Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Mata Kuliah Pengeloaan
Lingkungan Budidaya
WIDY LESTARI
NPM 230110160128
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala izin dan ridho-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum ini. Laporan
Praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah
pengeloaan lingkungan budidaya. Penulis merasa bahwa dalam penyusunan
laporan ini bukanlah jerih payah sendiri, melainkan berkat bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dengan rasa hormat dan rendah hati penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Iskandar, M. Si., sebagai dosen mata kuliah pengelolaan lingkungan
budidaya yang telah memberikan bimbingan serta arahannya sehingga laporan
praktikum ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Irfan Zidni, S.Pi., M.P. sebagai dosen mata kuliah pengelolaan
lingkungan budidaya yang telah memberikan bimbingan serta arahannya
sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan.
3. Bapak Dr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
4. Para Asisten Laboratorium Mata Kuliah Pengelolaan Lingkunga Budidaya
khususnya, Kang Aldi, Teh Sania, Kang Dudi, dan Kang Rizal yang telah
memberikan bimbingan selama praktikum pengelolaan lingkungan budidaya.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
laporan praktikum ini.
Tidak menutup kemungkinan dalam penulisan laporan ini penulis
melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kriktik dan saran dari pembaca yang
sifatnya mendukung penulis sangat diharapkan. Penulis juga berharap semoga
laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan untuk kita
semua. Terima Kasih.
Jatinangor, Juni 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR............................................................................. vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 2
1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Air Budidaya................................................................. 3
2.2 Pengelolaan Limbah Perairan Budidaya..................................... 4
2.3 Budidaya Terintegrasi................................................................. 5
2.4 Budidaya Ramah Lingkungan..................................................... 5
2.5 Kawasan Budidaya Perikanan..................................................... 6
2.6 Minapadi Sistem.......................................................................... 6
2.7 Aquaponik Sistem....................................................................... 7
2.8 Resikulasi Water Sistem.............................................................. 8
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu...................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan............................................................................ 9
3.2.1 Alat Praktikum............................................................................. 9
3.2.2 Bahan Praktikum......................................................................... 9
3.3 Tahapan Praktikum...................................................................... 9
3.3.1 Persiapan Praktikum.................................................................... 9
3.3.2 Pelaksanaan Praktikum................................................................ 10
3.4 Metode......................................................................................... 10
3.5 Parameter yang Diamati.............................................................. 10
3.5.1 Kualitas Air................................................................................. 10
3.5.2 Sistem Pemeliharaan dan Buangan Hasil Budidaya.................... 10
3.6 Analisis Data............................................................................... 10
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Management Hatchery dan Instalasi Pengelolahan Air Limbah. 11
4.2 Pengelolaan Kawasan Budidaya.................................................. 13
4.3 Budidaya Ramah Lingkungan Terintegrasi dengan Sistem
Minapadi ..................................................................................... 13
4.4 Aquaponik dan Resirkulasi Water Sistem................................... 15
4.5 Resirkulasi Water Sistem............................................................ 16
iii
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 18
5.2 Saran............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 19
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
sangat besar bagi pengembangan budidaya laut. Kondisi seperti ini merupakan modal
untuk pengembangan perekonomian, khususnya bagi sub sector perikanan. Besarnya
potensi perikanan tangkap di perairan umum yang memiliki total luas sekitar 54
juta Ha, yang meliputi danau, waduk, sungai, rawa, dan genangan air lainnya,
diperkirakan mencapai 0,9 juta ton ikan/tahun. Sementara, untuk perikanan
budidaya, potensi yang dimilikinya adalah a) perikanan budidaya air laut seluas
8,3 juta Ha (yang terdiri dari 20% untuk budidaya ikan, 10% untuk budidaya
kekerangan, 60% untuk budidaya rumput laut, dan 10% untuk lainnya), b)
perikanan budidaya air payau atau tambak seluas 1,3 juta Ha, dan c) perikanan
budidaya air tawar seluas 2,2 juta Ha (yang terdiri dari kolam seluas 526,40 ribu
Ha, perairan umum (danau, waduk, sungai dan rawa) seluas 158,2 ribu Ha, dan
sawah untuk mina padi seluas 1,55 juta Ha) (Bapenas 2014).
Berdasarkan data FAO (2014) pada tahun 2012 Indonesia menempati
peringkat ke-2 untuk produksi perikanan tangkap dan peringkat ke-4 untuk
produksi perikanan budidaya di dunia. Fakta ini dapat memberikan gambaran
bahwa potensi perikanan Indonesia sangat besar, sehingga bila dikelola dengan
baik dan bertanggungjawab agar kegiatannya dapat berkelanjutan, maka dapat
menjadi sebagai salah satu sumber modal utama pembangunan di masa kini dan
masa yang akan datang. Potensi perikanan yang sangat besar tersebut dapat
memberikan manfaat yang maksimal secara berkelanjutan bagi negara dan
masyarakat Indonesia, bila dikelola dengan baik dan bertanggungjawab.
Lingkungan kolam sebagai media akuakultur memegang peranan yang
besar dalam mendukung keberhasilan budidaya ikan. Lingkungan kolam yang
terdiri dari air dan tanah , pada proses pembesaran ikan mengalami degradasi
1
kualitas karena beberapa sebab, antara lain: meningkatnya limbah yang berasal
dari
2
2
sisa pakan, feses, dan ekskresi ikan (Hargreaves dan Tucker, 2004).
Limbah tersebut baik organik maupun anorganik mempengaruhi kualitas air dan
tanah seperti oksigen terlarut, pH, BOD,kekeruhan, oxidized layer sedimen, H2S
dan lain-lainnya (Supono 2015). Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum
mengenai pengelolaan lingkungan budidaya.
3
4
bahan bersifat korosif 4. Limbah yang akan dibuang ke sungai harus memenuhi
baku mutu yang ditetapkan 5. Limbah yang akan dibuang ke sungai harus
mendapat izin dari Gubernur, Kepala Daerah atau oleh Menteri yang ditugasi
mengelola lingkungan hidup dan harus diuji di laboratorium yang berwewenang.
1.3 Budidaya Terintegrasi
Cara mengatasi penurunan produksi dan rendahnya tingkat pemanfaatan
lahan tambak dilakukan dengan (inovasi) teknologi budidaya perikanan yang
ramah lingkungan, produktif dan berkelanjutan (sustainable). Melalui
Pengembangan Model Teknologi Budidaya Terintegrasi “Integrated Multi-rophic
Aquaculture (IMTA)” Hemat Air di lahan tambak, dengan menerapkan teknologi
ini, diharapkan produktivitas lahan tambak dapat meningkat baik di tingkat lokal,
regional bahkan nasional. Te k n o l o g i B u d i d a y a P e r i k a n a n
“Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA)” merupakan teknologi bersih
(green technology) berwawasan lingkungan karena teknologinya bersifat Zero
Emition atau bebas limbah1,2,3). Dengan teknologi IMTA produktivitas lahan
tambak dapat ditingkatkan persatuan luasnya (ha) melalui pengembangan usaha
budidaya perikanan secara terintegrasi dan intensif dari ikan nila unggul, udang
windu, rumput laut Glacilaria sp. dan kekerangan yang dipelihara dalam suatu
ekosistem yang kondisi kualitas lingkungan perairannya terjaga dengan baik
(Aliah 2012).
Dalam sistem ini, limbah organik sisa pakan dari ikan atau udang akan di
manfaatkan oleh kekerangan, sementara rumput laut akan memanfaatkan
perairannya yang kaya akan nutrien untuk pertumbuhannya sehingga tercipta
keseimbangan ekosistem. Dengan demikian produktivitas dari spesimen yang
dibudidayakan secara terintegrasi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
dan efisien dalam pemanfaatan sumberdaya perairan yang tersedia. Teknologi
budidaya perikanan terintegrasi IMTA apabila berhasil diterapkan secara massal
di lahan tambak ditingkat nasional, maka pendapatan masyarakat, daerah dan
perekonomian negara secara keseluruhan akan meningkat (Aliah 2012).
1.4 Budidaya Ramah Lingkungan
6
irigasi yang baik misalnya irigasi teknis. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada
sistem tersebutadalah ikan mas, nila, mujair, lele, dan lain-lain. Ikan mas dan nila
merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah, karena ikan tersebut
dapat tumbuh dengan baik meskipun di air yang dangkal, serta lebih tahan
terhadap matahari (Akbar 2017). Pemeliharaan ikan ini dilakukan sebagai
pengganti tanaman palawija dalam pola pergiliran tanam dengan padi. Tujuannya
adalah untuk mengembalikan kesuburan sawah.
Budidaya mina padi adalah budidaya terpadu yang dapat meningkatkan
produktivitas lahan sawah, yaitu selain tidak mengurangi hasil padi, juga dapat
menghasilkan ikan. Lahan sawah menjadi subur dengan adanya kotoran ikan yang
mengandung berbagai unsur hara, sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk.
Ikan dapat juga membatasi tumbuhnya tanaman lain yang bersifat kompetitor
dengan padi dalam pemanfaatan unsur hara, sehingga dapat juga mengurangi
biaya penyiangan tanaman liar. Budidaya minapadi dilakukan dalam 2 (dua) pola
tanam, yaitu penyelang dan tumpang sari. Pola tanam penyelang adalah
pemeliharaan ikan di sawah menjelang penanaman padi, sambil menunggu hasil
semaian padi untuk dapat ditanam. Pola tumpang sari adalah pemeliharaan ikan
bersama padi pada satu hamparan sawah (Akbar 2017).
1.7 Aquaponik Sistem
Akuaponik adalah kombinasi akuakultur dan hidroponik yang bertujuan untuk
memelihara ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling terhubung. Dalam sistem
ini, limbah yang dihasilkan oleh ikan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman,
kemudian air yang dialirkan dengan sistem resirkulasi dari media pemeliharaan ikan
dibersihkan oleh tanaman sehingga dapat digunakan kembali oleh ikan. Interaksi
antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan yang ideal untuk tumbuh sehingga
lebih produktif dari metode tradisional (Rakocy et al. 2006).
Pada sistem akuaponik, aliran air kaya nutrisi dari media pemeliharan ikan
digunakan untuk menyuburkan tanaman hidroponik. Hal ini baik untuk ikan karena
akar tanaman dan rhizobakter mengambil nutrisi dari air. Nutrisi yang berasal dari
feses, urin dan sisa pakan ikan adalah kontaminan yang menyebabkan meningkatnya
kandungan racun pada media pemeliharaan, tetapi air limbah ini juga menyediakan
8
9
10
11
12
N Paramete Kolam
Inlet Kawasan Bak kontrol 1 Otlet Kawasan
o r pendederan
5 gH o
5 dGH o
4 dGH 5o
dGH 5 odGH
6 Fe 1 mg/l 1 mg/l 0.5 mg/l 0.25 mg/l
7 NO2 0.0 mg/l 0 mg/l 0 mg/l 0 mg/l
8 NO3 10 mg/l 0 mg/l 0 mg/l 0 mg/l
9 NH2 0.5 mg/l 5 mg/l 10 mg/l 0 mg/l
10 NH3 0.08 mg/l 2 mg/l 0.17 mg/l 0 mg/l
11 PO4 2 mg/l 1 mg/l 1 mg/l 1 mg/l
12 Cu 0 mg/l 0.1 mg/l 0 mg/l 0 mg/l
Alkalinita 120 mg/l 90 mg/l 105 mg/l
13
s CaCO3 CaCO3 92 mg/l CaCO3 CaCO3
Berdasarkan Permen PU No. 41/PRT/M/2007 tentang pedoman kriteria
teknis kawasan budidaya. Kriteria dan batasan teknis kawasan pertanian dimana
pemanfaatan dan pengolahan lahan harus dilakukan berdasarkan kesesuaian lahan.
Kawasan perikanan mencangkup luas lahan untuk kegiatan budidaya tambak
udang / ikan dengan atau tanpa unit pengolahannya adalah ≥ 25 Ha, budidaya
perikanan terapung di air tawar luas ≥ 2.5 Ha atau jumlah ≥500 unit. Sehingga
berdasarkan permen pu no. 41 tahun 2007 kawasan ciparanje belum sesuai dengan
standar untuk kawasan budidaya. Oleh karena itu, kawasan ciparanje perlu
melakukan upaya dalam menciptakan kawasan budidaya yang sesuai dengan
acuan permen pu no. 41 tahun 2007.
4.3 Budidaya ramah lingkungan terintegrasi dengan sistem minapadi
jenis dan kandungan pakan yang di berikan CPP 781 (pellet apung) terdiri
dari proteim 31-33%, lemak 2-
5%, serat 4-6 %, k. abu 11-13 %,
K. air 11-13 %.
16
Jumlah Pakan Yang di berikan dalam 1 hari 3 % x 500 gram = 15 gr per hari
Biomasa ikan 1 kg
Jenis dan kandungan pakan yang di berikan CPP 781 (pellet apung) terdiri dari
proteim 31-33%, lemak 2-5%, serat
4-6 %, k. abu 11-13 %, K. air 11-13
%.
Jumlah Pakan Yang di berikan dalam 1 hari 3 % x 1000 gram = 30 gr per hari
jenis dan kandungan pakan yang di CPP 781 (pellet apung) terdiri dari
berikan proteim 31-33%, lemak 2-5%, serat 4-6
%, k. abu 11-13 %, K. air 11-13 %.
Jumlah Pakan Yang di berikan dalam 1 3 % x 3500 gram = 105 gram
hari
17
spesifikasi dan Jenis fiter resirkulasi Filter Canister Sunsun ex 2000 ( terdapat
yang digunakan in untuk masuk air dari bak fiber ke filter
dan out untuk air keluar dari filter ke bak
Susunan dan filter yang digunakan Terdapat 4 chamber (Dacron, filter net,
kaldness, dan zeolite)
Pada resirkulasi water sistem menggunakan filter canister sunsun ex 2000,
terdapat 4 chamber yang terdiri dari dacron (filter fisik), filter net (filter fisik semi
biologis) keldness (filter biologis), dan zeolite (filter kimia). Filterisasi air ini
masuk kedalam saluran in dan keluar pada saluran out. Kualitas air menggunakan
resirkulasi water sistem lebih baik dibandingkan tanpa resirkulasi water sistem,
dimana pada resirkulasi water sistem pengolah zat zat kimia lebih effektif.
Keunggulan menggunakan sistem resirkulasi air ini dapat memanfaatkan air yang
lebih efesien dan pemanfaatan limbah budidaya perikanan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
11.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah mengetahui pengelolaan lingkungan
budidaya yang baik dan berkelanjutan. Dalam pengelolaan lingkungan budidaya
yang baik dan berkanjutan terdapat management hatchery dan instalasi
pengolahan air limbah, pengelolaan kawasan budidaya dan kawasan ramah
lingkungan terintegrasi dengan minpadi sistem,dan pengelolaan budidaya berbasis
ramah lingkungan dengan sistem aquaponik dan resirkulasi water sistem.
11.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah perlu dilakukan pengelolaan lingkungan
budidaya secara langsung dengan turun langsung kelapangan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ali. 2017. Peran Intensifikasi Mina Padi dalam Menambah Pendapatan
Petani Pada Sawah Digampong Gegarang Kecamatan Jagong Jeget
Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal S. Pertanian.
Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNI). 2015. Cara Budidaya Ikan yang
Baik (CBIB) Bagian 4: Ikan Air Tawar. SNI 8224:4:2015. 14 hlm.
19