Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN LINGKUNGAN BUDIDAYA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Mata Kuliah Pengeloaan
Lingkungan Budidaya

WIDY LESTARI
NPM 230110160128

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala izin dan ridho-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum ini. Laporan
Praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah
pengeloaan lingkungan budidaya. Penulis merasa bahwa dalam penyusunan
laporan ini bukanlah jerih payah sendiri, melainkan berkat bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dengan rasa hormat dan rendah hati penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Iskandar, M. Si., sebagai dosen mata kuliah pengelolaan lingkungan
budidaya yang telah memberikan bimbingan serta arahannya sehingga laporan
praktikum ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Irfan Zidni, S.Pi., M.P. sebagai dosen mata kuliah pengelolaan
lingkungan budidaya yang telah memberikan bimbingan serta arahannya
sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan.
3. Bapak Dr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
4. Para Asisten Laboratorium Mata Kuliah Pengelolaan Lingkunga Budidaya
khususnya, Kang Aldi, Teh Sania, Kang Dudi, dan Kang Rizal yang telah
memberikan bimbingan selama praktikum pengelolaan lingkungan budidaya.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
laporan praktikum ini.
Tidak menutup kemungkinan dalam penulisan laporan ini penulis
melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kriktik dan saran dari pembaca yang
sifatnya mendukung penulis sangat diharapkan. Penulis juga berharap semoga
laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan untuk kita
semua. Terima Kasih.
Jatinangor, Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR............................................................................. vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 2
1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Air Budidaya................................................................. 3
2.2 Pengelolaan Limbah Perairan Budidaya..................................... 4
2.3 Budidaya Terintegrasi................................................................. 5
2.4 Budidaya Ramah Lingkungan..................................................... 5
2.5 Kawasan Budidaya Perikanan..................................................... 6
2.6 Minapadi Sistem.......................................................................... 6
2.7 Aquaponik Sistem....................................................................... 7
2.8 Resikulasi Water Sistem.............................................................. 8
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu...................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan............................................................................ 9
3.2.1 Alat Praktikum............................................................................. 9
3.2.2 Bahan Praktikum......................................................................... 9
3.3 Tahapan Praktikum...................................................................... 9
3.3.1 Persiapan Praktikum.................................................................... 9
3.3.2 Pelaksanaan Praktikum................................................................ 10
3.4 Metode......................................................................................... 10
3.5 Parameter yang Diamati.............................................................. 10
3.5.1 Kualitas Air................................................................................. 10
3.5.2 Sistem Pemeliharaan dan Buangan Hasil Budidaya.................... 10
3.6 Analisis Data............................................................................... 10
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Management Hatchery dan Instalasi Pengelolahan Air Limbah. 11
4.2 Pengelolaan Kawasan Budidaya.................................................. 13
4.3 Budidaya Ramah Lingkungan Terintegrasi dengan Sistem
Minapadi ..................................................................................... 13
4.4 Aquaponik dan Resirkulasi Water Sistem................................... 15
4.5 Resirkulasi Water Sistem............................................................ 16

iii
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 18
5.2 Saran............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 19

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1. Persyaratan kualitas air ikan air tawar........................................... 3
2. Management hatchery.................................................................... 11
3. Management hatchery.................................................................... 11
4. Kualitas air IPAL........................................................................... 12
5. Komoditas yang dipelihara............................................................ 13
6. Pengukuran kualitas air.................................................................. 13
7. Minapadi sistem............................................................................. 14
8. Pengukuran kualitas air..................................................................15
9. Sisa ekresi dan metabolisme..........................................................15
10. Aquaponik sistem..........................................................................16
11. Resirkulasi water sistem................................................................16

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1. Eksisting kawasan perikanan darat ciparanje FPIK UNPAD..........13

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara kepualauan yang mempunyai garis pantai kurang
lebih 81.000 km dengan luas perairan pantai 5,8 juta km merupakan potensi yang
2

sangat besar bagi pengembangan budidaya laut. Kondisi seperti ini merupakan modal
untuk pengembangan perekonomian, khususnya bagi sub sector perikanan. Besarnya
potensi perikanan tangkap di perairan umum yang memiliki total luas sekitar 54
juta Ha, yang meliputi danau, waduk, sungai, rawa, dan genangan air lainnya,
diperkirakan mencapai 0,9 juta ton ikan/tahun. Sementara, untuk perikanan
budidaya, potensi yang dimilikinya adalah a) perikanan budidaya air laut seluas
8,3 juta Ha (yang terdiri dari 20% untuk budidaya ikan, 10% untuk budidaya
kekerangan, 60% untuk budidaya rumput laut, dan 10% untuk lainnya), b)
perikanan budidaya air payau atau tambak seluas 1,3 juta Ha, dan c) perikanan
budidaya air tawar seluas 2,2 juta Ha (yang terdiri dari kolam seluas 526,40 ribu
Ha, perairan umum (danau, waduk, sungai dan rawa) seluas 158,2 ribu Ha, dan
sawah untuk mina padi seluas 1,55 juta Ha) (Bapenas 2014).
Berdasarkan data FAO (2014) pada tahun 2012 Indonesia menempati
peringkat ke-2 untuk produksi perikanan tangkap dan peringkat ke-4 untuk
produksi perikanan budidaya di dunia. Fakta ini dapat memberikan gambaran
bahwa potensi perikanan Indonesia sangat besar, sehingga bila dikelola dengan
baik dan bertanggungjawab agar kegiatannya dapat berkelanjutan, maka dapat
menjadi sebagai salah satu sumber modal utama pembangunan di masa kini dan
masa yang akan datang. Potensi perikanan yang sangat besar tersebut dapat
memberikan manfaat yang maksimal secara berkelanjutan bagi negara dan
masyarakat Indonesia, bila dikelola dengan baik dan bertanggungjawab.
Lingkungan kolam sebagai media akuakultur memegang peranan yang
besar dalam mendukung keberhasilan budidaya ikan. Lingkungan kolam yang
terdiri dari air dan tanah , pada proses pembesaran ikan mengalami degradasi

1
kualitas karena beberapa sebab, antara lain: meningkatnya limbah yang berasal
dari

2
2

sisa pakan, feses, dan ekskresi ikan (Hargreaves dan Tucker, 2004).
Limbah tersebut baik organik maupun anorganik mempengaruhi kualitas air dan
tanah seperti oksigen terlarut, pH, BOD,kekeruhan, oxidized layer sedimen, H2S
dan lain-lainnya (Supono 2015). Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum
mengenai pengelolaan lingkungan budidaya.

1.2 Identifikasi Masalah


Permasalahan yang dapat diidentifikasi dari latar belakang diatas adalah
bagaimana pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan berkelanjutan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui pengelolaan lingkungan
budidaya yang baik dan berkelanjutan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan
pengetahuan ilmiah yang bermanfaat bagi ruang lingkup perikanan maupun
pendidikan mengenai pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan
berkelanjutan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.1 Kualitas Air Budidaya


Kualitas air merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam budidaya
ikan. Kualitas air yang kurang baik mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi
lambat. Menurut hepher (1990), pertumbuhan ikan salah satunya dipengaruhi oleh
faktor eksternal yang berhubungan dengan pakan dan lingkungan. Faktor-faktor
eksternal tersebut diantaranya adalah suhu, oksigen, komposisi kimia, bahan
buangan metabolit dan ketersediaan pakan. Berdasarkan BSNI (2015) kualitas air
untuk budidaya ikan air tawar dapat dilihat pada tabel 1. Pengelolaan kualitas air
merupakan suatu usaha untuk mengusahan dan mempertahankan air tersebut tetap
berkualitas dan dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan. Penurunan kualitas air
dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat dan dapat mengakibatkan kematian
(Boyd 1990).
Tabel 1. Persyaratan kualitas air ikan air tawar
Wadah Parameter Kualitas ar
Oksigen
o Kecerahan Amoniak
Suhu ( C) pH terlarut
(cm) (NH3)
(mg /l)
Kolam air tenang:
Nila 25-32 30-40 6.5-8.5 Min. 3 Maks. 0.02
Mas 25-30 25-60 6-8 Min. 4 Maks. 1
Lele 25-30 25-50 6.5-8.5 Min. 4 Maks. 0.01
Gurame 25-30 40-60 6.5-8.5 Min. 2 -
Patin:
Patin Pasupati 27-31 30-40 6.5-8.5 Min. 3 Maks. 0.01
Patin Siam 24-30 20-30 6-8.5 Min. 3 -
Pauyu 26-31 - 5-7 Min. 2 Maks. 0.01
Udang Galah 24-30 20-40 6.5-8.5 Min. 3 -
Kolam air deras:
Nila 22-32 - 6.5-7.5 - -
KJA :
Nila 25-30 65-80 6.5-8.6 Min. 5 Maks. 0.02
Mas:
Mas stain majalaya 25-30 - 6.5-8.5 Min. 3 Maks. 0.02
Mas 25-30 65-80 6.5-8.6 Min. 5 Maks. 0.02
Patin 27-32 > 30 6.5-8.5 Min. 3 Maks. 0.01

3
4

Pengelolaan air dilakukan untuk menekan risiko masuk dan menyebarkan


penyakit, unit budidaya ikan perlu mengelola dan menggunakan air secara efisien
(less water exchange) sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan, penggunaan
air sumber budidaya ikan sedapat mungkin mencegah terjadinya salinasi terhadap
sumber daya tanah dan air tawar, kualitas air diukur secara periodik, dan unit
budidaya ikan menggunakan air secara efesien untuk menjaga kelestarian
lingkungan (BSNI 2015).
1.2 Pengelolaan Limbah Perairan Budidaya
Pengelolaan limbah cair, padat, dan bahan berbahaya lainnya dilakukan
untuk meminimalkan dampak lingkungan dan kontaminasi produk yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Ikan yang mati di unit pembesaran segera
dikumpulkan dan dibuang ke tempat yang sesuai (dikubur atau dibakar). Limbah
yang berbahaya diperlakukan dengan aman untuk mencegah kontaminasi (BSNI
2015). Besarnya limbah yang dihasilkan dalam budidaya ikan/udang tidak terlepas
dari rendahnya efisiensi pakan dan buruknya manajemen pemberian pakan
(feeding management) yang berakibat tingginya nilai rasio konversi pakan (feed
conversion ratio/FCR.
Secara garis besar pengelolaan limbah industri ada 3 macam yaitu : 1.
Memanfaatkan limbah yang bersangkutan misalnya limbah padat dari industri
tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan karbon aktif, kompos, atau makanan
ternak. 2. Mendaur ulang limbah yang bersangkutan misalnya air limbah industri
setelah melalui suatu proses tententu dapat dimanfaatkan menjadi air proses. 3.
Mengolah limbah yang bersangkutan dengan teknologi tertentu, kemudian
dibuang ke media pembuangan limbah. Berdasarkan karakteristik limbah industri
dapat dipilih cara-cara penanganan yang lebih tepat.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam pemilihan
alternatif pengolahan limbah antara lain : 1. Limbah yang mengandung logam
berat, banyak mineral maupun garamgaram tertentu tidak boleh dibuang untuk
dipergunakan bagi pertanian sebelum melalui perlakuan/pengolahan 2. Limbah
yang akan dipergunakan untuk keperluan pertanian harus diuji di laboratorium
yang berwewenang 3. Limbah yang akan didaur ulang tidak boleh mengandung
5

bahan bersifat korosif 4. Limbah yang akan dibuang ke sungai harus memenuhi
baku mutu yang ditetapkan 5. Limbah yang akan dibuang ke sungai harus
mendapat izin dari Gubernur, Kepala Daerah atau oleh Menteri yang ditugasi
mengelola lingkungan hidup dan harus diuji di laboratorium yang berwewenang.
1.3 Budidaya Terintegrasi
Cara mengatasi penurunan produksi dan rendahnya tingkat pemanfaatan
lahan tambak dilakukan dengan (inovasi) teknologi budidaya perikanan yang
ramah lingkungan, produktif dan berkelanjutan (sustainable). Melalui
Pengembangan Model Teknologi Budidaya Terintegrasi “Integrated Multi-rophic
Aquaculture (IMTA)” Hemat Air di lahan tambak, dengan menerapkan teknologi
ini, diharapkan produktivitas lahan tambak dapat meningkat baik di tingkat lokal,
regional bahkan nasional. Te k n o l o g i B u d i d a y a P e r i k a n a n
“Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA)” merupakan teknologi bersih
(green technology) berwawasan lingkungan karena teknologinya bersifat Zero
Emition atau bebas limbah1,2,3). Dengan teknologi IMTA produktivitas lahan
tambak dapat ditingkatkan persatuan luasnya (ha) melalui pengembangan usaha
budidaya perikanan secara terintegrasi dan intensif dari ikan nila unggul, udang
windu, rumput laut Glacilaria sp. dan kekerangan yang dipelihara dalam suatu
ekosistem yang kondisi kualitas lingkungan perairannya terjaga dengan baik
(Aliah 2012).
Dalam sistem ini, limbah organik sisa pakan dari ikan atau udang akan di
manfaatkan oleh kekerangan, sementara rumput laut akan memanfaatkan
perairannya yang kaya akan nutrien untuk pertumbuhannya sehingga tercipta
keseimbangan ekosistem. Dengan demikian produktivitas dari spesimen yang
dibudidayakan secara terintegrasi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
dan efisien dalam pemanfaatan sumberdaya perairan yang tersedia. Teknologi
budidaya perikanan terintegrasi IMTA apabila berhasil diterapkan secara massal
di lahan tambak ditingkat nasional, maka pendapatan masyarakat, daerah dan
perekonomian negara secara keseluruhan akan meningkat (Aliah 2012).
1.4 Budidaya Ramah Lingkungan
6

Faktor yang mendukung dalam pengembangan budidaya adalah pengetahuan


yang cukup baik tentang perubahan ekosistem secara spatial dan temporal, status
biota biota aquatik yang bernilai ekonomi dan pentingnya keutuhan ekosistem untuk
keberlanjutan biota aquatik dan ekonomi masyarakat lokal. Program budidaya ramah
lingkungan adalah solusi objektif dan rasional untuk mengatasi masalah lingkungan
budidaya. Objekvitas dan rasionalitas dari program budidaya ramah lingkungan ini
didasarkan atas beberapa hal yaitu: (1) biaya produksi murah karena bibit diperoleh
lingkungan sekitar seperti bibit ikan yang bernilai ekonomi (baronag, kakap, bandeng
dan lain-lain) dan lobster , (2) resiko kematian bibit sangat kecil karena lingkungan
secara alami tidak berbeda dengan lingkungan tempat pembesaran yaitu keramba
jaring apung (KJA) dan (3) keamanan lebih mudah karena dilakukan secara
berkelompok dan tidak jauh dari tempat tinggal (Syukur et al. 2016)
1.5 Kawasan Budidaya Perikanan
Kawasan perikanan adalah kawasan yang difungsikan untuk kegiatan
perikanan dan segala kegiatan penunjangnya dangan tujuan pengelolaan untuk
memanfaatkan potensi lahan untuk perikanan dalam meningkatkan produksi
perikanan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan
perikanan dibedakan menjadi kawasan perikanan budidaya air tawar, kawasan
perikanan budidaya air payau, kawasan perikanan budidaya laut, dan kawasan
perikanan tangkap. Kawasan perikanan ini diperuntukkan untuk menampung
kegiatan perikanan kolam atau pertambakan pada hamparan dengan luasan
minimum 10 hektar. Kawasan perikanan yang menampung kegiatan perikanan
kolam hanya dimungkinkan bila tersedia cukup air. Sedangkan kawasan
pertambakan (budidaya air payau) diutamakan di wilayah pantai yang pertukaran
air tawar dan air lautnya lancar. Kegiatan yang diijinkan pada kawasan perikanan
adalah pemijahan dan pemeliharaan.
1.6 Minapadi Sistem
Salah satu upaya yang dikembangkan dalam memanfaatkan waktu luang
lahan yaitu dengan usaha tani mina padi. Mina padi merupakan cara pemeliharaan
ikan di sela-sela tanaman padi, sebagai penyelang diantara dua musim tanam padi
atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija di persawahan dengan sistem
7

irigasi yang baik misalnya irigasi teknis. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada
sistem tersebutadalah ikan mas, nila, mujair, lele, dan lain-lain. Ikan mas dan nila
merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah, karena ikan tersebut
dapat tumbuh dengan baik meskipun di air yang dangkal, serta lebih tahan
terhadap matahari (Akbar 2017). Pemeliharaan ikan ini dilakukan sebagai
pengganti tanaman palawija dalam pola pergiliran tanam dengan padi. Tujuannya
adalah untuk mengembalikan kesuburan sawah.
Budidaya mina padi adalah budidaya terpadu yang dapat meningkatkan
produktivitas lahan sawah, yaitu selain tidak mengurangi hasil padi, juga dapat
menghasilkan ikan. Lahan sawah menjadi subur dengan adanya kotoran ikan yang
mengandung berbagai unsur hara, sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk.
Ikan dapat juga membatasi tumbuhnya tanaman lain yang bersifat kompetitor
dengan padi dalam pemanfaatan unsur hara, sehingga dapat juga mengurangi
biaya penyiangan tanaman liar. Budidaya minapadi dilakukan dalam 2 (dua) pola
tanam, yaitu penyelang dan tumpang sari. Pola tanam penyelang adalah
pemeliharaan ikan di sawah menjelang penanaman padi, sambil menunggu hasil
semaian padi untuk dapat ditanam. Pola tumpang sari adalah pemeliharaan ikan
bersama padi pada satu hamparan sawah (Akbar 2017).
1.7 Aquaponik Sistem
Akuaponik adalah kombinasi akuakultur dan hidroponik yang bertujuan untuk
memelihara ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling terhubung. Dalam sistem
ini, limbah yang dihasilkan oleh ikan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman,
kemudian air yang dialirkan dengan sistem resirkulasi dari media pemeliharaan ikan
dibersihkan oleh tanaman sehingga dapat digunakan kembali oleh ikan. Interaksi
antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan yang ideal untuk tumbuh sehingga
lebih produktif dari metode tradisional (Rakocy et al. 2006).
Pada sistem akuaponik, aliran air kaya nutrisi dari media pemeliharan ikan
digunakan untuk menyuburkan tanaman hidroponik. Hal ini baik untuk ikan karena
akar tanaman dan rhizobakter mengambil nutrisi dari air. Nutrisi yang berasal dari
feses, urin dan sisa pakan ikan adalah kontaminan yang menyebabkan meningkatnya
kandungan racun pada media pemeliharaan, tetapi air limbah ini juga menyediakan
8

pupuk cair untuk menumbuhkan tanaman secara hidroponik. Sebaliknya, media


hidroponik berfungsi sebagai biofilter, yang akan menyerap amonia, nitrat, nitrit dan
fosfor sehingga air yang sudah bersih dapat di alirkan kembali ke media pemeliharaan
(Diver, 2006). Bakteri nitrifikasi yang terdapat pada media hidroponik memiliki peran
penting dalam siklus nutrisi, tanpa mikroorganisme ini seluruh sistem tidak akan
berjalan. Amonia dan nitrit bersifat racun bagi ikan, tetapi nitrat lebih aman dan
merupakan bentuk dari nitrogen yang dianjurkan untuk pertumbuhan tanaman seperti
buah-buahan dan sayuran (Rakocy et al. 2006).
1.8 Resirkulasi Water Sistem
Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang
sudah digunakan dengan cara memutar air secara terus-menerus melalui perantara
sebuah filter atau ke dalam wadah sehingga sistem ini bersifat hemat air ,oleh karena
itu sistem ini merupakan salah satu alternatif model budidaya yang memanfaatkan air
secara berulang dan berguna untuk menjaga kualitas air. Recirculation Aquaculture
System merupakan teknik budidaya yang menggunakan teknik akuakultur dengan
kepadatan tinggi di dalam ruang tertutup (indoor), serta kondisi lingkungan yang
terkontrol sehingga mampu meningkatkan produksi ikan pada lahan dan air yang
terbatas.
Sistem resirkulasi ada dua jenis yakni sistem sirkulasi tertutup yang mendaur
ulang 100% air dan sistem sirkulasi semi tertutup yang mendaur ulang sebagian air
sehingga masih membutuhkan penambahan air dari luar. Sistem kerja dari resirkulasi
adalah air dari media pemeliharaan dialirkan melalui pipa pengeluaran air. Sistem
resirkulasi mampu mempertahankan kondisi kualitas air pada kisaran optimal.
Pengolahan limbah pada sistem resirkulasi dapat dilakukan dengaan filtrasi fisik,
filtrasi biologi dan filtrasi kimia. Teknologi ini memiliki efesiensi yang tinggi pada
lahan sempit dan ketersediaan air.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilakukan di Hatchery dan Kolam Percobaan Ciparanje,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran setiap hari Kamis
Pada Bulan Maret – Mei 2019.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat Praktikum
1. Tes mutu kualitas air merk SERA digunakan untuk menguji kualitas air.
2. DO meter merk Lutron DO-5510 dengan ketelitian 0,1 mg /Ldigunakan untuk
mengukur oksigen terlarut dalam akuarium
3. pH meter Lutron pH-207 dengan ketelitian 0,01 digunakan untuk mengukur
derajat keasaman..
4. Wadah atau baskom untuk menyimpan air yang akan diuji
5. Kamera dan alat tulis untuk mendokumentasikan gambar dan tulisan.
3.2.2 Bahan Praktikum
1. Air pada IPAL (Instalasi Pengelohaan Air Limbah) Perikanan sebagai air yang
akan di uji.
2. Air pada pemeliharaan budidaya sebagai air yang akan di uji.
3. Air sisa ekresi dan metabolisme sebagai air yang akan di uji.
4. Air pada resirkulasi water sister sebagai air yang akan di uji.
3.3 Tahapan Praktikum
Prosedur yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
3.3.1 Persiapan Praktikum
Persiapan praktikum dilakukan dengan menyiapkan alat seperti tes mutu
kualitas air, DO meter, pH meter, wadah atau baskom, kamera dan alat tulis. Dan
bahan yang akan digunakan selama praktikum seperti air yang akan diuji kualitas
airnya. Serta mengikuti arahan yang diberikan oleh para asisten laboratorium mata
kuliah pengelolaan lingkungan budidaya.

9
10

3.3.2 Pelaksanaan Praktikum


Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan menguji kualitas air yang akan
di uji, menganalisis dan mencatat setiap hasil praktikum yang telah dilakukan.
Ketika praktikum berlangsung mengikuti arahan yang diberikan oleh para asisten
laboratorium mata kuliah pengelolaan lingkungan budidaya.
3.3 Metode
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode observarsi
dan studi literatur. Metode observarsi merupakan metode pengumpulan data dan
mengamati secara langsung dilapangan. Meliputi, mengamati,merekam,
menghitung, mengukur dan mencatat ketika praktikum berlangsung. Hasil yang
didapat dilakukan studi literatur dengan menganalisis pada literature yang ada.
3.5 Parameter yang Diamati
3.5.1 Kualitas Air
Kualitas air diukur berupa derajat keasaman (pH), suhu, oksigen terlarut
(DO), gH, Fe, NO2, NO3, NH2, NH3, PO4, dan alkalinitas.
3.5.2 Sistem Pemeliharaan dan Buangan hasil Budidaya
Sistem pemeliharan dan buangan hasil budidaya diukur yaitu mencatat dan
menganalisis management hatchery dan instalasi pengelohan air limbah,
pengelolaan kawasan budidaya,budidaya ramah lingkungan terintegrasi dengan
sistem minapadi, aquaponik dan resirkulasi water sistem.
3.6 Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dari hasil praktikum yang
didapat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Management Hatchery dan Instalasi Pengolahan Air Limbah


Hatchery

Tabel 2. Managemen Hatchery


Kepadata
Kepadatan & Lama
Volume n&
Jenis Wadah Fungsi Ukuran awal Pemelihara
Air Ukuran
tebar an
Panen
Bak fiber
Penetasan 750 liter 100 ekor / liter - -
corong
Pendedera 20-40 ekor /
Bak fiber 2000 liter - -
n liter
Bak Pemberok 42000 45-60 ekor /
- -
pemberokan an liter liter

Tabel 3. Managemen Hatchery


Jenis Pakan Yang Pakan buatan dan pakan alami berua fitoplankton dan
Digunakan zooplankton
Jumlah Pakan yang
5 - 10% dari biomassa
Diberikan
Frekuensi Pemberian
2-3 kali sehari
Pakan
Sistem Resirkulasi dan Air limbah hasil pembuangan akan masuk ke pipa dan diarahkan
Pergantian Air ke IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah)
Jenis Limbah Yang di
Sisa metabolism dan sisa pakan
Hasilkan

Management hatchery yang dilakukan pada praktikum ini berupa mencatat


fasilitas dan fungsinya melakukan kegiatan pemijahan, penetasan, dan atau hingga
pemeliharaan larva. Terdapat wadah corong penetasan dengan sistem resirkulasi,
wadah pemeliharaan dengan sistem resirkulasi dan wadah berok induk.

11
12

IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Tabel 4. Kualitas Air IPAL


Standar kualitas air
Paramete Limbah Hasil Setelah diolah di
No pemeliharaan patin di
r Budidaya IPAL
hatchery
1 Salinitas - - -
2 Do 2 mg / l 8 mg / l Min. 3 mg / l
3 pH 5.5 8 6–8
4 kH - - -
5 gH - - -
6 Fe - - -
7 NO2 5 mg / l 0 mg / l 0.1 mg / l
8 NO3 50 mg / l 50 mg / l 0.1 mg / l
9 NH3 0.006 mg / l 0.03 mg / l -
10 NH4 10 mg / l 0.5 mg / l -
11 PO4 2 mg / l 2 mg / l 0.01 ppm
12 Cu - - -
Kualitas air setelah diolah di IPAL untuk pemelihaaraan ikan patin
selanjutnya sesuai dengan standar kualitas air pemelihaaraan untuk ikan patin.
Sehingga penggunaan air limbah hasil budidaya setelah diolah di IPAL dapat
digunakan kembali untuk kegiatan budidaya.
Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) merupakan fasilitas yang dibangun
untuk mengurai limbah buangan hatchery untuk kemudian digunakan kembali
dalam kegiatan budidaya di hatchery. Alur dan sistem pengolahan air limbah yaitu
dimana hasi Bungan budidaya (limbah sisa metabolism dan sisa pakan) ditampung
di bak untuk diendapkan dengan bantuan pompa. Penguraian limbah ini dilakukan
dengan 3 (tiga) jenis filter yaitu filter biologi, filter fisik, dan filter kimia. Pada
filter biologi terdapat biobol dimana menjadi tempat hidup mikroorganisme
dimana bakteri akan mengurai ammonia oleh bakteria nitrobacteria dan
nitrosomonnas. Filter fisik dengan bantuan fisik dengan bantuan filter net dan
dakron dimana akan menyaring partikel-partikel kasar yang tidak terurai pada
penyaringan sebelumnya. Filter kimia dengan bantuan batu zeolite akan menyerap
bahan-bahan kimia. Setelah air terfilter melalui 3x filter, ditampung kembali ke
toren untuk digunakan ke hatchery.
13

4.2 Pengelolaan Kawasan Budidaya

Gambar 1. Eksisting kawasan perikanan darat ciparanje FPIK UNPAD


(Dokumentasi pribadi)

Tabel 5. Komoditas yang dipelihara


Ukuran (luas
No Wadah Ikan yang dipelihara Jumlah (kg)
dan volume)
1 Kolam pendederan atas 50x45x1 m Koi dan Nilem 50
Lele = 0.7 kg/ekor dan
2 Kolam pemeliharaan induk 2x3x1.2 m Lele dan Nilem
Nilem= 0.2-0.4 kg/ekor
3 Kolam pemeliharaan 3x4.5x1 m Komet 3
4 Kolam pemeliharaan 3x4.5x1 m Nilem Jantan 7-10
5 Kolam pemeliharaan 3x4.5x1 m Nilem Betina 7-10
6 Kolam pemeliharaan 3x4.5x1 m Nilem Betina 7-10
7 Kolam penyimpanan hasil panen 5x10x0.7 m Nilem, Koi, Komet 10.000 ekor
8 Kolam indukan 10x10x0.7 m Nila 0.3
9 Kolam indukan 8x8x1 m Patin, Baung, Gross carp
10 Kolam pendederan tengah 36x32x0.7 m Koi, Nilem 100.000 ekor
11 Green house - -
12 Kolam pemeliharaan induk 8x8x1 m Kapiat 200 ekor
13 Kolam pemeliharaan induk 4x8x0.8 m Nilem Jantan Fungsional 100 ekor
14 Kolam pendederan bawah 43x12x18 m Koi, Komet, Nilem, Tawes 100

Tabel 6. Pengukuran kualitas air


N Paramete Kolam
Inlet Kawasan Bak kontrol 1 Otlet Kawasan
o r pendederan
1 Salinitas  0 ppt  0 ppt 0 ppt  0 ppt 
2 Do  5 mg/l  11 mg/l 8 mg/l  6 mg/l 
3 pH  8.5  4.5 7.5 7.5  
4 kH  4 odKH  4 odKH 5 odKH 5 odKH
14

N Paramete Kolam
Inlet Kawasan Bak kontrol 1 Otlet Kawasan
o r pendederan
5 gH o
 5 dGH o
 4 dGH 5o
dGH  5 odGH 
6 Fe  1 mg/l 1 mg/l  0.5 mg/l  0.25 mg/l 
7 NO2  0.0 mg/l  0 mg/l 0 mg/l  0 mg/l 
8 NO3  10 mg/l  0 mg/l 0 mg/l  0 mg/l 
9 NH2  0.5 mg/l  5 mg/l 10 mg/l   0 mg/l
10 NH3  0.08 mg/l  2 mg/l 0.17 mg/l 0 mg/l 
11 PO4  2 mg/l  1 mg/l 1 mg/l   1 mg/l
12 Cu  0 mg/l  0.1 mg/l 0 mg/l  0 mg/l 
Alkalinita  120 mg/l  90 mg/l 105 mg/l
13
s CaCO3 CaCO3 92 mg/l CaCO3  CaCO3 
Berdasarkan Permen PU No. 41/PRT/M/2007 tentang pedoman kriteria
teknis kawasan budidaya. Kriteria dan batasan teknis kawasan pertanian dimana
pemanfaatan dan pengolahan lahan harus dilakukan berdasarkan kesesuaian lahan.
Kawasan perikanan mencangkup luas lahan untuk kegiatan budidaya tambak
udang / ikan dengan atau tanpa unit pengolahannya adalah ≥ 25 Ha, budidaya
perikanan terapung di air tawar luas ≥ 2.5 Ha atau jumlah ≥500 unit. Sehingga
berdasarkan permen pu no. 41 tahun 2007 kawasan ciparanje belum sesuai dengan
standar untuk kawasan budidaya. Oleh karena itu, kawasan ciparanje perlu
melakukan upaya dalam menciptakan kawasan budidaya yang sesuai dengan
acuan permen pu no. 41 tahun 2007.
4.3 Budidaya ramah lingkungan terintegrasi dengan sistem minapadi

Tabel 7. Minapadi sistem


Jenis Padi  Padi ciherang, padi GH
Karakteristik Padi  Kokoh, tahan genangan air,
Jumlah tanaman dan jarak  10-15 btg, jarak 20 cm
Lama Pemeliharaan Padi  3-4 bulan
Jumlah gabah panen  1 petakan 200 m2 , ± 1 kwintal / 100 kg
Jenis ikan  Nila, Mas
ukuran tanam  7-9 cm ( 8 ekor/kg sekitar 100 gr lebih)
Kepadatan  2-10 ekor / m2
ukuran panen  Tergantung tujuan, biasanya untuk konsumsi (200-300 gr)
jumlah panen  Dalam 200 m2 sekitar 50 kg
lama pemeliharaan  Tergantung jenis ikan (biasanya 3-4 bulan)
jumlah dan pengunaan pupuk  10 kg pupuk organik
Jumlah Pakan  3% dari biomassa
Evaluasi simbiosime dalam sistem minapadi berdasarka FAO yakni terjadi
simbiosis mutualisme dimana adanya pemanfaat limbah sisa metabolisme yang
dimanfaatkan oleh tanaman sebagai pupuk organik dan keberadaan ikan menjadi
pemangsa alami untuk hama yang mengganggu tanaman. Pemanfaatan sisa
metabolisme oleh tanaman membantu dalam penguraian limbah perikanan dan
ketersediaan pakan alami untuk ikan.
15

4.4 Aquaponik dan Resirkulasi Water Sistem

Tabel 8. Pengukuran kualitas air


N Paramet Sisa ekresi dan Aquaponik Resirkulasi water
o er metabolisme Sistem sistem
1 Do  2.6 mg/l 5 mg/l  2.3 mg/l
2 pH  7.5 7.5  7.5
3 kH  - -  -
4 gH  8 dGH 8 dGH  9 dGH
5 Fe  0.1 mg/l 0.1 mg/l 0 mg/l
6 NO2  5 mg/l 5 mg/l  0 mg/l
7 NO3  100 mg/l 50 mg/l  25 mg/l
8 NH2  5 mg/l 10 mg/l 10 mg/l
9 NH3  0.09 mg/l 0.17 mg/l  0.17 mg/l
10 PO4  1 mg/l 2 mg/l 2 mg/l
11 Cu  - -  -
12 Alkalinit  132 mg/l CaCO3 195 mg/l 174 mg/l CaCO3
as CaCO3 
Pada sistem aquaponik adanya simbiosis mutualisme dimana adanya
pemanfaatan limbah sisa metabolisme yang dimanfaatkan oleh tanaman sebagai
pupuk organik. Pemanfaatan sisa metabolisme oleh tanaman membantu dalam
penguraian limbah perikanan. Dari pengujian kualitas air diatas kualitas air pada
sistem aquaonik lebih baik dibandingkan tanpa sistem aquaponik. Pada sistem
aquaponik terdapat proses filter dalam penguraian limbahnya menggunakan 2
filter yaitu filter fisik dan filter biologi. Sistem aquaponik memilki keunggulan
selain dalam pemanfaatan limbah budidaya yaitu pemanfaatan lahan dan hasil
produksi yang lebih tinggi.

Tabel 9. Sisa ekresi dan metabolisme


Ikan yang digunakan Nila

Jumlah air media pemeliharaan 35 liter

Jumlah ikan 17 ekor

Biomasa ikan 0.5 kg = 500 gram

jenis dan kandungan pakan yang di berikan CPP 781 (pellet apung) terdiri
dari proteim 31-33%, lemak 2-
5%, serat 4-6 %, k. abu 11-13 %,
K. air 11-13 %.
16

Jumlah Pakan Yang di berikan dalam 1 hari 3 % x 500 gram = 15 gr per hari

Jenis buangan yang dihasilkan Sisa metabolism dan sisa pakan

Tabel 10. Aquaponik sistem


Ikan yang digunakan Nila 

Jumlah air media pemeliharaan 70 ekor

Jumlah ikan 32 ekor

Biomasa ikan 1 kg

Jenis dan kandungan pakan yang di berikan CPP 781 (pellet apung) terdiri dari
proteim 31-33%, lemak 2-5%, serat
4-6 %, k. abu 11-13 %, K. air 11-13
%.
Jumlah Pakan Yang di berikan dalam 1 hari 3 % x 1000 gram = 30 gr per hari 

Jenis buangan yang dihasilkan Sisa metabolism dan sisa pakan 

Sistem Aquaponik Yang digunakan  NFT dimana sistem airnya lewat


saha
Jenis Filter yang digunakan  Filter fisik (japmak), filter biologi
(kaldness helix)
Jumlah Filter yang digunakan  Kapasitas 8 liter

Jenis sayuran yang di tanam  Pakcoy

Umur sayuran ketika uji  12 hari

Jenis dan jumlah bakteri yang di gunakan  Nitrossomonas dan nitrobacteria


sebanyak 0.07 gram dalam 70 liter

4.5 Resirkulasi Water Sistem

Tabel 11. Resirkulasi water sistem


Ikan yang digunakan Nila

Jumlah air media pemeliharaan  245 ekor

Jumlah ikan  105 ekor

Biomasa ikan  3.5 kg

jenis dan kandungan pakan yang di  CPP 781 (pellet apung) terdiri dari
berikan proteim 31-33%, lemak 2-5%, serat 4-6
%, k. abu 11-13 %, K. air 11-13 %.
Jumlah Pakan Yang di berikan dalam 1  3 % x 3500 gram = 105 gram
hari
17

Jenis buangan yang dihasilkan Sisa metabolism dan sisa pakan

spesifikasi dan Jenis fiter resirkulasi Filter Canister Sunsun ex 2000 ( terdapat
yang digunakan in untuk masuk air dari bak fiber ke filter
dan out untuk air keluar dari filter ke bak
Susunan dan filter yang digunakan  Terdapat 4 chamber (Dacron, filter net,
kaldness, dan zeolite)
Pada resirkulasi water sistem menggunakan filter canister sunsun ex 2000,
terdapat 4 chamber yang terdiri dari dacron (filter fisik), filter net (filter fisik semi
biologis) keldness (filter biologis), dan zeolite (filter kimia). Filterisasi air ini
masuk kedalam saluran in dan keluar pada saluran out. Kualitas air menggunakan
resirkulasi water sistem lebih baik dibandingkan tanpa resirkulasi water sistem,
dimana pada resirkulasi water sistem pengolah zat zat kimia lebih effektif.
Keunggulan menggunakan sistem resirkulasi air ini dapat memanfaatkan air yang
lebih efesien dan pemanfaatan limbah budidaya perikanan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

11.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah mengetahui pengelolaan lingkungan
budidaya yang baik dan berkelanjutan. Dalam pengelolaan lingkungan budidaya
yang baik dan berkanjutan terdapat management hatchery dan instalasi
pengolahan air limbah, pengelolaan kawasan budidaya dan kawasan ramah
lingkungan terintegrasi dengan minpadi sistem,dan pengelolaan budidaya berbasis
ramah lingkungan dengan sistem aquaponik dan resirkulasi water sistem.
11.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah perlu dilakukan pengelolaan lingkungan
budidaya secara langsung dengan turun langsung kelapangan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ali. 2017. Peran Intensifikasi Mina Padi dalam Menambah Pendapatan
Petani Pada Sawah Digampong Gegarang Kecamatan Jagong Jeget
Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal S. Pertanian.

Aliah, R. S. 2012. Keragaan Model Budidaya Perikanan terintegrasi Multi tropic


di Pantai Utara Karawang, Jawa Barat. Jurnal Tek. Ling. Vol. 13, No. 1.
12 hlm.

Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNI). 2015. Cara Budidaya Ikan yang
Baik (CBIB) Bagian 4: Ikan Air Tawar. SNI 8224:4:2015. 14 hlm.

Bapenas Direktorat Kelautan dan Perikanan. 2014. Kajian Strategi Pengelolaan


Perikanan Berkelanjutan. Kementrian PPN / Bappenas.

Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Pond for Aquaculture. Albama Agricultural


Experiment Station Aubun University. Birmingham Publishing Co.
Alabama. P 75-88.

Diver, S. 2006. Aquaponic Integration Hydroponic with Aquaculture. National


Center of Appropriate Technology. Departement of Agriculture’s Rural
Busness Cooperative Service. 28 hlm.

Dr. Supono. 2015. Manajemen Linkungan untuk Akuakultur. Plantaxia.


Yogyakarta. 125 hlm.

Hepher, B. J. 1990. Nutrition of Pond Fishes. Cambridge University Press.


Cambridge. 388 hlm.

Rakocy, J. E., Masser M. P., & Losordo T. M. 2006. Recirculating Aquaculture


Tank Production System : Aquaponics Integrating Fish and Plant Culture.
Southern Regional Aquaculture Center, United Sates Departement of
Agriculture, Cooperative State Research, Education, and Extension
Service.

Syukur, Abdul., Khairudin., dan M. Yamin. 2016. Penerapan Teknologi


Budidaya Ramah Lingkungan Skala Nelayan Kecil di Desa Ketapang
Raya Lombok Timur. Laporan Akhir Program Pengabdian Pada
Masyarakat. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Mataram. Vol. 1 No. 1. 11 hlm

19

Anda mungkin juga menyukai