Anda di halaman 1dari 9

LAJU DIGESTI PADA IKAN

Nama : Muhamad Arya Maulana


NIM : B0A021019
Rombongan :I
Kelompok :4
Asisten : Ahmad Amanullah

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI ORGANISME AKUATIK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Digesti adalah perombakan makanan dari molekul yang kompleks yang


dirombak menjadi molekul yang sederhana, dalam bentuk-bentuk seperti
glukosa, asam lemak, dan gliserol serta nutrisi-nutrisi lain yang ada dan
bermanfaat bagi tubuh ikan. Kecepatan pemecahan makanan dari tubuh ikan dari
molekul besar menjadi molekul yang kecil yang akan diabsorpsi oleh tubuh ikan
prosesnya disebut laju digesti. Sedangkan zat-zat yang dibutuhkan dan yang
akan diabsorpsi ikan melaui darah juga akan diedarkan keseluruh tubuh untuk
keperluan metabolisme (Murtidjo, 2001).
Makanan diperlukan untuk menghasilkan energi sebagai bahan pembentuk
tubuh, metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan
bagian-bagian tubuh, penambah cairan tubuh, mengganti sel-sel tubuh yang
rusak dan membantu proses faal lain yang berlangsung di dalam tubuh. Faktor
yang mempengaruhi jumlah makanan yang dimakan oleh ikan yaitu ukuran ikan,
suhu, kualitas air, frekuensi pemberian makanan, jumlah makanan yang
diberikan dan aroma makanan tersebut (Mulyadi et al., 2016). Pemanfaatan
pakan oleh ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan dari segi kandungan
nutrisi atau tingkat kecernaan pakan itu sendiri (Mardhiana et al., 2017).
Pakan berkualitas selain berperan sebagai sumber energi utama juga
diharapkan mampu meningkatkan daya cerna ikan sehingga pertumbuhan
menjadi optimum. Kandungan nutrisi terpenting dalam pakan salah satunya yaitu
protein, dimana protein merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ikan.
Sejumlah makanan yang dimakan oleh ikan hanya 10% saja yang digunakan
untuk tumbuh atau menambah berat, selebihnya digunakan untuk tenaga atau
memang tidak dapat dicerna (Reiber, 1993). Kinerja pertumbuhan dan
pemanfaatan nutrisi ikan ditentukan oleh komposisi kotor bahan pakan,
pemrosesan dan penyimpanan produk pakan (Oluyinka, 2015). Praktikum kali ini
menggunakan ikan lele karena lele memiliki lambung dan lambung merupakan
proses awal laju digesti dimulai.
B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah :


1. Untuk mengetahui bentuk lambung yang kosong dan berisi pakan.
2. Mengisolasi lambung ikan.
3. Menghitung laju pengosongan lambung.
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan lele (Clarias
gariepinus), dan pakan ikan (berbentuk pelet).
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah seperangkat alat bedah,
akuarium, timbangan analitik, termometer, dan aerator.

B. Cara Kerja

1. Ikan lele yang berada di akuarium diberi pakan sebanyak 2,5% dari bobot
tubuhnya.
2. Ikan lele dibiarkan selama 15 menit.
3. Setelah 15 menit, satu ikan lele diambil menggunakan saringan ikan.
4. Ikan lele diletakkan di atas baki lalu dimatikan dengan cara mematahkan
bagian antara caput dan truncus.
5. Lambung ikan lele diisolasi lalu ditimbang beratnya. Nilai bobot lambung
yang diperoleh dinyatakan sebagai bobot lambung pada menit ke 0.
6. Langkah 3-5 dilakukan kembali untuk waktu pengambilan menit ke 30 dan
60.
7. Data hasil pengamatan diplotkan dalam bentuk grafik hubungan antara lama
pengamatan persentase bobot lambung dengan rumus Bx = 100%.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Laju Digesti pada Ikan Lele (Clarias gariepinus)
X(0’) Y(30’) Z(60’)
Kelompok
Bx (gr) Bx (%) By (gr) By (%) Bz (gr) Bz (%)
1 1,45 1,21 1,92 1,30 2,23 1,57
2 1,93 1,45 2,05 1,32 1,95 1,5
3 1,58 1,12 2,21 1,42 1,59 1,15

Data Perhitungan Kelompok 3


Bx (%) = Bx x 100%
Bxt
= 1,58 x 100 % = 1,12 %
141
By (%) = By x 100 %
Byt
= 2,21 x 100 % = 1,42 %
155
Bz (%) = Bz x 100 %
Bzt
= 1,59 x 100 % = 1,15 %
138
Keterangan:
Bx : Bobot lambung ikan pada waktu 0 menit (gr)
Bxt : Bobot total ikan pada waktu 0 menit (gr)
By : Bobot lambung ikan pada waktu 30 menit (gr)
Byt : Bobot total ikan pada waktu 30 menit (gr)
Bz : Bobot lambung ikan pada waktu 60 menit (gr)
Bzt : Bobot total ikan pada waktu 60 menit (gr)
1,8
1,6

Bobot Lambung (%)


1,4
1,2
1
1
0,8
2
0,6
0,4 3
0,2
0
0' 30' 60'
Waktu pengamatan

Grafik 3.1 Hubungan Bobot Lambung dengan Waktu Pengamatan


B. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan kelompok


kami didapatkan hasil bahwa, persentase berat lambung pada waktu 0 menit, 30
menit, dan 60 menit setelah pemberian pakan sebesar 1,12 %, 1,42 % dan 1,15 %.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan oleh kelompok lain dirombongan
kami juga didapatkan hasil yang serupa dengan kelompok kami yaitu persentase
berat lambung tiap waktu yang berbeda mengalami kenaikan. Hasil tersebut tidak
sesuai dengan pendapat Fujaya (2002), makanan yang tersimpan dalam lambung
semakin lama akan semakin berkurang dan mengakibatkan bobot lambung akan
menjadi lebih ringan.
Alasan kenapa bisa terjadi kenaikan persentase berat lambung tiap waktu
yang berbeda menurut Zidni pada tahun 2018. Jika pakan ikan yang dicerna
berasal dari bahan nabati, maka laju pengosongan ikan akan tergantung pada
seberapa besar ikan tersebut memakan pakan yang berasal dari tumbuh tumbuhan
sebab pada makanan tersebut mengandung selulosa sehingga ikan akan susah
untuk mencerna sedangkan pada pakan ikan yang berasal dari hewani proses
pencernaannya akan mudah. Kenaikan presentase nilai laju digesti dikarenakan
jumlah pakan yang diberikan mendekati kapasitas tampung lambung ikan
sehingga pakan yang diberikan dapat dikonsumsi dan dicerna dengan sempurna
oleh ikan. Laju digesti pada umumnya berkolerasi dengan laju metabolisme ikan.
Semakin lama waktu, maka isi lambung akan semakin berkurang sehingga bobot
tubuh ikan berkurang. Laju pengosongan lambung dipengaruhi juga oleh pakan
yang dikonsumsi oleh ikan ( Zidni et al., 2018).
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:


1. Lambung ikan antara yang kosong dan terisi pakan memiliki perbedaan bobot
dan ukuran. Lambung yang terisi pakan akan berukuran semakin besar dan
memiliki bobot yang semakin tinggi.
2. Proses pengisolasian lambung ikan yaitu dimulai dari pemberian pakan,
kemudian ditunggu kurang lebih 15-20 menit atau sampai pakan dikonsumsi.
Setelah itu, menentukan waktu pengambilan ikan sebagai parameter pembeda
(0 menit, 30 menit, dan 60 menit). Setelah diambil, ikan kemudian dibedah
untuk diambil dan diukur bobot lambungnya.
3. Hasil dari kelompok 3 bahwa pada menit ke 0, persentase bobot lambung
sebesar 1,12 %, pada menit ke 30, persentase bobot lambung adalah 1,42%,
serta pada menit ke 60, persentase bobot lambung adalah 1,15%.
DAFTAR PUSTAKA

Fujaya, Y., 2002. Fisiologi Ikan. Makasar: Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional.
Mardhiana, A., Buwono, I. D. & Andriani, Y., 2017. Suplementasi Probiotik
Komersil pada Pakan Buatan untuk Induksi Pertumbuhan Ikan Lele
Sangkuriang (Clarias gariepinus). Jurnal Perikanan Kelautan, 8(2), pp. 133-
139.
Mulyadi, Usman, & Suryani. 2016. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelulusan Hidup Benih Ikan Silais
(Ompok hypophthalmus) Berkala Perikanan Terubuk, 38(2), pp. 21-40.
Murtidjo, A. B., 2001. Pedoman Meramu Ikan.Yogyakarta : Kanisius.

Oluyinka, A. A., Funmilola, A. and Richards, F. O., 2015. Nutrient utilization and
growth of Clarias gariepinus fed four different commercial feeds.
International Journal of Fisheries and Aquaculture, 7(7), pp.107-110.
Reiber, C & G. F. Birchard., 1993. Effect of Temperature on Metebolism and
Hemolymph pH in the Crab Stoliczia abotii. J. Therm, Biol, 18(1), pp.45-92.
Zidni, I. et al., 2018. Laju Pengosongan Lambung Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan
Ikan Nila (Oreochoromis niloticus).Jurnal Perikanan Kelautan, 9(2).

Anda mungkin juga menyukai