Anda di halaman 1dari 16

Laporan

ANALISIS EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA KOLAM


BUDIDAYA IKAN MAS (Cyprinus carpio, L) DI (BBI) BALAU BENIH
IKAN KOTA GORONTALO

OLEH

MOH TUFIK MUMIN


1111417032

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa terucap kehadirat Allah SWT yang telah


mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan Manajemen Aquaculture Lautyang berjudul “ANALISIS EVALUASI
KESESUAIAN LAHAN PADA KOLAM BUDIDAYA IKAN MAS (Cyprinus
carpio, L) DI (BBI) BALAU BENIH IKAN KOTA GORONTALO”. Tidak
lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing penyusun, dan orang tua yang selalu memberikan
dukungan moril maupun material dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangannya, oleh sebab itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun.
Demikianlah yang dapat penyusun sampaikan, apabila ada kesalahan yang
disengaja ataupun tidak disengaja kami berharap untuk meluruskan dan
memaafkannya, atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Gorontalo, Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Karakteristik Ikan Nila .............................................................................3
2.2 Habitat ikan nila.........................................................................................6
2.3 Pakan dan kebiasaan makan .....................................................................7
2.4 Evaluasi kesesuaian Lahan .......................................................................7

BAB III METODOLOGI


3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................................9
3.2 Alat dan Kegunaan....................................................................................9
3.3 Prosedur Kerja ..........................................................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil .........................................................................................................10
4.2 Pembahasan..............................................................................................10

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................11
5.2 Saran.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang

sudah lama di budidayakan dan terdomestikasi dengan baik di dunia. Di Cina para

petani telah membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa

beberapa ratus tahun yang lalu. Sejumlah varietas dan subvarietas ikan mas telah

banyak dibudidayakan di Asia Tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan hias

(Hulata, 1995).

Menurut Partodihardjo (1992), keanekaragaman genetik ikan mas

memiliki keistimewaan karena banyak strain/ras. Hal ini disebabkan karena:

1)Penyebaran daerah asal mulai dari Cina sampai ke daratan Eropa sangat luas

dengan keadaan lingkungan yang bervariasi dan secara geografis terisolasi, 2)

Daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, 3) Akumulasi mutasi,

4) Seleksi secara alami maupun oleh karya manusia. Daya adaptasi yang tinggi

juga menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam ekosistem dataran rendah

sampai dataran tinggi (sampai ketinggian 1800 m dpl). Strain tersebut tampak

dari keragaman bentuk sisik, bentuk tubuh dan warna. Beberapa strain yang

sudah di kenal di tanah air diantaranya adalah Majalaya, Punten, Sinyonya,

Domas, Merah/ Cangkringan, Kumpai dan sebagainya (Hardjamulia, 1995).

Usaha pemeliharaan ikan mas makin berkembang, dengan

ditemukannya teknologi pembesaran secara intensif di KJA (karamba jaring

apung) dan KAD (kolam air deras). Dengan demikian kebutuhan benih makin

meningkat (Cahyono, B. 2002 ).


1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari laporan in untuk mengukur kolam budidaya ikan mas

dan mengukur kualitas parameter air yang ada dikolam budidaya ikan mas di BBI

Kota gorontalo.

1.3 Manfaat

Manfaat dari pembuatan laporan ini adalah agar mahasiswa dapat

mengetahui ukuran kolam ikan untuk budidaya ikan mas dan kualitas air pada

kolam budidaya ikan mas di BBI Kota Gorontalo.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Ikan Mas (Cprinus carpio L)

Menurut Khairuman (2008), penggolongan ikan mas berdasarkan ilmu

taksonomi hewan (sistem pengelompokkan hewan berdasarkan bentuk tubuh dan

sifat-sifatnya) dapat dipaparkan sebagai berikut:

Gambar 1. Morfologi Ikan Mas (Cyprinus Carpio)

(Sumber: Khairuman (2008)

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

ordo : Cypriniformes

Family : Cpyrinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cprinus carpio L.


2.2. Morfologi Ikan Mas (Cprinus carpio)

Ikan mas dikenal dengan berbagai macam sebutan. Dalam bahasa Inggris,

ikan mas disebut common carp. Masyarakat di pulau Jawa menyebutnya ikan

masmasan lauk mas. Di Sumatera, ikan mas lebih dikenal dengan sebutan ikan

rayo atau ikan ameh. Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak

(compressed). Mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat

disembulkan (protaksil). Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di

ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang bersusun

dari tiga baris gigi geraham. Hampir seluruh bagin tubuh ikan mas ditutupi sisik,

kecuali beberapa varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran

relative besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (sikloid).

Sirip punggung (dorsal) berukuran memanjang dan bagian belakangnya

berjari lurus. Sementara itu, sirip ketiga dan keempat bergerigi. Letak sirip

punggung berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Tipe sirip dubur

(anal) mirip dengan sirip punggung, yakni berjari keras dan bagian akhirnya

bergerigi. Garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis) pada ikan mas tergolong

lengkap, berada di pertengahan tubuh melintang dari tutup insang sampai ke ujung

belakang pangkal ekor.

2.3. Kualitas Air Ikan Mas (Cprinus carpio)

Kuualitas air merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan

ikan.Meskipun ikan mas dapat hidup dan berkembang pada air yang berkualitas

buruk tetapi akan rentan terhadap serangan penyakit dan warna akan menjadi

pudar dan tidak indah lagi. Untuk menjaga kualitas mas yang tinggi dan sehat

faktor pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas air (Lesmana, 2001).
Kualitas air merupakan hal penting yang di perhatikan dalam budidaya

ikan. Air yang kurang baik akan menyebabkan ikan mas mudah terserang

penyakit. Kualitas air memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kelulusan

hidup dan pertumbuhan ikan. Rendahnya kualitas sifat fisik dan kimia air yang di

gunakan pada tempat-tempat pembenihan akan berkaitan dengan rendahnya

produksi benih ikan. Sifat-siat fisik dan kimia air tersebut antara lain kecerahan,

oksugen terlarut, pH,suhu, kekeruhan, warna (Khairunan dan suganda, 2002).

Ikan mas merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan

hidup pada daerah perairan tawar. Menurut SNI 01 – 6137 – 1999 persyaratan

media air untuk ikan mas dapat di lihat pada tebel.

Tabel 1. Parameter kualitas air ikan mas menurut SNI 1999

NO Parameter Kualitas Air Kisaran


1 Suhu 25 – 30’C
2 Ph 6,6 – 8,5
3 DO 5 mg/I
Sumber :SNI 1999

2.4. Habitat Dan Penyebaran

Ikan mas sering hidup secara alamiah dipinggiran sungai, danau, atau

perairan tawar lainnya yang artinya tidak terlu dalam dan alirannya tidak begitu

deras. Lingkungan perairan yang diinginkan jenis ikan ini adalah daerah yang

berketinggian 150 – 600 meter di atas permukaan laut dengan suhu air berkisar

antara 25 – 300C. Ikan mas termasuk ikan air tawar, namun tidak jarang ikan ini

ditemui hidup didaerah muara sungai yang berair payau. Oleh karena itu, terdapat

masyarakat dibeberapa daerah mencoba untuk membudidayakannya didalam yang

berair payau dengan sanilitas air mencapai 20 – 30 permil (Andrianto,2008).


Ikan mas yang dibudidayakan diperkolaman dapat dikawinkan sepanjang

tahun atau tidak mengenal musim. Tetapi di alam misalnya sungai, danau, ataupun

genangan airnya, ikan mas memijah pada awal atau sepanjang musim penghujan.

Biasanya memijah pada perairan dangkal, setelah mengalami kekeringan musim

kemarau, dan menempelkan seluruh telurnya pada tanaman atau rerumputan di

tepian perairan. (Andrianto,2008).

Menurut Santoso (1992), kebiasaan lain ikan mas yang hidup di alam selalu

mencari tempat yang aman (terutama didaerah yang ditumbuhi rumput – rumput)

karena sifat teluri ikan yang menempel (adhesif). Oleh sebab itu para petani

sebelum melakukan pemijahan terlebih dahulu mencari tanaman air atau

perumputan untuk ditanah di dasar kolam. Sedangkan di Negara kita Indonesia

para petani menggunakan ijuk sebagai alat penempel telur yang lazim di sebut

kakaban. Menurut (Santoso,1992).

2.5. Pakan Dan Kebiasaan Makan Ikan Mas

Ikan mas di perairan alami menyantap aneka makan alami berupa organisme

hewani ataupun nabati, misalnya invertebrata air, udang – udangan reni, larva dan

serangga air, kerang – kerangandan macam – macam tanaman air. Ikan ini juga

lahap memakan berbagai jenis biji– bijian, misalnya padi – padian, jagung dan

gandum yang dicampurkan sebagai suplemen makanan buatan (artificial foods).

Bahkan ikan mas sering kali memakan bahan – bahan organik berupa deatritus

dan pucuk tanaman keras yang tumbuh atau tertimbun didasar perairan. Sumber

protein, vitamin, lemak, dan mineral sebagai sumber energi metabolisme tubuh

dan pertumbuhan di perooleh dari makanan renik berpa plankton, yaitu plankton

nabati (Phytoplankton) dan plankton hewani zoo plankton (Djarijah,2001).


Ikan mas termasuk ikan pemakan segalanya. Pada umur muda (ukuran

10cm), iikan mas senang memakan jasad hewan atau tumbuhan yang hidup

didasar perairan atau kola, misalnya Chironomidae, Olighochaeta, Tubificidae,

Epimidae, Trichoptera, Moluska,dan sebagainya. Selain itu memakan Protoza dan

Zoo pankton seperti Copepod dan Cladosera. Hewan –hewa kecil tersebut di

sedot bersama lumpurnya, di ambil yang dapat dimanfaatkan dan sisanya di

kelurkan melalui mulut (Santoso,1993).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek lapang ini dilaksanakan pada hari Rabu, 03 Desember 2020 pukul

16.00 sampai dengan selesai. Di (BBI) Kota Gorontalo

3.2 Alat dan Kegunaan

Adapun alat yang digunakan dalam praktek lapang evaluasi kesesuaian

lahan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktek lapang.

No. Alat Fungsi


1 ATK Untuk mencatat hasil yang diukur
2 Handphone Untuk mengambil dokumentasi
3 Tali Rafia/Meteran Untuk mengukur Panjang dan lebar kolam
4 Mistar Untuk mengukur kedalaman kolam
5 Termometer Unutuk mengukur suhu air kolam
6 Kertas Lakmus Untuk mengukur pH air kolam

3.3 Prosedur Kerja

Praktek lapang tersebut kita menggunakan metode atau turun langsung

kelapangan dimana kita memperoleh data sekunder. Data sekunder yang

didapatkan dalam praktek lapang ini adalah dengan mengukur langsung kolam

beton pada budidaya ikan mas (Cyprinus carpio, L) dan mengukur kualitas air.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada ssat melakukan praktek lapang

evaluasi kesesuaian lahan pad budi daya ikan mas (Cyprinus carpio, L) di

Balai Benih Ikan Provinsi Gorontalo yaitu:

a. Sumber Air

Sumber air dari lokasi praktikum di Balai Benih air tawar provinsi

gorontalo berasal dari sekitaran balai, sumber air ini dari anakan

sungai bone.

b. Prameter Kualitas budidaya ikan mas (Cyprinus carpio, L) dapat di lihat

pada tabel berikut :

Tabel 2. Hasil parameter budidaya ikan mas (Cyprinus carpio, L)

NO Parameter Kualitas Air Kisaran


1 Suhu 26’C
2 Ph 7,5 ppt
3 Kedalaman 120 cm

c. Keadaan Kolam Budidaya

Kolam budidaya benih ikan (BBI) kota gorontalo memiliki luas

7x10 meter dan kedalaman 120 cm kolam memiliki unlet dan

outlet yang terletak di posisi berbeda pada kolam

4.2 Pembahasan
Analisis kesesuaian lahan pada budidaya ikan mas dilakukan dengan

mengukur parameter kualitas air pada budidaya ikan mas Data yang diperoleh

meliputi hasil. Suhu yang diperoleh dari kolam budidaya ikan nila desa

Pilobuhuta berkisar antara 260 C. Deajad keasaman atau sering disebut


dengan pH adalah salah satu parameter kimia yang sangat penting dalam

memantau kestabilan dalam kolam perairan, nilai pH yang kita peroleh dalam

kolam budidaya ikan mas yaitu 7,5 ppt. Selain mengukur kualitas air atau

parameter kualitas air pada budidaya ikan mas kami juga mengukur kolam

budidaya ikan mas data yang kami peroleh dari pengukuran kolam budidaya

ikan nila adalah luas kolam berukuran 7 x 10 Sedangkan kedalaman kolam

120 cm.

budidaya ikan mas di (BBI) kota gorontalo sangat baik digunakan

dalam membudidayakan ikan mas karena sumber airnya meengalir dari

sekitaran balai.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Budidaya ikan mas dilakukan dengan mengukur parameter kualitas air

pada budidaya ikan mas Data yang diperoleh meliputi hasil. Suhu yang diperoleh

dari kolam budidaya ikan nila desa Pilobuhuta berkisar antara 260 C.

Parameter kualitas air pada budidaya ikan mas kami juga mengukur kolam

budidaya ikan mas data yang kami peroleh dari pengukuran kolam budidaya ikan

nila adalah luas kolam berukuran 7 x 10 Sedangkan kedalaman kolam 120 cm.

5.2 Saran
Dalam penyusunan laporan ini mahasiswa dapat mengaplikasikan kepada

masyarakat bagamana cara budidaya ikan mas yg baik dan terdapat kekurangan

dalam penyusunan atau pembahasan pada laporan. Penyusun mengharapkan kritik

dan saran yang dapat memperbaiki penyusunan laporan berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Amri K dan Khairuman. 2007. Budidaya ikan nila secara intensif. Agromedia

Pustaka, Jakarta.

Hadi, M., Agustono dan Y. Cahyoko. 2009. Pemberian tepung limbah udang yang

difermentasi dalam ransum pakan buatan terhadap laju pertumbuhan,

rasio konversi pakan dan kelangsungan hidup benih ikan nila.               Universitas

Airlangga.

Harrysu, 2012. Budidaya Ikan Nila : Kanisius. Yogyakarta.

Murniyati., F. R. Dewi dan R. Peranginangin. 2014. Teknik pengolahan tepung

kalsium dari tulang ikan nila. Penebar Swadaya. Jakarta. 74 hlm.

Raharjo, S. 2008. Pemilihan Lokasi Budidaya Rumput Laut. Departemen

Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Balai

Budidaya Air Payau. Takalar.

Suyanto, R. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Nila. Penebara Swadaya. Jakarta.

Suyanto. S.R. 1994. Nila. PT Penebar Swadaya, Jakarta

Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka. 2011. Evaluasi Lahan dan perencanaan

Tata Guna Lahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Sitorus, S.R.P. 1985. Analisis Keragaman Tanah Pada Satuan Peta Lahan, Hasil

Klasifikasi Lahan Pendekatan Fisiografik Kongres Nasional IV

Himpunan Ilmu Tanah Indonesia :Kongres Nasional IV Himpunan Ilmu

Tanah Indonesia. Bogor


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai