Bagaimana Aspek Demografi dari sistem perikanan, seperti partisipasi berdasarkan
usia, pendidikan, dan jender bisa memberi pengaruh terhadap pembangunan perikanan? jelaskan dan berikan contohnya.
Pembangunan pada hakekatnya memliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kesejahteraan didefinisikan sebagai kualitas hidup yang terdiri dari berbagai aspek, baik ekonomi, sosial, maupun psikologisnya. Kualitas hidup dengan banyaknya pilihan. Semakin banyak kebebasan untuk menentukan pilihan, maka kualitas kehidupan semakin tinggi. Banyaknya kebebasan dalam menentukan pilihan ditentukan oleh kepemilikan dan akses terhadap sumberdaya yang dimiliki, baik sumberdaya manusia, finansial, materi, maupun sumberdaya alam. Produktivitas usaha sangat penting dalam meningkatkan pendapatan usaha yang nantinya untuk kesejahteraan. Produktivitas usaha penangkapan ikan dipengaruhi oleh input dan output dari usaha penangkapan ikan. Input dari usaha penangkapan ikan meliputi modal, tenaga kerja dan teknologi sedangkan output usaha penangkapan ikan meliputi hasil produksi ikan. Selain itu juga produktivitas usaha penangkapan ikan tidak lepas dari faktor-faktor sosial demografi dan modal sosial yang ada disekitarnya (Ramalia, 2011).
Gambar 1. Full model kesejahteraan rumah tangga nelayan di Kabupaten Tabanan
(Putra et al. 2017) Berdasarkan hasil penelitian Putra et al. (2017) dalam variabel sosial demografi (X2) nilai loading tertinggi dimiliki oleh umur (X12) sebesar 0,942. Artinya faktor umur menjadi faktor dominan yang mempengaruhi variasi dari variabel sosial demografi (X2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur responden menjadi faktor dominan yang mempengaruhi percepatan kesejahteraan. Semakin produktif seseorang semakin secara tidak langsung pengalaman yang dimilikinya semakin banyak, disamping itu juga semakin banyaknya jumlah tanggungan juga ikut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan. Dengan banyaknya jumlah tanggungan akan memberikan motiviasi kepada nelayan untuk bekerja lebih giat, sedangkan pengalaman kerja dalam usia produktif dapat memberikan peluang yang besar untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak, disebabkan karena usaha nelayan tidak menggunakan pedoman untuk mengetahui lokasi-lokasi penangkapan ikan, tetapi hanya mengandalkan pengalaman kerja dilaut. Penelitian ini juga juga diperkuat degan hasil penelitian Steve Budianto (2010) yang menyatakan bahwa umur yang produktif berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan. Usia : usia disini sangat berpengaruh, karena semakin banyak usia yang produktif bekerja dalam bidang perikanan maka akan semakin besar impact yang didapatkan, dengan begitu, pembangunan perikanan akan semakin cepat. Contohnya ketika nelayan yang mempunyai usia produktif maka tenaga yang dikeluarkan semakin besar, melautpun bisa dalam waktu yang cukup lama sehingga ikan yang akan didapatkan akan semakin banyak, sehingga pemasukan bagi negara semakin besar. akan tetapi apabila nelayan sudah tidak produktif masih melakukan penangkapan maka hasilnya akan berbanding terbalik dengan nelayan yang usianya produktif karena melihat situasi kondisi teknologi yang digunakan para nelayan kecil. Pendidikan : dalam konteks ini pendidikan sangat penting, karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga kesadaran orang tersebut akan sesuatu hal, sehingga mampu menjalankan semua regulasi yang ditetapkan anpa adanya pelanggaran dengan begitu akan membuat pembangunan perikanan semakin lebih cepat. Dari hal tersebut maka, pengaruh pendidikan ini sangat vital dalam pembangunan perikanan berkelanjutan. Misalnya nelayan lulusan sekolah tinggi akan lebih besar memberikan impact kepada bidang perikanan di banding lulusan sekolah dasar. Gender : gender juga akan mempercepat pembangunan perikanan, karena perikanan bukan hanya aspek produksi atau penangkapan saja didalam perikanan juga dibutuhkan aspek pengolahan atau aspek pra produksi agar meningkatkan daya jual sehingga akan semakin sejahtera nelayan kita, maka dari itu, dengan hadirnya perempuan dalam bidang perikanan dapat membantu meningkatkan daya jual serta pemasaran hasil produksi sehingga waktu yang diperlukan semakin sedikit untuk menjual hasil tangkapan yang mempunyai nilai jual tinggi contoh perempuan bisa sebagai pengolah hasil tangkapan dan laki-laki menjadi nelayan untuk menangkap ikan di laut. Maka dari itu, ketiga aspek demografi tersebut sangat penting untuk menunjang pembangunan perikanan yang lebih cepat dan efisien sehingga hal tersebut memberikan dampak positif terhadap negara ini. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan bahwa perspektif theory planned behavior dapat digunakan untuk melihat niat untuk berperilaku dan perilaku nelayan artisanal di pantai Utara Provinsi Jawa Barat, meskipun dimungkinkan adanya perilaku yang dilakukan tanpa melalui niat untuk berperilaku. Faktor- faktor karakteristik demografi berpengaruh secara langsung pada sikap, tingkat kepatuhan dan kompetensi nelayan dalam kegiatan perikanan tangkap. Faktor sikap, tingkat kepatuhan dan kompetensi berpengaruh secara langsung pada niat untuk berperilaku nelayan dalam kegiatan perikanan tangkap. Faktor niat untuk berperilaku berpengaruh secara langsung pada perilaku nelayan dalam kegiatan perikanan tangkap. Apabila hal tersebut tidak di barengi dari segi aspek demografi maka akan lain ceritanya (Prihandoko 2011)
Budianto. S. 2004. Analisis Tentang Pendapatan Masyarakat Nelayan Di Kelurahan Untia
Biringkanaya Kota Makassar. Jurnal, Makasar: Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Putra, I. M. G., N. D, Setiawina dan I. G. W. M, Yasa. 2017. Analisis Pegaruh Faktor Produksi, Sosial Demografi, Dan Modal Sosial Terhadap Produktivitas Dan Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Di Kabupaten Tabanan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 6 (5) : 1849-1876. Prihandoko. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Nelayan Artisanal dalam Pemanfaatan sumberdaya Perikanan di Pantai Utara provinsi Jawa Barat. Sosial Humaniora. 117-126. Ramalia. 2011. Efisiensi dan Efektivitas Penggunaan Faktor Produksi untuk Meningkatkan Produktivitas. Jurnal Agribisnis Pengelolaan Sumber, 5 (1). Universitas Sumatera Utara.