Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN TULANG BELAKANG

Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemeriksaan muskuloskeletal ekstremitas bawah


setelah mempelajari skill ini sesuai dengan tujuan pembelajaran berikut :
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap gerakan aktif/pasif,
kekuatan, stabilitas dan persarafan pada sendi leher.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap gerakan aktif/pasif,
kekuatan, stabilitas dan persarafan pada sendi vertebre servikalis.

TEORI
 Pemeriksaan leher dan vertebra servikalis
Kelainan yang paling sering ditemukan pada leher adalah degenerasi vertebra servikalis dan
osteoartritis sekunder pada diskus intervertebra servikalis yang dapat mengakibatkan prolapsus
dari diskus dan spondilosis servikal. Kelainan pada vertebra servikalis sering disertai dengan
kalainan pada pangkal pleksus brakialis yang menyebabkan nyeri, kelemahan otot atau gangguan
sensibilitas pada anggota gerak yang bersangkutan.
Tabel 4.1 pemeriksaan klinik rutin pada kelainan di daerah leher
1. Pemeriksaan lokal leher disertai pemeriksaan neurologik dan servei vaskuler
dari anggota gerak atas
Inspeksi Pergerakan
 Kontur tulang apakah terjadi deformitas  fleksi-ekstensi 130o
 Kontur jaringan lunak  fleksi lateral 45o
 Warna dan tekstur kulit  rotari 80o
 Ada jaringan parut atau sinus  apakah ada rasa nyeri
Palpasi pada saat digerakkan
 Suhu kulit  apakah ada krepitasi bila
digerakkan
 Kontur tulang
status neurologik anggota gerak
 Kontur jaringan lunak
Status vaskuler anggota gerak atas atas
 Warna  sistem muskuler
 Suhu  sistem sensoris
 nadi  keringat
 fefleks
2. Pemeriksaan gejala yang bersifat simptomatik pada leher
gangguan pada leher dapat berasal dari kelainan pada telinga atau tenggorokan.
Gejala pada anggota gerak atas melibatkan pleksus brakialis berupa gangguan pada
bahu, siku atau saraf torakal bagian perifer
3. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan daerah bagian tubuh lainnya juga perlu dilakukan. Gangguan pada
leher bisa akibat manifestasi klinis dari suatu penyakit sistematik

Anamnesis
Yang perlu ditanyakan pada anamnesis adalah:
 Adakah hubungan antara gejala sekarang dengan keluhan pada leher sebelumnya.
 Apakah ada trauma pada leher
 Apakah ada gejala kekakuan pada leher yang merupakan gejala awal prolapsus diskus
intervertebra servikalis
 Nyeri pada anggota gerak atas harus diketahui sumbernya. Tekanan saraf pada daerah
servikal memberi gambaran klinis sesuai dengan distribusi sarafnya. Nyeri ini menjalar
kelengan atas dan bawah pada satu jari atau lebih. Gejala saraf bisa berupa parestesia,
rasa kram atau rasa tersusuk jarum ditangan.
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan leher, baju harus di buka dan harus terlihat jelas bagian leher secara
keseluruhan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam keadaan penderita berdiri atau duduk.

Deformitas
Kolumna vertebra servikalis biasanya sedikit lordosis kedepan. Perubahan kurva ini menjadi
lurus atau melengkung kebelakang (kifosis) merupakan tanda adanya kelainan yang
mencurigakan. Juga diperhatikan deformitas vertebra ke lateral atau rotasi.
Pergerakan
Gerakan pada leher yang diperiksa meliputi rotasi, fleksi lateral kekanan/ke kiri, fleksi ekstensi.
Gerakan fleksi dan ekstensi maksimal terjadi pada sendi oksipito-atlantoid. Besarnya pergerakan
pada vertebra servikalis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pemeriksaan neurologik anggota gerak atas
Pemeriksaan neurologik perlu dilakukan pada kelainan di daerah leher karena lesi pada daerah
servikal sering menyebabkan gangguan pada pleksus brakhialis.
 Sistem muskuler

Otot bahu, lengan atas, lengan bawah dan tangan harus diperiksa apakah ada kelemahan
atau fisikulasi otot. Pemeriksaan meliputi tonus dan kekuatan dari setiap otot dan
membandingkannya dengan anggota gerak yang berlawanan.

 Sistem sensoris
Pemeriksaan sensibilitas penderita meliputi rasa raba dan tusuk. Pada kasus tertentu juga
dilakukan uji sensibilitas stimulus yang dalam, posisi sendi, vibrasi, rasa panas dan
dingin. Daerah lesi sesuai dengan distribusi saraf yang mengalami gangguan sehingga
bila terdapat gangguan sensoris pada daerah tertentu, maka kita dapat memperkirakan lesi
terjadi pada saraf yang mengalami gangguan.
 Kelenjar keringat
Keringat timbul bila terjadi hubungan serabut saraf sudomotor.
 Refleks
Pemeriksaan refleks otot dilakukan dengan membandingkan refleks biseps (C6), triseps
(C7) dan brakioradialis (C6) dari lengan kiri dan kanan. Refleks yang ditemukan
menentukan apakah ada gangguan neurologis dan jika ada apakah jenis upper motor
neuron atau lower motor-neuron dan asal dari akar atau cabang saraf.
Pemeriksaan vaskuler anggota gerak atas
Kadang-kadang kelainan pada leher terjadi akibat gangguan pada arteri subklavia. Sistem
sirkulasi yang efisien dari tiap anggota gerak atas diperhatikan, dibandingkan warna dan rasa
hangat pada kedua sisi lengan, tangan dan jari, denyut radialis kiri dan kanan dimana
pemeriksaan pertama-tama pada saat anggota gerak dalam keadaan diam, kemudian bahu ditekan
dan dilakukan rotasi pada kaput anggota gerak yang diperiksa.

Gangguan ekstrinsik yang menyebabkan gangguan pada leher


Kadang-kadang gangguan pada daerah sekitar leher misalnya pada telinga, tenggorokan dapat
menyebabkan rasa nyeri pada leher dan disebut nyeri kiriman (referres pain). Untuk itu
pemeriksaan daerah sekitar leher dilakukan sebagai pemeriksaan rutin bila ditemukan kelainan
pada leher. Gangguan pada anggota gerak atas juga dapat bermanifestasi pada leher yang
melibatkan pleksus brakhialis.

Tabel 4.2 klasifikasi gangguan pada leher dan servikal


Deformitas Artritis sendi spinal
 Tortikolis infantil  Artritis reumatoid
 Kelainan bawaan leher pendek  Ankilosing spondilitis
 Kelainan bawaan skapula tinggi  Osteoartritis vertebra servikal
(spondilosis servikal)
Infeksi tulang Gangguan mekanik
 Tuberkulosis servikal  Prolapsus diskus intervertebralis
 Infeksi piogenetik vertebra servikal  Kosta servikal
 Spondilolistesis servikal
Tumor
 Tumor jinak dan ganas yang ada hubungannya dengan vertebra servikal dan akar
saraf

Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis rutin vertebra servikal berupa foto polos AP dan lateral. Pemeriksaan
radiologis tambahan dilakukan bila dibutuhkan gambaran yang lebih jelas. Untuk mempelajari
densitas diperlukan foto polos AP dengan teknik khusus. Foto oblik dilakukan untuk melihat
foramina intervertebra dan permukaan sendi serta melihat ukuran dan bentuk regio servikal yang
lebih rendah. Pada kasus dimana tomografi sulit dilakukan, maka dibandingkan foto lateral posisi
fleksi dan ekstensi. Dapat pula dilakukan sineradiografi atau stereoskopik radiografi. Mielografi
dilakukan bila terjadi lesi intraspinal. Pemeriksaan radiologis lainnya adalah radioisotope
scanning, Ct-scan dan MRI dilakukan pada keadaan-keadaan tertentu.

PEMERIKSAAN VERTEBRA TORAKAL DAN LUMBAL


Nyeri pada punggung terutama punggung bawah merupakan kelainan yang sering yang
sering ditemukan dalam praktek bedah ortopedi sehari-hari. Sebagian dari kelainan ini
gambarannya jelas sehingga penyebab, diagnosis dan pengobatan yang tepat dapat dilakukan.
Sebagian lagi tidak dapat diketahui dengan jelas penyebabnya baik melalui pemeriksaan fisik
maupun radiologi sehingga hasil pemeriksaan tidak jelas. Dalam kelompok ini termasuk chronic
ligamentous strain atau postural back pain. Nyeri punggung bawah sering disertai penjalaran
nyeri ke bokong, tungkai atas dan tungkai bawah baik unilateral maupun bilateral. Nyeri yang
bersifat menjalar ini disebut skiatika.

Anamnesis
Perhatikan terutama harus ditujukan pada kelangsungan/onset penyakit, apakah bersifat
periodik atau menetap, bertambah buruk atau bertambah baik dan hal-hal apa yang menyebabkan
nyeri bertambah/berkurang. Lokalisasi dari nyeri punggung serta sifat-sifatnya juga harus
ditentukan secara jelas.

Tabel 4.3 pemeriksaan klinik rutin gangguan pada punggung


Pemeriksaan lokal punggung dan servei neurologis anggota gerak bawah
a. Penderita berdiri inspeksi Palpasi
 Kontur tulang  Suhu kulit
 Kontur jaringan lunak  Kontur tulang
 Warna dan tekstur kulit  Kontur jaringan lunak
 Adanya jaringan parut atau  Nyeri lokal
sinus
Sendi konstovertebral
Pergerakan (gambar 4.18)  Jarak indikasi ekspansi dada
 Sendi spinal
 Fleksi 80o Sendi sakroiliaka
 Ekstensi 30o  Nyeri pada pergerakan
 Fleksi lateral 35o
 Rotasi 45o Status neurologis anggota gerak bawah

-nyeri pada gerakan  Uji straight leg raising (SLR)


-spasme otot (gambar 4.17)
 Pemeriksaan sistem muskuler
b. Penderita terbaring  Pemeriksaan sistem sensoris
Palpasi fossa ilika  Pemeriksaan refleks
 Pemeriksaan khusus abses atau
adanya massa

2. Pemeriksaan ekstrinsik punggung dan skiatika


Hal ini perlu bila tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan lokal
Pemeriksaan meliputi:
 Pemeriksaan abdomen  Pemeriksaan anggota gerak bawah
 Pemeriksaan pelvis termasuk  Pemeriksaan sistem vaskuler perifer
pemeriksaan rektal
3. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum bagian-bagian tubuh yang lain. Gejala lokal dapat merupakan salah
satu manifestasi klinis dari suatu penyakit sistematik.

Tanda-tanda Skiatika
Nyeri skiatika ditandai dengan perjalanan nyeri sepanjang persarafan nervus skiatika pada
tungkai bawah. Ada dua jenis skiatika yang diketahui. Apabila nyeri hebat dan menjalar dengan
arah dan lokalisasi yang jelas pada kulit, apalagi bila disertai kelainan motoris, sensori dan
refleks, maka pasti ini merupakan kelainan mekanik yang memberikan gangguan dari serabut
saraf pleksus lumbalis atau sakralis. Jenis skiatika lain berupa rasa nyeri yang samar-samar
disertai distribusi nyeri yang tidak jelas dan lebih menyerupai suatu nyeri kiriman akibat
kelainan sendi/ligamen.

Penilaian deformitas
Setiap kelainan bentuk yang ditemukan baik pada inspeksi maupun palpasi harus dicatat dengan
baik. Deformitas tulang belakang dapat berbentuk kifosis, lordosis atau skoliosis
Tabel 4.4 klasifikasi gangguan pada vertebra torakal dan lumbal
Kelainan kongenital Gangguan mekanik
 Variasi lumbal  Prolapsus lumbal
 Hemivertebra  Lumbago akut
 Spina bifida  Spondilolisis
Deformitas  Spondilolistesis
 Skoliosis  Stenosis spinal
 Kifosis Tumor
 Lordosis  tumor yang ada hubungannya
Infeksi tulang dengan kelumna vertebralis, batang
 Tuberkulosis torakal atau lumbal & akar saraf medula spinalis
 Infeksi piogenik torakal atau lumbal kronik strain
Artritis sendi spinal  kronik strain ligamentum lumbal
 Artritis reumatoid  koksidinia
 Osteoartritis Lain-lain

 Ankilosing spondilitis  Osteoporosis senil

Lokalisasi lain pada tulang Gangguan pada sendi sakroiliaka

 Kifosis scheuermann  Tuberkulosis sendi sakrailiaka

 Kompresi vertebra Calve  Antilosing spondilitis


 Jenis artritis yang lain
 Strain legamentum sakroiliaka

CHECK LIST SKILL LAB:


PEMERIKSAAN FISIK VETEBRE

Skor
No Aspek Penilaian
0 1 2 3
I Persiapan Pasien
 Memberikan penjelasan dengan benar , jelas, lengkap dan
jujur tentang cara dan tujuan pemeriksaan
1
 Memberitahukan kemungkinan adanya rasa sakit atau tidak
nyaman yang timbul selama pemeriksaan dilakukan
2 Mencuci tangan dengan teknik 6 langkah
II Pemeriksaan daerah leher
Look:
3 Kontur tulang, kontur jaringan lunak, warna & tekstur kulit, ada/ tidak
jaringan lunak
Feel:
4
Suhu kulit, kontur tulang , kontur jaringan lunak
Move:
5
Fleksi-ekstensi 1300, Fleksi lateral 450, rotasi 800
Kelainan saat pergerakan : ada/ tidak rasa nyeri, ada/ tidaknya
6
krepitasi
III Pemeriksaan punggung (pasien dalam posisi berdiri)
Look:
7 Kontur tulang, kontur jaringan lunak, warna & tekstur kulit, ada/ tidak
jaringan parut atau sinus
Feel:
8
Suhu kulit, kontur tulang, kontur jaringan lunak, nyeri lokal
Move:
9 Sendi Spinal : fleksi 800, ekstensi 300, fleksi lateral 350, rotasi 450, ada/
tidak nyeri saat pergerakan, spasme otot
Mencuci tangan kembali kemudian menyampaikan hasil pemeriksaan
10
dan follow-up lebih lanjut.

Keterangan Skor Aceh Besar, ................2021


0. Tidak dilakukan sama sekali Instruktur,
1. Dilakukan tetapi kurang benar ( kesalahan > 50 %)
2. Dilakukan tetapi kurang benar ( kesalahan < 50 %)
3. Dilakukan dengan benar

NILAI : Skor Total X 100 = ....... (..........................................)


30

Anda mungkin juga menyukai