Anda di halaman 1dari 12

BUDIDAYA IKAN PATIN

Dosen Pengampuh :
Dr. Ir. Adelina, M.S.i

Disusun Oleh :

Elisabeth Simatupang : 2204113646


Reliana Oktavia Munthe : 2204113713
Shahrul Ramadhan : 2204124965
Surya Saputra : 2204124947

Program Studi MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Riau

Pekanbaru

2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur telah terucap kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat
dan rahmatnyalah pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul “
Pembudidayaan Ikan Patin “. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah “ Dasar-Dasar Akuakultur “ di program studi Manajemen
Sumberdaya Perairan FPK Universitas Riau.

Ucapan terimakasih pun pemakalah sampaikan kepada dosen pengampuh pada mata
kuliah ini yaitu Dr. Ir. Adelina, M.S.i karena atas pemberian tugas makalah ini bisa lebih
banyak memperoleh ilmu dan pengetahuan khususnya tentang Budidaya Ikan

Pemakalah menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun pemakalah berharap dengan ketidak sempurnaan tersebut bisa menjadi
bahan perbaikan di masa yang akan datang.

Pekanbaru, September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi...............................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................2
3. Tujuan .............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1. Klasifikasi dan Marfologi Ikan Patin..............................................3
2. Persyaratan Hidup...........................................................................4
3. Persyaratan lokasi ..........................................................................4
4. Teknik Pendederan .........................................................................4
5. Pembenihan ikan patin....................................................................6
6. Penyakit Ikan dan Cara Mengobatinya...........................................6
7. Jenis pakan Ikan Patin.....................................................................7
8. Kualitas Air....................................................................................7
9. Panen ..............................................................................................7

BAB III Penutup

1. Kesimpulan......................................................................................8
2. Saran ................................................................................................8

Daftar Pustaka............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ikan patin adalah ikan perairan tawar yang termasuk ke dalam famili pangasidae
dengan nama umum adalah catfish. Populasi di alam ditemukan di sungai-sungai besar di
daerah Sumatera, Kalimantan, dan sebagian di Jawa. Di daerah penyebarannya tersebut di
Indonesia, terdapat sekitar 14 jenis ikan patin, termasuk ikan patin. Selain di Indonesia,
ikan patin juga banyak ditemukan di kawasan Asia seperti di Vietnam, Thailand, dan
China. Diantara beberapa jenis patin tersebut, yang telah berhasil dibudidayakan, baik
dalam pembenihan maupun pembesaran dalam skala usaha mikro, kecil, dan menengah
adalah 2 spesies, yakni ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus; nama latin sebelumnya
adalah P.sutchi) dan patin jambal (Pangasius djambal) (Tim Penelitian dan
Pengembangan Perkreditan dan UMKM, 2013).
Patin (Pangasius sp.) merupakan ikan penting dalam budidaya perairan atau
akuakultur. Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO (Food and Agriculture
Organization) menempatkan patin diurutan keempat setelah ikan mas (Cyprinus carpio),
nila (Oreochromis niloticus), lele (Clarias sp.) dan gurami (Osphronemus gouramy). Ikan
patin salah satu komoditas penting yang perlu dipacu pengembangannya. ada budidaya
ikan patin, salah satu hal yang menjadi peluang bagi pembudidaya ikan patin adalah masih
kurang seimbangnya antara perbandingan jumlah poduksi dengan jumlah permintaan ikan
patin. Saat ini, jumlah produksi yang ada menunjukkan kecenderungan selalu lebih rendah
dari pada jumlah permintaan. Padahal dari sisi teknologi, sebenarnya sudah ditemukan
beberapa teknik budidaya ikan patin yang memungkinkan dilakukannya pembudidayaan
ikan patin secara intensif di berbagai media pemeliharaan (Khairuman dan Sudenda, 2002)
, (Komariah dan Aries, 2009) .

2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Klasifikasi dan morfologi ikan patin?
2) Bagaimana cara pembenihan ikan patin?
3) Bagiamana syarat dan komponen pembenihan ikan patin?
4) Bagaimana cara penetasan dan pendederan ?
5) Bagaimana kualitas air dan macam penyakit ikan patin?
6) Bagaimana pemeliharaan larva dan pembenihan ikan patin?

1
7) Berapa pH yang cocok untuk budidaya ikan patin?
8) Bagaimana pematang bentuk kolam?
9) Apa jenis pakan?
10) Apa saja Penyakit ikan dan cara menanggulanginya?
11) Berapa rata-rata panen?
12) Berapa berat rata-rata saat panen?
13) Berapa ukuran kolam atau keramba dan keramba nya bahan apa?
14) Berapa lama budidaya panen?
15) Berapa kali sehari diberi makan?

3. Tujuan
1) Untuk Mengetahui klasifikasi dan morfologi ikan patin
2) Untuk mengetahui cara pembenihan ikan patin
3) Untuk Mengetahui cara penetasan dan pendederan
4) Untuk Mengetahui syarat dan komponen pembenihan ikan patin
5) Untuk Mengetahui kualitas air yang cocok untuk ikan patin
6) Untuk Mengetahui jenis pakan ikan patin
7) Untuk Mengetahui cara menanggulangi penyakit ikan patin
8) Untuk Mengetahui ukuran kolam yang ikan patin

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Klasifikasi dan Morfologi ikan Patin

jariah (2001) mengemukakan bahwa Ikan Patin memiliki warna tubuh


putih keperak-perakan dan punggung kebiru-biruan, bentuk tubuh
memanjang, kepala relatif kecil. Ujung kepala terdapat mulut yang dilengkapi
dua pasang sungut pendek. Susanto dan Amri (2002) menambahkan, pada
sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil
yang bergerigi dan besar di sebelah belakangnya. Sirip ekor membentuk
cagak dan bentuknya simetris. Ikan patin tidak mempunyai sisik, sirip dubur
relatif panjang yang terletak di atas lubang dubur terdiri dari 30-33 jari-jari
lunak sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari lunak. Sirip dada
mempunyaii 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jarijari keras yang berubah
menjadi senjata yang dikenal dengan patil. Di bagian permukaan punggung
ikan patin terdapat sirip lemak yang berukuran kecil.

Di Indonesia, ada dua macam ikan patin yang dikenal yaitu patin lokal
(Pangasius pangasius) atau sering pula disebut jambal (Pangasius djambal)
dan patin Bangkok atau patin Siam (Pangasius hypophtalamus sinonim P.
sutchi). Patin jambal memiliki sungut rahang atas jauh lebih panjang dari
setengah panjang kepala dan hidung sedikit menonjol kemuka serta mata agak
ke bawah

3
2. Persyaratan Hidup
Dalam pembudidayaannya, terdapat beberapa kondisi yang harus dipenuhi :
1. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu
keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik. Kekeruhan maksimal yang aman bagi ikan
adalah 128NTU.
2. Suhu air yang baik untuk pembudidayaan ikan patin adalah antara
25oC–30oC. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah
diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif
stabil. 
3. Keasaman air berkisar antara: 6 –8  

3. Persyaratan Lokasi
Sebelum membuat kolam terpal terlebih dahulu ditentukan dahulu lokasi
yang tepat dalam membuatnya. Yang harus diperhatikan tingkat kemiringan
lahan, sehingga dapat dengan mudah untuk mengalirkan air ke lahan pertanian.
Kolam terpal sebaiknya dibangun di atas lahan yang agak tinggi dan tidak jauh
dari sumber air. Dasar tanah untuk peletakan kolam terpal yang dibangun
diatas permukaan tanah harus rata, begitu pula dengan kerangka yang
digunakan hendaknya tidak berbahan tajam karena dapat merobek terpal. Bila
tanah tidak rata, sebaiknya diberi lapisan dan pelepah batang pisang atau
sekam padi. Selain berfungsi meratakan tanah, kedua bahan ini dapat
menstabilkan suhu. Ukuran lokasi berbentuk segi empat menurut ukuran
terpal, jika ukuran terpal berukuran 1,5 x 4 m dan jumlah keramba nya 24

4. Teknik Pendederan

Pendederan adalah satu kegiatan pemeliharaan patin dalan stadia larva


sampai ukuran 1-2 inci (2,5-5 cm). Berikut tahap kegiatan pendederan:

 Pengisian air kolam


Dilakukan pada 1-2 hari sebelum penebaran benih. Untuk tahap awal ketinggian
air sekitar 15-20 cm saja. Selanjutnya pada hari ke-5 air ditambah sedikit demi
sedikit.

4
 Penebaran benih
Untuk kolam ukuran 2x1x0,5 m dapat dipelihara sebanyak 15000-20000 ekor.

 Pemeliharaan 1-7 hari


Benih patin pada tahap pendederan satu ini dipelihara selama 3-4 minggu. Hari
kedua atau ketiga setelah menetas diberi pakan artemia sampai hari ketujuh setiap
1-2 jam sekali. Menurut (Khairuman dan Amri, 2001) ; (Komayrah dan Aries,
2009), bahwa kecepatan laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan
kualitas pakan Yang diberikan serla kondisi lingkungan. Apabila pakan yang
diberikan berkualitas baik secara jumlahnya mencukupi serta kondisi lingkungan
mendukung dapat dipastikan laju pertumbuhan ikan akan menjadi lebih cepat
sesuai yang diharapkan.

 Pemeliharaan setelah hari ke-7


Diberi pakan kutu air (Daphnia) atau cacing sutra yang di cacah terlebih
dahulu dan didesinfektan dengan direndam dilarutan kunyit dan temulawak.

 Pemeliharaan setelah hari ke-14


Sudah bisa dikasih pelet dalam bentuk tepung. Pemberian pelet setiap 3-4 jam
sekali. Usahakan pakan yang diberikan sesuai kebutuhan benih. Pakan yang tersisa
harus disifon.

 Pemanenan
Dilakukan dengan cara dikrakat. Selanjutnya di packing menggunakan
kantong plastik berukuran 40×60 cm dan diberi oksigen. Perbandingan oksigen dan
air 50:50. Kantong ukuran ini bisa menampung 500 ekor benih ukuran 2 inci
dengan lama perjalanan 5-6 jam.

Selama pemeliharaan hari ke-4 samapi ke-14 dilakukan sirkulasi.

 Keringkan kolam beberapa hari untuk membunuh bibit penyakit.


 Isi bak dengan air bersih setinggi 20-50 cm, lalu biarkan selama sehari.
 Berikan pakan 3-4 jam sekali, berupa pelet.
 Penggantian air sebaiknya dilakukan setiap hari, yakni pagi dan sore hari.
Penggantian air dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.
 Panen dilakukan setelah berukuran 2 inci dengan lama pemeliharaan sekitar 3
minggu.

5
5. Pembenihan Ikan Patin

Pembenihan ikan patin adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam


pematangan gonat pemijahan, dan sedang larva hasil pemetasan jadi
menghasilkan benih yang siap ditebar dikolam, keramab atau ditebar Kembali
ke perairan umum. Secara umum pembenihan ikan menjadi tiga macam yaitu:

1. Pembenihan secara alami adalah kegiatan untuk memproduksi benih


yang diperoleh semata mata dari hasil pemijahan induk ikan yang ada di
alam tanpa ada campur tangan manusia
2. Pembenihan secara alami atau semi buatan adalah kegiatan yang
memproduksi benih yang Sebagian dari kegiatan tersebut sudah ikut
campur tangan manusia
3. Pembenihan secara buatan adalah kegiatan yang memproduksi benih
yang semua kegiatan campur tangan manusia.

6. Penyakit Ikan dan Cara Mengobatinya


a. Penyakit parasit
Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa
protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. Pengendalian: menggunakan
metil biru atau methilene blue konsentrasi 1% (satu gram metil biru dalam 100
cc air). Ikan yang sakit dimasukkan ke dalam bak air yang bersih, kemudian
kedalamnya masukkan larutan tadi. Ikan dibiarkan dalam larutan selama 24 jam.
Lakukan pengobatan berulang‐ulang selama tiga kali dengan selang waktu
sehari.
b. Penyakit jamur
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan.
Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyebab
penyakit jamur adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada kondisi air yang
jelek, kemungkinan patin terserang jamur lebih besar. Pencegahan penyakit
jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya selalu
ideal bagi kehidupan ikan patin. Ikan yang terlanjur sakit harus segera diobati.
Obat yang biasanya di pakai adalah dengan cara alami yaitu dengan batang
pisang, daun Ketapang, dan dapat juga dengan menggunakan obat-obatan
Boster

6
7. Jenis Pakan Ikan Patin
Pertumbuhan benih ikan patin dengan pemberian cacing sutera yang
menghasilkan nilai tertinggi diduga terjadi karena ukuran cacing sutera yang lebih
kecil dibanding pakan lainnya sehingga lebih disukai oleh benih ikan patin.
Namun, pemberian pakan cacing sutera ini tidak menunjukkan hasil yang berbeda
nyata dengan pemberian pakan kutu air dan udang rebon. Hal ini diduga
kandungan protein yang terkandung dalam pakan tersebut sesuai untuk kebutuhan
pertumbuhan benih ikan patin. Dan ada dari pabrik ikan F500 dan F99

8. Kualitas Air
Air yang dapat digunakan sebagai media budidaya harus mempunyai standar
kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan, beberapa
parameter kualitas air yang cukup penting bagi ikan budidaya yaitu suhu, pH dan
oksigen terlarut. Berdasarkan hasil pengukuran selama 90 hari pembesaran ikan
patin di lahan gambut di peroleh data pH air di kolam dengan sistem biopori
berkisar antara 5,8 ± 6,3 dan sumber air berasal dari sumur bor ± 6,5

9. Panen
Ikan patin belakangan ini semakin diminati ,banyak peternak ingin budidaya ikan
patin agar cepat dijual, panen bibit ikan ini biasanya sekitar 30.000 ekor dan menjual
per eceran atau paket maupun grosiran

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Usaha pembesaran ikan patin Abi Pekanbaru dilakukan dengsn media kolam terpal .
Teknik pembesaran dilakukan dengan cara persiapan kolam, penebaran benih,
pemberian pakan, pengontrolan kualitas air, hama dan penyakit, serta panen

B. SARAN
Bapak Abi selaku pemilik usaha sebaiknya mampu meningkatkan jumlah produksi
ikan patin pada usahanya dan memberikan pakan buatan agar biaya produksi dapat
diminimalisir. Peneliti selanjutnya

8
Daftar Pustaka

Djokosetiyanto D, RK Dongoran, E Supriyono. 2015. Pengaruh alkalinitas terhadap


kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan patin siam (Pangasius sp.). Jurnal
Akuakultur Indonesia, 4 (2): 53-56
Handayani I, E Nofyan. 2015. Optimasi tingkat pemberian pakan bautan terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin jambal (Pangasius djambal)

Anda mungkin juga menyukai