Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ACARA VI

EFEK HORMONAL PADA OVULASI DAN PEMIJAHAN

Oleh:
Nama : Ganjar Putra Among Praja
NIM : B0A021006
Rombongan : I (Satu)
Kelompok :2
Asisten : Sayla Nada Rahma

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI ORGANISME AKUATIK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III BUDIDAYA IKAN
PURWOKERTO

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemijahan adalah sebuah kegiatan guna menambah jumlah dari jenis


ikan tersebut. Pemijahan dapat dilakukan secara alami oleh ikan itu sendiri
maupun secara buatan oleh pala petani ikan atau pembudidaya. Hipofisasi
merupakan salah satu teknik pemijahan yang cukup umum dilakukan.
Pengertian dari hipofisasi adalah, hipofisasi merupakan metode pembiakan
ikan secara buatan dengan cara menyuntikkan suspensi kelenjar hipofisa
kepada ikan yang akan dibiakan (Yuli, et al, 2021). Teknik hipofisis adalah
sebuah teknik yang dilakukan guna memacu pematangan gonad pada ikan
donor sehingga proses pemijahan dapat terjadi lebih cepat. Penggunaa
kelenjar hipofisa dalam teknik hipofisis adalah dikarenakan dalam kelenjar
hipofisa mengandung gonadotropin semacam LH (“LH-like gonadoropin”),
yang mana hormo ini akan merangsang ovarium untuk mempercepat ovilasi
sehingga mempercepat terjadinya pemijahan atau ovulasi pada ikan.
Manfaat Dari teknik ini adalah hormo yang akan disuntikan dapat disimpan
dalam waktu yang cukup lama, baha serta peralata yang digunakan mudah
utuk didapatkan, penentuan dosis penyuntikan yang relatif mudah.
Kelenjar hipofisa ikan terletak terletak di bawah otak sebelah depan.
Pada teknik hipofisasi penggunaankelenjar hipofisa dalam teknik ini adalah
karena kelenjar hipofisa menggandung gonadotropin semacam LH yang
berfungsi untuk merangsang ovulasi. Sebagai tanggapan, hipotalamus
melepaskan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). GnRH akan
merangsang hipofisis untuk melepaskan hormon gonadotropin (GtH-I dan
GtH-II). Selama pemijahan hormon gonadotropin terutama GtH-II
meningkatkan pematangan akhir oosit serta ovulasi. Pada dasarnya, upaya
ini dilakukan untuk menambah konsentrasi hormon gonadoropindalam
darah sehingga mampu menginduksi perkembangan telur dan pemijahan
(Willem, 2020).
Pembenihan ikan secara butan (induce breeding) merupakan teknik
pemijahan ikan ikan yang terjadi dengan memberikan ransangan hormon
guna mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya dilakukan
secara buatan yaitu dengan teknik stripping/pengrutan (Handian, et al,
2017). Dalam pemijahan buatan selain teknik hipofisasi ada juga teknik
penyuntukan hormon HCG (Human Chorionic Gonadropin). Sama halnya
dengan teknik hipofisasi yang menghasilkan LH, dalam proses ini hromon
HCG juga berperan untuk memcu terjadinya maturasi gonad dan juga
ovulasi pada ikan. Hormon HCG adalah hormon yang mampu
mengoptimalkan pemijahan pada ikan. Pembiakan secara buatan yang lain
adalah dengan melakukan pengrutan terhadap ikan yang sudah matang
gonad.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah merangsang ikan untuk ovulasi
dan memijah dengan induksi kelenjar hipofisis.
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Bahan yang digunakan pada praktikum kai ini adalah ikan mas
(Cyprinus carpio), Ikan Nilem (Osteochilus vittatus), Akuabidest.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Gelas
Arloji, Pisau, Steroform, Sentrifuge, Tube, Spuit Injeksi, Spatula, Akuarium,
Pinset, Aerator, Timbangan Mekanik.

B. Cara Kerja

1. Ikan donor disiapkan.


2. Kepala ikan dipotong tepat dibelakang operculum.
3. Bagian kepala ikan dipotong sejajar dengan mata.
4. Kelenjar hipofisis diambil menggunakan pinset.
5. Tambahkan aquabidest dan gerus hingga lumat.
6. Masukan kedalam tube.
7. Sentifugasi.
8. Ekstrak klenjar hipofisis lalu disuntikan ke tubuh ikan resipien.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Rasio (M:F) Memijah Tidak Memijah

1:4  -

1:3 - 

1:2 - 

Tabel 3.1 Hasil efek hormonal pada ovulasi dan pemijahan ikan
dengan perlakuan rasio masa tubuh

Dosis (ml/kg) Memijah Tidak Memijah

0.2  -

0.3  -

0.4  -

0.5 - 

Tabel 3.2 Hasil efek hormonal pada ovulasi dan pemijahan ikan
dengan perlakuan dosis

B. Pembahasan

Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan perlaku sesuai


dosis didapatkan hasil bahwa semakin kecil dosis yang diberikan maka akan
semakin optimal dalam melakukan pemijahan. Berdasarkan dari hasil
praktikum didapatkan bahwa pemberian dosis sebesar 0.2 ml/kg terjadi
proses pembuahan. Pada pemberian dosis 0.3 ml/kg terjadi proses
pembuahan. Pada pemberian dosis 0.4 ml/kg terjadi proses pemijahan.
Sedangkan pada pemberian dosis sebesar 0.5 ml/kg tidak terjadi pemijahan.
Berdasarkan dari data yang diperoleh semakin kecil dosis yang diberikan,
kemungkinan terjadinya pemijahan lebih besar. Namun, menurut siegers
(2021) semakin tiggi pemberian dosis maka tigkat pembuahan semakin
meningkat (Siegers, et al, 2021).
Berdasarkan dari keberhasilan pemijahan berdasarkan dengan
perbandingan indukan jantan dan betina mendapatkan hasail, pada
akuarium I diletakan ikan dengan perbandingan 1 induk jantan dan 4 induk
betina mendapatkan hasil terjadi pemijahan. Akuarium dengan
perbandingan 1 jantan dan 3 betina tidak terjadi proses pemijahan.
Akuarium dengan perbandingan 1 ikan jantan dan 2 ikan betina tidak terjadi
proses pemijahan. Berdasarkan dari hasil yang diperoleh dapat dilihat
bahwa semakin banyak induk betina yang dimasukan maka akan semakin
besar pula proses pemijahan akan terjadi. Kriteria ikan yang siap dipijah
adalah memiliki berat >300 gram untuk induk beina serta >500 gram untuk
induk jantan (Yuli, et al, 2021).
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang telah dilakukan maka,
pengamatan berdasarkan dosis mengalami ketidak sesuaian dengan
pernyataan dari siegers (2021) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
dosis yang diberikan maka akan semakin cepat besar akan terjadinya proses
pemiahan. Namun, pada kenyataannya atau berdasarkan dari data
pengamatan semakin kecil dosis yang diberikan malah terjadi proses
pemijahan.
VI. KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah praktikan mampu melakukan


proses hipofisasi dengan baik dan benar. Proses hipofisasi adalah proses
penyuntikan atau memberikan larutan hipofisa guna merangsang pematangan ovum
yanga kan digunkan untuk proses pemijahan. Proses hipofisasi adalah salah satu
teknik pemijahan buatan yang paling umum dan paling mudah untuk dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Y., Zidni, I., Lili, W., & Subhan, U. (2021). PEMBENIHAN
MENGGUNAKAN TEKNIK HIPOFISASI SEBAGAI UPAYA
PENGEMBANGBIAKAN IKAN TAGIH (Mystus nemurus
CV). Media Kontak Tani Ternak, 3(2), 42-48.

Willem H, S. (2020). PENGARUH EKSTRAK KELENJAR HIPOFISA IKAN


MAS TERHADAP PEMIJAHAN IKAN LELE SANGKURIANG
(Clarias gariepinus var. sangkuriang) SECARA SEMI
BUATAN. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Yapis
Papua.

Putra, H. F. E., Rahardjo, S. S. P., & Permana, A. (2017). Pemijahan Ikan Hias
Botia (Chromobotia macracanthus Bleeker) Secara Buatan dengan
Injeksi Hormon HCG (Human Chorionic Gonadothropin) dan LHRH-A
(Luteinizing Hormone Releasing Hormone Analog). Journal of
Aquaculture and Fish Health, 6(3), 101-106.

Siegers, W. H., Saleh, S. M., & Ayomi, U. (2021). PENGARUH DOSIS EKSTRAK
KELENJAR HIPOFISA IKAN MAS TERHADAP PEMIJAHAN IKAN LELE
SANGKURIANG (Clarias gariepinus var. sangkuriang) SECARA SEMI
BUATAN. Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan, 2(4), 255-263.

Anda mungkin juga menyukai