Oleh :
FARDIANSYAH RAMADHAN
E1E017028
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah yang maha pengasih
lagi maha penyayang, berkat karunianya saya dapat menyelesaikan proposal
magang yang berjudul “Pemijahan Ikan Jelawat (Leptobarbus Hoeveni) Di Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar (Bpbat) Sungai Gelam Jambi” dengan lancar.
Penyusunan proposal ini dalam rangka memenuhi syarat untuk melakukan
kegiatan magang di BPBAT sungai gelam jambi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
ii
3.3.3 Pemijahan Induk................................................................... 9
3.3.4 Penetasan Telur..................................................................... 9
3.3.5 Pemeliharaan Larva.............................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat........................................................................................................... 7
2. Bahan....................................................................................................... 8
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan jelawat............................................................................................ 3
v
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan jelawat (leptobarbus hoeveni) merupakan salah satu ikan asli atau
endemik perairan di indonesia yang terapat pada sungai-sungai di sumatra dan
kalimantan. Ikan ini termasuk ikan ekonomis penting yang sangat di gemari
masyarakat setempat seperti di riau, jambi, sumatera selatan, kalimantan tengah,
kalimantan timur dan kalimantan barat, dan bahkan di beberapa negara tetangga
seperti malaysia dan brunei. Permintaan pasar yang tinggi telah merangsang
pengembangan budidaya ikan ini baik untuk ukuran benih maupun ukuran
konsumsi. Budidaya ikan jelawat telah dilakukan dihabitatnya (Said et al., 1993).
Ikan jelawat dapat dipijahkan secara buatan (Sunarno dan Reksalegora, 1982;
Reksalegora dan Sunarno, 1987; Kristanto et al., 1993) dan dipelihara secara
intensif dalam keramba mini (Sunarno, 2001).
1
Nilai positif dari Teknologi Pemijahan buatan ikan Jelawat sangatlah besar
dampaknya terutama bagi pelestarian ikan spesifik lokal (jelawat) diperairan
umum dan ketersediaan bibit untuk kegiatan budidaya. Dengan ditemukannya
teknologi pembenihan ikan jelawat secara buatan yang lebih efektif dan efisien
diharapkan dapat menjaga ketersediaan benih baik itu untuk kegiatan budidaya
maupun untuk kegiataan restocking agar ketersediaan ikan ini di alam akan terus
terjaga.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan jelawat yang dikenal dengan nama lain Lemak atau Klemak memiliki
Class : Pisces
Sub class : Tolestei
Ordo : Ostariophysi
Sub ordo : Cyprinoidea
Family : Cyprinidae
Sub Family : Cyprininae
Genus : Leptobarbus
Spesies : Leptobarbus hoevenii
Menurut Handoyo et al. (2010), dilihat dari segi morfologi, bentuk tubuh
ikan jelawat memanjang seperti torpedo yang menandakan sebagai perenang
cepat, kepala sebelah agak mendatar, mulut berukuran sedang, garis leteral tidak
terputus dan sisiknya sedang. Ikan jelawat memiliki badan berwarna coklat
3
kehitam-hitaman di bagian punggung, bagian perut berwarna keperakperakan, dan
warna merah pada bagian sirip-sirip dan ekor ikan jelawat.
Ikan jelawat memiliki reaksi yang begitu cekatan saat mendapat suatu
rangsangan. Di waktu muda pada sisi badannya ada garis hitam yang memanjang
dari kepala ke pangkal sirip ekor, tetapi kalau sudah tua, garis itu hilang (Razi,
2013).
Ikan Jelawat merupakan salah satu ikan asli perairan Indonesia dengan
daerah penyebaran di pulau Kalimantan dan Sumatera. Habitat ikan ini meliputi
sungai, danau dan perairan umum lainnya (Rimalia A, 2014). Habitat ikan jelawat
adalah anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan dibagian pinggirnya(Ondara
dan Sonarno,1988). Ikan jelawat dapat hidup pada perairan yang kurang subur
hingga perairan sedang (Radiah, 2006).
4
2.5 Analisis Data
Telur terbuah
FR = × 100 %
Total telur
2.5.3. Fekunditas
W
F= xn
w
5
Keterangan :
F = Fekunditas.
W = Berat telur total (g).
w = Berat telur sampel (g).
N = Jumlah total telur yang dihitung saat sampling (butir)
6
BAB III
3.2.1 Alat
Table 1. Alat
3.2.2 Bahan
7
Table 2. Bahan
No Bahan Fungsi
1 Induk ikan untuk menghasilkan benih
2 Pakan Untuk makanan ikan
3 Pupuk Perbaikan pH tanah
4 Hormon Meransang kematangan gonad ikan
5 Aquades Pelarut pengencer hormone
6 Larutan fisiologi (NaCL) Pengecer sperma dan telur
7 Obat-obatan ikan Mengobati ikan sakit
Pada wadah budidaya induk ikan jelawat dapat dipelihara pada karamba
sungai, karamba jaring apung di waduk dan kolam. Pada pemeliharaan dikolam
diusahakan air kolam tersebut bisa mengalir atau ada input aerasi untuk
meningkatkan kadar oksigen terlarut pada kolam. Induk dipelihara dengan
kepadatan 1-2 ekor / m2 pada kolam. Sedangkan pada karamba sungai maupun
karamba jaring apung kepadatan induk adalah 2-3 ekor / m3 . Induk diberi pakan
komersial dan pakan hijauan (dedaunan). Pakan komersial dengan kandungan
protein 32-34% diberikan sebanyak 1-1,5% dari total biomassa ikan sedangkan
pakan hijauan diberikan sebanyak 3% dari bobot biomassa setiap 2 hari sekali.
Sebaiknya induk jantan dan betina dipisah pemeliharaannya.
8
sperma
3.3.3 Pemijahan Induk
Setelah didapatkan induk yang siap memijah, induk jantan dan betina
ditempatkan pada tempat yang terpisah. Pemijahan dilakukan secara buatan
dengan cara diberi rangsangan hormon dan distripping telur serta spermanya.
Rangsangan hormon menggunakan ovaprim, untuk induk betina dosis yang
digunakan sebanyak 0,7 ml/kg induk dibagi dalam 3 kali penyuntikan. Sedangkan
induk jantan hanya 1 kali penyuntikan dengan dosis 0,3 ml/kg induk. Setelah 6-8
jam dari penyuntikan ke 3 induk betina siap untuk ovulasi, maka yang pertama
kali distripping adalah induk jantan untuk mendapatkan spermanya, idealnya 1
induk betina di buahi oleh 2 ekor induk jantan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Handoyo, B., Catur S., Yudi Y. 2010. Cara Mudah Budi Daya dan Peluang Bisnis
Ikan Baung dan Jelawat. Bogor. IPB Press.
Razi, F. 2013. Penanganan Hama dan Penyakit pada Ikan Jelawat. Booklet
Perikanan No. 11/MPP.Booklet/2013.
10
Pertanyaan yang mungkin timbul :
11