I. PENDAHULUAN
poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang
dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau
identifikasi dari berbagai parameter morfologi dari bentuk tubuh ikan. Melihat
morfologi ikan kita dapat mengelompokkan ikan atau hewan air. Sistem atau cara
pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis atau spesies
yang selanjutnya diberi nama ilmiahnya, sehingga diakui oleh para ahli diseluruh
makhluk hidup dengan cara memberi keseragaman ciri atau sifat di dalam
keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup tersebut. Oleh karena itu,
dengan morfologi tubuh makhluk hidup yang berbeda satu sama lainnya, kita
berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah sampel ke
hubungan di antara mereka. Ditinjau dari segi ilmiah, identifikasi sangat penting
sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang
hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah
tersebut. Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari
spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis,
yaitu, pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua pernyataan
sesuai dengan ciri spesies ikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai maka
diharuskan memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor terpilih berikutnya
terdapat 2 alternatif. Seperti apa yang telah dikerjakan pada nomor sebelumnya,
pada nomor ini pun kita harus memilih alternatif yang sesuai dengan ciri spesies
ikan yang sedang diidentifikasi. Identifikasi dimulai dari kunci untuk menetapkan
subordo dan seterusnya sampai pada genus dan spesies. (Saanin, 1984).
ordo dan familia; (2) Penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila
dapat memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir; (3) Pencocokan
atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang
diterbitkan paling mutakhir; (4) Pencocokan dengan deskripsi yang asli; dan (5)
beraneka ragam dan memasukannya dalam suatu takson merupakan cara untuk
mengidentifikasi suatu spesies. Identifikasi ini ditinjau dari segi ilmiah, sebab
seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar
dari suatu spesies yang sedang diteliti. Dalam melakukan identifikasi ikan, buku
diamati. Antara lain yaitu, jumlah sirip, panjang sirip, tinggi badan, lebar badan,
bentuk sisik, bentuk mulut dan ekor, serta masih banyak lagi karakteristik yang
standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang
sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya (Haryono,
2009).
Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh
tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah
sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada
pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan
dilaksanakan pada hari Kamis, 18 April 2019 pada pukul 10.30-12.00 WIB di
Riau.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan Paweh (Osteochilus
hasselti). Alat-alat yang digunakan yaitu buku penuntun praktikum yang berfungsi
sebagai buku petunjuk dalam praktikum yang disertai dengan keterangan tentang
objek yang diamati dan buku gambar, pensil, serbet, tisu, pena, penghapus, lalu
dalam penggambaran.
Metode yang digunakan dalam praktikum ikhtiologi kali ini adalah metode
pengamatan secara langsung objek praktikum. Dimana data dan informasi yang
di siapkan terlebih dahulu, kemudian ambil objek yang ingin kita amati, posisi
objek pada nampan yaitu bagian kepala sebelah kiri dan bagian ekor sebelah
7
kanan. Amatilah objek satu persatu secara seksama. Bagian tubuh objek diukur
dan dicatat pada bagian atas buku gambar. Lalu gambar ikan yang telah diamati
pada buku gambar dengan menggunakan ukuran yang telah didapatkan dengan
skala tertentu. Usahakan gambar benar – benar tertata dengan baik. Setelah itu
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan maka telah didapatkan hasil sebagai
berikut.
Teleostei 3
3 Kepala simetris 4
9 Tidak demikian 10
9
bersisip perut
66 Ordo OSTARIOPHYSI
67 Subordo CYPRINOIDEA
Dasar sirip dada dan sirip perut tidak mendatar atau tegak;
bercabang 68
mata; pinggir rongga mata bebas atau tertutup kulit; mulut agak
CYPRINIDAE 740
CYPRININAE 777
780 jari keras sirip dubur tidak bergigi sebelah ke belakang 782
782 Mata tidak berkelopak seperti agar-agar yang lebar dan seperti
cincin 784
7. 785
OSTEOCHILUS 816
11
816 Sisik garis rusuk 32-36, dengan atau tidak dengan lubang
818
824 Antara garis rusuk dan sirip punggung 41/2-51/2 baris sisik
825
4.2. Pembahasan
Secara umum ikan paweh adalah ikan endemik yang hidup di sungai atau
rawa. Bentuk tubuhnya agak memangjang dan pipih, ujung mulutnya sedikit
runcing dengan moncong terlipat serta memiliki bintik hitam pada ekornya.
Makanannya berupa epifiton dan perifiton. Sirip punggung ikan paweh disokong
oleh 3 jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor bercagak 2 bentuk simetris,
sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari
keraas dan 13-15 jari-jari lunak. Serta memiliki jumlah sisik gurat ada 33-36
keping.
12
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
praktikum iktiologi ini akan berjalan lancar dengan baik apabila kita menjalankan
LAMPIRAN
14