Anda di halaman 1dari 31

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ikan tambakan (Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air

tawar yang berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini pada

awalnya berasal dari Thailand hingga Indonesia sebelum akhirnya diintroduksi ke

seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal dengan nama gurami pencium karena

kebiasaannya "mencium" saat mengambil makanan dari permukaan benda padat

maupun saat berduel antara sesama pejantan. Di Indonesia sendiri, ikan ini memiliki

banyak nama seperti bawan, biawan, hingga ikan samarinda.

Salah satu ciri khas dari ikan tambakan adalah mulutnya yang memanjang.

Karakteristik mulutnya yang menjulur ke depan membantunya mengambil

makanan semisal lumut dari tempatnya melekat. Bibirnya diselimuti oleh semacam

gigi bertanduk, tetapi gigi-gigi tersebut tidak ditemukan di bagian mulut lain

seperti faring, premaksila, dentary, dan langit-langit mulut. Ikan tambakan juga

memiliki tapis insang (gill raker) yang membantunya menyaring partikel-partikel

makanan yang masuk bersama dengan air.

Ada dua jenis ikan tambakan berdasarkan warnanya, tetapi mereka masih

termasuk dalam spesies yang sama: ikan tambakan berwarna hijau dan ikan

tambakan berwarna pucat atau merah muda. Belakangan, ada juga jenis ikan

tambakan yang ukurannya lebih kecil dari ikan tambakan kebanyakan dan

bentuknya bundar nyaris menyerupai balon. Variasi genetis ikan tersebut biasa

dikenal dengan nama "gurami pencium kerdil" atau "balon merah muda".
2

Ikan tambakan senang hidup di perairan rawa (black fish) yang banyak

tumbuhan air. Ikan ini dapat hidup pada perairan asam (pH 5,5-6,5) dan kadar

oksigen yang relatif rendah (3-5 mg/L). Pada saat musim kemarau ikan ini cendrung

tinggal di cekungan tanah pada perairan rawa (lebung) atau danau yang masih berisi

air, sedangkan pada saat musim penghujan air tinggi menyebar di rawa yang lebih

luas. Saat memijah (sebutan masyarakat Sumatra selatan “ngempas”) menuju tepi

sungai yang landai sehingga mudah ditangkap. Penyebaran ikan ini di daerah sungai

musi sering dijumpai di perairan Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin,

Banyuasin, dan Musi Rawas. Penyebaran geografi di dunia meliputi Sumatra,

Kalimantan, Jawa, dan Thailand (Utomo dkk 2010).

Reproduksi pada ikan merupakan suatu tahapan penting dalam siklus

hidupnya untuk menjamin kelangsungan hidup suatu spesies (Effendie 2002).

Menurut Nikolsky (1963) aspek-aspek reproduksi berupa faktor kondisi, nisbah

kelamin, ukuran ikan pertama kali matang gonad, indeks kematangan gonad,

fekunditas, dan diameter telur penting diketahui untuk kepentingan pengelolaan

perikanan dan kelestarian spesies. Biologi reproduksi dapat memberikan gambaran

tentang aspek biologi yang terkait dengan proses reproduksi, mulai dari diferensiasi

seksual hingga dihasilkannya individu baru (Affandi dan Tang 2002).

Seksualitas pada ikan atau bisa dibilang sebagai penentuan jenis kelamin.

Individu ikan memiliki memiliki ciri-ciri tertentu apakah ikan itu berkelamin jantan

atau betina. Untuk mengetahui jenis kelamin pada ikan dapat melalui pengamatan

terhadap organ reproduksi yang dimiliki ataupun dapat dilihat melalui penampakan

ciri-ciri pada permukaan tubuhnya.


3

Tingkat kematangan gonad pada ikan menunjukkan suatu tungkat

kematangan seksual ikan, sebagian besar hasil metabolisme digunakan selama fase

kematangan gonad. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar

10-25% dari berat tubuh, sedangkan untuk ikan jantan berkisar antara 5-10%.

Dalam mencapat kematangan gonad, dapat dibagi daam beberapa tahapan. Secara

umum tahap tersebut adalah akan memijah, baru memijah atau sudah selesai

memijah.

Kegiatan pemijahan merupakan salah faktor penentu keberhasilan ikan

dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup generasinya dari waktu

kewaktu. Terdapat 3 kelompok pemijhan di alamini, yaitu ovipar, vivipar dan

ovovivipar.

Dari penjelasan diatas untuk mengetahui lebih lanjut mengenai seksualitas

ikan, tingkat kematangan gonad, dan tingkah laku reproduksi. Maka, dilakukannya

praktikum ini agar mahasiswa lebih mengetahui lagi tentang seksualitas ikan,

tingkat kematangan gonad, dan tingkah laku reproduksi pada ikan air tawar maupun

air laut.

Fekunditas merupakan suatu obyek yang dapat menyesuaikan dengan bermacam-

macam kondisi terutama dengan respons terhadap makanan. Jumlah telur yang

dikeluarkan merupakan satu mata rantai penghubung antara satu generasi denagn

generasi berikutnya, tetapi secara umum tidak ada hubungan yang jelas antara

fekunditas dengan jumlah telur yang dihasilkan (Bagenal, 1978).

Batasan fekunditas secara umum adalah jumlah telur yang terdapat dalam

ovari ikan yang sudah matang gonad dan akan dikeluarkan pada waktu mijah.
4

Pengetahuan tentang fekunditas dalam bidang budidaya perikan sangat penting

artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva/benih yang akan dihasilkan

jika individu ikan itu memijah.

Dari penjelasan diatas untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengenalan

jenis ikan dan identifikasi, seksualitas ikan, tingkat kematangan gonad, fekunditas

dan diameter telur ikan tambakan (Helostoma temminckii). Oleh karena itu

praktikum ini dilakukan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami dan mengetahui lebih

lanjut tentang identifikasi, seksualitas ikan, tingkat kematangan gonad, fekunditas

dan diameter telur pada ikan tambakan (Helostoma temminckii).

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengenal dan

memahami secara langsung tentang identifikasi, seksualitas ikan, tingkat

kematangan gonad, fekunditas dan diameter telur pada ikan tambakan (Helostoma

temminckii).
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Hardaniwati (2003: 237) identifikasi adalah 1). tanda kenal diri,

2). penentu atau penetapan identitas seseorang. Sedangkan menurut Komarudin dan

Yooke Tjupanah (2000: 92) bahwa identifikasi berasal dari bahasa latin, identitas,

persamaan, identitas. 1). Fakta, bukti, tanda, atau petunjuk mengenai identitas. 2).

Pencarian atau penelitian ciri-ciri yang bersamaan. 3). Pengenalan tanda- tanda atau

karakteristik suatu hal berdasarkan pada tanda pengenal.

Proses identifikasi terjadi apabila individu meniru perilaku seseorang atau

sikap kelompok lain dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang

dianggapnya sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara dia dengan

pihak lain termaksud. Pada dasarnya proses identifikasi merupakan sarana atau cara

untuk memelihara hubungan yang diinginkan dengan orang atau kelompok lain dan

cara untuk menopang pengertiannya sendiri mengenai hubungan tersebut

(Saifuddin Azwar 2005: 56).

Seksualitas ikan dapat ditentukan dengan mengamati ciri-ciri seksual

sekunderdan seksual primer. Pengamatan seksual primer harus dengan pembelahan

diperut ikan. Sedangkan seksual sekunder dengan memperhatikan ciri-ciri

morfologi yaitu bentuk tubuh, organ pelengkap dan warna (andea,2005)

Tanda-tanda morfologi pada ikan betina yang sudah matang gonad adalah

perut gembung, gerak lambat, perut bila diraba terasa lunak, kulit terkadang terlihat

memerah. Sedangkan pada ikan jantan yang telah matang gonad, tanda-tandanya
6

adalah: ikan lebih langsing, gerakkan lincah, bila diurut kearah lubang genital ikan

akan keluar cairan berwarna putih susu (Gusrina:2014)

Ovarium ikan merupakan sepasang organ yang memanjang dalam rongga

perut. Rongga-rongga ovarium dikelilingi oleh mesovarium dan project posterior

melalui sepasang oviduct yang terhubung ke genital papila (Mananos:2009).

Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari

berat tubuh, sedangkan untuk ikan jantan berkisar antara 5-10%. Tingkat

kematangan gonad (TKG) merupakan suatu tingkatan kematangan seksual pada

ikan. Sebagian besar hasil metabolisme digunakan selama fase perkembangkan

gonad. Perkembangan gonad pada ikan betina umumnya disebut dengan istilah

perkembangan ovarium mempunyai tingkat perkembangan sejak masa

pertumbuhan hingga masa reproduksi yang dapat dikategorikan kedalam beberapa

tahapan. Jumlah tahapan tersebut bervariasi bergantung kepada spesies maupun

peneliti yang mengamati perkembangan ovarium tersebut. (Effendi, 1997).

Pengamatan tentang tahap tahap kematang gonad ikan dapat dilakukan

secara morphologi dan histologi. Pengamatan secara histologi dapat dilakukan di

lapangan dan di laboratorium, sedangkan pengamatan secara histologi hanya dapat

dilakukan di dalam laboratorium. Pengamat secara histologi sangat memerlukan

peralatan canggih dan teliti dan memerlukan pendanaan yang cukup (Pulungan,

2006).

Unutk mengetahui kematangan gonad ikan, dilakukan pengambilan contoh

ikan dan dilakukan pengukuran bobot serta kematangan gonadnya melalui proses

preparasi histologi. Selain pengambilan contoh untuk analisa kematangan gonad


7

dan bobot tubuh, juga dilakukan pernyortiran berdasarkan kelaminnya.

(Utomo,2006).

Untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina dapat di lihat dari ciri

seksual primer dan sekunder. Ciri seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya

organyang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi yaitu ovaryum

dengan pembuluh-pembuluhnya untuk ikan betina dan testis dengan pembuluh-

pembuluhnya untuk ikan jantan. Ciri seksual sekunder dapat dilihat dari tanda-tanda

selain sifat primer, seperti bentuk tubuh, warna atau organ lainnya (Effendi, 2009).

Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang

telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Pengetahuan

tentang fekunditas dibidang budidaya perikanan sangatlah penting artinya untuk

memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh

individu ikan pada waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan untuk

memprediksikan berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan perairan

(Heriyanto, 2011).

Nilai fekunditas suatu individu ikan sangat bervariasi karena dipengaruhi

oleh umur/ukuran individu ikan, jenis dan jumlah dari makanan yang dimakan serta

sifat ikan, kepadatan populasi, lingkungan hidup dimana individu ikan itu berada

dan faktor fisiologi tubuh dari individu ikan itu sendiri sangat mempenga-ruhi nilai

fekunditasnya. Selain itu diameter relur juga berpengaruh terhadap nilai fekunditas

dari suatu individu ikan, semakin besar ukuran diameter telur maka akan semakin

kecil nilai fekunditasnya dan semakin kecil diameter telur maka akan semakin besar

nilai fekunditasnya. Ukuran diameter telur dari setiap individu ikan sangat
8

bervariasi. Hal ini tergantung dari jenis individu ikan itu sendiri (Penuntun

praktikum Biologi Perikanan, 2012).

Menurut Pulungan (2006) metoda penghitungan telur ada beberapa, antar

lain: Metoda Jumlah, Metoda Volumetrik, Metoda Grafimetrik dan Metoda Von

Bayer. Dalam pengawetan telur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

menggunakan bahan pengawet yang terdiri dari larutan formalin serta larutan

Gilson. Kemudian melalui pendinginan, ini merupakan cara yang baik dalam

mencegah pembusukkan telur dalam ovary. Kemudian dalam metoda penghitungan

telur terbagi atas metoda jumlah, metoda volumetrik, metoda gravimetrik, dan

metoda von bayer (Penuntun Pratikum Biologi Perairan, 2012).


9

III. MTODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Biologi Perikanan mengenai pengenalan jenis ikan dan

identifikasi, seksualitas ikan, tingkat kematangan gonad, fekunditas dan diameter

telur pada ikan tambakan (Helostoma temminckii) yang dilaksanakan pada hari

senin tanggal 04 November 2019, pukul 10.00 – 13.00 WIB, Bertempat di

Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini ada 25 spesies

ikan Tambakan (Helostoma temminckii). Semua individu ikan diamati masing

masing jenis kelaminnya, baik secara primer maupun secara sekunder.

Sedangkan alat yang digunakan yaitu nampan untuk meletakkan ikan

sampel, kain lap untuk membersihkan tangan, pensil dan pena untuk menulis,

penghapus untuk menghapus, penggaris untuk mengukur ketelitiannya adalah 30

cm, jarum dan pingset untuk meneliti bagian yang kecil, timbangan untuk

menimbang berat gonad ikan, gunting/pisau untuk membedah ikan, timbangan

untuk menimbang berat ikan, buku penuntun praktikum untuk mempermudah

dalam melakukan praktikum dan buku data sementara untuk tempat menulis.

3.3. Metode Praktikum

Metode praktikum adalah metode survei dengan mengamati dan mengenali

langsung objek praktikum dengan mengikuti petunjuk yang terdapat di dalam buku
10

penuntun praktikum. Kemudian dilakukan pengukuran dan pencatatan ciri-ciri

meristik dan morfometrik dari setiap objek, serta menentukan nilai fekunditas dan

diameter telur.

3.4. Prosedur Praktikum

- Prosedur praktikum seksualitas ikan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Mengukur panjang total (TL), panjang baku (SL), panjang fork (FL),

BdH, dan HdL serta menggambarkan setiap individu ikan yang diamati.

Identifikasi dan timbang setiap ikan objek yang dipraktekkan.

2) Amati bagian luar tubuh ikan seperti, bentuk sirip, sisik, warna kulit,

warna sirip, bentuk tubuh, dan bentuk lainnya untuk mengmati seksualitas

skunder.

3) Kemudian bedah perut ikan dengan alat bedah secara abdominal, untuk

mengamati ciri-ciri seksual primer.

4) Amati organ reproduksi apakah berbentuk testes atau ovari.

5) Hal yang perlu diamati untuk testes/ovari adalah bentuk testes/ovari,

ukuran testes/ovari (panjang), perbandingan panjang testes/ovari dengan

panjang rongga tubuh, dan warna testes/ovari.

- Prosedur praktikum kematangan gonad ini adalah:

1. Gambar dan tulis klasifikasi ikan.

2. Timbang berat ikan.

3. Ukur morfometrik ikan (Hdl, Bdh, TL, FL, SL).

4. Amati ciri-ciri seksualnya, kemudian tentukan jenis kelaminnya. Untuk

memastikan jenis kelamin, bedah ikan dan keluarkan gonadnya.


11

Kemudian tentukan jenis kelamin dari ikan tersebut serta gambarkan

bentuk dari jenis kelamin tersebut (ovari dan testes). Dan hitung IKG nya.

- Prosedur praktikum fekunditas dan diameter telur ini adalah:

1. Praktikan mengambil ovari ikan tambakan.

2. Praktikan memperhatikan penjelasan dan arahan dari asisten.

3. Praktikan memotong gonad tersebut menjadi enam bagian yaitu tiga pada bagian

kiri dan tiga pada bagian kanan

4. Praktikan mengambil sampel telur pada masing-masing bagian posterior, tengah

dan anterior di kiri dan kanan degan berat 0,03 gr.

5. Setelah itu praktikan menghitung jumlah telur pada 6 bagian tersebut.

6. Selanjutnya praktikan menghitung nilai fekunditas telur dengan metode

gravimetric.

7. Lalu praktikan mengambil 5 telur yang masih utuh untuk diukur diameternya

dengan mikroskop.

8. Setelah itu praktikan menulis data-data hasil praktikum dibuku laporan

sementara yang akan diserahkan pada assiten lab.


12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Jenis Ikan : Ikan Tambakan

Habitat : Air tawar

Klasifikasi Ikan:

Kingdom : Animalia

Filum : Cordhata

Kelas : Pisces

Ordo : Perciformes

Subordo : Anabantoide

Family : Helostomatidae

Genus : Helostoma

Spesies : Helostoma temmincki

Gambar 1. Helostoma temminckii


13

Table 1. Hasil Pengamatan Morfometrik Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)


NO W (gr) TL (cm) SL (cm) BdH (cm) HdL (cm) JK TKG IKG (%)
1 44 15,3 11,5 5 3,5 Jantan 33 3,70
2 36 13 10 4,8 3,3 Jantan 3 3,97
3 54 15 11,7 6 4 Betina 4 10,37
4 47 13,5 10,5 5 3,7 Betina 2 16,34
5 41 13,2 10 4,6 3,3 Jantan 2 4,85
6 31 11,5 9 4,5 3 Betina 3 6,87
7 149 19 15 7 5 Betina 4 16,57
8 66 16 12 5 4 Betina 4 5,10
9 56 14 11 5 3,8 Betina 4 12,55
10 57 13,5 10,5 5,5 3,5 Jantan 3 2,29
11 52 14 10 5 4 Jantan 3 2,61
12 58 14,5 11 6 3,5 Betina 4 11,36
13 106 12,4 13,4 6,2 4 Betina 4 14,65
14 92 16 12,8 6,2 4 Betina 2 8,05
15 73 15,4 12,5 6,2 3,8 Betina 3 11,20
16 202 21 17 9 5 Betina 4 17,44
17 120 17 13 7 4 Betina 4 16,87
18 97 16 12 6,5 4 Betina 4 15,77
19 68 16 12,5 6 4,5 Jantan 3 2,89
20 59 15,5 11,5 5 4 Jantan 3 2,42
21 50 14,8 11,2 4,8 3,9 Jantan 3 2,22
22 52 14,4 11,5 5 3,5 Betina 3 4,30
23 54 14 11 6 4 Betina 4 13,79
24 58 14 11,5 6 4,5 Jantan 3 2,41
25 57 14 11 5 3 Betina 4 2,61
14

4.1.1 Seksualitas Ikan

Penampakan ciri seksul yang di miliki pada setiap individu spesies ikan

terdiri dari ciri seksual primer dan seksual skunder. Penampakan ciri seksual

skunder pada individu ikan ada yang bersifan permanen dan sementara.

Tabel 2. Seksualitas Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)


CIRI SEKSUALITAS IKAN A IKAN B
PRIMER  Bentuk Testes: Tidak  Bentuk Ovari: Besar
terlalu besar  Warna ovari: Orange
 Warna Testes: Berwarna  Terdapat butiran telur
putih susu
SEKUNDER  Ukuran tubuh: Hdl=4,  Ukuran tubuh: Hdl=3,8,
SL=12, TL=16, BdH=5 TL=14, SL=11, BdH=5
 Bentuk Abdnominal  Bentuk abdnominal
lonjong membulat
 Jumlah lubang genital 1  Ujung sirip punggung
 Bentuk lubang genital oval lebih kecil
 Bentuk ujung sirip  Jumlah lubang genital 2
punggung lebih besar dan  Bentuk lubang genital
warnanya lebih hitam oval
 Warna badan lebih hitam  Jari-jari sirip perut
 Sirip punggung lebih hitam sebelah kiri memanjang
 Warna dekat sirip dan lebih lebar
punggung lebih hitam  Warna tubuh tak sehitam
jantan
 Sirip punggung tak
sehitam jantan
15

4.1.2 Tingkat Kematangan Gonad

Data yang di ambil hanya 5 dari 25 ikan yang akan di teliti untuk

menentukan Indek Kematangan Gonad dari ikan tambakan (Helostoma temminckii)

dengan berbeda jenis kelaminnya dan tingkat kematangan gonad yang berbeda.

Dari data tersebut dilakukan penimbangan terhadap masing-masing gonad ikan dan

penghitungan IKG (Indeks Kematangan Gonad) atau sering disebut Coeffisien

Kematangan Gonad atau Gonado Somatic Index, yaitu suatu nilai dalam persen

sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk

gonad dikali dengan 100 %.

IKG = BG X 100 Keterangan: IKG = Indeks Kematangan Gonad


BT Bg = Berat Gonad dalam gram
Bt = Berat tubuh dalam gram
IKG1= 15,53 X 100% = 14,65 %
106

IKG2= 7,41 X 100% = 8.05 %


92

IKG3= 8,18 X 100% = 11,20 %


73

IKG4= 35,32 X 100% = 17,48 %


220

IKG5= 20,25 X 100% = 16,875 %


120

Alat kelamin pada ikan disebut gonad. Gonad dalam rongga tubuh ikan

jantan disebut testes, sedangkan gonad yang terdapat dalam rongga tubuh ikan

betina disebut ovari. Alat kelamin berupa gonad (kelenjar kelamin), terdapat
16

sepasang dalam abdomen (rongga perut) dan terletak gelembung udara yang

terdapat pada ikan betina dan ikan jantan. Organ seksual yang merupakan ciri-ciri

seksual primer pada ikan tambakan terdiri dari testes pada ikan jantan dan ovari

pada ikan betina. Testes ikan tambakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Testes Helostoma temminckii

4.1.3 Fekunditas dan Diameter Telur

Tabel 3. Ukuran Diameter Telur


DIAMETER ANTERIOR KIRI TENGAH KANAN POSTERIOR KIRI

1 30 mm 35 mm 30 mm

2 35 mm 30 mm 40 mm

3 35 mm 35 mm 40 mm

4 40 mm 32 mm 40 mm

5 40 mm 30 mm 25 mm

TOTAL 180 mm 162 mm 185 mm


17

Untuk menghitung telur ada beberapa metode yang dapat di gunakan. Setiap

metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, dalam

praktikum kali ini metode yang di gunakan adalah metode Gravimetrik yang

pengukurannya dengan satuan berat.

Metode Gravimetrik:

X= W x Dimana: X: Jumlah telur dalam ovari yang di hitung


w x: Jumlah rataan telur dari sub sampel ovari

W: Berat ovari

W: Berat sub sampel ovari

Data fekunditas yang di dapat saat praktikum adalah:

X = W x = 35,32 X 46,3 = 54.510,53


w 0,03

Gambar 3. Ovari Helostoma temminckii


18

4.2 Pembahasan

4.2.1 Seksualitas ikan

Seperti yang telah dikemukakan, Saanin (1984) telah

mengklasifikasikan ikan Tambakan ke dalam kelas Pisces, famili Anabantidae,

genus Helostoma dan spesies Helostoma temmincki. Dari ke-25 ekor

ikan Tambakan (Helostoma temminckii) yang dipraktikumkan. Di

dapatkan 16 ekor berjenis kelamin betina dan 9 ekor berjenis kelamin jantan. Data

tersebut diperoleh dengan mengamati masing masing individu, baik melalui

penampakan ciri seksual primer ataupun ciri seksual sekunder.

Penampakan ciri-ciri seksual sekunder dilakukan dengan dua cara, yaitu

seksual dimorphisme dan seksual dichromatisme. Sifat seksual sekunder ialah tanda

tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Apabila satu

spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan

jantan dan betina, maka spesies itu memilki seksual dimorphisme. Apabila yang

menjadi tanda itu warna, maka ikan itu mempunyai sifat seksual dikromatisme.

Pada ikan jantan mempunyai warna lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan

betina (Effendi, 2002)

Kottelat et.al.,(1993) menyatakan bahwa ikan Tambakan memiliki ciri-ciri

bentuk tubuh pipih lebar, dimana tinggi badan lebih ½ kali dari panjang tubuhnya,

sirip punggung panjangnya terdiri 12-13 jari-jari keras dan tajam 11-13 jari-jari

lemah, sirip dubur 9-11 jari-jari keras dan 9-21 jari-jari lemah, sirip perut 1 jari-jari

keras dan 2 diantaranya jari-jari lemahnya memanjang seperti benang yang

berfungsi sebagai alat peraba, sirip dada 2 jari-jari keras yang kecil dan 13-14 jari-
19

jari lemah. Gurat sisi sempurna mulai kepala hingga ekor yang terdiri dari 30-33

keping sisik.

Pengamatan ciri seksual primer pada setiap individu ikan dilakukan melalui

cara membedah tubuh bagian abdominal ikan dan mengamati gonad yang dimiliki

yaitu testes jika jantan dan ovari jika betina. Namun jika ikan masih hidup, untuk

melihat gonadnya dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan gamet dengan

menstripping induk yang sudah matang gonad

atau mengisap gonad dengan bantuan kateter canula (selang halus).

Sedangkan menurut Pulungan (2006), perbedaan ikan jantan dan ikan betina

dapat dilihat dari gonad yang dimiliki dengan cara membedah tubuh ikan (seksual

primer) serta bentuk warna dan organ lengkap (seksual sekunder) untuk

membedakan ikan jan-tan dan ikan betina dapat juga dilihat dari bentuk kepala,

bentuk tengkorak, sirip punggung, sirip dada, sirip ekor, sirip anus serta ukuran

lubang pada kelamin.

Demikian juga menurut Tim Iktiologi (1989), bahwa warna pada ikan sering

merupakan ciri pengenalan seksual. Secara umum dapata dikatakan bahwa ikan

jantan mempunyai warna yang cemerlang dari pada ikan betina. Sedangkan untuk

penampakan seksual primer kita melakukan pengamatan dengan melakukan

striping dan membedah bagian abdominal tubuh ikan yang diamati.

4.2.2 Tingkat Kematangan Gonad

Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (1997), yang mengatakan bahwa

penentuan jenis kelamin setelah dilakukan pengukuran panjang berat, kemudian

ikan dibedah dan dikeluarkan gonadnya untuk mengetahui jenis kelamin ikan
20

tersebut. Penentuan jenis kelamin ikan tambakan dengan memperlihatkan ciri

seksual primer dengan membedah tubuh ikan tersebut. Setelah itu diamati ciri

seksual sekunder dengan memperlihatkan bentuk tubuh pada organ pelengkap

lainnya.

Alat kelamin yang terdapat pada individu ikan disebut gonad. Akan tetapi

jika gonad itu terdapat dalam rongga tubuh ikan jantan disebut testes, sedangkan

gonad yang terdapat dalam rongga tubuh ikan betina disebut ovary.

Gonad memiliki pembuluh darah yang berfungsi sebagai supply (penyedia) nutrisi.

Testes pada ikan terdapat dalam rongga tubuh, bentuknya sangat tergantung pada

rongga tubuh yang tersedia tetapi umumnya berbentuk panjang, jumlahnya

sepasang dan tergantung di sepanjang mesenteries pada rongga atas bagian tubuh.

Posisinya persis di bawah tulang punggung di samping gelembung udara. Warna

bervariasi mulai dari transparan sampai putih susu. Ovari pada ikan terdapat dalam

tubuh, bentuknya juga tergantung pada rongga tubuh. Namun umumnya

memanjang, jumlahnya sepasang dan menggantung kepada mesenteries

(mesovaria). Posisinya persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di samping

gelembung udara. Warnanya bervariasi mulai dari transparan sampai kuning emas

dan keabu-abuan.

Warna ovari pada ikan betina sampel adalah kuning emas yang

menunjukkan bahwa ovari sudah matang dan siap dibuahi. Jumlah ovari ada

sepasang dan memiliki saluran kecil yang disebut oviductus. Testes pada ikan

jantan sampel berwarna putih susu. Jumlah testes sepasang dan memiliki saluran

yang disebut ductus. Gonad baik testes maupun ovari mempunyai saluran agak
21

pendek dan bersatu dengan vesica urinaria, membentuk sinus urogenitalis yang

berlanjut sebagai saluran yang bermuara sebagai porus urogenitalis.

Untuk membedakan antara ikan jantan dan ikan betina selain berdasarkan

ciri seksual primer juga dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap ciri seksual

sekunder ikan tersebut. Untuk membedakan ikan tambakan jantan dan betina

berdasarkan ciri seksual sekunder yaitu: 1) Halus kasarnya permukaan kepala, jika

kasar adalah ikan jantan sedangkan ikan betina memiliki permukaan kepala yang

halus, 2) Bentuk permukaan perut ikan, pada ikan jantan permukaan perutnya agak

ramping sedangkan ikan betina memiliki permukaan perut agak gemuk karena

mengandung telur dalam ovari. Ciri spesies ditandai dengan adanya organ yang

secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri spesies ikan tambakan

jantan adalah bentuk badan tidak terlalu melengkung, bentuk kepala lebih merata,

ukuran kepala lancip, dasar sirip dada lebih keras, letak sirip perut lebih panjang,

bentuk lubang genital bulat (tumpul). Sedangkan ciri spesies ikan tambakan betina

adalah badan melengkung, perut membujur dan mendatar sampai ke anus, bentuk

kepala lebih besar dan dasar sirip dada lunak, bentuk sirip perut lebih pendek dan

bentuk lubang genital menonjol (agak lancip).

Pengamatan tentang tahap-tahap kematangan gonad ikan dapat dilakukan

secara morfologi dan histologi. Tahap kematangan gonad yang umum digunakan

oleh peneliti adalah pentahapan yang dilakukan oleh Kesteven yang membagi

menjadi 9 tahap yaitu: I) dara, II) dara berkembang, III) perkembangan I, IV)

perkembangan II, V) bunting, VI) mijah, VII) mijah/salin, VIII) salin/spent, IX)

pulih salin. Sedangkan Nikolsky membagi menjadi 7 tahap yaitu: I) tidak masak,
22

II) tahap istirahat, III) hampir masak, IV) masak, V) reproduksi, VI) kondisi salin,

VII) tahap istirahat.

4.2.3 Fekunditas dan Diameter Telur

Batasan fekunditas secara umum adalah jumlah telur yang terdapat didalam

ovari ikan yang sudah matang gonad dan akan dikeluarkan pada waktu mijah.

Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang dari pada dengan berat, karena

panjang penyusutannya relatif kecil sekali tidak seperti berat yang dapat berkutang

dengan mudah. Hal ini terjadi pada pengambilan sampel secara berulang-ulang

harus berhati-hati, karena apabila ikan yang diambil pada waktu gonad sedang

tumbuh hal ini tidak merupakan pertumbuhan somatik. Jadi disini harus ada

perbedaan antara pertumbuhan somatik dengan pertumbuhan gonad. Ikan-ikan

yang tua dan berukuran besar mempunyai fekunditas relatif kecil. Umumnya

fekunditas relatif lebih besar bila dibandingkan dari pada fekunditas individu.

Fekunditas mempunyai keterpautan dengan umur, panjang, dan bobot

individu. Jumlah fekunditas pada spesies yang sama dapat dipengaruhi oleh ukuran

tubuh, umur, lingkungan, dan ukuran diameter telur. Fekunditas ikan cenderung

meningkat dengan bertambahnya ukuran badan, yang dipengaruhi oleh jumlah

makanan dan faktor-faktor lingkungan lainnya seperti suhu dan musim.

Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena berat lebih

mendekati kondisi ikan itu daripada panjang. Namun dalam hubungan fekunditas

dengan berat terdapat beberapa kesukaran. Berat akancepat berubah pada waktu

musim pemijahan. Ikan yang melakukan ruayasebelum berpijah, mereka tidak lagi

mengambil makanan, jadi berpuasa sampai ke tempat pemijahan. Jika fekunditas


23

mutlak secara matematis dikorelasikan dengan berat total termasuk berat gonad

akan menimbulkan kesukaran secara statistik. Hal ini disebabkan akan termasukkan

telur dalam jumlah yanglebih besar dari ikan yang sebenarnya berfekunditas kecil.

Pengunaan penghitungan fekunditas yang dikorelasikan dengan berat yang

dituliskan dengan persamaan: F = a + bW dalam beberapa hal hasilnya baik, tetapi

ternyata bahwa korelasi antara fekunditas dengan berat adalah tidak linier (Yustisi,

dkk., 2016).

Sedangkan penentuan fekunditas dilakukan dengan mengambil ovari ikan

betina yang matang gonad. Fekunditas total dihitung dengan menggunakan metode

subcontoh bobotgonad atau disebut metode gravimetrik. Cara mendapatkan telur

yaitu mengambil telur ikan betina dengan mengangkat seluruh gonadnya dari

dalam perut ikan dan ditimbang. Kemudian gonad tersebut diambil sebagian untuk

ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik, selanjutnya butiran telur

dihitung.Fekunditas ikan ditentukan dengan menggunakan metode gravimetrik.

Semakin tinggi salinitas yang diberikan dapat menurunkan daya pijah, fekunditas

fungsional, fekunditas fungsional relatif dan daya tetas telur ikan nila. Pemijahan

dan penetasan telur ikan nila yang terbaik berada pada salinitas 7 ppt dan 14 ppt.

sedangkan salinitas terbaik bagi kelangsungan hidup benih ikan nila yang ditebar

di tambak adalah pada salinitas 21 ppt (Jalaluddin, 2014).


24

V. KESMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan selama praktikum tingkat kematangan gonad dan

seksualitas ikan didapatkan bahwa ciri ikan Tambakan (Helostoma temminckii)

jantan adalah: bentuk badan tidak terlalu melengkung, bentuk kepala

lebih meruncing, ukuran kepala lancip, dasar sirip dada lebih keras, letak sirip perut

lebih panjang, bentuk lubang genital bulat (tumpul). Sedangkan ciri ikan tambakan

betina adalah badan melengkung, perut membujur dan mendatar sampai ke anus,

bentuk kepala lebih besar dan dasar sirip dada lunak, bentuk sirip perut lebih pendek

dan bentuk lubang genital menonjol (agak lancip). Data morfometrik antara ikan

jantan dan betina cukup bervariasi sesuai jenis kelaminnya.

Sedangkat dari hasil praktikum seksualitas ikan, kita dapat mengetahui jenis

kelamin ikan ikan tersebut dengan menggunakan penampakan penampakan yang

ada. Penampakan ciri seksual sekunder dinilai lebih baik karena kita tidak perlu

melakukan pembedahan ataupun melakukan hal yang macam macam kepada

individu ikan yang diamati. Tetapi bukan berarti ciri seksual primer tidak begitu

baik, karena dengan cara inilah data yang diperoleh lebih akurat.

Dari hasil dan pembahasan pratikum fekunditas dan analisis isi saluran

penceernaan dapat disimpulkan bahwa jumlah fekunditas ikan tambakan yaitu

dengan nilai X = 54.510,53. Berdasarkan hasil yang diperoleh panjang dan berat

tubuh ikan tidak mempengaruhi banyak sedikitnya telur yang dihasilkan tetapi

dipengaruhi oleh kematangan gonad dari ikan itu sendiri.


25

5.2 Saran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sudah maju

dan modren diharapkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pratikum

ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita teliti.

Didalam melakukan praktikum fekunditas dan analisis isi saluran pencernaan pada

ikan, penulis menyarankan untuk praktikum kedepannya semua praktikan dapat

melakukan praktikum dengan mengunakan semua metoda perhitungan telur.

Sebagai salah satu praktikan saya menyadari bahwa melakukan pengamatan

secara sekunder itu lebih sulit, karena ciri ciri yang ditampakan itu malah

membingungkan untuk mengetahui jenis kelamin ikan itu sendiri. Tetapi sebagai

seorang mahasiswa, kita harus mampu melakukannya. Cobalah diteliti baik baik

dengan mengidentifikasi setiap inchi ikan tersebut. Walaupun pada akhirnya kita

akan membedahnya untuk membuktikan pengamatan kita. Dan semoga dikemudian

hari praktikuma akan berjalan dengan lebih baik.


26

VI. DAFTAR PUSTAKA

Effendi, M. I. 1997. Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.122


hal.

Kottelat, M., et al. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi
(Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition
Limited. Munich. Germany. 293 hal.

Pulungan, C. P., et al. 2005. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 80 hal. (tidak diterbitkan. Hanya
untuk kalangan sendiri).

Pulungan, C. P., et al. 2005. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 80 hal. (tidak diterbitkan)
Pulungan et, al. 2003. Kumpulan Hand Out Kuliah. Mata Ajaran Biologi Perikanan.
Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau, Pekanbaru

Putra, R. M., et al. 2004. Penuntun Praktikum Ichthyology. Laboratorium Biologi


Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau.
Pekanbaru. 74 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).

Saanin, H. 1995. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Bandung. 262
hal.

Sumantadinata, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Pemeliharaan di


Indonesia. Sastra Budaya. Bogor. 129 hal.

Tim Ikhtiologi. 1989. Penuntun Praktikum Ichthyology. Laboratorium Biologi


Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau.
Pekanbaru. 45 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).
27

LAMPIRAN
28

Alat dan bahan praktikum

NAMPAN PENGGARIS

PENGHAPUS PENA
29

SERBET TISSUE

GUNTING BEDAH PENSIL


30

TIMBANGAN MIKROSKOP

IKAN TAMBAKAN GONAD


31

Kegiatan Selama Praktikum

Anda mungkin juga menyukai