekonomi bagi nelayan serta
sebagai sumber pangan untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat sekitar.
Dalam memanfaatkan rawa banjiran lebih lanjut, Balai Riset Perikanan Perairan
Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang membuat suaka
perikanan SPEECTRA dalam rangka pencegahan kepunahan pada biota perairan
endemik.
SPEECTRA (Special Area For Conservasition And Fish Refugia)
merupakan model pengelolaan perikanan terintegrasi yang diaplikasikan di rawa
banjiran yang berada di Palembang. Agar kelestarian ikan endemik tetap terjaga,
Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP)
Palembang membangun taman perikanan ini di Desa Patra Tani, Kabupaten
Muara Enim. SPEECTRA berfungsi untuk menjaga keberlangsungan
biodiversitas dan peningkatan ikan di perairan darat. Dengan adanya SPEECTRA,
indukan dari jenis suatu ikan akan tetap berada di SPEECTRA sedangkan anakan
ikan akan dikembalikan ke habitat aslinya melewati kanal menuju Sungai Musi.
2.3.1.2 Kecerahan
Kecerahan merupakan parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses
fotosintesis pada suatu ekosistem perairan (Rosarina at al., 2018). Kecerahan
menggambarkan sejumlah atau sebagian cahaya yang diteruskan pada kedalaman
tertentu (Rosarina at al., 2019). Kecerahan yang tinggi menunjukan daya tembus
cahaya matahari ke dalam perairan.
Apabila kecerahan disuatu perairan rendah maka dapat menghambat
proses fotosintesis, sehingga menyebabkan kurangnya kadar oksigen terlarut di
suatu perairan. Lalu, jika kadar oksigen rendah maka akan menghambat proses
oksidasi dan reduksi, sehingga menyebabkan nutrient yang dibutuhkan oleh
organisme perairan juga berkurang. Hal ini juga berdampak padda kurangnya
organisme di perairan tersebut. Oleh karena itu, pentingnya mengukur kadang
kecerahan pada suatu perairan. Berdasarkan Asmawi (1985) dalam Sofarani
(2012) menyatakan bahwa kecerahan optimum bagi perairan adalah >45 cm.
7
2.3.1.3 Kedalaman
Menurut Yumame et al. (2013), Kedalaman perairan dimana proses
fotosintesis sama dengan proses respirasi disebut kedalaman kompensasi.
Kedalaman kompensasi biasanya terjadi pada saat cahaya di dalam kolom air
hanya tinggal 1 % dari seluruh intensitas cahaya yang mengalami penetrasi di
permukaan air.
Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi
tersebut. Lokasi yang dangkal akan lebih mudah terjadinya pengadukan dasar
akibat dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih
dari 3 m dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih
dari dasar jaring (Sriyanti et al., 2021). Kedalaman bagi organisme perairan yang
normal adalah 0-25 meter (Sanusi, 2004).
Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah proses fotosintesis dari
fitoplankton. Semakin subur perairan, semakin banyak fitoplankton yang hidup di
dalamnya. Semakin banyak fitoplankton akan semakin banyak oksigen yang
dihasilkan dan terlarut di dalam air (Widigdo, 2013).
Kandungan Dissolved Oxygen (DO) minimum di perairan adalah 2 ppm
dalam keadaan normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (Aruan et al.,
2017). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menegaskan
bahwa kadar DO minimum yang harus ada pada air adalah >2 mg/L.
musim kemarau saat turun hujan semakin sedikit dimana volume aliran air
menjadi rendah.
Dalam kondisi konsentrasi oksigen terlarut sangat rendah dapat terjadi
kebalikan dari stratifikasi yaitu proses denitrifikasi di mana nitrat akan
menghasilkan nitrogen bebas yang akhirnya akan lepas ke udara atau dapat juga
kembali membentuk ammonium dan amoniak melalui proses amonifikasi nitrat.
Nitrat merupakan zat hara yang penting pada suatu perairan. Akan tetapi,
apabila konsentrasi nitrat pada suatu perairan sangat tinggi maka dapat
menyebabkan eutrofikasi (pengayaan zat hara) yang ditandai dengan blooming
alga pada perairan. Hal tersebut mengacu pada Goldman dan Horne (1983) dalam
Zulfia et al. (2013) mengenai klasifikasi status tropik berdasarkan nilai nitrat di
perairan terdiri dari 3 kriteria status tropik yaitu kadar nitrat < 0.1 mg/L untuk
perairan oligotrofik, kadar nitrat antara 0,1 mg/L hingga 0.2 mg/L untuk perairan
mesotrofik, dan kadar nitrat > 0.2 mg/L untuk perairan eutrofik.
yang terdiri atas fosfat terlarut dan fosfat partikulat. Fosfat terlarut terbagi atas
fosfat organik dan fosfat anorganik yang terdiri dari orthofosfat dan polifosfat
(Putri et al., 2014). Orthofosfat merupakan bentuk yang dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh organisme perairan sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk orthofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfor. Pada umumnya perairan yang mengandung orthofosfat
antara 0.03-0.1 mg/L adalah perairan oligotrofik, kandungan antara 0.11-0.3 mg/L
adalah mesotrofik, dan kandungan antara 0.31-1.0 mg/L adalah perairan eutrofik
(Wetzel, 1975 dalam Arizuna et al., 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, S., Husnah, dan A. K. Gaffar. Studi Biologi Ikan Belida (Notopterus
chitala) di Daerah Aliran Sungai Batanghari, Provinsi Jambi. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia, 5(1) : 48-44.
Aruan, D. G. R. dan M. A. Siahaan. 2017. Penentuan Kadar Dissolved Oxygen
(DO) Pada Air Sungai Sidoras di Daerah Butar Kecamatan Pagaran
Kabupaten Tapanuli Utara. Jurnal Analisis Laboratorium Medik USM-
Indonesia. 2(1): 422–433.
Aruzina, M., D. Suprapto, dan M. R. Muskananfola. 2014. Kandungan Nitrat dan
Fosfat Dalam Air Pori Sedimen di Sungai dan Muara Sungai Wedung
Demak. Diponogoro Journal of Maquares, 3(1) : 7-16.
Ditya, Y. C., A. H. Rais, S. N. Nurdawati, dan N. N. Wiadnyana. 2013. Peranan
Lebung Sebagai Sumber Ekonomi Bagi Nelayan dan Sarana Pengelolaan
Sumber Daya Ikan Rawa Banjiran di Sumatra Selatan. Jurnal Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 8(1) : 39-47.
Hamuna, B., R. H. R. Tanjung, S. Suwito, H. K. Maury, dan A. Alianto. 2018.
Study of Seawater Quality and Pollution Index Based on Physical-
Chemical Parameters in the Waters of the Depapre District, Jayapura.
Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(1), 35–43.
Jubaedah, D., M. M. Kamal, I. Muchsin, dan S. Hariyadi. 2015. Karakteristik
Kualitas Air dan Estimasi Resiko Ekobiologi Herbisida di Perairan Rawa
Banjiran Lubuk Lampam, Sumatra Selatan. Jurnal Manusia dan
Lingkungan, 22(1) : 12-21.
Mahyudin, Soemarno, dan T. B. Prayogo. 2015. Analisis Kualitas Air dan Strategi
Pengendalian Pencemaran Air Sungai Metro di Kota Kepanjen Kabupaten
Malang. Analisis Kualitas Air dna Strategi Pengendalian Pencemaran, 6(2)
: 105-114.
Noordiningroom, R., Z. Anna, dan A. A. H. Suryana. 2012. Analisis Bioekonomi
Model Gordon-Schaefer Studi Kasus Pemanfaatan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) di Perairan Umum Waduk Cirata Kabupaten
Cianjur Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(3) : 263-274.
14
LAMPIRAN
18
1. Biaya Persiapan
2. Biaya Pelaksanaan
1. Pelaksana Praktek
Nama : Annisa Fatimah Az Zahra
Nim : 2004111410
Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan
Alamat : Jl. Seroja, Kulim
2. Dosen Pembimbing
Nama : Isma Mulyani, S.Pi, M.Si
Nip : 198804042018032001
Pekerjaan : Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan