Anda di halaman 1dari 15

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat

poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang

dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan

memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip

untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau

gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.

Pengetahuan tentang klasifikasi dan taksonomi diperlukan adanya

identifikasi dari berbagai parameter morfologi dari bentuk tubuh ikan. Melihat

morfologi ikan kita dapat mengelompokkan ikan atau hewan air. Sistem atau cara

pengelompokan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi.

Sistematika atau taksonomi ada 3 pekerjaan yang biasa dilakukan, yaitu

identifikasi, klasifikasi, dan pengamatan evolusi. Identifikasi merupakan

pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis atau spesies

yang selanjutnya diberi nama ilmiahnya, sehingga diakui oleh para ahli diseluruh

dunia. Klasifikasi adalah suatu kegiatan pembentukan kelompok-kelompok

makhluk hidup dengan cara memberi keseragaman ciri atau sifat di dalam

keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup tersebut. Oleh karena itu,

dengan morfologi tubuh makhluk hidup yang berbeda satu sama lainnya, kita

memerlukan pengklasifikasian agar kita lebih mudah memahami dan mempelajari

keanekaragaman makhluk hidup tersebut.


2

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikun

Mahasiswa dapat mengidentifikasi suatu spesies ikan tertentu dan menentukan

sendiri hasil klasifikasinya dari apa yang telah ia identifikasi.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik

individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson.

Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Identifikasi

berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah sampel ke

dalam suatu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan

upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri.

Menurut Mayr dan Ashlock (2000), klasifikasi merupakan penataan

hewan-hewan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan dan

hubungan di antara mereka. Ditinjau dari segi ilmiah, identifikasi sangat penting

artinya karena seluruh urutan pekerjaan selanjutnya tergantung kepada hasil

identifikasi yang benar dari suatu sampel yang sedang diteliti.

Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri

yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-

perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya

sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang

kebanyakan. Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern)

hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah

berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan

tersebut. Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari

spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis,

bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011).


4

Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan

sesuai petunjuk identifikasi. Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi

yaitu, pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua pernyataan

yang berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu alternatif yang

sesuai dengan ciri spesies ikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai maka

diharuskan memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor terpilih berikutnya

terdapat 2 alternatif. Seperti apa yang telah dikerjakan pada nomor sebelumnya,

pada nomor ini pun kita harus memilih alternatif yang sesuai dengan ciri spesies

ikan yang sedang diidentifikasi. Identifikasi dimulai dari kunci untuk menetapkan

subordo dan seterusnya sampai pada genus dan spesies. (Saanin, 1984).

Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan

sebagai berikut : (1) Penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas,

ordo dan familia; (2) Penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila

dapat memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir; (3) Pencocokan

atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang

diterbitkan paling mutakhir; (4) Pencocokan dengan deskripsi yang asli; dan (5)

Pembandingan dengan tipe specimen yang ada (Taufik, 2011).

Pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang

beraneka ragam dan memasukannya dalam suatu takson merupakan cara untuk

mengidentifikasi suatu spesies. Identifikasi ini ditinjau dari segi ilmiah, sebab

seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar

dari suatu spesies yang sedang diteliti. Dalam melakukan identifikasi ikan, buku

kunci identifikasi ikan mutlak diperlukan.Agar mudah dalammenggunakan buku

kunci identifikasi, terlebih dahulu harus memahami istilah-istilah yang biasa


5

digunakan dalam identifikasi. Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan

meristik yang dilakukan sesuai dengan petunjuk identifikasi (Rifai, 1983).

Pengidentifikasian ikan, diperlukan beberapa karakteristik yang perlu

diamati. Antara lain yaitu, jumlah sirip, panjang sirip, tinggi badan, lebar badan,

bentuk sisik, bentuk mulut dan ekor, serta masih banyak lagi karakteristik yang

dapat diamati untuk pengidentifikasian ikan. Pengetahuan mengenai bentuk dan

struktur bagian-bagian tubuh ikan akan membantu seseorang dalam

mendeterminasinya, sehingga diperoleh klasifikasi ikan secara lebih cepat dan

mudah (Rifai, 1983).

Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan

metoda konvensional. Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang

standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang

sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya (Haryono,

2009).

Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh

tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah

sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada

pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan

yang lainnya (Haryono, 2009).


6

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Ikthiologi tentang Koleksi, Foto dan Pengawetan Ikan

dilaksanakan pada hari Kamis, 18 April 2019 pada pukul 10.30-12.00 WIB di

Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Riau.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan Paweh (Osteochilus

hasselti). Alat-alat yang digunakan yaitu buku penuntun praktikum yang berfungsi

sebagai buku petunjuk dalam praktikum yang disertai dengan keterangan tentang

objek yang diamati dan buku gambar, pensil, serbet, tisu, pena, penghapus, lalu

nampan yang digunakan sebagai tempat meletakkan objek agar memudahkan

dalam penggambaran.

3.3 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ikhtiologi kali ini adalah metode

pengamatan secara langsung objek praktikum. Dimana data dan informasi yang

dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung di

Laboratotium Biologi Perairan. Sehingga dapat memberikan gambaran mengenai

sistem saraf dan sistem reproduksi.

3.4 Prosedur Praktikum

Prosedur dalam pratikum Ikhtiologi ini yang pertama-tama yaitu nampan

di siapkan terlebih dahulu, kemudian ambil objek yang ingin kita amati, posisi

objek pada nampan yaitu bagian kepala sebelah kiri dan bagian ekor sebelah
7

kanan. Amatilah objek satu persatu secara seksama. Bagian tubuh objek diukur

dan dicatat pada bagian atas buku gambar. Lalu gambar ikan yang telah diamati

pada buku gambar dengan menggunakan ukuran yang telah didapatkan dengan

skala tertentu. Usahakan gambar benar – benar tertata dengan baik. Setelah itu

tulis deskripsi dan klasifikasi tentang ikan tersebut.


8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari praktikum yang telah dilakukan maka telah didapatkan hasil sebagai

berikut.

Gambar 1. Morfologi ikan Paweh (Osteochilus hasselti)

1 Rangka terdiri dari tulang benar, bertutup insang. Subclasis

Teleostei 3

3 Kepala simetris 4

4 Badan tidak seperti ular 6

6 Badan bersisik atau tidak, kadang-kadang seluruhnya atau sebagian

tertutup oleh kelopak-kelopak teba l 7

7 Garis rusuk jika ada diatas sirip dada 9

9 Tidak demikian 10
9

10 Sirip punggung terdiri dari jari-jari lemah yang berbuku atau

berbelah dengan sebanyak-banyaknya 2 atau 4 jari-jari keras;

bersisip perut

11 Sirip perut jauh kebelakang, di muka dubur 14

14 Bersisik atau tidak, bersungut dikeliling mulut, atau tidak

bersungut, satu jari-jari yang mengeras pada sirip punggung 66

66 Ordo OSTARIOPHYSI

Bersisik: tidak bersisik hanya sebagai kecuali; mulut agak dapat

disembulkan; tidak bergigi; sungut ada tau tidak; tidak bersirip

tambahan yang berupa kulit. Subordo CYPRINOIDEA 67

67 Subordo CYPRINOIDEA

Dasar sirip dada dan sirip perut tidak mendatar atau tegak;

hanya satu duri; jari-jarinya yang sebelah ke luar tidak

bercabang 68

68 Duri tunggal atau berbelah mungkin ada dimuka atau dibawah

mata; pinggir rongga mata bebas atau tertutup kulit; mulut agak

ke bawah; tidak pernah lebih dari 4 helai sungut. Familia

CYPRINIDAE 740

740 Familia CYPRINIDAE

Perut tidak pipih bersiku, tetapi membundar atau datar 741


10

741 sambungan tulang rahang bawah tidak berbonggol. Sirip

punggung biasanya berjari-jari keras bertulang dan terletak di

muka atau bertepatan dengan sirip perut; jika dibelakang, maka

sirip punggung berjari-jari keras yang bertulang, garis rusuk,

dengan satu kecuali, melalui pertengahan ekor. Subfamilia

CYPRININAE 777

777 Garis rusuk terbentang pada pertengahan ekor 778

778 Permulaan sirip punggung di muka, di atas atau sedikit di

belakang permulaan sirip perut 779

779 Berlipatan hidung hidung yang mendatar dan pada dasarnya

membungkus tulang rahang atas dan menutupi dasar bibir atas;

mulut di muka tau sedikit ke bawah 780

780 jari keras sirip dubur tidak bergigi sebelah ke belakang 782

782 Mata tidak berkelopak seperti agar-agar yang lebar dan seperti

cincin 784

784 Sirip dubur dengan 5 jari-jari lemah bercabang, sebagai kecuali

7. 785

785 Sirip punggung dengan 8-18 jari-jari lemah bercabang 786

786 Sisik garis lurus kurang dari 56 788

788 Sirip punggung dengan 10-18 jari-jari lemah bercabang. Genus

OSTEOCHILUS 816
11

816 Sisik garis rusuk 32-36, dengan atau tidak dengan lubang

818

818 Tidak ada lubang pada hidung 824

824 Antara garis rusuk dan sirip punggung 41/2-51/2 baris sisik

825

825 D. 3.12-18. Panjang batang ekor da tingginya yang terendah

sama. Osteochilus hasselti (C.V.)

4.2. Pembahasan

Secara umum ikan paweh adalah ikan endemik yang hidup di sungai atau

rawa. Bentuk tubuhnya agak memangjang dan pipih, ujung mulutnya sedikit

runcing dengan moncong terlipat serta memiliki bintik hitam pada ekornya.

Makanannya berupa epifiton dan perifiton. Sirip punggung ikan paweh disokong

oleh 3 jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor bercagak 2 bentuk simetris,

sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari

keraas dan 13-15 jari-jari lunak. Serta memiliki jumlah sisik gurat ada 33-36

keping.
12

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Klasifikasinya adalah sebagai berikut: subklas: Teleostei; Ordo:

Ostariophysi; Subordo: Cyprinoidea; Famili: Cyprinidae; Genus: Osteochilus;

Spesies: Osteochilus haselti. Nama lokal: Paweh.

5.2 Saran

Demi kelancaran pembelajaran praktikum iktiologi ini terutama pada

membahas Identifikasi ikan, kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh dan

memahaminya dengan seksama. Jika kita melaksanakan dengan baik, maka

praktikum iktiologi ini akan berjalan lancar dengan baik apabila kita menjalankan

sesuai dengan aturannya.


13

LAMPIRAN
14

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan

Nampan Serbet Buku Saanin

Buku penuntun Pensil Peraut


15

Lampiran 2. Foto ikan yang di Identifikasi (Osteochilus hasselti)

Anda mungkin juga menyukai