Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL MAGANG

PEMIJAHAN IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoeveni) DI BALAI


PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BPBAT)

SUNGAI GELAM JAMBI

Oleh :

FARDIANSYAH RAMADHAN

E1E017028

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah yang maha pengasih
lagi maha penyayang, berkat karunianya saya dapat menyelesaikan proposal
magang yang berjudul “Pemijahan Ikan Jelawat (Leptobarbus Hoeveni) Di Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar (Bpbat) Sungai Gelam Jambi” dengan lancar.
Penyusunan proposal ini dalam rangka memenuhi syarat untuk melakukan
kegiatan magang di BPBAT sungai gelam jambi.

Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari masih banyak kekurangan


dalam penulisannya. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca. Demikian apa yang dapat saya sampaikan, semoga proposal ini dapat
menjadi pedoman dalam kegiatan magang yang akan di lakukan.

Jambi, agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

DAFTAR TABEL...................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1


1.2 Tujuan........................................................................................... 2
1.3 Manfaat......................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 3

2.1 Klasifikasi Ikan Jelawat................................................................ 3


2.2 Morfologi Ikan Jelawat................................................................. 3
2.3 Habitat Ikan Jelawat..................................................................... 4
2.4 Reproduksi Ikan Jelawat............................................................... 4
2.5 Analisis Data................................................................................. 5
2.5.1 Fertilization Rate................................................................... 5
2.5.2 Hatching Rate....................................................................... 5
2.5.3 Fekunditas............................................................................. 5

BAB III MATERI DAN METODA.......................................................... 7

3.1 Waktu Dan Tempat....................................................................... 7


3.2 Alat Dan Bahan............................................................................ 7
3.2.1 Alat............................................................................................ 7
3.2.2 Bahan ........................................................................................ 7
3.3 Prosedur Kerja.............................................................................. 8
3.3.1 Pemeliharaan Induk.............................................................. 8
3.3.2 Seleksi Induk......................................................................... 8

ii
3.3.3 Pemijahan Induk................................................................... 9
3.3.4 Penetasan Telur..................................................................... 9
3.3.5 Pemeliharaan Larva.............................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat........................................................................................................... 7

2. Bahan....................................................................................................... 8

3. Ciri-ciri indukan ikan yang matang gonad............................................... 8

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan jelawat............................................................................................ 3

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan jelawat (leptobarbus hoeveni) merupakan salah satu ikan asli atau
endemik perairan di indonesia yang terapat pada sungai-sungai di sumatra dan
kalimantan. Ikan ini termasuk ikan ekonomis penting yang sangat di gemari
masyarakat setempat seperti di riau, jambi, sumatera selatan, kalimantan tengah,
kalimantan timur dan kalimantan barat, dan bahkan di beberapa negara tetangga
seperti malaysia dan brunei. Permintaan pasar yang tinggi telah merangsang
pengembangan budidaya ikan ini baik untuk ukuran benih maupun ukuran
konsumsi. Budidaya ikan jelawat telah dilakukan dihabitatnya (Said et al., 1993).
Ikan jelawat dapat dipijahkan secara buatan (Sunarno dan Reksalegora, 1982;
Reksalegora dan Sunarno, 1987; Kristanto et al., 1993) dan dipelihara secara
intensif dalam keramba mini (Sunarno, 2001).

Secara alami ikan jelawat di habitatnya melakukan perkawinan di sungai


pada yang di lakukan pada awal musim penghujan. Habitat yang disukai adalah
anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan dibagian pinggirnya. Anak-anak
ikan jelawat banyak ditemui di daerah genangan air. Pada waktu air surut, anak-
anak ikan jelawat secara bergerombolan kearah bagian hulu sungai. Secara buatan
pemijahan ikan jelawat dilakukan dengan cara penyuntikkan hormon ovaprim dan
perlakuan stripping untuk memperoleh sel telur dan sel sperma ikan jelawat.

Selama ini produksi ikan jelawat masih banyak mengandalkan tangkapan


dari alam baik itu untuk ketersediaan bibit ataupun untuk ikan dewasa yang siap
konsumsi. Terutama pada pasokan benih jelawat pembudidaya masih banyak
mengandalkan pasokan benih dari tangkapan alam. Hal ini menyebabkan
ketersediaan ikan ini di alam akan semakin menipis. Stok benih dari alam
sangatlah tidak bisa menjadi prioritas dalam menghasilkan benih ikan jelawat
untuk kebutuhan pembesaran. Teknologi pemijahann buatan merupakan jalan satu
satunya yang harus dilakukan untuk bisa mensuplai kebutuhan benih secara
berkelanjutan.

1
Nilai positif dari Teknologi Pemijahan buatan ikan Jelawat sangatlah besar
dampaknya terutama bagi pelestarian ikan spesifik lokal (jelawat) diperairan
umum dan ketersediaan bibit untuk kegiatan budidaya. Dengan ditemukannya
teknologi pembenihan ikan jelawat secara buatan yang lebih efektif dan efisien
diharapkan dapat menjaga ketersediaan benih baik itu untuk kegiatan budidaya
maupun untuk kegiataan restocking agar ketersediaan ikan ini di alam akan terus
terjaga.

1.2 Tujuan

Tujuan dari di lakukannya kegiatan magang ini adalah untuk mengetahui


proses pemijahan ikan jelawat (leptobarbus hoeveni) dan semua aspek yang
berhubungan dengan pemijahan ikan jelawat, dan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari kegiatan pemijahan ikan jelawat (leptobarbus hoeveni) secara
buatan di Balai Perikanan Budidaya Ikan Air Tawar Sungai Gelam Jambi.

1.3 Manfaat

Manfaat dari di lakukannya kegiatan magang ini adalah menambah


wawasan mahasiswa tentang proses pemijahan ikan jelawat (leptobarbus hoeveni)
dan segala aspeknya, serta menambah hardskill mahasiswa dalam melakukan
kegiatan di lapangan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Jelawat

Ikan jelawat yang dikenal dengan nama lain Lemak atau Klemak memiliki

klasifikasi ikan jelawat (Razi, 2013) sebagai berikut.

Class : Pisces
Sub class : Tolestei
Ordo : Ostariophysi
Sub ordo : Cyprinoidea
Family : Cyprinidae
Sub Family : Cyprininae
Genus : Leptobarbus
Spesies : Leptobarbus hoevenii

Gambar 1. Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Jelawat

2.2 Morfologi Ikan Jelawat

Menurut Handoyo et al. (2010), dilihat dari segi morfologi, bentuk tubuh
ikan jelawat memanjang seperti torpedo yang menandakan sebagai perenang
cepat, kepala sebelah agak mendatar, mulut berukuran sedang, garis leteral tidak
terputus dan sisiknya sedang. Ikan jelawat memiliki badan berwarna coklat

3
kehitam-hitaman di bagian punggung, bagian perut berwarna keperakperakan, dan
warna merah pada bagian sirip-sirip dan ekor ikan jelawat.

Ikan jelawat memiliki reaksi yang begitu cekatan saat mendapat suatu
rangsangan. Di waktu muda pada sisi badannya ada garis hitam yang memanjang
dari kepala ke pangkal sirip ekor, tetapi kalau sudah tua, garis itu hilang (Razi,
2013).

2.3 Habitat Ikan Jelawat

Ikan Jelawat merupakan salah satu ikan asli perairan Indonesia dengan
daerah penyebaran di pulau Kalimantan dan Sumatera. Habitat ikan ini meliputi
sungai, danau dan perairan umum lainnya (Rimalia A, 2014). Habitat ikan jelawat
adalah anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan dibagian pinggirnya(Ondara
dan Sonarno,1988). Ikan jelawat dapat hidup pada perairan yang kurang subur
hingga perairan sedang (Radiah, 2006).

2.4 Reproduksi Ikan Jelawat

Ikan jelawat di alam melakukan pemijahan selama musim penghujan yaitu


pada saat permukaan air naik dan mengenai daerah disekitarnya.Waktu pemijahan
pada pagihari diiringi oleh rintikan hujan.Ukuran induk yang memijah ialah lebih
dari 2,5kg/ekor (Tan,1980),selama musim penghujan terjadi pemijahan 2-3
kali.Telur ikan jelawat bersifat melayang (pelagis) dan terbawa oleh arus kebagian
hilir dan telur tersebut menetas dan larvanya memasuki daerah tergenang
sepanjang sungai.

Menurut Hardjamulia et al (1991),ikan jelawat banyak ditemui didaerah


aliran sungai (DAS) dan pada saat air menyusut benih ikan jelawat beruaya kearah
bagian hulu sungai. Ikan jelawat di alam melakukan pemijahan pada musim hujan
(SeptemberJanuari), ketika sungai meluap, menggenangi daratan sekitarnya dan
memasuki anak-anak sungai. Induk jelawat beruaya ke hilir anak sungai dan
melakukan pemijahan di muara anak sungai.

4
2.5 Analisis Data

2.5.1 Fertilization Rate

Penghitungan FR dilakukan dengan menghitung jumlah telur yang dibuahi


pada sampling kemudian dibandingkan dengan jumlah total telur yang ada di
toples sampling. Sebelumnya telahdilakukan proses pengambilan Menurut
Sumandinata (1981), FRmerupakan derajat pembuahan telur yang dilakukan oleh
induk jantan, nilai FR ini tergantung pada kualitas telur dan kualitasmaupun
kuantitas sperma. Nilai FR dapat dihitung menggunakanrumus berikut:

Telur terbuah
FR = × 100 %
Total telur

2.5.2. Hatching Rate

Hatching Rate merupakan suatu parameter yang digunakanuntuk melihat


derajat penetasan telur (Sumandinata 1981).Hatching rate (HR) adalah daya tetas
telur atau jumlah telur yangmenetas. Untuk mendapatkan HR sebelumnya
dilakukan sampling larva untuk mendapatkn jumlah larva, Menurut Murtidjo
(2001), HRdapat dihitung menggunakan rumus berikut ini :

Jumla h telur yang menetas


HR = x 100 %
Jumla h telur yang terbuah i

2.5.3. Fekunditas

Fekunditas adalah jumlah telur yang dikeluarkan dalamsekali pemijahan.


Jumlah telur ikan lele sangat dipengaruhi olehukuran induk, diameter telur dan
faktor nutrisi (De Graat et al 1996).Fekunditas adalah jumlah telur yang
dihasilkan oleh indukbetina per ekor, sedangkan fekunditas nisbi adalah jumlah
teluryang dihasilkan induk betina per satuan berat badan. MenurutMurtidjo (2001)
fekunditas dapat dihitung dengan rumus sebagaiberikut :

W
F= xn
w

5
Keterangan :

F = Fekunditas.
W = Berat telur total (g).
w = Berat telur sampel (g).
N = Jumlah total telur yang dihitung saat sampling (butir)

6
BAB III

MATERI DAN METODA

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan magang ini akan di lakukan pada tanggal 28 september s/d 28


november 2020, yang berlokasi di Balai Perikanan Budidaya Air Tawat (BPBAT)
Sungai Gelam, Jambi.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang di gunakan untuk kegiatan pemijahan ikan jelawat (Leptobarbus


hoevenii) dapat di lihat pada table 1 :

Table 1. Alat

No. Alat Fungsi


1 Kolam/bak Wadah pemeliharaan,pemijahan dan pendederan
2 Hapa Tempat penampungan benih dan tempat pemijahan
3 Serokan/seser Alat untuk mengambil induk dan benih
4 Ember Alat penampungan sementara
5 Timbangan Alat penimbang berat induk dan benih
6 Anco Alat untuk mengambil benih
7 Kakaban Tempat perekat telur
8 Thermometer Alat pengukur suhu
9 Paranet Alat untuk menutupi bak
10 Cangkul Alat untuk membaikkan tanah kolam/keduk teplok
11 Suntik Alat injeksi hormone pada pemijahan buatan
12 Mangkok Alat tamping telur dan sperma
13 Bulu ayam Alat bantu fertilisasi/pembuahan
14 Serbet Alat lap
15 Aerator Alat pengikat oksigen
16 Plastic packing Alat untuk distribusi benih dan induk

3.2.2 Bahan

Bahan yang di gunakan untuk kegiatan pemijahan ikan jelawat


(Leptobarbus hoevenii) dapat di lihat pada table 2 :

7
Table 2. Bahan

No Bahan Fungsi
1 Induk ikan untuk menghasilkan benih
2 Pakan Untuk makanan ikan
3 Pupuk Perbaikan pH tanah
4 Hormon Meransang kematangan gonad ikan
5 Aquades Pelarut pengencer hormone
6 Larutan fisiologi (NaCL) Pengecer sperma dan telur
7 Obat-obatan ikan Mengobati ikan sakit

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pemeliharaan Induk

Pada wadah budidaya induk ikan jelawat dapat dipelihara pada karamba
sungai, karamba jaring apung di waduk dan kolam. Pada pemeliharaan dikolam
diusahakan air kolam tersebut bisa mengalir atau ada input aerasi untuk
meningkatkan kadar oksigen terlarut pada kolam. Induk dipelihara dengan
kepadatan 1-2 ekor / m2 pada kolam. Sedangkan pada karamba sungai maupun
karamba jaring apung kepadatan induk adalah 2-3 ekor / m3 . Induk diberi pakan
komersial dan pakan hijauan (dedaunan). Pakan komersial dengan kandungan
protein 32-34% diberikan sebanyak 1-1,5% dari total biomassa ikan sedangkan
pakan hijauan diberikan sebanyak 3% dari bobot biomassa setiap 2 hari sekali.
Sebaiknya induk jantan dan betina dipisah pemeliharaannya.

3.3.2 Seleksi Induk

Ikan jelawat di seleksi berdasarkan jenis kelaminnya, tingkat kematangan


gonad dan kesehatan ikan. Indukan betina di seleksi terlebih dahulu baru
kemudian indukan jantan. Satu indukan betina dapat di buahi oleh 2 indukan
jantan. Ciri idukan yang telah matang gonad dapat di lihat pada tabel berikut :

Table 3. Ciri-ciri indukan ikan yang matang gonad

No Induk Jantan Induk Betina


.
1 Tidak cacat, tubuh proposional Tidak cacat, tubuh proposional
2 Sirip dada terasa kasar Bagian perut mengembang dan lembut
3 Bila di urut genitalnya keluar Genitalnya berwarna kemerahan

8
sperma
3.3.3 Pemijahan Induk

Setelah didapatkan induk yang siap memijah, induk jantan dan betina
ditempatkan pada tempat yang terpisah. Pemijahan dilakukan secara buatan
dengan cara diberi rangsangan hormon dan distripping telur serta spermanya.
Rangsangan hormon menggunakan ovaprim, untuk induk betina dosis yang
digunakan sebanyak 0,7 ml/kg induk dibagi dalam 3 kali penyuntikan. Sedangkan
induk jantan hanya 1 kali penyuntikan dengan dosis 0,3 ml/kg induk. Setelah 6-8
jam dari penyuntikan ke 3 induk betina siap untuk ovulasi, maka yang pertama
kali distripping adalah induk jantan untuk mendapatkan spermanya, idealnya 1
induk betina di buahi oleh 2 ekor induk jantan.

Setelah telur dikeluarkan (stripping) maka langkah berikutnya adalah


mencampurkan telur dengan sperma, aduk secara merata dan perlahan sehingga
setiap butir telur dapat dibuahi oleh sperma. Pembuahan sperma terhadap telur
dibantu dengan memberikan air bersih. Setelah proses pembuahan dilakukan
maka telur ditetaskan pada corong penetasan.

3.3.4 Penetasan Telur

Pada suhu 27-30 0 C telur jelawat akan menetas setelah 20 – 26 jam


setelah dibuahi. Setelah telur menetas perlu dilakukan pergantian air sebanyak 80
– 90% atau hingga air penetasan menjadi jernih. Telur yang telah menetas menjadi
larva baru bisa dipindahkan ke wadah pemeliharaan larva 24 jam setelah menetas.

3.3.5 Pemeliharan Larva

Pemeliharaan larva dilakukan selama 3 – 7 hari, tergantung dari kesiapan


dan kualitas larva. Naupli artemia diberikan sebagai makanan larva sebanyak 5
kali/hari. Dengan interval waktu pemberian pakan setiap 4 jam sekali, yakni jam
07.00; 11.00; 15.00; 19.00; 23.00. untuk 100.000 ekor larva memerlukan 1 kaleng
artemia (425 g) selama 7 hari pemeliharaan. Penyiponan dilakukan setiap hari dan
pergantian air dilakukan 2 hari sekali.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, A. R. 2018. Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu


(Hibiscus rosa sinensis L.) Sebagai Immunostimulan Ikan Jelawat
(Leptobarbus hoevenii Blkr.) Yang Diinfeksi Dengan Bakteri Aeromonas
hydrophila. Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas
Muhammadiyah Pontianak, Pontianak.

Handoyo, B., Catur S., Yudi Y. 2010. Cara Mudah Budi Daya dan Peluang Bisnis
Ikan Baung dan Jelawat. Bogor. IPB Press.

Murtidjo, B.A. 2001. Beberapa Metode Pemijahan Ikan Air Tawar.Kanisius :


Yogyakarta.

Ondara. .1998. Upaya Pembenihan Jelawat Dalam Prosidang Seminar Nasional


Pembenihan Ikan Dan Udang .Puslitbangkan.

Radiah. 2006. Pemberian Pakan Alami Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan


Benih Ikan Jelawat. Universitas Muhammadiyah Pontianak. Pontianak.

Razi, F. 2013. Penanganan Hama dan Penyakit pada Ikan Jelawat. Booklet
Perikanan No. 11/MPP.Booklet/2013.

Rimalia, A. (2014). Perbandingan Induk Jantan Dan Betina Terhadap


Keberhasilan Pembuahan Dan Daya Tetas Telur Ikan Jelawat
(Leptobarbus Hoevenii). Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian, 39(3), 114-
118.

Riyoma, A. (2020). Analisis Kesesuaian Perairan Untuk Budidaya Ikan Jelawat


Leptobarbus hoeveni (Bleeker, 1851) Di Danau Way Jepara Kecamatan
Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Univeritas Lampung, Bandar Lampung.

Sumantadinata, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan diIndonesia .


Bogor: Sastra Hudaya.

10
Pertanyaan yang mungkin timbul :

1. Hormon yang digunakan apa??? Hormonnya OVAPRIM


2. Dosis hormonnya??? Dosis 0,5ml/kg/induk disuntikkan sebanyak 2 kali
penyuntikan dengan dosis 1/3 pada penyuntikan pertama dan 2/3 pada
penyuntikan ke dua, 4 sampai 7 jam baru dilakukan striping

3. Apa perbedaan pemijahan alami deengan pemijahan buatan? Cari sendiri


jawabannya
4. Ciri2 induk ikan jelaat betina dan induk ikan jantan yang matang gonad?
Cari sendiri jawabannya
5. Berapa padat tebar dalam corong atau wadah penetasan??
Padat tebar berkisar 400 – 500 butir telur per liter air.
6. Rata-rata fekunditas ikan jelawat?? Cari sendiri jawabannya
7. Pemeliharaan larva gimana?? Pada hari berapa larvanya menetas dan
makan yag diberikan apa saja??? Cari sendiri jawabannya

11

Anda mungkin juga menyukai