Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Pemijahan Ikan Lele Mutiara


Pemijahan ikan lele mutiara terlebih dahulu mempersiapkan bak fiber yang telah
dibersihkan dengan cara menyikat kotoran yang menempel pada dinding dan dasar bak. Setelah
bak dibersihkan kemudian dilakukan pengeringan bak. Selanjutnya dilakukan pengisian air
dengan ketinggian 30 cm dari dasar bak. Hal ini sesuai dengan pendapat Adrizal (2002) bahwa
sebelum bak budidaya digunakan, bak dicuci bersih agar kotoran-kotoran dan lumut yang
menempel terlepas dan dasar bak menjadi bersih sehingga benih lele terhindar dari serangan
penyakit. Kemudian bak diisi dengan air bersih setinggi 30-40 cm (Warisno dan Dahana, 2009).
Pemasangan kakaban yang telah dibersihkan dan dikeringkan, diletakan setelah seleksi induk dan
pemberian hormon pada induk.

4.2. Seleksi Induk


Tujuan seleksi induk adalah untuk mengetahui kematangan gonad. Induk yang diseleksi
harus benar-benar unggul. Hal ini sesuai pendapat Darseno (2008) bahwa kriterianya antara lain
induk harus sehat atau tidak cacat, pertumbuhan baik, umur minimum satu tahun dan bobot
minimum per ekor sekitar 1kg. Ciri-ciri induk lele betina yang matang gonad adalah
pergerakan lambat, perut membesar dan terasa lembek, warna tubuh gelap. Sedangkan untuk
induk lele jantan adalah pergerakan lincah, perut ramping, warna tubuh mengkilat (Bramasta,
2009).
Selanjutnya seleksi induk secara kuantitatif dengan cara penimbangan dan pengukuran
induk betina dan jantan ikan lele mutiara. Hasil pengukuran panjang dan bobot dapat dilihat di
Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Ikan Lele Mutiara


Pengukuran ♂ MT_G2 (1) ♀ MT_G2 (1) ♂ MT_G2 (2) ♀ MT_G2 (2)
Bobot (Kg) 0,7 1,27 1,265 1,265
Panjang (cm) 47 54 57 58
Dosis Ovaprim (ml) 0,3 0,6 0,5 0,6
Dosis Chorulon (ml) 0,2 0,3 0,4 0,3
Keterangan : MT : Ikan Lele Mutiara
♂ : Jantan
♀ : Betina
G2 : Generasi Kedua

Induk betina MT_G2 (1) memiliki berat 1,27 kg dengan panjang 54 cm dan induk betina
MT_G2 (2) memiliki berat 1,265 kg dan panjang 58 cm. Sedangkan induk jantan MT_G2 (1)
memiliki berat 0,7 kg dengan panjang 47 cm dan induk jantan MT_G2 (2) memiliki berat 1,265
kg dan panjang 57 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunarma (2004) bahwa persyaratan
reproduksi ikan lele antara lain umur minimal 1 tahun, berat 0,7-1 kg dan panjang 25-30 cm
(betina) sedangkan umur minimal 1 tahun, berat 0,5-0,75 kg dan panjang 30-35 cm (jantan).

4.3. Penyuntikan Hormon


Penyuntikan Hormon dalam pemijahan buatan ikan lele mutiara menggunakan dua jenis
hormone yaitu hormone ovaprim dan hormone chrolun. Dosis yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel.1
Tabel 1. Hasil Pengukuran Ikan Lele Mutiara
Pengukuran ♂ MT_G2 (1) ♀ MT_G2 (1) ♂ MT_G2 (2) ♀ MT_G2 (2)
Bobot (Kg) 0,7 1,27 1,265 1,265
Panjang (cm) 47 54 57 58
Dosis Ovaprim (mL) 0,3 0,6 0,5 0,6
Dosis Chorulon (mL) 0,2 0,3 0,4 0,3
Keterangan : MT : Ikan Lele Mutiara
♂ : Jantan
♀ : Betina
G2 : Generasi Kedua

Hormon ovaprim dengan dosis 0,3 mL (induk jantan MT_G2 (1)), 0,6 mL (induk betiba
MT_G2 (1)), 0,5 mL (induk jantan MT_G2 (2)), dan 0,6 mL (induk betina MT_G2 (2)) . Hormon
chorulon dengan dosis 0,2 mL (induk jantan MT_G2 (1)), 0,3 mL (induk betiba MT_G2 (1)), 0,4
mL (induk jantan MT_G2 (2)), dan 0,3 mL (induk betina MT_G2 (2)) . Ovaprim yaitu proses
pematangan gonad di mana sGnRH analog dan antidopamin yang terkandung dalam ovaprim
berperan merangsang hipofisa untuk melepas gonadotropin, pada kondisi alamiah sekresi
gonadotropin dihambat oleh dopamin, bila dopamin di halang dengan antagonisya maka
peranan dopamin akan berhenti sehingga sekresi gonadotropin akan meningkat (Azlia, 2010).
Hormon chorulon merupakan hormon yang terdapat dalam urin dan darah wanita hamil yang
dihasilkan oleh plasenta yang data merangsang proses ovulasi dan pemijahan ikan (Satyani et al.
2007).
Penyuntikan hormon ovaprim sintetik berada di sebelah kiri sirip punggung pada ikan dan
hormon chorulon berada di sebelah kanan sirip punggung pada ikan. Penyuntikan hormon
sintetik terletak pada otot sirip punggung ikan dengan kemiringan 450. Teknik penyuntikan
yang dilakukan sesuai dengan pendapat Khairuman dan Amri (2009), bahwa penyuntikan
dilakukan pada punggung induk ikan ( secara intramuscular) dengan kemiringan 45o ke arah
kepala. Yang terpenting adalah bahwa jumlah hormon yang diinjeksikan mencapai gonad,
melalui aliran darah, untuk memacu proses ovulasi (Harvey dan Carolsfeld, 1993).

4.4 Pemijahan
Setelah dilakukan penyuntikan, induk betina dan jantan dimasukkan dalam bak fiber
untuk dilakukan proses pemijahan. Proses pemijahan dengan sex ratio (1:1) menurut Sunarma
(2004), pemijahan ikan lele dumbo dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: pemijahan alami
(natural spawning), pemijahan semi alami (induced spawning), dan pemijahan buatan (induced
breeding). Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan
penyuntikan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara buatan. Pada pemijahan buatan,
induk betina dan jantan yang digunakan adalah dengan perbandingan 1 : 1 (telur dari 1 kg induk
betina dapat dibuahi dengan sperma dari jantan 1 kg).

Daftar Pustaka:
Adrizal, O. 2002. Aplikasi Program Linear untuk Menganalisis Pemanfaatan Salvina monela.
Erlangga. Jakarta.

Azila, D, R, A. 2010. Pengaruh Penyuntikan Dosis Ovaprim Terhadap Ovulasi dan


Penetasan Telur Ikan Pantau (Rasbora aurotaenia). Skripsi Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 32 hlm.

Darseno. 2008. Meraup Untung Dari Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.

Harvey, B. dan J. Carolsfeld. 1993. Induced breeding in tropical fish culture. Ottawa, Canada,
IDCR. 144 p.

Hermawan, I. 2008. Cara Budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Kanisius.
Yogyakarta.

Khairuman dan Amri. 2009. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Agro Media Pustaka.
Jakarta.
Satyani, D., Subandiyah, I dan Insan, I. A 2007. Pengggunaan Dua Jenis Hormon Gonadotropin
untuk Merangsang Pemijahan Ikan Balashark (Balanteocheilus melanopetrus) Lokal Riset
Ikan Hias Air Tawar. Jakarta. 45 hlm.

Sunarma, A. 2004. Peningkatan Produktifitas Usaha Lele Sangkuriang (Clarias sp.).


Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Balai
Budidaya Air Tawar Sukabumi. Sukabumi. Hal.1-6.

Warisno dan K. Dahana. 2009. Meraup Untung Dari Berternak Lele Sangkuriang. PT.
Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai