IKAN PATIN
Oleh :
Nama Salihin_1610712110009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN ......................................................................... 3
2.1. Morfologi dan klasifikasi Ikan Patin ........................................ 3
2.2. Persyaratan Lokasi .................................................................... 3
2.3. Sarana Produksi ........................................................................ 3
2.4. Induk ......................................................................................... 3
2.5. Makanan ................................................................................... 3
2.6. Teknik Pemijahan ..................................................................... 3
BAB 3. KESIMPULAN .......................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2.1. Kreteria Kualitas Air Produksi Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy) ............................................................. 4
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1. Morfologi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) ...................... 4
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui manajemen
pembenihanihan ikan patin.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.4. Induk
Di habitat aslinya, patin memijah pada musim penghujan sehingga
benihnya banyak ditemukan pada bulan Maret- Mei. Patin matang kelamin pada
usia 2-3 tahun dengan berat diatas 1,5 kg. Induk patin yang berukuran 5-6 kg
dapat menghasilkan telur 1,5 juta butir. Patin siam (Pangasius hypophthalmus)
memiliki fekunditas atau jumlah telur lebih banyak dibandingkan dengan patin
jambal (Pangasius djambal) (Ghufran dan Kordi, 2010).
Kematangan gonad pertama kali terjadi saat ikan patin betina berumur 3
tahun dan jantannya berumur 1-2 tahun. Ikan patin memiliki sifat bergerombol.
Sifat ini tampaknya berpengaruh terhadap kematangan gonad. Peroses perkawinan
ikan atau pemijahan merupakan proses menyatunya sperma dan sel telur yang
terjadi di luar tubuh. Induk betina yang sudah matang gonad akan mengeluarkan
telur-telur bersamaan dengan induk jantan mengeluarkan spermanya. Seekor
betina dewasa dapat menghasilkan 4.500-12.500 butir telur/kilogram berat
badannya. Pertemuan antara sel telur dengan sperma terjadi di dalam air. Pola
perkawinan yang sangat khusus ini memungkinkan adanya pemijahan buatan
(Rukmana dan Yudirachman, 2016).
Menurut Rukmana dan Yudirachman (2016), Secara spesifik ciri-ciri
induk ikan patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan, yaitu:
1. Induk Betina
Induk betina ikan patin berumur 3 tahun.
Memiliki ukuran atau berat 1,5-2 kg.
Perut membesar ke arah anus.
Perut terasa empuk dan halus apabila diraba.
Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
Jika di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang
bentuknya bundar dan besarnya seragam.
2. Induk Jantan
Induk jantan ikan patin berumur 2 tahun.
Memiliki ukuran atau berat 1,5-2 kg.
Kulit perut lembek dan tipis.
Apabila diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih.
Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Selain ciri-ciri tersebut, induk yang akan dipijahkan harus memenuhi
persyaratan sehat secara fisik, yaitu tidak terinfeksi penyakit dan parasit, serta
bebas luka akibat benturan, pukulan, goresan ataupun sayatan.
2.5. Makanan
Ikan patin memerlukan sumber energi yang berasal dari makanan untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Ikan ini merupakan ikan pemakan segala
(omnivora) tetapi cenderung kearah karnivora. Di alam, makanan utama ikan
patin berupa udang renik (crustacea), insekta dan moluska. Sementara itu,
makanan pelengkap berupa rotifera, ikan kecil dan daun-daunan yang ada di
perairan.
Pakan yang diberikan pada indukan ikan patin untuk pemeliharaan induk
berupa pakan buatan (komersial) atau pelet dengan kuantitas yang mencukupi dan
kualitas tinggi serta mengandung protein antara 30-35%. Kandungan protein
sangat berpengaruh terhadap kualitas telur. Pemberian pakan dilakukan 2 kali
dalam sehari yaitu pagi dan sore. Jumlah pakan yang dberikan sebanyak 3% dari
biomass atau total berat induk.
Larva ikan patin yang telah berumur 3 hari diberi pakan naupli Artemia sp.
yang diberikan secara adlibitum dengan frekuensi 2 jam sekali. Setelah berumur 4
hari, larva dapat diberi pakan alami berupa kutu air (Daphnia sp. dan Moina sp.)
juga cacing sutera (Tubifex sp.) yang dicacah terlebih dahulu. Pakan-pakan
tersebut diberikan secara adlibitum dengan frekuensi 3-4 jam sekali. Larva yang
berumur lebih dari 5 hari, diberikan pakan berupa cacing sutera (Tubifex sp.) yang
dicacah terlebih dahulu, diberikan secara adlibitum dengan frekuensi 3-4 jam
sekali.
Pemeliharaan larva atau benih berlangsung hingga umur 15 hari. Larva
yang berumur 15 hari dan diberi pakan Tubifex dapat mencapai ukuran 0,75 inchi.
Pada hari ke-16, larva ikan patin sudah dapat diberikan pakan buatan berupa pelet.
Sesuaikan jumlah pakan dengan kebutuhan benih. Usahakan jangan ada yang
tersisa guna menghindari penurunan kualitas air yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian larva (Rukmana dan Yudirachman, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Ghufran H. dan Kordi K. 2010. Budi Daya Ikan Patin Di Kolam Terpal. Lily
Publisher. Yogyakarta.
Khairuman dan Amri K. 2016. Buku Pintar Bisnis Pembenihan Ikan Konsumsi.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rukmana, R.dan Yudirachman, H. 2016. Sukses Budi Daya Ikan Patin Secara
Intensif. Lily Publisher. Yogyakarta.
Slembrouck, J., Oman Komarudin, Maskur dan Marc Legendre. 2005. Petunjuk
Teknis Pembenihan Ikan Patin Indonesia, Pangasius djambal. Institut de
Recherche Pour Le Develppement (IRD) dan Departemen Kelautan dan
Perikanan. Jakarta. 143 hal.