I. PENDAHULUAN
dimulai beberapa ratus tahun yang lalu. Mengetahui umur ikan dan komposisi
jumlahnya yang ada atau berhasil hidup dapat diketahui keberhasilan atau
kegagalan reproduksi, dan bila umur ikan diketahui dengan tepat maka analisa
lingkungnnya.
Individu ikan ada yang berumur panjang dan ada yang berumur pendek.
Ikan-ikan yang memiliki umur panjang cendrung sebagai ikan yang primitif,
pergerakan lambat, sebagai penghuni dasar suatu perairan dan memiliki alat
Penentuan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu :
(1) Cara langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan
budidaya, (2) Cara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang masih
hidup diperairan alami. Penentuan umur ikan secara tidak langsung dapat
(Annulus) atau harian (Sirkulus) pada bagian-bagian tubuh yang keras, (2)
tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan
(Annulus) atau harian (Sikulus) pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan
dingin pertumbuhan ikan hampir terhenti ataupun lambat sana sekali. Sehingga
sirip dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuk susunan sirkulasi yang
sangat rapat dan akhirnya membentuk Annulus. Dengan mengetahui umur ikan
dan komposisi jumlahnya yang ada atau berhasil hidup dapat diketahui
keberhasilan atau kegagalan reproduksi, dan bila umur ikan diketahui dengan
tepat maka analisa pertumbuhan ikan dapat dilakukan dengan baik (Effendie
umur suatu spesies ikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu
jenis ikan melalui tulang otolith. Sedangkan manfaat dari pratikum ini adalah
untuk mengetahui umur ikan berdasarkan pengamatan tulang otolith dan untuk
mengenal lebih jauh tentang bagaimana menentukan umur suatu ikan baik melalui
sisik, tulang vertebrate, tulang operculum, pangkal duri sirip dada dan tulang
otholit.
3
bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup
secara pasti kapan suatu individu ikan itu menetas dari telur, yang dapat kita
ketahui adalah berapa panjang tubuh individu ikan itu ketika tertangkap oleh
nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan yang dibudidayakan kita dapat
mengetahui kapan individu ikan itu menetas dari telurnya. (Manda et al, 2006)
Menurut Ricker (1971), penelitian tentang umur dari suatu individu ikan
yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang lalu. Penentuan
umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara langsung, cara ini
hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya. Secara tidak langsung
Seberapa besar tekanan perairan yang terjadi dapat diketahui dari tekanan yang
marks”. Tanda permanen ini terbentuk pada bagian tubuh ikan yang keras, salah
satunya adalah lingkaran pertumbuhan pada otolith ikan (Green et al. 2009).
Otolith atau batu telinga (ear stones) adalah struktur kecil terdiri dari kalsium
karbonat yang terletak di rongga telinga bagian dalam, tepatnya pada rongga kanal
juga dapat mencerminkan riwayat hidup ikan dan kondisi lingkungan habitat ikan
semasa hidupnya. Hal ini karena otolith tidak mengalami resorpsi, sehingga
4
endapan kalsium karbonat akan tersimpan secara permanen dan merekam seluruh
informasi, serta fakta kejadian yang di alami ikan semasa hidupnya. Termasuk
mempunyai alat pernafasan tambahan, penghuni dasar atau perairan dangkal dan
dimulai beberapa ratus tahun yang lalu. Mengetahui umur ikan dan komposisi
jumlahnya yang ada atau berhasil hidup dapat diketahui keberhasilan atau
kegagalan reproduksi, dan bila umur ikan diketahui dengan tepat maka analisa
lingkungnnya.
Penentuan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu :
(1) Cara langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan
budidaya, (2) Cara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang masih
hidup diperairan alami. Penentuan umur ikan secara tidak langsung dapat
(Annulus) atau harian (Sirkulus) pada bagian-bagian tubuh yang keras, (2)
tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan
bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan pada daerah subtropis (4 musim).
Karena ikan-ikan yang hidup didaerah subtropis sangat dipengaruhi oleh suhu
sisik, vertebrae, tulang, operculum, duri sirip dan tulang otolith yang
membentuk annulus.
sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari hasil susunan
sirkuli yang rapat tidak begitu nyata bentuknya. Penentuan umur ikan yang
frekwensi panjang (metode petersen) yang tergantung pada sifat reproduksi dan
pertumbuhan ikan.
pembacaan umur individu ikan menurut Lagler (1970) dan Ricker (1971) adalah:
sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan
tulang otolith. Sisik kunci pada ikan bersisik cycloid terletak di atas garis linea
lateralis 3 baris sisik di depan pangkal dasar sirip punggung bagian depan dan
pada ikan bersisik ctenoid terletak di bawah garis linea lateralis dibelakang ujung
dasar sirip dada, arah ke posterior tubuh. Pembacaan umur harian melalui tulang
6
otolith pada larva atau anak-anak ikan untuk daerah tropis mulai berkembang
pada waktu ikan tumbuh cepat, tetapi pada waktu terjadi kelambatan pertumbuhan
endapan calcium tadi semakin rapat. Dengan menentukan kerapatan letak endapan
tadi yang terlihat berbeda akan dapat diketahui umur ikan tadi. Proses dan
keadaan yang sama terjadi pula pada jari-jari sirip, pembacaan umur dengan
menggunakan batu telinga atau jari-jari sirip keras tidak dapat secara langsung
seperti tulang operculum atau tulang punggung, tetapi harus menggunakan alat
tambahan yaitu kaca pembesar (Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I. Siregar,
1985).
Tanda tahunan yang terdapat pada sisik dikenal dengan annulus. Otolith
terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras di dalam saluran kanal dari
Siregar, 1985).
7
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah baki atau nampan,
buku pratikum, timbangan sartorius untuk mengukur berat otolith, penggaris dan
alat tulis, nampan, serbet, tisu gulung, setrika, gunting bedah, objek glass, cover
glass, mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan selama praktikum ini adalah
batu asahan, crystal bon, tulang otolith ikan tambakan (Helostoma temminckii)
dan air.
dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil
datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.
otolith diasah dengan cara meletakkan Crystal bond. Objek glass ini dipanaskan
dengan menggunakan hot plate dengan suhu sekitar 80oC sampai Crystal Bond
meleleh. Otolith diletakkan pada Crystal bond dibiarkan mendingin dan mengeras.
Otolish diasah secara horizontal menggunakan batu asah halus. Setelah lingkaran
tampak jelas bila diamati dibawah mikroskop, objek glas dipanaskan kembali
8
sampai Crystal bond meleleh. Lelehan Cystal bond ini digunakan untuk menutupi
Pada saat proses pengasahan, batu asah harus diletakkan dalam nampan
plastik dan nampan tersebut diisi air sehingga batu asah terendam. Jadi
pengasahan dilakukan dalam air. Proses ini dilakukan untuk menjaga agar goresan
baru asah pada otolith/ ruas tulang punggung menjadi halus/ tidak telihat. Bila
batu asah tidak direndam maka permukaan otolith/ ruas tulang punggung yang
Untuk mengatur posisi otolith pada objek glass digunakan jarum jahit yang
diberi tangkai. Pada saat digunakan jarum harus dalam kondisi panas (dipanaskan
pada hot plate atau lampu bunsen), sehingga Cystal bond tidak lengket pada jarum
tersebut.
9
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
dikenal dengan metode otholit, karena metode ini dapat mengetahui umur harian
ikan sample. Otolith ialah tulang telinga yang terdapat pada sacculus di daerah
kapala dipakai untuk kesetimbangan dan penentuan umur ikan. Otholith ini juga
Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan, kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak
bigitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi
tanda tahunan dari hasil susunan sirkulasi yang rapat tidak bigitu nyata bentuknya.
Akan tetapi dibeberapa daerah tertentu ikan-ikan yang hidup di daerah tropis
dapat memiliki tanda tahunan yang nyata. Tanda tahunan ini bisa dibaca pada ikan
Gabus (Channa striata) yang terdapat di Srilangka (Kilambi, 1986) dan duri dari
garis gelap pada Otolith ikan. Jika garis terang tampak didepan garis gelap, maka
pada masa kecil ikan tersebut hidup dilingkungan yang terjaga dan besar hidup
dilingkungan yang tercemar. Jika garis gelap tampak didepan garis terang, maka
pada masa kecil ikan tersebut hidup dilingkungan tercemar dan pada saat besar
kesimpulan bahwa ikan Tambakan yang kami perhatikan ini pada masa kecilnya
5.1. Kesimpulan
Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara
langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.
Secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di perairan
alami. Penentuan umur secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu
petersen) yaitu melalui pengukuran panjang tubuh ikan, metoda ini biasanya
pembacaan umur individu ikan menurut Lagler (1970) dan Ricker (1971) adalah:
sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan
tulang otolith. Otolith ialah tulang telinga yang terdapat pada sacculus di daerah
kapala dipakai untuk kesetimbangan dan penentuan umur ikan. Otolith terbentuk
dari kalsium karbonat yang mengeras di dalam saluran kanal dari sirkulasi pada
tulang ikan yang menonjol. Penentuan umur ikan dengan otolith dilakukan dengan
memperhatikan posisi garis terang dan garis gelap yang terdapat pada otolith.
5.2. Saran
terbesar saat praktikum. Agar pratikum berjalan dengan lancar diharapkan kepada
semua pihak yang terlibat didalam pratikum ini mengikuti aturan-aturan yang
telah diterapkan. Dan diharapkan pula membawa alat dan bahan yang akan
12
DAFTAR PUSTAKA
Campana, S. E. Otolith science entering the 21st century. Mar. Freshwater Res., v.
56, n. 5, p. 485-495, 2005.
Green, B. S.; Mapstone, B. D.; Carlos, G.; Begg, G. A. Tropical fish otoliths:
information for assessment, management and ecology. Dordrecht:
Springer, 2009. 313 p. (Reviews, methods and technologies in fish biology
and fisheries; v. 11).
Kilambi, R.V. 1970. Age, Growth and Reproductive Strategy of The Snake head
(Ophiocephalus striatus) from Srilangka. J. Fish. Biol. (29) : 13-22.
Lagler, K.F. 1970. Freshwater Fishery Biologi. WMC Brown Comp. Dubuque,
Lowa.
Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I. Siregar. 1985. Morphometrik Ikan Selais
(Siluroidea lais) dari Perairan Kecamatan Kampar Kiri, Kampar. Pusat
Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru.
Pulungan, C. P., et al. 2006. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Univesitas Riau: Pekanbaru.
LAMPIRAN
15