Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN


MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAEMOLISIS
SERTA MENENTUKAN TAHANAN OSMOTIK SEL – SEL
DARAH MERAH
OLEH:

TAUFIQ NURROHIM

2004112477

SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

ASISTEN : TRIATMA PUTRI

Kamis/13.30 – 17.00 WIB

KELOMPOK 5

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
Fisiologi Hewan Air dengan judul “Rupa Darah Secara Makroskopis dan
Mikroskopis Sebelum dan Sesudah Haemolisis, Serta Menentukan Tahanan
Osmotik Sel-Sel Darah Merah” tepat pada waktunya.

Laporan praktikum ini disusun berdasarkan hasil pengamatan pada


praktikum yang telah dilakukan pada hari kamis, 31 Maret 2022 di Laboratorium
Biologi Peraian, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau. Laporan ini
dibuat untuk melengkapi rangkasian pelaksanaan praktikum Fisiologi Hewan Air
yang telah dilaksanakan dan juga salah satu syarat untuk mengikuti praktikum
selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan, materi dan cara penulisan


kata – kata masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharaplan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sehingga
berguna bagi kita semua.

Pekanbaru, Maret 2022

Taufiq Nurrohim
ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iii

DAFTAR TABEL.................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... v

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1


1.2. Tujuan ...................................................................................... 2
1.3. Manfaat ..................................................................................... 3

II. METODE PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat.................................................................... 4


2.2. Alat dan Bahan ........................................................................ 4
2.3. Metode Praktikum .................................................................... 4
2.4. Prosedur Praktikum .................................................................. 5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil .......................................................................................... 7


3.2. Pembahasan .............................................................................. 15

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan ............................................................................... 16


4.2. Saran ......................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat dan bahan selama praktikum ......................................................... 4


iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Lele dumbo (Claris gariepinus) .............................................. 5

Gambar 2.Tabung A dan preparat A ......................................................... 8

Gambar 3. Tabung B dan Preparat B ........................................................ 8

Gambar 4. Tabung C dan Preparat C ........................................................ 9

Gambar 5. Tabung A1 (+ 1ml NaCl 3%) dan Preparat D ......................... 9

Gambar 6. Tabung B1 (+ 1ml aquades) dan Preparat E ............................ 10

Gambar 7. Darah + NaCl 0,3% ................................................................. 10

Gambar 8. Darah + NaCl 0,5% ................................................................. 11

Gambar 9. Darah + NaCl 0,6% ................................................................. 11

Gambar 10. Darah + NaCl 0,7% ............................................................... 12

Gambar 11. Darah + NaCl 0,8% ............................................................... 12

Gambar 12. Darah + NaCl 0,9% ............................................................... 13

Gambar 13. Darah + NaCl 1% .................................................................. 13

Gambar 14.Darah + NaCl 3% ................................................................... 14


v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan bahan....................................................................................... 18


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisiologi hewan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang memperlajari


struktur dan fungsi berbagai bagian (organ atau sistem) hewan. Tujuan dari
ilmu ini adalah mempelajari mekanisme yang berlangsung dalam tubuh
organisme hidup (hewan), secara fisik maupun kimia, dari berbagai tingkat,
mulai dari tingkatan subseluler hingga ke tingkat individu secara keseluruhan.
Untuk mempelajari suatu proses atau mekanisme yang berlangsung di dalam
tubuh organisme merupakan hal yang tidak mudah, karena pada setiap
organisme hidup, meskipun hanya terdiri dari sel tunggal, terjadi peristiwa
yang sangat kompleks. Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang
dilakukan oleh makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar
mereka lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan
hidupnya sehingga mereka dapat beradaptasi dan mempertahankan
eksistensinya.
Ikan air tawar adalah ikan yang hidup di air tewar seperti danau,
sungai, rawa, serta danau atau sawah yang tergenang air. Ikan air tawar sangat
banyak macamnya. Ikan memiliki ciri khas yaitu hidup di air, merupakan
herwan berdarah dingin, berenang menggunakan sirip, bernafas dengan
insang, termasuk binatang bertulang belakang (vertebrata) serta memiliki
linea lateralis. Ikan air tawar memiliki system peredaran darah. Darah
mempunyai dua komopnen utama yaitu sel – sel darah dan plasma darah. Sel
– sel darah terbagi lagi menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit) dan sel pembeku darah atau butir butir darah (trombosit).
Sedangkan plasma darah disebut juga sebagai cairan darah.
Eritrosit (sel darah merah) dapat dilihat secara makroskopik dan
mikroskopik. Selain itu pada sel darah merah memiliki tahanan osmotik yang
dapat ditentukan. Eritrosit (sel darah merah) ikan berinti, berwarna merah
kekuningan. Eritrosit dewasa berbentuk loncong, kecil dan berdiameter 7 -36
mikron bergantung kepada spesies ikannya. Jumlah eritrosit tiap – tiap mm3
2

darah berkisar antara 20.000 – 3.000.000. pengangkutan oksigen dalam darah


bergantung kepada jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat
didalam eritrosit.
Heamolisa adalah peristiwa pecahnya sel darah merah sehingga
isinya menyebar. Apabila sel darah merah dimasukkan kedalam larutan yang
hipotonis, maka sel darah merah akan mengembang dan pecah. Namun bila
darah dimasukkan kedalam larutan yang hipertonis, maka air dalam sel akan
mengalir keluar sehingga sel darah akan mengkerut.
Eritrosit (sel darah merah) dapat dilihat secara makroskopik dan
mikroskopkik. Selain itu, pada sel darah merah memiliki tahanan osmotik
yang dapat ditentukan. Sel darah merah bila dimasukkan kedalam suatu
cairan yang hipertonis atau hipotonis terhadap cairan intr seluler yang
terdapat dalam darah, makan akan terjadi proses osmosa atau difusi. Osmosa
yaitu memungkinkan adanya air mengalir dari larutan diluar sel masuk
kedalam sel, sehingga sel tersebut pecah.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum “Rupa Darah Secara Makroskopis dan Mikroskopis


Sebelum dan Sesudah Heamolisis dan Menentukan Tahanan Osmotik Sel –
Sel Darah Merah” yaitu memahami dan mengamati bagaimana terjadinya
proses osmosa/difusi pada sel darah ikan setelah dicampurkan dengan
aquadest dan NaCl 3% serta memperhatikan rupa darah yang terjadi setelah
proses osmosa/difusi dan mengamati lapisan merah yang lenyap akibat dari
penambahan NaCl pada sel darah merah dengan konsentrasi yang berbeda.
3

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum “Rupa Darah Secara Makroskopis dan Mikroskopis


Sebelum dan Sesudah Heamolisis dan Menentukan Tahanan Osmotik Sel –
Sel Darah Merah” yaitu dapat mengetahui rupa darah ikan sebelum dan
sesudah terjadinya hemolisis, mengetahui perbedaan atara sel darah yang
mengalami hemolisis dan sel darah yang mengalami krenasi, mengetahui
jenis – jenis sel darah merah ikan, dan mengetahui tekanan osmotik sel darah
pada ikan.
II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Air tentang “Rupa Darah Secara Makroskopik


dan Mikroskopok Sebelum dan Sesudah Haemolisis dan Menentukan
Tahanan Osmotik Sel – Sel Darah Merah” dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 31 Maret 2022, pada pukul 13.30 – 17.00 WIB bertempat di
Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau Pekanbaru.
2.2. Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan bahan selama praktikum


NO NAMA ALAT NAMA BAHAN
1. Mikroskop Darah ikan lele
2. Objek glass EDTA 10%
3. Cover glass Aquades
4. Pipet tetes Ethanol murni
5. Alat tulis Pewarna Giemsa
6. Nampan NaCl (0,3%;
7. Kain serbet 0,5%; 0,6%;
8. Jarum suntik 0,7%; 0,8%;
9. Ember 0,9%; 1%; 3%)
10. Tabung reaksi

2.3. Metode Praktikum

Metode yang dipakai dalam praktikum ini yaitu metode eksperimental


laboratorium yang dilakukan secara langsung oleh praktikan, dimana data dan
informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mempraktekkan langsung
sehingga bisa mengetahui bentuk sel darah pada ikan lele.
5

2.4. Prosedur Praktikum

2.4.1 Cara pengambilan darah ikan

 Ikan dibius dengan minyak cengkeh secukupnya (sekitar 5 tetes/liter)


sampai ikan pingsan.
 Jarum suntik dan spuit dibahasahi dengan EDTA 10% atau hearin guna
mencegah pembekuan darah.
 Kain serbet dibasahi dengan air untuk menutupi overkulumm ikan agar
tetap bisa bernafas.
 Ikan yang sudah pingsan diletakkan dalam nampan plastik, bagian kepala
ikan ditutupi dengan kain basah.
 Darah ikan diambil melalui vena caudalis menggunakan jarum suntik,
cara menemukan vena caudalis berpatokan pada linea lateralis (sekitar 2
atau 3 sisik dibawah linea lateralis). Jarum ditusukkan dengan arah tulang
belakang.
 Darah dimasukkan ke dalam tabung epprendrof yang sudah dibasahi
EDTA 10% atau heparin. Bila disimpan dalam thermos (+ pecahan es
batu), darah tahan selama ± 3 jam.
2.4.2 Cara menyiapkan sampel darah ikan untuk proses hemolysis
 Ambil 3 buah tabung reaksi dan beri label A, B, C. kemudian ke dalam
tiap – tiap tabung masukkan 1 cc darah ikan. Pada tabung A, tambahkan
1 cc aquades. Pada tabung B masukkan 1 cc NaCl 3% dan darah pada
tabung C dibiarkan seperti semula. Tabung dikocok, lalu dibiarkan selama
5 menit.
 Buatlah preparat ulas/usap darah dari darah yang sudah diperlakukan
tersebut dari setiap tabung, ambil 1 tetes darah, teteskan pada bagian ujung
dari objek glass. Kemudian, ambil objek glass lain, sentuhkan salah satu
ujungnya pada tetesan darah tersebut dan geser sepanjang objek glass
(objek glass untuk menggerser darah dalam posisi sudut 450 terhadap
objek glass tempat darah diteteskan).
 Kemudian, angkat objek glass dengan ulasan darah tersebut dan terawang
pada cahaya datang (dasar hitam) dan cahaya tembus (dasar putih). Amati
dengan menggunakan mikroskop.
6

 Selanjutnya, darah pada tabung A ditembah lagi dengan 1 cc larutan NaCl


3%. Darah pada tabung B ditambah dengan 1 cc aquades. Dengan
demikian perbandingan volime darah, air dan larutan NaCl 3% pada
tabung A dan B menjadi sama.
2.4.3 Cara membuat sampel untuk pengamatan jenis – jenis darah
 Buatlah preparat ulas darah dari darah ikan yang murni (tidak ditambah
NaCl maupun aquades)
 Preparat dikeringkan selama 5 menit
 Preparat dicelup pada ethanol murni dan dikeringkan sekitar 5 menit
 Preparat dicelup lauran giemsa dan dikeringkan selama 5 menit
 Preparat dicelup dalam air sampai kelebihan pewarna giemsa bersih.
 Preparat dikeringkan lagi dan siap diamati dibawah mikroskop
 Gambarlah bentuk – bentuk sel darah merah dan putih. Amati bentuk inti
serta kondisi sitoplasma
2.4.4 Cara membuat sampel menentukan tahanan osmotik sel-sel darah
merah
 Sediakan 8 buah tabung reaksi dan beri nomor 1 sampai 8
 Buatlah larutan NaCl 0,3%; 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8%; 0,9%; 1%, dan 3%.
 Isilah tiap – tiap tabung dengan NaCl dengan konsentrasi yang berurutan.
 Teteskan 10 tetes darah ikan yang tersedia ke dalam tiap – tiap tabung,
campurkan secara hati – hati dan biarkan lebih kurang 30 menit. Setalah
30 menit coba amati kondisi lapisan merah dipermukaan air, pada tabung
mana lapisan merah tersebut lenyap/tidak terlihat lebih cepat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Ikan yang diamati dalam pratikum ini dapat dilihat secara morfologi
seperti pada Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Lele dumbo (Claris gariepinus)

Klasifikasi lele dumbo menurut Hassanudin Saanin (1986) yaitu:


Kingdom: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo:
Siluriformer, Famili: Clariidae, Genus: Clarias, Spesies: C. gariepinus.

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum rupa darah secara


makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis ini dapat
diketahui hasilnya adalah sebagai berikut :
8

 Darah dalam tabung Percobaan 1

MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS

Tabung A

1ml darah ikan + 1ml aquades

Darahnya tembus cahaya, warnanya agak pekat, tidak mengkerut,sel


darahnya mengembang, dan tidak ada endapan.
Gambar 2. Tabung A dan preparat A

MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS

Tabung B

1ml darah ikan + 1ml NaCl 3%

Warna darahnya agak pudar, tidak tembus cahaya, dan sel darahnya
mengkerut, dan ada endapan di atasnya

Gambar 3. Tabung B dan Preparat B


9

MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS

Tabung C

1ml darah ikan

Darahnya pekat seperti darah biasa karena tidak ada tercampur dengan
larutan apapun, tidak tembus cahaya
Gambar 4. Tabung C dan Preparat C

 Darah dalam tabung percobaan 2

MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS

Tabung A1

1ml darah ikan + 1ml aquades + 1ml NaCl 3%

Terdapat endapan dibagian bawah tabung karena sel darah merah


mengkerut.

Gambar 5. Tabung A1 (+ 1ml NaCl 3%) dan Preparat D


10

MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS

Tabung B1

1ml darah ikan + 1ml NaCl 3% + 1ml aquades

Pada tabung B yang telah ditambahkan Aquades terlihat lebih encer .

Gambar 6. Tabung B1 (+ 1ml aquades) dan Preparat E

Percobaan yang dilakukan pada penentuan tekanan osmotik sel – sel darah

merah, yaitu :

Darah + NaCl 0,3%

Darah kelihatan seperti mengkerut dan


darah dilapisan bawah berwarna merah
perkat
Gambar 7. Darah + NaCl 0,3%
11

Darah + NaCl 0,5%

Darah kelihatan seperti mengembang dan


darah terbagi atas dua lapisan. Lapisan
atas berwarna merah muda dan lapisan
bawah berwarna lebih pekat dari lapisan
atas.
Gambar 8. Darah + NaCl 0,5%

Darah + NaCl 0,6%

Darah kelihatan seperti mengembang dan


darah dibagi dua lapisan. Bagian atas
lebih jernih dari pada bagian bawah sama
halnya pada NaCl 0,5%, namun pada
NaCl 0,6% darah kelihatan lebih pekat
Gambar 9. Darah + NaCl 0,6%
12

Darah + NaCl 0,7%

Darah terbagi menjadi tiga lapisan


dimana lapisan paling atas jernih, tengah
berwarna merah muda, dan bagian bawah
berwanra merah pekat.
Gambar 10. Darah + NaCl 0,7%

Darah + NaCl 0,8%

Berwarna merah terlihat mengendap


dibawah.
Gambar 11. Darah + NaCl 0,8%
13

Darah + NaCl 0,9%

Darah bersifat isotonis dan seimbang


antara darah dengan NaCl
Gambar 12. Darah + NaCl 0,9%

Darah + NaCl 1%

Darah bersifat hipertonis, dilapisan


bawah berwarna merah pekat, terdapat
gumpalan darah dan darah seperti
mengkerut.
Gambar 13. Darah + NaCl 1%
14

Darah + NaCl 3%

Darah dilapisan berwarna merah pekat,


darah kelihatan seperti mengkerut dan
dilapisan atas berwarna merah pucat.
Gambar 14. Darah + NaCl 3%

3.2 Pembahasan

Pada praktikum tentang “Rupa Darah Secara Makroskopis dan


Mikroskopis Sebelum dan Sesudah Haemolisis” ini dapat terlihat bahwa darah
pada tabung A yang ditambahkan 1cc darah ikan dan 1cc aquades dijelaskan
bahwa darah terpisah dari aquades, darah merah terletal di lapisan bawah dan
aquades berada di lapisan atas, warna merah di lapisan bawah lebih kental dan
di lapisan tengan berwarna merah pucat. Pada tabung B yang ditambahkan 1cc
darah ikan dan 1cc NaCl 3% dijelaskan bahwa darah dengan NaCl 3% menyatu,
di lapisan atas berwarna merah pucat dan di lapisan bawah berwarna merah
pekat. Pada tabung C yang ditambahkan 1cc darah dijelaskan bahwa darah
berwarna merah dengan sifat kental, dilapisan bawah berwarna merah pekat dan
di lapisan atas berwarna merah pucat. Pada preparat ulas A yang telah diamati
diamati di bawah mikroskop dijelaskan bahwa sel darah berwarna ungu karena
pengaruh giemsa, sel-sel darah tidak tersusun rapat dan terdapat nucleus atau
inti sel pada darah.
15

Tinjauan mikroskopis yaitu preparat ulas B menjelaskan bahwa efek


Giemsa menyebabkan sel darah menjadi violet, sel darah tersusun sangat dekat
antara sel darah ysng satu dengan sel darah lainnya, dan memiliki inti di dalam
sel darah. Pada preparat C yang diamati di bawah mikroskop dijelaskan bahwa
pengaruh Giemsa menyebabkan sel darah merah menjadi berwarna violet, sel
darah padat dan rapat , dan sel darah memiliki inti.
Pada praktikum tentang “Menentukan Tahanan Osmotik Sel-sel Darah
Merah” ini dapat terlihat bahwa Menentukan Tahanan Osmotik Sel-Sel Darah
Merah NaCl 0.3% yang ditambahkan darah 10 tetes dijelaskan bahwa darah
bersifat hypertonis, darah kelihatan seperti mengkerut dan darah dilapisan
bawah berwarna merah pekat. NaCl 0.5% yang ditambahkan 10 tetes darah
dijelaskan bahwa darah bersifat hipotonis, darah kelihatan seperti mengembang
dan darah terbagi atas dua lapisan. Lapisan atas berwarna merah muda dan
lapisan bawah lebih pekat dari lapisan atas. NaCl 0.6% yang ditambahkan 10
tetes darah dijelaskan bahwa darah bersifat hipotonis, darah kelihatan seperti
mengembang dan darah dibagi dua lapisan. Bagian atas lebih jernih daripada
bagian bawah sama halnya pada NaCl 0.5%, namun pada NaCl 0.6% darah
keliatan lebih pekat. NaCl 0.7% yang ditambahkan 10 tetes darah dijelaskan
bahwa darah bersifat hipotonis, darah terbagi menjadi tiga lapisan dimana
lapisan paling atas jernih, tengah bewarna merah muda, dan bagian paling
bawah bewarna merah pekat. NaCl 0.8% yang ditambahkan 10 tetes darah
dijelaskan bahwa darah bersifat isotonis dan berwarna merah terlihat
mengendap dibawah . NaCl 0.9% yang ditambahkan 10 tetes darah dijelaskan
bahwa darah bersifat isotonis dan seimbang antara darah dengan NaCl. NaCl
1% yang ditambahkan 10 tetes darah dijelaskan bahwa darah bersifat hipertonis,
dilapisan bawah berwarna merah pekat, terdapat gumpalan darah dan darah
seperti mengkerut. NaCl 3% yang ditambahkan 10 tetes darah dijelaskan bahwa
darah bersifat hipertonis, darah dilapisan berwarna merah pekat, darah kelihatan
seperti mengkerut dan dilapisan atas berwarna merah pucat.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Setelah praktikum tentang “Rupa Darah Secara Makroskopik dan


Mikroskopok Sebelum dan Sesudah Haemolisis dan Menentukan Tahanan
Osmotik Sel – Sel Darah Merah” dilaksanakan maka dapat disimpulkan
bahwa darah yang ditambah aquades terlihat di bawah mikroskop sel
darahnya mengalami pembengkakan atau membesar karena aquades masuk
kedalam sel dan jarak antar sel darah berjauhan atau pecah sel darah.
Sedangkan darah yang ditambahkan NaCl 3% terlihat di bawah mikroskop
rupa sel darahnya mengkerut ini terjadi akibat sifat dari NaCl yang dapat
menyerap air sehingga cairan sel di dalam sel tertarik keluar sehingga sel
darah menjadi mengkerut dan jarak antar sel menjadi rapat.
apabila darah dimasukkan dalam larutan NaCl dengan
konsentrasinya 0,3%; 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8% akan terlihat mengembang
dikarekankan terjadi proses osmosis. Air yang berada diluar sel akan masuk
ke dalam sel karena dengan larutan NaCl dengan konsentrasi 1% dan 3% akan
terlihat berada di dalam sel akan keluar dan dinamakan proses difusi
sedangkan untuk sel darah yang ditambahkan NaCl dengan konsentrasi 0,9%
tidak terjadi apa-apa karena larutan bersifat isotonic dan larutan NaCl% bisa
disebut larutan fisiologis.

4.2. Saran

Sebaiknya saat akan dilaksanakannya praktikum, usahakan kondisi


ikan tidak mati sehingga dapat mengambil darah ikan tersebut setelah
dipingsankan. Praktikan juga harus berhati-hati dalam mencampurkan larutan
serta jangan lupa untuk membasahi alat praktikum dengan EDTA agar darah
ikan tidak beku.
DAFTAR PUSTAKA

Mudjiman, A. 2010.Makanan Ikan dan Sistem Darah. Jakarta : PT. Penebar


Swadaya.
Fujaya, Yusinta. 2011. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Fernande. 2015. laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air Rupa Darah Secara
Makroskopis dan Mikroskopis Sebelum dan Sesudah Haemolisis dan
Menentukan Tahanan Osmotik Sel-Sel Darah Merah. Faklutas Perikanan dan
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Windarti, dkk. 2013. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru: UR Press
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat praktikum

No Nama alat Gambar

1. Mikroskop

2. Objek glass

3. Cover glass
4. Pipet tetes

5. Alat tulis

6. Nampan
7. Kain serbet

8. Jarum suntik

9. Ember

10. Tabung reaksi


Lampiran 2. Bahan praktikum

No Nama alat Gambar

1. Darah ikan

2. EDTA 10%

3. Aquades
4. Ethanol murni

5. Pewarna Giemsa

6. NaCl 0,3%; 0,5%;

0,6%; 0,7%; 0,8%;

0,9%; 1%; 3%

Anda mungkin juga menyukai