Anda di halaman 1dari 8

BALAI BENIH IKAN

MUDA BARU
Jl. Sungai Musi KM 9 kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten
Bone Provinsi Sulawesi selatan

Berlaku efektif : 28 Oktober 2019


Revisi : 0
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TanggalRevisi 0
SPO 02
Halaman : 1 dari 9
Disiapkan oleh Pelaksana
MANAJEMEN INDUK Produksi
: Kelompok 1

Diperiksa oleh MPM : Yunarty, S.Pi.,M.Si

I TUJUAN
1.1 Mendapatkan ikan kakap putih yang sehat, tidak cacat sehingga layak untuk
dijadikan induk;
1.2 Mendapatkan induk ikan kakap putih matang gonad yang siap untuk
dipijahkan.

II RUANG LINGKUP

2.1 Seleksi Induk Matang Gonad

2.2 Proses Pemijahan

2.3 Penetasan Telur

2.4 Pemeliharaan larva

2.5 Perawatan larva

III ACUAN
3.1 SNI 03-6145-2014 tentang ikan kakap putih (Lates calcarifer.) strain produksi
ikan;
BALAI BENIH IKAN
MUDA BARU
Jl. Sungai Musi KM 9 kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten
Bone Provinsi Sulawesi selatan

Berlaku efektif : 28 Oktober 2019


Revisi : 0
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TanggalRevisi 0
SPO 02
Halaman : 2 dari 9
Disiapkan oleh Pelaksana
MANAJEMEN INDUK Produksi
: Kelompok 1

Diperiksa oleh MPM : Yunarty, S.Pi.,M.Si

IV PENANGGUNG JAWAB
4.1 Pelaksana Produksi (Tim Manajemen) : Kelompok 1
bertanggungjawab pada pembenihan ikan kakap putih yang unggul
(umur dan ukuran seragam, bebas dari penyakit dan tidak cacat)
4.2 Manager Pengendali Mutu : Yunarty, S.Pi., M.Si bertanggungjawab atas
pelaksanaan pembenihan ikan kakap putih apakah telah sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan dan SNI yang ada.

V PROSEDUR
5.1 Seleksi Induk Matang Gonad
5.1.1 Alat dan Bahan :
a) Alat :
- Timbangan
- Serok diameter 40 cm
- Ember
- Keteter ukuran diameter 1,2 mm
- Alat ukur panjang ikan
b) Bahan :
Induk ikan betina dengan bobot 3,5 kg dan induk ikan jantan dengan
bobot 2,5-4 kg.
5.1.2 Prosedur Kerja
a) mengangkat induk dari keramba dengan menggunakan serok secara hati-
hati.
b) meletakkan induk kedalam ember 5 liter yang telah diisi air
BALAI BENIH IKAN
MUDA BARU
Jl. Sungai Musi KM 9 kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten
Bone Provinsi Sulawesi selatan

Berlaku efektif : 28 Oktober 2019


Revisi : 0
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TanggalRevisi 0
SPO 02
Halaman : 3 dari 9
Disiapkan oleh Pelaksana
MANAJEMEN INDUK Produksi
: Kelompok 1

Diperiksa oleh MPM : Yunarty, S.Pi.,M.Si

c) memilih calon induk dengan syarat dan ciri-ciri sebagai berikut :


- Berasal dari hasil penangkapan di alam dan hasil pembesaran benih
sebar yang berasal dari keturunan pertama induk alam
- Induk dasar atau induk penjenis yang di lakukan secara selektif
- Warna bagian atas abu-abu kehitaman, bagian samping putih keperakan,
cerah dan tidak grlap atau pucat
- Bentuk tubuh badan memanjang, ramping, batang sirip ekor
lebar,kepala lancip dengan bagian atas cekung dan menjadi cembung di
depan sirip punggung, ikan jantan bedanya lebih selindris sedangkan
betina lebih lebar, gigi viliform , tidak ada taring , tetapi bawah dari pre-
operculum terdapat duri yang kuat , pada operculum terdapat terdapat
durikecil bergerigi di atas garis lateral
- Kesehatan anggota bagian tubuh lengkap , tidak cacat, tidak tampak
kelainan bentuk , sehat dan bebas penyakit. Gerakan aktif/lincah, berenang
normal, tidak menyendiri /memisahkan diri.
d) seleksi Matang Gonad
- Mengambil induk ikan baik jantan maupun betina pada keramba Jaring
apung
- Kemudian menimbang induk ikan dengan bobot jantan 2,5-4 kg
sedangkan untuk ikan betina 3,5 kg
- Induk jantan matang gonad : jika diurut (Stripping) pada bagian bawah
perut akan mengeluarkan cairan putih kental dengan jumlah yang banyak
- Induk betina matang gonad : memasukkan selang keteter berdiameter 1,2
mm kedalam saluran telur (oviduct) dengan kedalaman 6-7 cm.
BALAI BENIH IKAN
MUDA BARU
Jl. Sungai Musi KM 9 kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten
Bone Provinsi Sulawesi selatan

Berlaku efektif : 28 Oktober 2019


Revisi : 0
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TanggalRevisi 0
SPO 02
Halaman : 4 dari 9
Disiapkan oleh Pelaksana
MANAJEMEN INDUK Produksi
: Kelompok 1

Diperiksa oleh MPM : Yunarty, S.Pi.,M.Si

5.2 Proses Pemijahan


5.2.1 Alat Dan Bahan
a) Alat :
- Bak pemijahan 10 m3
- kedalaman air : 100 – 120 cm
- Debit air kolam minimal : 3 liter/detik
b) Bahan :
- Induk ikan kakap putihjantan dan betina
- Air
- Jaring
- Aerasi/oksigen
5.2.2 Prosedur Kerja
a) Pemijahan dilakukan secara alami dengan proses pasang surut
untuk memanipulasi lingkungan
b) Manipulasi dilakukan dengan cara menurunkan ketinggian air (air
surut) hingga mencapai 40-50 cm dan dibiarkan terkena sinar
matahari hinga 4-5 jam untuk meningkatkan temperatur air sampai
30-320C. Kemudian pada pukul 14.00 WIB, air laut ditambahkan
sehingga menyebabkan temperatur air turun hingga 27-280C
c) Pemijahan berlangsung pada pukul 19.00 WIB – 22.00 WIB. Pada
proses pemijahan berlangsung kondisi sekitar harus gelap dan
sunyi.
BALAI BENIH IKAN
MUDA BARU
Jl. Sungai Musi KM 9 kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten
Bone Provinsi Sulawesi selatan

Berlaku efektif : 28 Oktober 2019


Revisi : 0
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TanggalRevisi 0
SPO 02
Halaman : 5 dari 9
Disiapkan oleh Pelaksana
MANAJEMEN INDUK Produksi
: Kelompok 1

Diperiksa oleh MPM : Yunarty, S.Pi.,M.Si

5.3 Penetasan Telur


5.3.1 Alat dan Bahan
a) Alat :
- Wadah penetasan telur volume 100 liter berjumlah 3 buah yang
ditempatkan dalam bak fiber volume 1 ton.
- Aerasi
- Air yang selalu mengalir
b) Bahan :
Telur hasil pemijahan
5.3.2 Prosedur Kerja
a) wadah penetasan telur dilengkapi dengan aerasi dan air mengalir
yang berfungsi untuk mengaduk telur sehingga tidak saling
menempel dan mengendap didasar perairan serta dialiri air agar
sirkulasi air tetap berjalan.
b) Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah telur yang diambil dengan
menggunakan cup volume 20 ml kemudian dihitung diatas screen
net.
c) Setelah dihitung , telur dibiarkan didalam akuarium untuk diinkubasi
dan diberi aerasi hingga telur menetas.
d) Penetasan telur membutuhkan waktu 14-17 jam setelah
pembuahan.
BALAI BENIH IKAN
MUDA BARU
Jl. Sungai Musi KM 9 kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten
Bone Provinsi Sulawesi selatan

Berlaku efektif : 28 Oktober 2019


Revisi : 0
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TanggalRevisi 0
SPO 02
Halaman : 6 dari 9
Disiapkan oleh Pelaksana
MANAJEMEN INDUK Produksi
: Kelompok 1

Diperiksa oleh MPM : Yunarty, S.Pi.,M.Si

5.4 Pemeliharaan Larva


5.4.1 Alat dan Bahan
a) Alat :
- Bak berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4,5 × 2,5 × 0,8 m
dengan kapasitas 9m3
- Aerasi
b) Bahan :
- air tawar
- kaporit
5.4.2 Prosedur Kerja
a) Sebelum pemeliharaan berlangsung maka terlebih dahulu
membersihkan aerasi serta bak dengan menggunakan kaporit
dengan dosis 25 ppt atau sebanyak 500 gram kaporit kedalam 20
liter air tawar. Kemudian didiamkan selama 1-2 jam kemudian
disikat lalu dibilas dengan air laut hingga kaporit tidak tercium lagi.
b) Setelah pembersihan selesai maka pemeliharaan larva dilakukan
setelah telur menetas hingga larva berumur 30 hari. Selama 1
minggu pertama larva dipelihara dibak tertutup untuk lebih terkontrol
dan terlindungi dari fluktuasi suhu dan cuaca yang ekstrim
c) Pengukuran Oksigen Terlarut.
BALAI BENIH IKAN
MUDA BARU
Jl. Sungai Musi KM 9 kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten
Bone Provinsi Sulawesi selatan

Berlaku efektif : 28 Oktober 2019


Revisi : 0
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TanggalRevisi 0
SPO 02
Halaman : 7 dari 9
Disiapkan oleh Pelaksana
MANAJEMEN INDUK Produksi
: Kelompok 1

Diperiksa oleh MPM : Yunarty, S.Pi.,M.Si

5.5 Perawatan Larva


5.5.1 Alat dan Bahan
a) Alat :
- Bak/kolam
- Obat-obatan sesuai dengan penyakit ikan
- Pakan
- Alat pengukur kualitas air
b) Bahan :
- Air
- Pakan
5.5.2 Prosedur Kerja
a) Pada hari pertama, larva tidak diberi pakan karena masih memiliki
cadangan makanan berupa egg yolk atau kuning telur. Alga
(Nanocloropsis SP) dan rotifera diberikan pada larva setelah
berumur 2-3 hari sampai larva berumur 15 hari. Rotifera diberikan
setiap hari sebanyak 2-3 ekor/ml, pada hari kedua 5 ekor/ml pada
hari ke tiga sampai hari kesepuluh, dan 5-10 ekor/ml pada hari ke
empat belas. Pemberian artemia pada saat larva mulai berumur 8-10
hari sampai berumur 20 hari. Jumlah Naupli Artemia yang diberikan
setiap hari harus disesuaikan dengan jumlah naupli yang dimakan
larva kakap putih, dan akan meningkat sejajar dengan umur ikan.
Love larva diberikan pada saat umur 20 hari hingga hari ke 40
dengan metode pemberian pakan secara ad libitum.
BALAI BENIH IKAN
MUDA BARU
Jl. Sungai Musi KM 9 kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten
Bone Provinsi Sulawesi selatan

Berlaku efektif : 28 Oktober 2019


Revisi : 0
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TanggalRevisi 0
SPO 02
Halaman : 8 dari 9
Disiapkan oleh Pelaksana
MANAJEMEN INDUK Produksi
: Kelompok 1

Diperiksa oleh MPM : Yunarty, S.Pi.,M.Si

b) Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan mengukur suhu dengan


kisaran 27-31oC, salinitas 29-33 ppt dan pH 7,8-8,5. Serta
pergantian air secara terkontrol.
c) Pemeriksaan kesehatan dilakukan dua kali dalam seminggu.

VI. DOKUMEN TERKAIT


a) Form 02 : Metode pengambilan contoh benih ikan dan udang;
b) Form 03 : Ikan kakap putih;
c) Form 04 : Pengamatan Kualitas Air dan kesehatan Induk;
d) Form 05 : Seleksi Induk Matang Gonad.

No Nama Jabatan Paraf

1 Kepala BBI MUDA BARU


1 ............

2 MPM BBI MUDA BARU


2..............
Koordinator Manajemen
3 Induk Ikan kakap putih BBI
MUDA BARU 3.............

Anda mungkin juga menyukai