Anda di halaman 1dari 15

SOP Budidaya Ikan Gurame 1

Program Indonesia Bangun Desa

STANDARD OPERATING PROSEDURE ( SOP)


BUDIDAYA IKAN GURAME

Budidaya merupakan proses perkembangbiakan yang lebih baik dari segi kualitas dan
kuantitas. Dalam budidaya ada komponen-komponen yang harus di perhatikan yaitu
wadah/kolam, air, ikan, pakan, SDM/Sumber Daya Manusia. Ada beberapa tahap dalam
budidaya gurame yang harus dilakukan untuk usaha budidaya gurame. Berikut ini beberapa
tahapan dalam budidaya gurame.

A. PERSIAPAN KOLAM
Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Untuk budidaya gurame bisa
menggunakan 3 jenis kolam yaitu kolam semen, kolam plastic/terpal, kolam tanah. Kolam
yang harus di siapkan antara lain kolam pemijahan, kolam pendederan, dan kolam
pembesaran.

1. Kolam Pemijahan
Kolam yang digunakan untuk pemijahan lebih baik menggunakan kolam dengan
dasar tanah dan mempunyai ukuran sekitar 600-1000 m2. Kolam dengan dasar tanah
akan mempunyai bau yang khas ketikan dikeringkan dan akan memicu/ merangsa
induk untuk melakukan pemijahan.
2. Kolam Pendederan
Kolam Pendederan ada tiga jenis yaitu kolam indoor/dalam ruangan, kolam
outdoor/luar ruangan dan kolam terpal. Kolam untuk pendederan mempunyai ukuran
yang bervariasi mulai dari 15 – 100 m2. Dalam kolam pendederan dasar kolam ada
siring yang dan di dalam siring di letakkan paralon yang bertujuan untuk
memudahkan pemanen dan tempat berlindung bibit ikan/larva. Kolam pendederan
indoor mempunyai suhu yang lebih stabil, sedangkan untuk kolam outdoor yang
mempunyai dasar tanah suhunya relatif berubah-ubah dibandingkan dengan kolam
yang dasar terpal. Dasar terpal dapat membuat suhu di bawah terpal stabil.
Penanganan suhu pada kolam outdoor ketika suhu terlalu rendah dengan mengurangi
air dan ketika suhu yang terlalu tinggi jumlah air di tambah.
3. Kolam Pembesaran
Kolam pembesaran mirip dengan kolam pemijahan, ukuran lebih besar dari kolam
pendederan. Kolam pembesaran mempunyai ukuran kurang lebih 200 – 1000 m2.

B. PEMIJAHAN
Pemijahan merupakan istilah dalam perikanan sebagai peristiwa/proses perkawinan
induk ikan. Dalam pemijahan ada beberapa proses yang harus dilakukan. Proses pemijahan
antara lain :

1. Persiapan Lahan Untuk Pemijahan


Tujuan
Menyiapkan lahan/kolam yang akan digunakan untuk pemijahan.
Alat bantu
Bak, cangkul, bambu, sosog.
SOP Budidaya Ikan Gurame 2
Program Indonesia Bangun Desa

Metode/Langkah-langkah Pengerjaan

a. Pembersihan
Pembersihan kolam dilakukan dengan menyiangi rumput-rumput di sekitar
kolam dan pematang kolam serta membersihkan kolam dari sampah plastik, kayu,
rumput agar tidak digunakan gurame untuk membuat sarang.
b. Pengeringan
Selain pembersihan, kolam juga harus dikeringkan agar bibit-bibit penyakit dan
hama di dalam kolam terkena sinar matahari, sehingga populasinya tidak terlalu tinggi.
Pengeringan membutuhkan 3-7 hari (tergantung cuaca) bila cuaca panas pengeringan
hanya membutuhkan waktu 3 hari namun bila hujan pengeringan mencapai 7 hari atau
bahkan lebih. Selain itu pengeringan akan memberikan suasana baru bagi gurame dan
memiliki bau khas saat terendam air yang akan merangsang ikan untuk melakukan
pemijahan.
c. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menaikan tingkat keasaman (PH), pengapuran juga
bisa sebagai desinfektan untuk membunuh hama dan penyakit. Pemberian kapur
dilakukan dengan cara ditabur dengan dosis 50-150 gram/m2.. Jenis kapur yang
digunakan adalah dolomit/kapur pertanian. Dolomit merupakan kapur karbonat yang
dimanfaatkan untuk mengapur lahan kolam budidaya ikan bertanah masam.
d. Pemasangan Sosog
Sosog merupakan tempat untuk membuat sarang pada kolam pemijahan, sosog
terbuat dari bambu dengan ukuran panjang 30-40 cm dan diameter 20-30 cm. Jumlah
sosog disesuaikan dengan jumlah induk jantan dan dipasang menghadap ke tengah
kolam dengan kemiringan sekitar 30 o ke atas permukaan air serta terendam air 15-20
cm.
e. Pengisian air
Setelah semua persiapan kolam selesai, lakukan pengisian air untuk kolam
pemijahan dengan ketinggian 0.75 -1 meter.

Pembersihan Pengeringan Pengapuran

Pengisian Air Pemasangan Sosog


SOP Budidaya Ikan Gurame 3
Program Indonesia Bangun Desa

2. Seleksi Induk
Induk gurame mulai dapat dipijahkan pada umur kurang lebih 3-5 tahun. Induk
jantan yang ideal berumur kurang lebih 3-4 tahun dengan berat kurang lebih 3-5 kg,
sedangkan yang betina berumur 2-3 tahun dengan berat 2,5-3 kg. Salah satu syarat untuk
menghasilkan benih ikan gurame yang baik adalah memilih induk yang berkualitas baik.
Induk-induk yang dipilih harus sehat, tidak cacat, susunan sisik teratur, bersih atau cerah,
badan relatif panjang dengan bagian perut mengembung (betina), sedangkan pada jantan
bagian perut dekat anus lancip. Masa produksi optimal induk betina berlangsung selama
5-7 tahun. Semakin tua umur induk gurame, jumlah telur yang dihasilkan semakin
banyak, tetapi kualitas telurnya semakin menurun. Ciri induk jantan dan betina dapat
dilihat ditabel dibawah ini.
Tabel 1. Perbedaan Induk Jantan dan Betina
Ciri Fisik Induk
Jantan Betina
Dahi Bercula Tidak bercula
Dasar sirip Putih/terang Hitam/gelap
Mulut Bibir bawah lebih tebal Rata/sama besar
Tutup insang Kekuning-kuningan Putih sedikit coklat
Ujung sirip ekor Hampir rata Bentuk busur
Gerakan Lincah Lamban/lambat

Induk Jantan Induk Betina

Adapun persyaratan induk ikan gurami sesuai Standar Nasional Indonesia harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Kriteria kualitatif
 Warna : badan berwarna kecoklatan dan bagian perut berwarna putih keperakan
atau kekuning-kuningan.
 Bentuk tubuh : pipih vertikal.
 Asal : hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk ikan kelas induk
dasar.
 Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak ada
kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh bebas dari jasad
patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan tidak berlumut, tutup
insang normal dan tubuh berlendir.
SOP Budidaya Ikan Gurame 4
Program Indonesia Bangun Desa

b. Kriteria kuantitatif sifat reproduksi dapat dilihat pada tabel 2 berikut:


Tabel 2. Kriteria kuantitatif induk siap dipijahkan
Keriteria Satuan Jenis Kelamin
Jantan Betina
Umur Tahun 24-30 30-36
Panjang standar Cm 30 -35 30 -35
Bobot badan Kg/ekor 1,5 -2,0 2,0 -2,5
Frekunditas Butir/kg - 1.500 – 2.500
Diameter Telur Mm - 1,4 -1,9

Namun demikian, dalam pemijahan sebaiknya menggunakan induk yang


sudah mencapai berat sekitar 3 kg (betina) dan 4-5 kg (jantan). Induk betina dapat
menghasilkan telur sebanyak 1.500-2.500 butir/kg induk.

Ciri Induk yang telah matang Gonad


 Perut membesar kearah belakang
 Anus akan nampak putih kemerahan
 Jika perut diraba akan terasa lembek

3. Pemijahan
Kebanyakan sistem pemijahan yang digunakan adalah sistem massal dan pasangan.
Pada sistem ini digunakan induk perbandingan ( 1 ekor jantan : 3 ekor betina). Waktu
pemijahan berlangsung pada sore hari sekitar pukul 15.00 – 18.00. Ikan gurami dapat
memijah umumnya sepanjang tahun namun produktifitasnya lebih tinggi pada musim
kemarau.
a. Pemijahan Sistem Masal
Pemijahan yang menggunakan 1 kolam dengan
ukuran 20 x 50 m = 1000 m 2. Semua induk jantan
dan betina di campur menjadi 1 kolam. Dengan
perbandingan 1 : 3. dalam ukuran 1000 m2 mampu
menampung kurang lebih 120 induk gurame.

b. Pemijahan Sistem Pasangan


Pemijahan sistem pasangan yaitu membuat sekat-
sekat/kamar-kamar. Dalam tiap kamar/sekat di isi
dengan induk 1 : 3. Ukuran sekat/kamar kurang
lebih 4 x 4 m.
SOP Budidaya Ikan Gurame 5
Program Indonesia Bangun Desa

Sebagai tempat membuat sarang pada kolam pemijahan di pasang


sosog/tempat sarang yang terbuat dari bambu dengan ukuran panjang disesuaikan
dengan jumlah induk jantan dan dipasang menghadap ke tengah kolam dengan
kemiringan sekitar 30o ke atas permukaan air serta terendam air 15-20 cm. Sebagai
alat pembuat sarang disiapkan ijuk yang diletakkan kurang lebih 2-4 meter di depan
mulut sosog. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemijahan ikan gurame adalah
sebagai berikut :

Cara pembuatan sarang ikan gurame


Ikan gurame akan membuat sarangnya sendiri, dalam setiap kolam akan di
sediakan ijuk dan tempat untuk meletakkan sarang gurame tersebut. Ikan gurame
akan mengambil ijuk-ijuk yang telah disiapkan dan membuat sarangnya di tempat
peletakan sarang yang telah di siapkan. Dan induk gurame siap untuk melakukan
pemijahan dan meletakan telur-telur tersebut pada sarang yang telah dibuatnya.

Sosog Tempat Ijuk

C. PENANGANAN TELUR GURAME


Penanganan telur gurame agar telur-telur dalam yang ada di dalam sarang bisa
menetas. Penanganan telur di lakukan mulai dari pengambilan telur di sarang yang berada di
kolam. Pengambilan sarang yang berisi telur dilakukan setiap dua hari sekali pada pukul
07.30- 09.00. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi keterlambatan dalam pengambilannya.
Sarang yang sudah berisi telur ditandai dengan tertutupnya mulut sarang, terlihat kerumunan
ikan seribu sekitaran sarang dan jika di tusuk dengan lidi akan keluar lemak seperti minyak.
Ciri sarang yang sudah ada telurnya
Sarang yang sudah ada telurnya adalah sarang yang sudah tertutup. Ikan gurame akan
menutup sarang yang telah berisi telur-telur tersebut dengan ijuk. Tujuannya agar telur-telur
tersebut aman dari jangkauan predator yang akan memakan atau merusak telur-telur gurame.
SOP Budidaya Ikan Gurame 6
Program Indonesia Bangun Desa

Ciri Telur yang terbuahi


Telur ikan gurame yang berada di dalam sarang yang
diambil tidak semua dibuahi. Telur yang tidak terbuahi akan
berwarna kuning pucat, sedangkan telur yang terbuahi akan
berwarna cerah/transparan. Telur yang tidak terbuahi harus
segera dibersihkan agar tidak menimbulkan virus/bakteri
yang akan mematikan telur-telur yang lain.

Pengambilan telur dilakukan pagi dari dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi
kerusakan fisik telur. Caranya yaitu dengan mengangkat sarang kemudian di masukan ke
dalam ember yang sudah berisi air. Beberapa proses dalam penanganan telur adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan Tempat Penetasan/Bak Fiber
Tujuan
Membersihkan bak fiber
Alat bantu
Sikat/lap,selang, bak.

Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
 Membersihkan bak fiber menggunakan sikat/lap sampai bersih.
 Bilas bak fiber sampai benar-benar bersih dari kotoran/lumut-lumut yang menempel.
 Keringkan bak fiber sampai kering.
 Bila sudah kering, bak fiber siap diisi dengan air.
 Tinggi air dalam bak fiber kurang lebih 25-30 cm.
 Pengisian aerator untuk mensuplai oksigen.
 Pemberian Heater untuk menstabilkan suhu 28-30 oC untuk mempercepat penetasan
dan pertumbuhan larva.

2. Pengambilan Telur
Tujuan
Mengambil telur-telur gurame di sarang yang ada di kolam
untuk di tetaskan
Alat Bantu
Bak kecil dan Scoopnet

Metode/ Langkah-langkah Pengerjaan


 Menyiapkan bak ukuran kecil.
 Memeriksa setiap sarang.
 Ambil sarang yang sudah tertutup ijuk.
SOP Budidaya Ikan Gurame 7
Program Indonesia Bangun Desa

 Masukan sarang berisi telur kedalam bak, kemudian isi sedikit air dalam bak sampai
telur terendam.
 Ambil telur yang berada di luar sarang/kolam menggunakan scoopnet.

3. Pemisahan Telur Dengan Sarang


Tujuan
Memisahkan telur dengan ijuk/sarang agar mudah untuk di
tetaskan
Alat Bantu
Bak Fiber besar dan Scoopnet/Seser

Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
 Ambil 1 sarang yang sudah di ambil dari kolam.
 Masukkan dalam bak fiber/berisi air.
 Pisahkan telur dengan ijuk/sarang.
 Ijuk/sarang yang sudah tidak terpakai keluarkan dalam dari bak fiber.
 Ambil telur-telur yang telah terpisah dengan sarang dan mengapung di permukaan
bak fiber menggunkan scoopnet.

4. Pencucian Telur
Tujuan
Mencuci telur agar telur bersih dari kotoran dan lemak
(Minyak).
Alat Bantu
Bak Penampungan ukuran sedang, selang air, Scoopnet

Metode/ Langkah-langkah Pengerjaan


 Telur yang berada dalam Scoopnet di goyang-goyang dalam air bersih yang mengalir
dalam selang air.
 Pastikan telur dalam scoopnet tidak keluar dari scoopnet.
 Telur yang sudah bersih siap di tempatkan di bak penampungan.
5. Perhitungan Telur
Tujuan
Mengetahui jumlah telur dalam 1 sarang
Alat Bantu
Takaran ukuran diameter 2 cm dan tinggi 1 cm, bak
penampungan, sendok, scoopnet.

Metode/ Langkah-langkah Pengerjaan


 Siapkan 2 bak penampungan, bak pertama berisi telur yang sudah di cuci, dan bak
yang ke 2 untuk menampung telur yang sudah di hitung.
SOP Budidaya Ikan Gurame 8
Program Indonesia Bangun Desa

 Masukan telur pada tarakan penuh 1 takaran.


 Masukan telur dalam scoopnet yang berada pada bak kedua.
 Hitung telur yang berada dalam scoopnet menggunakan sendok.
 Telur yang sudah dihitung letakkan ke dalam bak kedua di luar scoopnet.
 Hitung sampai 3 kali hitungan.
 Bikin rata-rata dari hasil perhitungan.
 Jumlah sarang di hitung berdasarkan dari jumlah takaran telur di kalikan dengan rata-
rata perhitungan.

6. Memasukkan Telur Dalam Bak Fiber


Tujuan
Menaruh telur-telur dalam bak fiber untuk di tetaskan.
Alat bantu
Bak penampungan, bak fiber

Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
 Angkat bak yang berisi telur gurame/yang sudah di cuci dan dihitung.
 Masukan ke dalam bak fiber, pelan-pelan, biarkan air dalam bak bercampur dengan
air dalam bak fiber.
 Diamkan sampai telur dalam bak penampungan pelan-pelan masukan kedalam fiber.
 Pastikan semua telur dalam bak penampungan sudah masuk dalam bak fiber.

D. PEMELIHARAAN DAN PENETASAN TELUR


Telur ikan gurame berada di dalam bak fiber kurang lebih selama 10 hari dengan suhu
antara 28 -30 oC. Perawatan dilakukan mulai telur di masukan ke bak fiber umur 1 hari sampai
10 hari. Tujuan perawatan telur agar mengerti perkembangan dan menghitung jumlah telur
yang mati setiap harinya selain itu juga agar bak fiber bersih. Berikut beberapa proses
perawatan telur selama 10 hari dalam bak fiber.

1. Pembersihan Telur Yang Mati/Tidak Dibuahi


Tujuan
Membersihkan telur yang tidak terbuahi/mati agar tidak
menular ke telur yang sehat.
Alat bantu
Sendok, cidukan/alat pengambil telur, bak, scoopnet,
tempat penampungan/gelas, alat sipon/selang.
Metode/langkah-langkah pengerjaan
 Ambil telur yang mati atau tidak terbuahi menggunakan sendok/cidukan.
 Taruk telur tersebut dalam tempat penampungan/gelas atau scoopnet.
 Jika telur dalam gelas penampungan sudah penuh masukan dalam bak.
 Lakukan terus menerus sampai telur yang mati/tidak terbuahi habis.
 Bersihkan telur yang mengendap di bawah permukaan bak fiber menggunakan
silang/sipon.
SOP Budidaya Ikan Gurame 9
Program Indonesia Bangun Desa

2. Perhitungan jumlah telur setiap harinya


Tujuan
Mengetahui jumlah telur yang mati setiap harinya
sehingga pada saat larva siap.
Alat bantu
Alat tulis.

Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
 Hitung setiap telur yang mati
 Catat dalam buku catatan
 Lakukan setiap hari dari hari 1 sampai hari ke 10
 Hitung jumlah keseluruhan ikan yang mati.
 Jumlah telur/larva yang hidup dapat dihitung dengan mengurankan jumlah telur saat
pertama masuk di kurangi jumlah telur mati.

3. Mengitung pH Air Dalam Bak Fiber


Tujuan
Untuk mengetahui pH air dalam bak fiber penetasan. Ph
normal untuk penetasan gurame antara 6,7 – 8.
Alat Bantu
pH meter, buku catatatan

Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
 Siapkan pH meter, masukan kan bagian pengukur pada pH meter.
 Pastikan bagian tersebut sudah masuk ke air.
 Liat angka pada pH meter, angka akan beruba-ubah, biarkan sampai angka diam.
 Catat hasil yang ditunjukkan.
 Lakukan sehari 3 kali.

4. Pengukuran Suhu
Tujuan
Mengetahui/mengecek suhu air dalam bak fiber, suhu
normal 27-30 o C.
Alat Bantu
Termometer, alat tulis
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
 Siapkan Termometer.
 Masukan thermometer kedalam bak fiber.
 Perhatikan kenaikan air raksa pada thermometer.
 Catat hasil pengukuran, lakukan sehari 3 kali.
SOP Budidaya Ikan Gurame 10
Program Indonesia Bangun Desa

5. Pemberian Heater
Tujuan
Mempercepat penetasan telur, Heater di berikan jika
jumlah telur banyak yang mati sehingga perlu diberi Heater
agar suhu stabil dan mempercepat penetasan.
Alat Bantu
Heater
Metode/ Langkah-langkah Pengerjaan
 Masukan Heater kedalam bak penampungan
 Cek setiap hari
 Ambil Heater jika telur-telur sudah menetas

6. Pemanenan Larva/telur yang sudah menetas


Tujuan
Memanen larva yang sudah berumur 10 hari untuk di
pindahkan kekolam pendederan 1.
Alat Bantu
Scoopnet, bak

Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
 Siapkan bak kecil berisi air.
 Ambil larva dalam bak fiber menggunakan scoopnet.
 Masukan larva ke dalam bak yang sudah berisi air tadi.
 Lakukan berualang-ulang dengan hati-hati agar larva tidak stress.
 Pastikan semua larva sudah terambil dan sial dimasukan ke kolam pendederan 1.

E. PENDEDERAN
Pendederan ikan gurame ada beberapa tahap mulai pendederan 1- pendederan 5. Berikut
hal-hal yang perlu di perhatikan dalam proses pedederan ikan gurame.
Tabel 3 .Pendederan
NO STANDAR SATUAN P1 P2 P3 P4 P5
1. Pupuk gram/m2 500 500 200 200 150
organis
2. Kapur gram/m2 50 50 50 50 50
3. Ukuran benih Cm 0,75 – 1 1-2 2-4 4-6 6-8
4. Padat tebar ekor/m2 100 80 60 45 30
5. Pakan

Tingkat % bobot 20 20 10 5 4
pemberian biomas

Frekuensi Kali/hari 2 2 3 3 3
pemberian
SOP Budidaya Ikan Gurame 11
Program Indonesia Bangun Desa

6. Waktu Hari 15 40 40 40 60
Pemeliharaan
7. Sintasan % 60 60 70 80 80
8. Ukuran cm 1-2 2-4 4-6 6-8 8-11
Panen
*P1,P2,P3,P4,P5 adalah pendederan 1-5
*Sumber SNI : 01- 6485.3 - 2000

Langkah-langkah dalam pendederan adalah sebagai berikut :


1. Persiapan lahan/kolam untuk pendederan
Tujuan
Menyiapkan tempat yang akan digunakan untuk larva yang telah berumur 10 hari.
Metode/Langkah-langkah pengerjaan
Persiapan lahan/kolam pada umumnya sama saja antara kolam pemijahan dengan kolam
pendederan namun ada beberapa langkah yang sedikit berbeda. Langkah-langkah
persiapan lahan untuk pendederan antara lain sebagai berikut.

a. Pembersihan
Pembersiahan lahan/kolam pada umumnya memiliki
tujuan yang sama yaitu untuk membersihkan kolam dari
sampah, lumut atau kotoran-kotaran lain yang berada
dalam kolam.

b. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk membunuh hama dan sarang
penyakit. Pengerian untuk kolam indoor/dalam ruangan
membutuhkan waktu yang relative lebih cepat yaitu sekitar
1 hari karena suhu yang stabil sedangkan untuk kolam
outdoor/ruang ruangan membutuhkan waktu 1-3 hari
tergantung cuaca.

c. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menstabilkan/menaikan pH,
membunuh hama dan penyakit. Dosis pengapuran 50 -150
g/m2.
SOP Budidaya Ikan Gurame 12
Program Indonesia Bangun Desa

d. Pemupukan dan pengisian air


Pemupukan bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami
yaitu daphnia/kutu air. Dosis pemerian pupuk 200-300
g/m2. Pemberian pupuk dengan cara pupuk dimasukkan
ke dalam karung/disaring dan diletakkan dibawah tempat
pengisian air. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang/kotoran ayam. Pupuk yang diletakkan di bawah
tempat pengisian air lama kelamaan warna air akan
berubah menjadi merah itu artinya pupuk sudah menyebar.
e. Penanaman dapnia/kutu air
Penamanan daphnia dilakukan saat air kolam sudah berwarna merah, itu tandanya
pupuk telah menyebar sehingga daphnia akan lebih cepat berkembang. Setelah kurang
lebih dua hari daphnia sudah penuh 1 kolam dan larva/ikan siap di masukkan dalam
kolam.

2. Memasukkan larva/ikan ke kolam pendederan


Tujuan
Memasukkan larva/ikan untuk masuk ke tahap pendederan
berikutnya.
Alat bantu
Bak ukuran sedang

Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
 Masukan ke kolam larva/ikan yang telah di panen di bak fiber
 Pelan-pelan taruh bak yang berisi larva ke dalam kolam biarkan air dalam kolam
masuk ke dalam bak dan biarkan larva/ikan keluar sendiri dari bak.
 Pastikan larva/ikan tidak ada yang tertinggal di bak.

3. Parameter Kualitas Air


Tujuan
Memastikan air dalam kolam sesuai dengan yang dibutuhkan oleh larva/ikan.
Metode/Langkah-langkah Pengerjaan
 Pengukuran suhu
 Pengukuran pH
 Pengukuran ketinggian air
Media pemijahan Media penetasan telur

Suhu : 25ºC - 30ºC Suhu : 29ºC - 30ºC


Nilai pH : 6,5 – 8,0 Nilai pH : 6,7 – 8,6
Ketinggian Air : 0,75 – 1 Meter Ketinggian air : 15 cm – 25 cm
Media pemeliharaan larva Media Pendederan

Suhu : 28ºC - 30ºC Suhu : 25ºC - 30ºC


Nilai pH : 6,5 – 8,0 Nilai pH : 6,5 – 8,5
Ketinggian air : 15 cm – 25 cm Ketinggian air : 40 cm – 60 cm
SOP Budidaya Ikan Gurame 13
Program Indonesia Bangun Desa

4. Panen larva/ benih ikan


Pemanen dilakukan pada pagi hari agar cuaca tidak terlalu panas, khusunya untuk
kolam yang outdoor. Ikan/larva yang sudah dipanen akan masuk ke tahapan pendederan
berikutnya. Pada pemanen ikan dihitung tingkat hidupnya dengan rumus.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑛
X 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛

F. PEMBESARAN
Pada pembesaran ikan gurame dapat dilakukan di kolam semen/tembok,kolam terpal
maupun kolam tahan. Proses pembesaran masing-masing kolam hampir sama. Mulai dari
pembersihan kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan,pengisian air. Dalam kolam
pembesaran ikan diberikan pakan dan vitamin. Ukuran pertama masuk sekitar 8-10 cm, umur
205 hari/6-7 bulan, ikan berada dikolam pembesaran 6 -12 tahun. Ikan di panen ukuran
konsumsi sekitar >300 gr.

G. PAKAN
Pakan yang di diberikan yaitu pakan alami dan pakan buatan. Terbatasnya ketersedian
pakan alami sehingga ikan gurame di beri tambahan pakan buatan/ pelet. Pakan alami yang
diberikan untuk gurame ada berbagai jenis. Berikut penjelasan mengenai pakan ikan gurame.
1. Pakan alami
Makanan alami adalah makanan yang tumbuh sendiri di tempat pemeliharaan
ikan yang bersangkutan. Makanan alami ditumbuhkan bersamaan dengan
pemeliharaan ikan sistem ekstensif, yaitu pemeliharaan ikan yang menggunakan
lahan yang luas dengan padat penebaran rendah. Makanan alami diperoleh dari
pengambilan di alam, tetapi beberapa di antaranya dapat diperbanyak melalui kultur
makanan alami. Pengulturan makanan alami dapat dilakukan dengan membibitkan
jenis yang tersedia maupun membibitkan langsung dari alam. Untuk mendapatkan
makanan alami yang kontinu, pembudidaya harus melakukan kultur sendiri dengan
cara memurnikan bibitnya dari media pengulturan. Pakan alami Plankton di bagi
menjadi dua yaitu Fitoplankton dan Zooplankton

a. Fitoplankton
Fitoplankton merupakan organisme yang berukuran renik, memiliki gerakan yang
sangat lemah, bergerak mengikuti arah arus, dan dapat melakukan proses
fotosintesis karena memiliki klorofil dalam tubuh. Fitoplankton sebagian besar
terdiri dari alga (ganggang) bersel tunggal yang berukuran renik. Akan tetapi,
beberapa jenis di antaranya ada juga yang suka membentuk koloni. Organisme
ini merupakan produsen primer di perairan karena dapat mengolah bahan-bahan
anorganik yang ada di lingkungannya menjadi bahan organik melalui proses
fotosintesis. Perkembangbiakannya sangat cepat melalui pembelahan sel
sehingga pertumbuhannya dapat didorong dengan memperkaya kandungan bahan
anorganik melalui pemupukan. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk
organik maupun pupuk anorganik atau pupuk buatan.
b. Zooplankton
Zooplankton merupakan hewan-hewan renik (mikroskopik) yang melayang-
layang di dalam air. Akan tetapi, ada juga yang berukuran agak besar sehingga
dapat dilihat bentuknya secara kasat mata. Beberapa jenis hewan yang merupakan
zooplankton, di antaranya Infusoria, Brachionus, Artemia, Daphnia, Moina,
SOP Budidaya Ikan Gurame 14
Program Indonesia Bangun Desa

Cyclops, dan Calanus. Beberapa jenis yang sudah dapat dibudidayakan secara
intensif dan massal di antaranya Brachionus plicatilis (Rotifera), Artemia salina
(Anacostraca), Daphnia sp, (Cladocera), Moina sp (Cladocera), dan jentik jentik
nyamuk biasanya Culex sp. (Diptera insekta). Budi daya zooplankton telah
dilakukan hampir di seluruh tempat budi daya ikan dan udang, baik air tawar
maupun air laut.

2. Pakan Buatan
Pakan buatan merupakan pakan yang di buat karena ketersedian pakan alami tidak
mencupuki. Pakan buatan dapat dibuat dengan kandungan yang dibutuhkan ikan
untuk pertumbuhan. Jenis pakan buatan bermacam-macam seperti berikut.
a. Tepung
Pakan jenis tepung diberikan untuk ikan ukuran larva, ikan pada pendederan 1
dan pendederan 2. Jenis tepung ini ada yang mengapung da nada yang tengelam.
Untuk jenis yang mengapung biasanya diberikan untuk larva pada pendederan 1,
sedangkan untuk yang tenggelam untuk pendederan 2.
b. Granuler
Pakan jenis granuler/butir-butir ini biasanya diberikan untuk ikan yang masuk ke
pendederan 3-pendederan 5. Namun pakan jenis ini mempunyai ukuran dan jenis
yang berbeda-beda. Penggunaan pakan jenis ini sesuaikan dengan ukuran ikan.
c. Crumble
Pakan jenis cramble biasa digunakan untuk pakan pembesaran dan pakan induk.
Pemberian pakan ini pun sama dengan jenis granuler di sesuaikan dengan ukuran
ikan.

3. Pakan Tambahan
Pakan tambahan merupakan pakan yang diberikan sebagai makanan pendamping,
pada ikan gurame banyak makanan tambahan yang diberikan antara lain daun sente
dan rumput-rumputan disekitar pematang.

Berikut daftar ukuran ikan beserta jenis pakan yang diberikan.


Tabel 4. Pakan ikan gurame
NO Nama Pendederan Panjang Standar/Cm Jenis Pakan
1. Larva - 0.6 -
2. Biji timun 1 1 Daphnia + Tepung Pellet
3. Biji Labu 1 1.7 Tepung Pellet
4. Kuku 2 2.4 Tepung Ukuran 0.6 mm
5. Korek api 2 3.3 Tepung ukuran 0.9 mm
6. Jempol 3 5 Tepung ukuran 0.9 mm
7. Silet 4 7.1 Pelet crumble 1.5 mm
8. Korek api 5 8.5 Pelet crumble 1.5 mm
9. Pahpir 5 11 Pelet crumble 1.5 mm
10. Garpit - 12.5 Pelet crumble 2 mm + daun sente
11. Kaset - 14 Pelet crumble 2 mm + daun sente
12. Konsumsi - >300 gr Pelet crumble 3 mm + daun sente
13. Indukkan - >35 Pelet crumble 5 mm + daun sente
SOP Budidaya Ikan Gurame 15
Program Indonesia Bangun Desa

ISTILAH – ISTILAH

Aklimatisasi : suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari


suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru
yang akan dimasukinya.
Bak Fiber : Bak yang terbuat dari fiber dengan ukuran yang
besar, di gunakan untuk media penetasan telur.
Fitoplankton : organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari
bahan anorganik dengan bantuan energi seperti
matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi
sebagai produsen.
Gonad : Siap melakukan pembuahan
Pemijahan : Proses perkawinan induk jantan dan induk betina
Pendederan : Pembenihan/proses pemeliharan ikan dari larva
menjadi ikan ukuran yang lebih besar
Scoope Net : Alat yang berbentuk jarring yang biasa digunakan
untuk mengambil telur, larva, benih. Biasa di sebut
seser/serok
Sintasan : persentase dari individu yang bertahan hidup setelah
beberapa waktu, relatif terhadap banyaknya telur
yang menetas menjadi larva.
Zooplankton : Zooplankton merupakan hewan-hewan renik
(mikroskopik) yang melayang-layang di dalam air.
Akan tetapi, ada juga yang berukuran agak besar
sehingga dapat dilihat bentuknya secara kasat mata.

Anda mungkin juga menyukai