Budidaya merupakan proses perkembangbiakan yang lebih baik dari segi kualitas dan
kuantitas. Dalam budidaya ada komponen-komponen yang harus di perhatikan yaitu
wadah/kolam, air, ikan, pakan, SDM/Sumber Daya Manusia. Ada beberapa tahap dalam
budidaya gurame yang harus dilakukan untuk usaha budidaya gurame. Berikut ini beberapa
tahapan dalam budidaya gurame.
A. PERSIAPAN KOLAM
Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Untuk budidaya gurame bisa
menggunakan 3 jenis kolam yaitu kolam semen, kolam plastic/terpal, kolam tanah. Kolam
yang harus di siapkan antara lain kolam pemijahan, kolam pendederan, dan kolam
pembesaran.
1. Kolam Pemijahan
Kolam yang digunakan untuk pemijahan lebih baik menggunakan kolam dengan
dasar tanah dan mempunyai ukuran sekitar 600-1000 m2. Kolam dengan dasar tanah
akan mempunyai bau yang khas ketikan dikeringkan dan akan memicu/ merangsa
induk untuk melakukan pemijahan.
2. Kolam Pendederan
Kolam Pendederan ada tiga jenis yaitu kolam indoor/dalam ruangan, kolam
outdoor/luar ruangan dan kolam terpal. Kolam untuk pendederan mempunyai ukuran
yang bervariasi mulai dari 15 – 100 m2. Dalam kolam pendederan dasar kolam ada
siring yang dan di dalam siring di letakkan paralon yang bertujuan untuk
memudahkan pemanen dan tempat berlindung bibit ikan/larva. Kolam pendederan
indoor mempunyai suhu yang lebih stabil, sedangkan untuk kolam outdoor yang
mempunyai dasar tanah suhunya relatif berubah-ubah dibandingkan dengan kolam
yang dasar terpal. Dasar terpal dapat membuat suhu di bawah terpal stabil.
Penanganan suhu pada kolam outdoor ketika suhu terlalu rendah dengan mengurangi
air dan ketika suhu yang terlalu tinggi jumlah air di tambah.
3. Kolam Pembesaran
Kolam pembesaran mirip dengan kolam pemijahan, ukuran lebih besar dari kolam
pendederan. Kolam pembesaran mempunyai ukuran kurang lebih 200 – 1000 m2.
B. PEMIJAHAN
Pemijahan merupakan istilah dalam perikanan sebagai peristiwa/proses perkawinan
induk ikan. Dalam pemijahan ada beberapa proses yang harus dilakukan. Proses pemijahan
antara lain :
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
a. Pembersihan
Pembersihan kolam dilakukan dengan menyiangi rumput-rumput di sekitar
kolam dan pematang kolam serta membersihkan kolam dari sampah plastik, kayu,
rumput agar tidak digunakan gurame untuk membuat sarang.
b. Pengeringan
Selain pembersihan, kolam juga harus dikeringkan agar bibit-bibit penyakit dan
hama di dalam kolam terkena sinar matahari, sehingga populasinya tidak terlalu tinggi.
Pengeringan membutuhkan 3-7 hari (tergantung cuaca) bila cuaca panas pengeringan
hanya membutuhkan waktu 3 hari namun bila hujan pengeringan mencapai 7 hari atau
bahkan lebih. Selain itu pengeringan akan memberikan suasana baru bagi gurame dan
memiliki bau khas saat terendam air yang akan merangsang ikan untuk melakukan
pemijahan.
c. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menaikan tingkat keasaman (PH), pengapuran juga
bisa sebagai desinfektan untuk membunuh hama dan penyakit. Pemberian kapur
dilakukan dengan cara ditabur dengan dosis 50-150 gram/m2.. Jenis kapur yang
digunakan adalah dolomit/kapur pertanian. Dolomit merupakan kapur karbonat yang
dimanfaatkan untuk mengapur lahan kolam budidaya ikan bertanah masam.
d. Pemasangan Sosog
Sosog merupakan tempat untuk membuat sarang pada kolam pemijahan, sosog
terbuat dari bambu dengan ukuran panjang 30-40 cm dan diameter 20-30 cm. Jumlah
sosog disesuaikan dengan jumlah induk jantan dan dipasang menghadap ke tengah
kolam dengan kemiringan sekitar 30 o ke atas permukaan air serta terendam air 15-20
cm.
e. Pengisian air
Setelah semua persiapan kolam selesai, lakukan pengisian air untuk kolam
pemijahan dengan ketinggian 0.75 -1 meter.
2. Seleksi Induk
Induk gurame mulai dapat dipijahkan pada umur kurang lebih 3-5 tahun. Induk
jantan yang ideal berumur kurang lebih 3-4 tahun dengan berat kurang lebih 3-5 kg,
sedangkan yang betina berumur 2-3 tahun dengan berat 2,5-3 kg. Salah satu syarat untuk
menghasilkan benih ikan gurame yang baik adalah memilih induk yang berkualitas baik.
Induk-induk yang dipilih harus sehat, tidak cacat, susunan sisik teratur, bersih atau cerah,
badan relatif panjang dengan bagian perut mengembung (betina), sedangkan pada jantan
bagian perut dekat anus lancip. Masa produksi optimal induk betina berlangsung selama
5-7 tahun. Semakin tua umur induk gurame, jumlah telur yang dihasilkan semakin
banyak, tetapi kualitas telurnya semakin menurun. Ciri induk jantan dan betina dapat
dilihat ditabel dibawah ini.
Tabel 1. Perbedaan Induk Jantan dan Betina
Ciri Fisik Induk
Jantan Betina
Dahi Bercula Tidak bercula
Dasar sirip Putih/terang Hitam/gelap
Mulut Bibir bawah lebih tebal Rata/sama besar
Tutup insang Kekuning-kuningan Putih sedikit coklat
Ujung sirip ekor Hampir rata Bentuk busur
Gerakan Lincah Lamban/lambat
Adapun persyaratan induk ikan gurami sesuai Standar Nasional Indonesia harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Kriteria kualitatif
Warna : badan berwarna kecoklatan dan bagian perut berwarna putih keperakan
atau kekuning-kuningan.
Bentuk tubuh : pipih vertikal.
Asal : hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk ikan kelas induk
dasar.
Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak ada
kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh bebas dari jasad
patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan tidak berlumut, tutup
insang normal dan tubuh berlendir.
SOP Budidaya Ikan Gurame 4
Program Indonesia Bangun Desa
3. Pemijahan
Kebanyakan sistem pemijahan yang digunakan adalah sistem massal dan pasangan.
Pada sistem ini digunakan induk perbandingan ( 1 ekor jantan : 3 ekor betina). Waktu
pemijahan berlangsung pada sore hari sekitar pukul 15.00 – 18.00. Ikan gurami dapat
memijah umumnya sepanjang tahun namun produktifitasnya lebih tinggi pada musim
kemarau.
a. Pemijahan Sistem Masal
Pemijahan yang menggunakan 1 kolam dengan
ukuran 20 x 50 m = 1000 m 2. Semua induk jantan
dan betina di campur menjadi 1 kolam. Dengan
perbandingan 1 : 3. dalam ukuran 1000 m2 mampu
menampung kurang lebih 120 induk gurame.
Pengambilan telur dilakukan pagi dari dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi
kerusakan fisik telur. Caranya yaitu dengan mengangkat sarang kemudian di masukan ke
dalam ember yang sudah berisi air. Beberapa proses dalam penanganan telur adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan Tempat Penetasan/Bak Fiber
Tujuan
Membersihkan bak fiber
Alat bantu
Sikat/lap,selang, bak.
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
Membersihkan bak fiber menggunakan sikat/lap sampai bersih.
Bilas bak fiber sampai benar-benar bersih dari kotoran/lumut-lumut yang menempel.
Keringkan bak fiber sampai kering.
Bila sudah kering, bak fiber siap diisi dengan air.
Tinggi air dalam bak fiber kurang lebih 25-30 cm.
Pengisian aerator untuk mensuplai oksigen.
Pemberian Heater untuk menstabilkan suhu 28-30 oC untuk mempercepat penetasan
dan pertumbuhan larva.
2. Pengambilan Telur
Tujuan
Mengambil telur-telur gurame di sarang yang ada di kolam
untuk di tetaskan
Alat Bantu
Bak kecil dan Scoopnet
Masukan sarang berisi telur kedalam bak, kemudian isi sedikit air dalam bak sampai
telur terendam.
Ambil telur yang berada di luar sarang/kolam menggunakan scoopnet.
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
Ambil 1 sarang yang sudah di ambil dari kolam.
Masukkan dalam bak fiber/berisi air.
Pisahkan telur dengan ijuk/sarang.
Ijuk/sarang yang sudah tidak terpakai keluarkan dalam dari bak fiber.
Ambil telur-telur yang telah terpisah dengan sarang dan mengapung di permukaan
bak fiber menggunkan scoopnet.
4. Pencucian Telur
Tujuan
Mencuci telur agar telur bersih dari kotoran dan lemak
(Minyak).
Alat Bantu
Bak Penampungan ukuran sedang, selang air, Scoopnet
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
Angkat bak yang berisi telur gurame/yang sudah di cuci dan dihitung.
Masukan ke dalam bak fiber, pelan-pelan, biarkan air dalam bak bercampur dengan
air dalam bak fiber.
Diamkan sampai telur dalam bak penampungan pelan-pelan masukan kedalam fiber.
Pastikan semua telur dalam bak penampungan sudah masuk dalam bak fiber.
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
Hitung setiap telur yang mati
Catat dalam buku catatan
Lakukan setiap hari dari hari 1 sampai hari ke 10
Hitung jumlah keseluruhan ikan yang mati.
Jumlah telur/larva yang hidup dapat dihitung dengan mengurankan jumlah telur saat
pertama masuk di kurangi jumlah telur mati.
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
Siapkan pH meter, masukan kan bagian pengukur pada pH meter.
Pastikan bagian tersebut sudah masuk ke air.
Liat angka pada pH meter, angka akan beruba-ubah, biarkan sampai angka diam.
Catat hasil yang ditunjukkan.
Lakukan sehari 3 kali.
4. Pengukuran Suhu
Tujuan
Mengetahui/mengecek suhu air dalam bak fiber, suhu
normal 27-30 o C.
Alat Bantu
Termometer, alat tulis
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
Siapkan Termometer.
Masukan thermometer kedalam bak fiber.
Perhatikan kenaikan air raksa pada thermometer.
Catat hasil pengukuran, lakukan sehari 3 kali.
SOP Budidaya Ikan Gurame 10
Program Indonesia Bangun Desa
5. Pemberian Heater
Tujuan
Mempercepat penetasan telur, Heater di berikan jika
jumlah telur banyak yang mati sehingga perlu diberi Heater
agar suhu stabil dan mempercepat penetasan.
Alat Bantu
Heater
Metode/ Langkah-langkah Pengerjaan
Masukan Heater kedalam bak penampungan
Cek setiap hari
Ambil Heater jika telur-telur sudah menetas
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
Siapkan bak kecil berisi air.
Ambil larva dalam bak fiber menggunakan scoopnet.
Masukan larva ke dalam bak yang sudah berisi air tadi.
Lakukan berualang-ulang dengan hati-hati agar larva tidak stress.
Pastikan semua larva sudah terambil dan sial dimasukan ke kolam pendederan 1.
E. PENDEDERAN
Pendederan ikan gurame ada beberapa tahap mulai pendederan 1- pendederan 5. Berikut
hal-hal yang perlu di perhatikan dalam proses pedederan ikan gurame.
Tabel 3 .Pendederan
NO STANDAR SATUAN P1 P2 P3 P4 P5
1. Pupuk gram/m2 500 500 200 200 150
organis
2. Kapur gram/m2 50 50 50 50 50
3. Ukuran benih Cm 0,75 – 1 1-2 2-4 4-6 6-8
4. Padat tebar ekor/m2 100 80 60 45 30
5. Pakan
Tingkat % bobot 20 20 10 5 4
pemberian biomas
Frekuensi Kali/hari 2 2 3 3 3
pemberian
SOP Budidaya Ikan Gurame 11
Program Indonesia Bangun Desa
6. Waktu Hari 15 40 40 40 60
Pemeliharaan
7. Sintasan % 60 60 70 80 80
8. Ukuran cm 1-2 2-4 4-6 6-8 8-11
Panen
*P1,P2,P3,P4,P5 adalah pendederan 1-5
*Sumber SNI : 01- 6485.3 - 2000
a. Pembersihan
Pembersiahan lahan/kolam pada umumnya memiliki
tujuan yang sama yaitu untuk membersihkan kolam dari
sampah, lumut atau kotoran-kotaran lain yang berada
dalam kolam.
b. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk membunuh hama dan sarang
penyakit. Pengerian untuk kolam indoor/dalam ruangan
membutuhkan waktu yang relative lebih cepat yaitu sekitar
1 hari karena suhu yang stabil sedangkan untuk kolam
outdoor/ruang ruangan membutuhkan waktu 1-3 hari
tergantung cuaca.
c. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menstabilkan/menaikan pH,
membunuh hama dan penyakit. Dosis pengapuran 50 -150
g/m2.
SOP Budidaya Ikan Gurame 12
Program Indonesia Bangun Desa
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
Masukan ke kolam larva/ikan yang telah di panen di bak fiber
Pelan-pelan taruh bak yang berisi larva ke dalam kolam biarkan air dalam kolam
masuk ke dalam bak dan biarkan larva/ikan keluar sendiri dari bak.
Pastikan larva/ikan tidak ada yang tertinggal di bak.
F. PEMBESARAN
Pada pembesaran ikan gurame dapat dilakukan di kolam semen/tembok,kolam terpal
maupun kolam tahan. Proses pembesaran masing-masing kolam hampir sama. Mulai dari
pembersihan kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan,pengisian air. Dalam kolam
pembesaran ikan diberikan pakan dan vitamin. Ukuran pertama masuk sekitar 8-10 cm, umur
205 hari/6-7 bulan, ikan berada dikolam pembesaran 6 -12 tahun. Ikan di panen ukuran
konsumsi sekitar >300 gr.
G. PAKAN
Pakan yang di diberikan yaitu pakan alami dan pakan buatan. Terbatasnya ketersedian
pakan alami sehingga ikan gurame di beri tambahan pakan buatan/ pelet. Pakan alami yang
diberikan untuk gurame ada berbagai jenis. Berikut penjelasan mengenai pakan ikan gurame.
1. Pakan alami
Makanan alami adalah makanan yang tumbuh sendiri di tempat pemeliharaan
ikan yang bersangkutan. Makanan alami ditumbuhkan bersamaan dengan
pemeliharaan ikan sistem ekstensif, yaitu pemeliharaan ikan yang menggunakan
lahan yang luas dengan padat penebaran rendah. Makanan alami diperoleh dari
pengambilan di alam, tetapi beberapa di antaranya dapat diperbanyak melalui kultur
makanan alami. Pengulturan makanan alami dapat dilakukan dengan membibitkan
jenis yang tersedia maupun membibitkan langsung dari alam. Untuk mendapatkan
makanan alami yang kontinu, pembudidaya harus melakukan kultur sendiri dengan
cara memurnikan bibitnya dari media pengulturan. Pakan alami Plankton di bagi
menjadi dua yaitu Fitoplankton dan Zooplankton
a. Fitoplankton
Fitoplankton merupakan organisme yang berukuran renik, memiliki gerakan yang
sangat lemah, bergerak mengikuti arah arus, dan dapat melakukan proses
fotosintesis karena memiliki klorofil dalam tubuh. Fitoplankton sebagian besar
terdiri dari alga (ganggang) bersel tunggal yang berukuran renik. Akan tetapi,
beberapa jenis di antaranya ada juga yang suka membentuk koloni. Organisme
ini merupakan produsen primer di perairan karena dapat mengolah bahan-bahan
anorganik yang ada di lingkungannya menjadi bahan organik melalui proses
fotosintesis. Perkembangbiakannya sangat cepat melalui pembelahan sel
sehingga pertumbuhannya dapat didorong dengan memperkaya kandungan bahan
anorganik melalui pemupukan. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk
organik maupun pupuk anorganik atau pupuk buatan.
b. Zooplankton
Zooplankton merupakan hewan-hewan renik (mikroskopik) yang melayang-
layang di dalam air. Akan tetapi, ada juga yang berukuran agak besar sehingga
dapat dilihat bentuknya secara kasat mata. Beberapa jenis hewan yang merupakan
zooplankton, di antaranya Infusoria, Brachionus, Artemia, Daphnia, Moina,
SOP Budidaya Ikan Gurame 14
Program Indonesia Bangun Desa
Cyclops, dan Calanus. Beberapa jenis yang sudah dapat dibudidayakan secara
intensif dan massal di antaranya Brachionus plicatilis (Rotifera), Artemia salina
(Anacostraca), Daphnia sp, (Cladocera), Moina sp (Cladocera), dan jentik jentik
nyamuk biasanya Culex sp. (Diptera insekta). Budi daya zooplankton telah
dilakukan hampir di seluruh tempat budi daya ikan dan udang, baik air tawar
maupun air laut.
2. Pakan Buatan
Pakan buatan merupakan pakan yang di buat karena ketersedian pakan alami tidak
mencupuki. Pakan buatan dapat dibuat dengan kandungan yang dibutuhkan ikan
untuk pertumbuhan. Jenis pakan buatan bermacam-macam seperti berikut.
a. Tepung
Pakan jenis tepung diberikan untuk ikan ukuran larva, ikan pada pendederan 1
dan pendederan 2. Jenis tepung ini ada yang mengapung da nada yang tengelam.
Untuk jenis yang mengapung biasanya diberikan untuk larva pada pendederan 1,
sedangkan untuk yang tenggelam untuk pendederan 2.
b. Granuler
Pakan jenis granuler/butir-butir ini biasanya diberikan untuk ikan yang masuk ke
pendederan 3-pendederan 5. Namun pakan jenis ini mempunyai ukuran dan jenis
yang berbeda-beda. Penggunaan pakan jenis ini sesuaikan dengan ukuran ikan.
c. Crumble
Pakan jenis cramble biasa digunakan untuk pakan pembesaran dan pakan induk.
Pemberian pakan ini pun sama dengan jenis granuler di sesuaikan dengan ukuran
ikan.
3. Pakan Tambahan
Pakan tambahan merupakan pakan yang diberikan sebagai makanan pendamping,
pada ikan gurame banyak makanan tambahan yang diberikan antara lain daun sente
dan rumput-rumputan disekitar pematang.
ISTILAH – ISTILAH