UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “Teknik
Pembenihan Ikan Nila (Oreocromis niloticus) di Balai Benih Ikan Lokal
Singgamanik.”
iii
Semoga laporan praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.
iv
DAFTAR ISI
Bab Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………….. vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………… viii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................ 2
1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan........................................................ 2
II PROFIL INSTANSI
2.1 Sejarah BBI .............................................................................. 3
2.2 Profil BBI ................................................................................. 3
2.3 Kontak Pembimbing Lapangan ................................................ 5
vii
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Visit...............................................25
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktek kerja lapangan ini adalah :
1
2
3
4
Kabupaten Karo juga bisa membeli benih ikan nila tersebut langsung ke Balai
Benih Ikan lokal Singgamanik.
Harga dari penjualan benih ikan tersebut telah diatur oleh Perda
Kabupaten Karo dengan penggolongan ukuran benih . Perda Kabupaten Karo
Nomor. 18 Tahun 2006 , tentang RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI
USAHA DAERAH, Pasal 11 menyatakan bahwa bibit ikan untuk peternakan
perikanan ,
a. Ukuran ikan dedak Rp. 50,-/ekor
b. Ukuran ikan 1 s/d 3 cm Rp. 100,-/ekor
c. Ukuran ikan 2 s/d 5 cm Rp. 250,-/ekor
d. Ukuran ikan 5 s/d 8 cm Rp. 550,-/ekor
e. Ukuran ikan 8 s/d 12 cm Rp. 900,-/ekor
Setiap penjualan benih ikan nila dan ikan mas tersebut akan di setor
kepada kas daerah sebagai pendapatan daerah .
a. Observasi
Arikunto (2002), observasi dapat disebut juga pengamatan, yang meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan alat
indera yaitu melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.
Dalam praktek kerja magang ini observasi dilakukan terhadap berbagai kegiatan
produksi benih Ikan Nila (O. niloticus) meliputi persiapan bak, pengairan,
penanganan induk, pemijahan, pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan dan
pemasaran serta berbagai kegiatan lain yang bersangkutan yang ada di lapangan.
6
7
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan informasi melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka
dengan orang yang dapat memberikan informasi kepada peneliti. Wisadirana
(2005), wawancara disebut juga kueisoner lisan tidak lain adalah kegitan bertanya
kepada reponden untuk memperoleh jawaban yang bertolak pada maslah
penelitian.
c. Partisipasi Aktif
Sugioyono (2010), dalam observasi partisipasif, peneliti mengikuti apa
yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan
berpartisipasi dalam aktifitas mereka. Partisipasi aktif dilakukan dengan cara
mengikuti kegiatan pembenihan ikan Nila (O. niloticus) secara langsung di Balai
Benih Ikan (BBI) Lokal Singgamanik. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan
yaitu pemilihan atau seleksi indukan, cara pemijahan dan pembenihan,
manajemen pemberian pakan, cara pengendalian hama dan penyakit serta
pemanenan dan pemasaran ikan Nila (O. niloticus) yang baik dan benar.
9
10
Kondisi jalan yang ada di BBI Singgamanik sudah terawat dengan rapi dan
bagus hanya sedikit jalan masuk nya masih bebatuan. Kontruksi jalan menuju
balai beraspal. Selain itu lokasi balai ini tidak jauh dari jalan raya sehingga
memudahkan dalam distribusi pengiriman ikan ke luar daerah. Jalan ini bisa
dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Dengan adanya keadaan ini
kendaraan yang datang juga bisa masuk ke areal dekat kolam pembenihan ikan.
Kemudahan jalan dan trasportasi memberikan kemudahan ketika pengemasan
ikan. Kegiatan pengangkutan di BBI Singgamanik disediakan beberapa jenis alat
transportasi antara lain seperti sepeda motor dan mobil yang digunakan oleh
pegawai dan karyawan BBI Singgamanik untuk keperluan dinas. Selain keperluan
dinas tersedianya alat transportasi juga digunakan untuk mengangkut barang-
barang berat seperti mengangkut sampah, pupuk dan pakan dalam jumlah yang
banyak, benih ikan maupun indukan ikan, dan barang –barang lainnya.
10
4.3.2 Fasilitas
11
langkah yang dilakukan saat akan pemanenan larva yaitu, air pada kolam yang
akan
14
4.8 Pendederan
4.8.1 Pendederan 1
Setelah pemanenan larva maka tahap selanjutnya adalah pendederan 1,
pendederan 1 yaitu penebaran larva ikan nila yang dihasilkan dari pemijahan,
larva tersebut berumur 21 hari. Di BBI ini kolam pendederan 1 yang digunakan
adalah P.24 dengan luas 140 m². Untuk padat tebar larva pada pendederan 1
biasanya 30 ekor/m² selama 21 hari pemeliharaan. Pada pendederan 1 ini
didapatkan hasil larva yang telah menjadi benih ikan nila yang berukuran 3-5 cm.
ukuran benih pun merata dengan baik. Jenih pakan yang diberikan untuk benih
ikan nila yaitu “PAKAN IRAWAN” dengan berat 5 kg per karungnya.
selama jangka waktu 7 hari hingga ikan sehat. Pengendalian terhadap penyakit ini
adalah dengan perlakuan
16
sirkulasi pergantian air yang baik, pemberian pakan yang mengandung protein dan
antibiotik. Agar ikan tidak tertular maka dapat juga dilakukan pengambilan ikan
mati mengambang di permukaan air kolam. Pemberian obat ini dilakukan dengan
cara ditaburkan ke perairan kolam sesuai aturan pemakaian yang ada pada
kemasan. Pemberian obat tersebut dilakukan secara berkala dengan jangka waktu
7 hari sampai keadaan ikan menjadi sehat kembali. Penggunaan vitamin pada
benih ikan nila adalah untuk menjaga agar proses-proses yang terjadi di dalam
tubuh ikan tetap berlangsung dengan baik, dan penggunaan vaksin agar
melakukan pencegahan terhadap penyakit yang bisa menyerang benih ikan nila \.
Benih yang ada di hapa kemudian disortir untuk menyamakan ukuran dan
memisahkan benih sesuai ukurannya. Biasanya untuk memisahkan tempat antar
benih berbeda ukuran yaiut membuat pembatas (sekat) pada hapa. Untuk dapat
mengetahui kelangsungan hidup ikan (SR) maka dapat dihitung dengan rumus :
Nt
SR = x 100 %
Na
Ʃ Benih ( panen)
SR = x 100 %
Ʃ Larva Awal
Keterangan :
Nt : Jumlah total panen benih
Na : Jumlah total awal benih yang ditaruh dikolam
SR Benih P.24
300
SR = X 100 %
500
SR = 60 %
4.12 Pengemasan
Sebelum kegiatan pengepakan maka harus disiapkan terlebih dahulu alat
dan bahan yang diperlukan antara lain hapa untuk menampung benih yang akan di
jual, tabung gas Oksigen ukuran 20 kg, gayung, sabetan, ember besar, kantong
plastik untuk packing, vitamin dan karet gelang sebagai pengikat. Selain itu kolam
penampungan juga harus disiapkan dan sudah terisi dengan air bersih. Air yang
17
digunakn untuk mengisi kolam penampungan ini berasal dari sumur bor yang
diambil dengan menggunakan pompa air. Benih yang akan dijual dipindahkan ke
18
kolam penampungan yang didalamnya sudah terpasang hapa. Selama dalam bak
penampungan, benih tidak diberi makan dan diberi suplai oksigen dari blower.
Pengepakan dilakukan dengan menggunakan kantong plastik berukuran 40 x 60
cm dengan kapasitas 10 liter. Benih yang sudah dipacking akan diantar kepada
pembeli. Pengisian kantong packing perbandingan antara volume udara dan
volume air yaitu 2 : 1, ini berarti bahwa kantong pengepakan diisi air 1/3 dan 2/3
diisi oksigen. Air yang digunakan untuk media hidup benih harus dalam keadaan
bersih untuk meminimalkan kematian pada benih ketika dalam perjalanan. Sarana
transportasi yang biasa di gunakan dalam pendistribusian benih yang dijual
dengan menggunakan mobil pick up.
4.13 Pembahasan
4.13.1 Kolam Pemeliharaan Induk Ikan Nila
Kolam pemeliharaan induk merupakan wadah untuk memelihara calon
induk yang sudah dipijahkan hingga menjelang akan dipijahkan. Selain itu, kolam
pemeliharaan induk dapat juga dapat diartikan sebagai tempat pematangan gonad.
Pengelolaan induk perlu dilakukan secara tepat agar mendapatkan benih dalam
jumlah banyak dan berkualitas baik. Oleh sebab itu, untuk menghindari terjadinya
pemijahan yang tidak diinginkan, kolam pemeliharaan induk jantan dan betina
harus dibuat terpisah (Arie 2001).
dengan dasar terbuat dari tanah dan dinding kolam terbuat dari beton. Luas kolam
tergantung jumlah induk dan target produksi yang telah direncanakan. Kolam ini
memiliki saluran pemasukan air (inlet) yang terletak dengan posisi lebih tinggi,
sedangkan saluran pembuangan (outlet) terletak dengan posisi lebih rendah (Arie
2001).
tingkat kematian yang tinggi pada larva. Larva yang baru dipanen belum bisa
dipelihara
21
4.13.7 Transportasi
BBI Singgamanik memiliki kendaraan operasional yang dapat digunakan
untuk proses pengangkutan benih ikan nila ke tempat-tempat yang relatif tidak
terlalu jauh. Untuk jarak tempuh jauh, pembeli atau pemesan menggunakan
kendaraan pribadi berupa mobil bak untuk membawa benih tersebut. Teknik
pengemasan (packing) juga harus diperhatikan, benih berukuran muda masih
rentan sehingga perlakuan yang salah dapat menyebabkan kematian benih,
sebelum packing, plastik yang sudah diberi air dimasukkan juga vitamin.
Tujuannya adalah pada proses pengiriman guncangan pada mobil bisa
mengakibatkan turunnya kualitas pada benih. Perlu diperhatikan juga jarak
tempuh, jenis, ukuran kantung plastik, kepadatan volume air, cara pengemasan,
dan penyusunan di kendaraan pengangkut.
Penyakit yang bisa menyerang ikan ada 2, yaitu penyakit parasit dan
penyakit non parasite (Sukenda 2002). Beberapa jenis jasad renik yang
menyebabkan penyakit parasiter seperti virus, jamur, bakteri, protozoa, nematoda
(cacing). Penyakit non parasit disebabkan oleh sifat fisika dan kimia air yang tidak
cocok bagi kehidupan ikan nila dan kualitas pakan yang kurang baik. Selama
kegiatan pembenihan, tidak ditemui ikan yang terkena hama maupun penyakit.
Hal-hal penting harus diperhatikan, seperti persiapan kolam yang baik, kualitas air
terjaga dengan dilakukan pengukuran setiap bulan, pakan yang sesuai dan dosis
yang cukup.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan
tentang Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Balai Benih Ikan
Singgamanik. Kegiatan pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) diawali
dari pengadaan induk, pemeliharaan induk, seleksi induk, pemijahan, panen larva,
penanganan larva, pendederan dan pemberian pakan dan panen benih. Pemijahan
dilakukan secara alami di kolam pemijahan dengan sistem massal yaitu dengan
perbandingan induk jantan dan betina adalah 1 : 3 dimana populasinya 100 induk
jantan dan 300 induk betina. Penyakit yang menyerang pada ikan ikan nila adalah
Aeromonas hydrophila, Trichodina dan Arguolosis serta pencegahannya dengan
cara pemberian Obat dengan merk dagang “ Premium C “ dan Vaksin “ Strepto
Vac” yang pemakaiannnya di taburkan ke dalam perairan kolam. Hama yang
terdapat pada pembenihan ikan nila adalah keong mas. Pemberian Pakan pada
pembenihan ikan Nila memiliki ukuran pellet yang berbeda, untuk ukuran larva
sampai ukuran 2-3 cm diberi pakan berbentuk tepung, untuk ukuran 3-5 cm dan 5-
7 cm diberi pakan jenis nano dan pada pemeliharaan induk diberi pellet berukuran
diameter 0,3 mm- 0,4 mm.
5.2 Saran
Saran untuk kegiatan pembenihan Ikan Nila perlu adanya
menginformasikan secara lebih luas perkembangan pembenihan ikan nila
termasuk strategi dan rencana di masa datang sehingga karyawan akan lebih
paham terhadap kondisi balai. Perlu dikembangkan kegiatan pelatihan
pembenihan ikan yang baik dan benar kepada pembudidaya yang mau untuk
mengembangkan ikan nila. Kedisiplinan yang lebih baik untuk meningkatkan
kualitas dari komoditas ikan nila di BBI Singgamanik.
23
DAFTAR PUSTAKA
4. Djarijah, A.S. 2002. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Kanisius, Yogyakarta
Khairuman, A ; Khairul Amri. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agro
Media Pustaka. Jakarta.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di BBI Singgamanik