1904111823
BDP A
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.4.1.Persiapan Wadah
Sterilisasi wadah dilakukan dengan menggunakan sabun dan dibilas dengan
air bersih dan sterilisasi kering dilakukan untuk peralatan gelas dengan menggunakan
oven pada suhu 150 C selama 15 menit. Bahan sterilisasi yaitu air dilakukan dengan
menggunakan filter mekanis dan klorinasi dengan dosis 60 ppm selama 24 jam dan
pemberian Na-thiosulfat dengan dosis 30 ppm.
2.4.2.Media Kultur
Media kultur yang digunakan dalam budidaya pakan alami S. costatum dapat
dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan skala budidaya dan volume media:
1. Skala Laboratorium (2 Liter),
2. Skala semi massal (80 Liter) dan,
3. Skala massal (2 Ton).
Salinitas air yang digunakan dalam pakan budidaya S. costatum sebesar 26 ppt.
Untuk mendapatkan pertumbuhan optimal, kualitas air yang dikehendaki adalah DO
7,3-7,4 ppm, salinitas 27-30 ppt, suhu dibawah 300C.
2.4.3.Pupuk
Pupuk yang diberikan pada kultur pakan hidup S. costatum memiliki
perbedaan antara skala laboratorium dengan skala semi massal dan massal.
Komposisi pupuk untuk budidaya skala laboratorium adalah KNO3 (100 ppm),
NaH2PO4 (10 ppm), Na2SIO3 (10 ppm), Na2EDTA (5 ppm), FeCL3 (1 ppm), Vitamin
B12 (0,001 ppm).
Untuk kultur skala semi massal dan massal, dosis pupuk yang digunakan
adalah UREA (15 ppm), TSP (15 ppm), Na2SIO3 (10 ppm), NPK (15 ppm), FeCL3 (1
ppm), dan Vitamin B12 (0,001 ppm).
2.4.4.Seleksi Benih
Benih yang digunakan dalam budidaya pakan alami S. costatum berasal dari
budidaya skala massal yang kemudian digunakan sebagai inokulan awal, baik untuk
skala laboratorium maupun semi massal. Kepadatan awal bibit S. costatum adalah
sebesar 10.000 sel ml-1.
2.4.5.Maintenance
Pertumbuhan sel S. costatum diamati setiap 3 jam. Budaya kepadatan awal
ditandai dengan fase lag dimana S. costatum masih mengalami adaptasi fisiologis
terhadap lingkungan. Fase eksponensial terjadi pada 21 jam setelah penebaran bibit.
2.4.6.Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan menyaring S. costatum dengan plankton net
dengan ukuran mata jaring 60 nm dan kemudian dibilas dengan air tawar lalu
dikeringkan selama 3-4 hari lalu dihaluskan. Kunci keberhasilan kultur algae adalah
mempertahankannya pada tahap eksponensial. Cara mempertahankan kultur agar
tetap eksponensial antara lain:
1. Memindahkan bibit yang masih dalam tahap eksponensial ke dalam skala
yang lebih besar (batch culture).
2. Memelihara kultur dalam volume yang besar dan dipanen secara berkala,
diikuti dengan penambahan air bersih dan pupuk (continuous culture).
BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, D. P., Yudiati, E., Supriyantini, E., & Maslukah, L. (2018). Pola
Pertumbuhan, Biomassa dan Kandungan Protein Kasar pada Kultur Mikroalga
Skeletonema costatum Skala Massal dengan Konsentrasi Kalium Nitrat
(KNO3) yang Berbeda. Buletin Oseanografi Marina, 7(2), 75-80.
Armanda, D. T. (2013). Pertumbuhan Kultur Mikroalga Diatom Skeletonema
costatum (Greville) Cleve Isolat Jepara pada Medium f/2 dan Medium
Conway. Bioma, 2(1), 49-63.
Azmi, K. A., Arsad, S., & Sari, L. A. (2020). The Effect of Commercial Nutrients
toIincrease The Population of Skeletonema costatum on Laboratory and Mass
Scales. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 441 012039.
Fauziah, & Hatta, M. (2015). Pengaruh Pemberian Kascing (Bekas Cacing) Dengan
Dosis Berbeda dalam Kultur Skeletonema costatum. Acta Aquatica, 11-17.
Fitriani, Fendi, & Rochmady. (2017). Pengaruh Pemberian Pupuk Anorganik
(NPK+Silikat) dengan Dosis Berbeda terhadap Kepadatan Skeletonema
costatum pada Pembenihan Udang Windu. Akuatikisle: Jurnal Akuakultur,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, 1(1), 11-18.
Idawati, Defira, C. N., & Mellisa, S. (2018). Pengaruh Pemberian Pakan Alami yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin
(Pangasius sp). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah,
3(1), 14-22.
Junda, M., Kurnia, N., & Mis'am, Y. (2015). Pengaruh Pemberian Skeletonema
costatum dengan Kepadatan Berbeda terhadap Sintasan Artemia Salina.
Jurnal Bionature, 16(1), 21-27.
Purba, C. Y. (2012). Performa Pertumbuhan, Kelulushidupan, dan Kandungan Gizi
Larva Udang Vanamei (Litopenaeus vanamei) Melalui Pemberian Pakan
Artemia yang Diperkaya dengan Sel Diatom. Journal Of Aquaculture
Management and Technology, 1(1), 102-115.
Setyaningsih, I., Panggabean, L. M., Riyanto, B., & Nugraheny, N. (2006). Potensi
Antibakteri Diatom Laut Skeletonema costatum terhadap Bakteri Vibrio sp.
Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 9(1), 61-71.
Supriyantini, E. (2013). Pengaruh Salinitas terhadap Kandungan Nutrisi Skeletonema
costatum. Buletin Oseanografi Marina, 2, 51-57.