Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AKUAKULTUR
PENEBARAN BENIH
Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dasar – dasar akuakultur
Pembimbing Agung K , S.Pi

Disusun oleh :
INGGIT UTAMI EKA PUTRI
NPM : 20742047

D3 BUDIDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan sektor perikanan pada umumnya di tunjukan untuk pengembangan dan
peningkatan sumber makanan hewani. Potensi sumber daya perikanan cukup besar, baik yang
berasal dari perikanan air tawar maupun perikanan air laut. Untuk memenuhi kebutuhan sumber
pangan hewani ini maka perlu adanya tindakan pembudidaya ikan.
Budidaya ikan di perairan tawar merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
produksi perikanan melalui perluasan lahan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
melimpah. Perairan tawar di Indonesia yang sangat luas dan potensial tentunya menambah
kelimpah serta pengembangan budidaya perikanan. Peningkatan produksi perikanan memerlukan
pengembangan sumberdaya secara optimal dengan tidak adanya pemborosan lahan untuk
pembuatan tambak atau kolam (ahli fungsi lahan). Kegiatan budidaya yang efektif tentu tidak
lepas dari manajemen atau pengelolaan yang baik dan terstruktur dengan rapi. Hal ini didasarkan
karena manajemen menentukan keberhasilan atau tidaknya kegiatan budidaya.
Salah satu budidaya ikan air tawar adalah Ikan Mas (Cyprinus carpio). Ikan mas
merupakan jenis ikan konsumsi yang banyak diminati oleh kalangan masyarakat selain itu ,
upaya budidaya ikan mas ini dilakukkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat alam hal
pemenuhan kebutuhan sehari hari yang dibilang mudah dijangkau oleh keampuan ekonomi
masyarakat pada umumnya. Dibandingkan dengan harga daging yang cukup melambung
harganya. Selain itu jenis ikan konsumsi ikan air tawar ini banyak digemari masyarakat karena
rasa dagingnya gurih dan memiliki kadar protein yang tinggi.
Berdasarkan hal di atas, maka perlu dilakukannya praktikum Manajemen Akuakultur
tawar agar dapat mengetahui pengelolaan dari kegiatan persiapan bak, pengisian air, penebaran
benih, pemeliharaan dan panen pada budidaya ikan Mas (C. carpio).

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dari praktikum ini adalah agar dapat mengetahui pengelolaan dari kegiatan
persiapan bak, pengisian air, penebaran benih, pemeliharaan dan panen pada budidaya ikan Mas
(C. carpio).
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengelolaan dari kegiatan persiapan
bak, pengisian air, penebaran benih, pemeliharaan dan panen pada budidaya ikan Mas (C.
carpio).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi
Ikan mas mempunyai sifat yang adaptif terhadap lingkungan yang baru, menjadikan ikan
mas dengan berbagai strainnya banyak tersebar diseluruh penjuru dunia. Jenis ikan mas ini
mempunyai sebutan dalam bahasa inggris yaitu common carp. Klasifikasi ikan Mas (C. carpio)
menurut Kusbiyanto (2007), adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio

Gambar 1. Morfologi Ikan Mas (C. carpio)


(Kusbiyanto, 2007)

B. Budidaya Ikan Mas (C. carpio)


1. Persiapan Media
Menurut Japet (2011), bahwa alam pembuatan kolam pemeliharaan ikan Mas sebaiknya
ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan.
Sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen. Kolam yang dapat digunakan untuk
memelihara ikan mas adalah kolam – kolam air tawar pada umumnya dengan catatan pasok air
terjadi sepanjang tahun dengan kualitas dan kuantitas yang optimal. Persiapan kolam merupakan
salah satu hal yang sangat menunjang dalam keberhasilan pembenihan yang dilakukan, karena
dengan kondisi lingkungan yang baik, maka akan memberikan suasana yang nyaman bagi ikan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan media pembesaran ikan mas
kolam air deras adalah pengeringan dan pembersihan kolam. Pengeringan kolam bertujuan agar
kolam lebih higenis, bersih, dan terawatt. Ketika panen total telah dilakukkan maka harus
dilakukkan proses pengeringan sebelum benih ikan mas ditanam (restocking). Caranya dapat
dilakukkan dengan pengeringan dan dijemur selama 2-3 hari. Hal ini dilakukkan agar dapat
mengurangi kelembaban kolam fdan untuk mematikan lumut-lumut yang tumbuh didasar atau
pada dinding-dinding kolam. Biasanya lumut-lumut ini akan menjadi sarang penyakit yang dapat
merugikan ikan. Telur-telur pathogen biasanya masih tertinggal di lumut. Setelah dilakukkan
pengeringan kolam maka dilanjutkan dengan melakukkan perendaman dengan PK (KmnO 4)2
g/m2. Tujuan perendaman adalah agar kolam lebih steril dari bibit penyakit. Pembersihan kolam
dapat dilakukkan dengan cara menyikat dasar dan dinding kolam. Tujuannya adalah untuk
membersihkan sisa-sisa lumut yang kemungkinan besar belum mati pada proses penjemuran
(Taukhid dkk., 2010).

2. Penebaran Benih
Padat penebaran adalah bobot populasi ikan yang harus dtanam untuk menghasilkan
bobot ikan tertentu setelah masa pemeliharaan tertentu. Padat penebaran benih ikan mas yang
akan dipelihara harus disesuaikan dengan luas dan tipe kolam serta debit air. Penebaran benih
juga harus dilakukkan saat suhu relative rendah. Dalam suhu rendah benih tidak akan mengalami
stress dengan perubahan suhu dan nafsu makan akan meningkat. Biasanya penebaran benih
dilakukkan pada pagi atau sore hari (Ismail, 2010).
Ikan mas yang akan ditebar sebelumnya dilakukan pengukuran panjang dan beratnya.
Kisaran panjang ikan mas yang ditebar adalah 11-15 cm. Penebaran benih dilakukan secara
massal dengan cara memasukkan ikan ke dalam bak atau kolam yang telah disiapkan. Benih ikan
yang akan dibesarkan di kolam pembesaran harus diseleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan
benih ikan yang ukurannya seragam, sehat dan pertumbuhannya baik (Kusbiyanto, 2007).
Benih ikan yang sehat dipisahkan dari benih ikan yang tidak sehat ke dalam wadah yang
berlainan. Tanda-tanda benih ikan yang tidak sehat adalah gerakan lamban dan tubuhnya tidak
segar, sedangkan tanda-tanda benih ikan yang sehat adalah tubuhnya segar, tidak cacat dan
berenang dengan lincah (gesit). Benih-benih ikan dipisah-pisahkan berdasarkan ukuran tubuhnya
menjadi kelompok-kelompok yang berukuran sama. Pemeliharaan benih yang memiliki ukuran
sama bertujuan agar pada saat panen diperoleh ukuran ikan yang seragam.
Disamping itu, keseragaman benih ikan dapat memudahkan pemeliharaannya, terutama
dalam pemberian pakan (Miranti, 2010).
Penebaran ikan ke kolam baru dapat dilakukan setelah efek racun yang ditimbulkan oleh
pemberian pupuk telah dinetralisasi dan jumlah makanan yang tersedia di kolam telah memadai.
Tingkat kepadatan setiap spesies ikan yang dipelihara dengan sistem polikultur adalah sama atau
sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepadatan masing-masing spesies ikan
yang dipelihara secara monokultur (Ismail, 2010).

3. Pemeliharaan
Dalam usaha pembesaran ikan mas pemberian pakan harus dilakukkan secara tepat mutu,
jumlah, ukuran, dan sifat pakan, teknik serta waktu. Hal-hal ini perlu diperhatikan karena dapat
menentukan keberhasilan pembesaran ikan mas. Ikan mas akan tumbuh lebih cepat apabila
kandungan nilai kadar protein dalam suatu pakan hewani tinggi. Ikan mas dapat tumbuh lebih
cepat jika diberi pakan yang mengandung 35-40 % protein dengan kandungan 3,4-3,8 kkal/gram.
Kebutuhan protein ada ikan mas tergolong tinggi, melebihi kebutuhan protein untuk burung dan
mamalia. Pakan yang diberikan kepada ikan mas apabila nilai protein nya melebihi 40% maka
akan memacu pertumbuhan berat, efisiensi makanan, retensi atau pengikatan protein, dan retensi
atau pengikatan lemak yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian ransum-ransum lain
(Miranti, 2010).
Pemberian pakan dapat diatur sebanyak 2-5% dari bobot total populasi ikaan yang
dipelihara pada bulan pertama 3,5% pada bulan kedua 3% pada bulan kedua dan keempat.
Kemudian menjadi 2,5% dari berat total ikan, seterusnya akan turun sesuai dengan penurunan
kecepatan tumbuh ikan. Sifat-sifat pakan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan mas
(Ismail, 2010).
Pakan yang tidak mudah hancur dalam air, minimum tahan dalam air sekitar 10 menit.
Pakan yang tidak cepat tenggelam antara lain pakan buatan berbentuk butiran dengan diameter 2-
5 mm yang populer disebut dengan pellet. Pakan yang melayang dalam air dan tidak hancur
selama 2-3 menit akan lebih baik. Selain harus memiliki aroma yang dapat menarik dan
merangsang nafsu makan ikan, misalnya dengan menambahkan minyak ikan sebagai bahan
campuran pelet. Pakan yang baik apabila disimpan maksimum 2 bulan tanpa berubah kualitasnya
(Taukhid dkk., 2010).
Pemberian pakan secara manual yaitu pemberian pakannya dilakukan dengan memakai
tangan secara langsung, diberikan 2-3 kali per hari (pagi,siang,sore). Pakan ditebarkan secara
merata diatas ikan yang sedang bergerombol dengan jumlah sedikit demi sedikit agar pakan tidak
mubazir. Dengan demikian, pemebrian pakan akan lebih efisien dan pertumbuhan ikan akan
relatif merata. Apabila sudah kenyang, dengan sendirinya ikan akan meninggalkan makanan.
Kelemahan pemberian secara manual akan lebih membutuhkan energy dari para petani atau
tenaganya untuk member pakan ikan sehari 2-3 kali (Japet, 2011).
Idealnya pemberian pakan pada ikan mas dilakukan secara tepat mutu, jumlah, ukuran
dan sifat pakan teknik serta waktu. Hal terpenting adalah sebarapa sering pemberian pakan itu
dilakukan. Semakin sering pemberian pakan semakin baik pula untuk kecepatan pertumbuhan
ikan. Tentunya pemberian pakan tidak mubazir. Memelihara ikan selama dua bulan dengan
memperhatikan pertumbuhan ikan. Melakukan monitoring pertumbuhan dengan sampling ikan
yang dibudidaya berjumlah 15 ikan untuk sekali sampling (Hafizh dkk., 2014).
4. Kualitas Air
Untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan dan meningkatkan produksinya, tentu di
perlukan pengelolaan yang baik selain pemilihan jenis-jenis ikan yang di budidayakan.
Manajemen yang baik tersebut meliputi seluruh faktor yang berperan pada budidaya ikan pada
semua siklus pemeliharaan. Kualitas air yang baik sangat penting dalam budidaya ikan karena
kelangsungan hidup, perkembangbiakan (reproduksi) dan pertumbuhan ikan yang di
budidayakan tergantung pada kualitas air yang baik (Kusbiyanto, 2007).
Jenis ikan yang potensial untuk budidaya harus memiliki sifat-sifat tertentu seperti dapat
di pelihara di wadah terbatas, pertumbuhannya cepat, mempunyai toleransi yang tinggi akan
suhu, pH, Oksigen terlarut dan Salinitas, tahan terhadap penyakit, mudah berkembangbiak,
omnivora serta tahan lama setelah pemanenan dan di sukai konsumen banyak. Kualitas air
dalam budidaya ikan di definisikan sebagai kualitas air yang baik untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan, yang biasanya di pengaruhi oleh beberapa faktor saja, dengan demikian
pengelolaan kualitas air merupakan pengaturan kondisi lingkungan atau kualitas air (Miranti,
2010).
Kegiatan-kegiatan yang di lakukan dalam melaksanakan budidaya ikan juga dapat
mempengaruhi kualitas air. Pemupukan dapat meningkatkan fitopklanton, yang kemudian akan
mempengaruhi parameter kimia dan fisika seperti Suhu air merupakan salah satu parameter
lingkunagan yang sangat penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup
melalui pengaruhnya pada kecepatan berenang secara optimal untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup yang baik. pH yang rendah akan merendahkan daya tahan ikan pada
penyakit dan ikan akan mudah terserang penyakit yang pada akhirnya akan menurunkan
pertumbuhannys. Selain itu juga pH rendah juga menghambat penyerapan oksigen di air oleh
insang. pH tinggi akan meningkatkan prosentase NH3 dalam air. Oksigen terlarut, yang akan
menyebabkan pertumbuhan yang lambat bila kosentrasinya rendah akan menyebabkan kematian
(Ismail, 2010).
5. Panen
Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada
Kesuburan kolam, Ukuran ikan yang diharapkan, Teknik pemeliharaan. Biasanya untuk ukuran
500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 bulan pemeliharaan.
Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir yang
untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser. Potensi pasar untuk ikan mas masih sangat
besar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari mas yang stadium bibit sampai ikan
mas yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat
memungkinkan dimasuki. Ikan mas ini dapat Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai
kolam pemancingan ikan, pasar-pasar tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan
untuk skala ekspor (Taukhid dkk., 2010).
BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan hari Rabu, 02 Desember 2020 di Politeknik Negeri Lampung.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Manajemen Akuakultur Ikan Mas (C.
carpio) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan pada Praktikum Manajemen Akuakultur Ikan Mas (C.
carpio)

No. Alat dan Bahan Kegunaan


1. Alat
- Bak Sebagai wadah pemeliharaan
- Blower Untuk aerasi
- Selang Untuk pengisian air
- Seser dan waring Untuk menengkap/mengambil ikan
- Termometer Untuk mengukur suhu perairan
- Timbangan Untuk menimbang berat ikan dan
dosis pakan yang diberikan
- Mistar Untuk mengukur panjang ikan
- Baskom Sebagai wadah ikan
- Alat tulis menulis Untuk mencatat semua kegiatan
2. Bahan
- Ikan Mas (C. carpio) Sebagai objek pengamatan
- Pakan alami sebagai pakan ikan
- Pakan buatan sebagai pakan ikan

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Persiapan Media
- Menyiapkan bak pemeliharan
- Membersihkan bak dari kotoran
- Melakukan pemupukan
2. Pengisian Air
- Mengalirkan air ke dalam bak dengan ketinggian air sekita 20 cm, dimana ketinggian air
dinaikkan secara bertahap hingga 30 cm pada akhir pemeliharaan.
- Memberi selang aerasi sebagai upaya penambahan kandungan O 2.
- Diamkan air yang telah diberi aerasi selama 12 jam (jika tidak diberi aerasi >24 jam).
- Mengukur suhu air sebagai data awal sebelum larva ikan ditebar.
3. Penebaran Larva
- Mengukur panjang dan berat ikan secara sampling beberapa ekor.
- Menghitung jumlah benih sebagai data awal pemeliharaan.
- Menebar benih ikan nila, yang terlabih dahulu diadakan proses aklimatisasi guna
mengurangi stress pada benih
- Mengamati tingkah laku benih.
4. Pemeliharaan
- Memberi pakan buatan yang sesuai dengan bukaan mulut ikan.
- Melakukan sampling untuk mengetahui pertumbuhan ikan (Panjang, berat)
- Mengontrol kualitas air, sipon air jika kualitas air menurun.
- Mengamati tingkah laku ikan setiap perlakuan pemberian pakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Manajemen Akuakultur Ikan Mas (C. carpio)


1. Persiapan Media
Pada kegiatan budidaya yang dilakukan pertama kali adalah persiapan media dimana
kegiatan persiapan media ini meliputi persiapan bak, pengapuran, pemupukan dan pengisian air.
Pada praktikum yang telah dilakukan bak yang digunakan sebagai media untuk bertumbuh dan
berkembangnya ikan mas yaitu bak beton dimana bak semen ini memiliki ukuran 1,5 x 1 m. Bak
semen yang digunakan sebagai media ikan mas sebanyak dua dimana setiap baknya menampung
ikan sebesar 130 ekor ikan mas. Setelah kegiatan persiapan media dilakukannya kegiatan
pemupukan. Kegiatan pemupukan bertujuan untuk menumbuhkan fitoplankton, dimana
fitoplankton ini sebagai pakan alami organisme budidaya.
Pupuk yang diberikan pada kegiatan budidaya yang telah dilakukan adalah pupuk urea.
Dimana pupuk urea ini ditaburkan pada setiap bagian bak beton tersebut dibiarkan selama 1-2
hari kemudian bak dibersihkan sampai benar benar bersih. Selanjutnya kegiatan pengisian air,
dimana sumber air yang dipakai berasal dari sumur bor yang kemudia ditampung pada bak
penampungan yang tersedia. Pengisian air ini dilakukan secara bertahap seperti 40 cm kemudian
50 cm sampai akhirnya ketinggian air mencapai 70 cm. Hal ini sebanding dengan pernyataan
Hafizh dkk. (2014) yang menyatakan bahwa, dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang
perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran
untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/m2, diberi pemupukan
berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/m2, bisa
juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram
dan 10 gram/m2.

2. Penebaran Benih

Setelah persiapan media telah dilakukan maka kegiatan selanjutnya ialah penebaran
benih ikan mas. Benih ikan mas berasal dari Balah Benih Ikan yang beradah di wilayah Desa
Mualam Jaya Kecamayan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan. Banyaknya benih yang ditebar
sebanyak 261 ekor dengan masing masing bak menampung 130 ekor karena penebaran tinggi
akan menyebabkan persaingan O2, persaingan wilayah, persaingan makanan dsb sehingga dapat
membuat ikan mengalami. Hal pertama yang dilakukan dalah penebaran benih ialah aklimatisasi.
Dimana aklimatisasi merupakan proses penyesuaian dari beberapa parameter kualitas air
contohnya seperti suhu, pH dan sebagainya. Proses penebaran benih ini dilakukan pada pagi hari.
Hal ini bertujuan agar organisme budidaya tidak stres sehingga dapat mengurangi resiko
kematian. kantong plastik yang berisi benih ditaruh di permukaan air yang bertujuan sebagai
penyesuaian suhu.
Aklimatisasi berlangsung selama 10-15 menit kemudian kantong plastik dibuka perlahan
lahan dengan mengkondisikan parameter air sama keduanya kemudian ditambahkan sedikit
demi sedikit air setelah itu biarkan benih ikan mas keluar dengan sendirinya dari kantong plastik
tersebut. Setelah benih ikan telah beradaptasi, selanjutnya dilakukannya pengukuran panjang dan
berat ikan mas dengan menggunakan mistar dan timbangan analitik. Pengukuran diambil sebagai
data awal. Setiap bak diambil 5 ekor ikan untuk mewakili seluruh ikan sehingga ikan yang
dijadikan sebagai perwakilan sebanyak 10 ekor. Selain sebagai data awal, pengukuran dilakukan
sebagai konversi pakan maksudnya melihat berapa jumlah pakan yang diberikan setiap harinya.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Japet (2011) yang menyatakan bahwa, Penebaran bibit
dilakukan pada pagi hari, hal ini dimaksudkan agar kondisi parameter perairan tidak membahayakan
dalam proses aklimatisasi ikan. setelah ikan diangkut dari sumbernya, maka dilakukan aklimatisasi
guna penyesuaian paramter yang ada dengan parameter air sebelumnya sehingga ikan tidak
mengalami stres. Dalam aklimatisasi, suhu menjadi faktor penting untuk disimilarkan dengan cara
menyimpan terlebih dahulu ikan diatas kolam selama beberapa menit kemudian membiarkan ikan
keluar dengan sendirinya di kolam budidaya.

Menurut Kusbiyanto (2007) bahwa, padat penebaran ikan erat hubungannya dengan bentuk
kolam, luas dan dibit air serta kerjernihan dan kualitas pakan. Cara untuk menentukan penebaran
suatu kolam adalah dengan mengetahui kapasitas alami pertumbuhannya. Oleh karena itu, dalam
penentuan padat penebaran dilakukan sampling panjang dan berat ikan terlebih dahu lu.

3. Pemeliharaan
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan yaitu pemberian pakan,
penyamplingan.
Pada penebaran awal terlihat panjang rata rata dari ikan mas ini adalah cm/ekor dan berat
14,66 gr/ekor, selama proses pemeliharaan ini, ikan mas diberikan jenis pakan FF 999.
Banyaknya pakan yang diberikan setiap harinya yaitu 5% dari berat tubuh organisme. Untuk
mengetahui pakan yang diberikan 5% dari bobot tubuh dilakukan pengukuran dan penimbangan
kemudian dirata ratakan berat dari ikan tersebut. berat rata-rata ikan 14,66 gr, jumlah ikan 284
ekor maka berat biomassa 14,66 x 284= 4163,44 gr. Jumlah ransum per 10 hari 3% x 4163,44=
125 gr/hari. Frekuensi pemberian pakan dalam 1 harinya sebanyak 2 kali yaitu pagi dan sore.
Pada praktikum yang telah dilakukan pemberian pakan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WITA
dan pada sore hari sekitar pukul 16.00 WITA. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa
setiap dilakukannya penyamplingan sebanyak dua kali, penambahan bobot pada ikan tersebut
bertambah. Artinya pakan yang telah diberikan oleh organisme budidaya ini digunakan sebagian
besar untuk pertumbuhannya karena terjadi peningkatan bobot pada setiap penyamplingannya.
Penyamplingan dilakukan setiap 10 hari, penyamplingan ini bertujuan untuk melihat
apakah energi dari pakan ini digunakan untuk pertumbuhannya setelah terlihat perbedaan berat
dari sebelumnya maka dilakukan lagi pengukuran untuk mengetahui dosis pakan yang akan
diberikan pada ikan selanjutnya. Pemberian pakan yang berlebihan dapat merubah kualitas air
karena terjadinya pembusukan dari pakan tersebut. Pemberian pakan yang berlebih dapat
dicirikan seperti adanya busa pada permukaan air setiap paginya.
Hal ini sebanding dengan pernyataan Ismail (2010) bahwa, Ikan Mas tergolong ikan
pemakan segala (Omnivora) hal ini karena Ikan mas dapat memakan jenis makanan zooplankton,
alga dan lumut. Sehingga dalam pemberian pakannya tidak tergantung pada jenis makanan
tertentu. Dalam budidaya ini, ikan diberikan pakan tambahan berupa pellet. Pemberian pakan
dilakukan selama dua kali sehari sebanyak 2-3 % berat ikan yakni sekitar 90 gram/hari. Agar
diketahui berat bio massa maka diambil sampel 15 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan
beratnya.
Menurut Ismail ( 2010), Pemberian pakan dapat diatur sebanyak 2-5% dari bobot total
populasi ikaan yang dipelihara pada bulan pertama 3,5% pada bulan kedua 3% pada bulan kedua
dan keempat. Kemudian menjadi 2,5% dari berat total ikan, seterusnya akan turun sesuai dengan
penurunan kecepatan tumbuh ikan.

Menurut Taukhid dkk. (2010), Selama masa pemeliharaan, kegiatan penting yang harus
dilakukan adalah pemberian makanan tambahan, pencegahan dan pengamatan hama penyakit,
pengontrolan terhadap kebocoran karamba ikan dan kualitas air. Saat pemeliharaan, ikan harus
dipastikan berada dalam kondisi normal, sehingga dilakukan penyamplingan setiap 2 minggu
sekali untuk mengetahui pertambhan berat dan panjang dari total ikan yang dibudidayakan.
Selain itu, hal penting lain yang diperhatikan adalah mengasumsikan pertamabahan kebutuhan
pakan, karena pertambahan ukuran ikan akan menambah kebutuhan pakan masing-masing
individu.

4. Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu media yang sangat penting yang harus diperhatikan
dalam pembesaran ikan. Air yang digunakan harus memenuhi syarat terhadap kelangsungan
hidup untuk organisme yang hidup didalamnya. Apabila melimpah ruah jika banyak
mengandung unsure kimia, akan berakibat fatal bagi ikan. Menggunakan air sebagai media
tumbuh yang baik memperhatikan beberapa faktor seperti kadar oksigen (O2), karbondioksida
(CO2), Keasaman (pH), Kekeruhan dan suhu air. Pengontrolan kualitas air dilakukan dengan
mengukur berbagai parameter air meliputi suhu, pH, kecerahan dan kandungan DO atau oksigen
terlarut dalam kolam. Parameter tersebut diukur dengan tujuan untuk mengatahui kebutuhan ikan
selama masa pemeliharaan. Sebagai contoh, peningkatan suhu dapat memicu peningkatan
konsumsi makanan, sehingga jumlah pakan harus ditambah dengan melihat kebutuhan yang ada.
Oleh sebab itu, pengukuran paramter ini tidak hanya bertujuan untuk menguji kondisi perairan
yang sesuai dengan pertumbuhan ikan tetapi juga mengamati berbagai hal yang kemungkinan
akan ditimbulkan.
Suhu optimum bagi ikan mas adalah 28°C. Pengelolaan kualitas air dilakuakan dengan
cara pemberian aerator dan blower, fungsi dari kedua alat ini sama yaitu memperluas permukaan
air sehingga terjadinya difusi sehingga oksigen masuk kedalam air. Blower berfungsi
memperluas permukaan air dalam skala besar kemudian aerator berfungsi memperluas
permukaan air dalam skala kecil.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusbiyanto (2007), Ikan ini juga termasuk ikan yang
mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan kandungan oksigen terlarut dalam perairan dan
tidak sensitif terhadap perlakuan, misalnya seleksi, penampungan, penimbangan, pengangkutan,
dan lain-lain. Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak
terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan
masdapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150-600 meter di atas permukaan air laut (dpl)
dan pada suhu 25-30°C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan
di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%. Ikan mas tergolong
jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal
dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan
binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.

5. Panen
Pada proses budidaya yang dilakukan jumlah benih yang ditebar adalah 261 ekor dengan
berat rata rata awal adalah kemudian mengalami peningkatan pertumbuhan. Akan tetapi pada
proses budidaya yang berlangsung 4 minggu (1 bulan) terjadi kematian dari beberapa ikan
sehingga menurunkan jumlah ikan yang dibudidaya kemudian pada saat pemanenan beberapa
ikan lolos dari waring yang disediakan untuk menangkap ikan sehingga jumlah keseleruhan
tinggal 231 ekor.
Panen ikan mas dilakukan secara total, yaitu dengan cara mengeringkan kolam hingga
ketinggian air tinggal 10 cm. Pemanenan dilakukan pada pagi hari saat cuaca belum panas agar
mengurangi stres yang dapat menyebabkan resiko kematian ikan. Penangkapan ikan dilakukan
dengan menggunakan seser halus kemudian menaruhnya pada wadah. Setelah semua ikan telah
ditempatkan dalam satu wadah selanjutnya penimbangan total. Kegiatan pemanenan ini harus
dilakukan denga hati hati agar ikan mas tidak stres kemudian untuk menghindari terjadinya lecet
atau luka pada ikan yang bisa saja memberikan kesempatan pada parasit untuk hinggap pada luka
pada tubuh ikan mas tersebut. Untuk menentukan Kelangsungan hidup pemelihaaraaan ikan,
dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Nt
SR = x 100%
No

Dari rumus diatas menyatakan bahwa kelangsungan hidup ikan mas ini adalah hal ini
membuktikan bahwa pertumbuhan dari ikan mas ini baik.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Miranti (2010) yang menyatakan bahwa, panen total
dapat dilakukan dengan mengeringkan kolam hingga ketinggian air tinggi 20-30 cm dari dasar
kolam yang terendah. Ketinggian air ini tetap dijaga dengan menutup pintu pemasukan air
sebagian supaya kolam tidak kekeringan yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan.
Menurut Japet (2011), umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan
berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan
kolam hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan dibuat seluas 2 m2 di depan
pintu pengeluaran (monik), sehingga memudahkan dalam pengngkapan ikan. Pemanenan
dilakukan pada pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet
yang halus.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pertumbuhan ikan nila sangat bagus dengan
persentasi keberhasilan %.
2. Ikan mas merupakan organisme pemakan segala (Omnivora)
3. Nila hidup pada perairan yang mengalir, dengan kondisi perairan yang tidak terlalu jernih
dan tidak pula kotor. Nila dapat hidup pada kisaran suhu yatu 25-30°C.
4. Usaha budidaya ikan mas (C. carpio) pada bak beton memberikan hasil produksi yang tinggi
sehingga usaha budidaya tersebut layak untuk dijalankan.

B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan adalah sebaiknya untuk praktikum selanjutnya agar lebih
diperhatikan lagi kualitas air dan pemberian pakan. Hal ini dikarenakan pada kualitas air agar
ikan yang dibudidaya tidak terkena hama dan penyakit sehingga mengurangi proses kematian
sehingga proses budidaya akan berjalan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai