Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Unggas adalah jenis-jenis ayam yang dipelihara atau dibudidayakan untuk tujuan
penghasil pangan sumber protein hewani bagi masyarakat dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi bagi manusia yang memeliharanya. Beberapa jenis unggas
memberikan keuntungan bagi peternak antara lain adalah ayam, itik, puyuh.
Unggas merupakan spesies burung yang dapat memberikan keuntungan bagi
manusia yang memeliharanya.

Pakan adalah salah satu komponen Pengetahuan tentang sistem pencernaan ini
diperlukan untuk dapat memahami berbagai proses yang mungkin terjadi dalam
Konversi pakan menjadi produksi telur atau daging pada unggas. Efesiensi
konversi pakan untuk produksi telur atau daging tergantung pada Efesiensi
proses-proses pencernaan dan absorbsinya. Sistem pencernaan pada unggas
berkembang sangat sederhana namun dengan efektivitas tinggi. Hal ini sangat
penting terkait dengan kemampuan terbang tetap ringan. Secara Anatomis, organ
pencernaan pada bangsa unggas sama seperti dengan yang dimiliki mamalia,
dengan kekecualian bahwa bangsa unggas memiliki Gizzard (ampela)dan Crop
(tembolok).

Keberhasilan dalam beternak ayam broiler juga dipengaruhi dengan imbuhan


pakan yang digunakan dalam pakan ayam. Imbuhan pakan adalah pakan
tambahan yang berasal dari zat non gizi. Imbuhan pakan yang ditambahkan pada
umumnya menggunakan antibiotik. Fungsi imbuhan pakan adalah untuk
menambah vitamin-vitamin, mineral, dan antibiotik dalam ransum, menjaga dan
mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan pengaruh
stres, merangsang pertumbuhan badan (pertumbuhan daging menjadi baik)
dan menambah nafsu makan, meningkatkan nafsu meningkatkan produsi
daging maupun telur.
b. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum pada kali ini yaitu:


II. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Praktikum

Pada praktikum kali ini didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Persentase berat hati, jantung, dan gizard


Perlakuan Hati (%) Jantung (%) Gizard (%)

P0 2,65 0,68 2.37

P1 2,70 0,64 2,43

P2 2,38 0,73 2,42

Tabel 2. Persentase berat usus halus, ginjal, dan pankreas


Perlakuan Usus halus (%) Ginjal (%) Pankreas (%)

P0 3,46 0,53 0,40

P1 3,51 0,64 0,46

P2 3,75 0,78 0,46

Keterangan :
P0 = air minum tanpa aditif (kontrol).
P1 = air minum + 2,5% nanoenkapsulasi bioaktif minyak buah merah.
P2 = air minum + 5% nanoenkapsulasi bioaktif minyak buah merah.
b. Pembahasan

1. Hati

Pada hasil yang telah didapatkan bahwa pada perlakuan menunjukkan bahwa pemberian
terbaik pada perlakuan P2 yaitu penambahan 15% nanoenkapsulasi bioaktif minyak buah
merah. Menurut Siregar (2011) bobot normal hati berkisar 1,70%-
2,80% dari bobot potong. Berat hati masih dalam kisaran normal dikarenakan
pemberian fitobiotik ini dapat membantu kerja hati sehingga tidak
menambah kerja hati lebih berat sehingga beratnya masih dalam kisaran normal.

Hasil pada pemberian nanoenkapsulasi dalam pakan broiler menunjukkan bahwa zat
tambahan yang diberikan tidak memiliki kandungan racun yang tinggi, sehingga ukuran
hati masih tergolong normal. Menurut Basya dan Muhammad (2004) bahwa di dalam
hati, senyawa beracun akan mengalami proses detoksifikasi, senyawa beracun yang
berlebihan tidak dapat didetoksifikasi seluruhnya, hal inilah yang mengakibatkan hati
dapat mengalami kerusakan dan pembengkakan.

2. Jantung

Ukuran jantung setelah pemberian nanoenkapsulasi buah merah tidak mengalami


penambahan yang signifikan, sehingga menandakan pakan yang telah di berikan
memiliki kandungan racun yang rendah, sehingga tidak terjadinya kontraksi terus
menerus yang meyebabkan pembengkakan. Menurut (Aqsah, 2016) berat normal
jantung berkisar 0,5%-1,42% dari bobot potong. Resang dalam Yasir Gunawan (2011)
mengatakan bahwa jika dalam darah ada mengandung racun dan antinutrisi maka
akanmengakibatkan kontraksi pada jantung yang berlebihan, sehingga mengakibatkan
pembengkakkan pada jantung.

Maya (2002) menambahkan bahwa organ jantung sangat rentan racun dan zat anti
nutrisi yang terdapat di dalam ransum, terdapat sistem sirkulasi yang berperan dalam
mentransfer darah berisi zat- zat makanan dari organ jantung ke sel-sel tubuh
kemudian mengembalikan darah tersebut kembali masuk ke jantung, pada jantung
yang terinfeksi oleh penyakit maupun racun akan terjadi pembesaran ukuran jantung.
3. Gizzard

Penambahan persentase berat gizzard tidak mengalami perubahan, hal tersebut


menandakan bahwa pakan yang telah diberi penambahan nanoenkapsulasi buah merah
tidak mempengaruhi kandungan serat kasar pada pakan, sehingga gizzard tidak
mengalamj pembengkakan akibat kinerja yang telaku keras apabila pakan mengandung
serat kasar tinggi. Menurut Rosyani (2013) menyatakan bahwa pakan yang mengandung
serat tinggi dapat memperbesar ukuran dari gizzard. Kandungan serat yang tinggi pada
pakan akan memacu gizzard untuk lebih banyak bekerja secara fisiologi dalam proses
mencerna serat baik secara mekanik atau enzimatis. Selain itu ukuran gizzard dapat
dipengaruhi oleh tingkat konsumsi ransum dan jenis makanannya sehingga membuat
penebalan pada urat gizzard sehingga ukuran gizzard menjadi lebih besar dan lebih berat.

4. Usus Halus

Penambahan nanoenkapsulisasi buah merah pada pakan menyebabkan penyerapan pada


usus halus akan menghasilkan fili-fili yang panjang, akibatnya berat usus halus akan
semakin meningkat. Menurut yang et al. (2013) peningkatan bobot dari usus halus
sejalan dengan penyerapan nutrisi yang di serap oleh usus halus. Sedangkan
peningkatan panjang vili pada usus halus menyebabkan permukaan pada bidang
absorbsi menjadi lebih luas sehingga penyerapan nutrisi dapat diserap lebih optimal
(Hartono et al., 2016).

5. Ginjal

Nanoenkapsulisasi buah merah yang diberikan pada pakan broiler tidak memiliki
kandungan racun namun mengandung betakaroten yang menyebabkan ginjal bekerja
sedikit lebih keras. Meskipun terjadi penambahan berat ginjal namun masih dalah tahap
normal, Ginjal merupakan organ yang mempunyai daya saring dan daya serap kembali,
jika terdapat penyerapan racun atau toksik yang banyak masuk ke dalam tubuh maka
kinerja dari ginjal akan semakin berat sehingga akan menambah bobot dari ginjal
(Yasir Gunawan 2011). Hartono et al., (2016) menambahkan bahwa bobot normal
ginjal berkisar dari 0,43%-0,84% dari bobot potong.

6. Pankreas

Kandungan tokoferol pada nanoenkapsulasi buah merah membantu kinerja pankreas


semakin mudah, sehingga pankreas tidak mengalami pembengkakan karena bekerja lebih
keras dan terus meneris. Berat normal pankreas yaitu 0,25% - 0,40% dari berat potong
(Simamora, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian fitobiotik nanoenkapsulasi
minyak buah merah pada ayam broiler tidak membuat kinerja dari pankreas semakin berat
sehingga bobot pankreas masih dalam kisaran bobot normal. Tokoferol juga bisa
membantu kinerja dari pankreas dalam menggunakan dan mengatur penyerapan nutrisi
berupa energi yang akan diserap oleh tubuh di dalam sistem pencernaan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penambahan bobot dari pankreas, yaitu genetic,
tingkah laku dan lingkungan (Aqsah et al., 2016). Selain itu pangkreas mensekresikan
enzim amilase, tripsin, dan lipase yang dibawa ke duodenum untuk menerima
karbohidrat, protein, dan lemak. Pangkreas terletak di antara lipatan duodenum (Rasyaf
et al., 2004).
III. KESIMPULAN

Kesinpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini yaitu


1. Pemberian fitobiotik minyak buah merah dengan teknologi nanoenkapsulasi tidak
mempengaruhi atau memperberat kinerja organ dalam seperti hati, ginjal,
jantung dan pankreas.
2. Penambahan berat pada organ pencernaan dipengaruhi oleh pakan yang
dikonsumsi terutapa pada bagian kandungan zat nutrisi, semakin susah di cerna
maka akan semakin meningkatnya pembengkakan.
DAFTAR PUSTAKA

Aqsa, A.D., Kiramang, K. and Hidayat, M.N. 2016. Profil Organ Dalam Ayam Pedaging
(broiler) Yang Diberi Tepung Daun Sirih (piper battle linn) Sebagai Imbuan Pakan.
Jurnal Jlmu Dan Industri Perternakan. 3(1) : 148-15).

Basya dan A. Muhammad. 2004. Persentase Berat Karkas, Lemak Abdominal dan
Organ Dalam Ayam Pedaging yang Diberi Pakan Mengandung Protein Sel Tunggal.
Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hartonon, E. F. N. Iriyanti dan S. Suhermiyati. 2016. Efek Penggunaan Simbiotik


Terhadap Kondisi Mikroflora dan Histologi Usus Ayam Sentul Jantan, J. Agripet, 16 (2):
97-19.

Maya, 2002. Pengaruh Penggunaan Medium Ganoderma lucidum Dalam Ransum Ayam
Pedaging Terhadap Kandungan Lemak Dan Kolesterol Daging Serta Organ Dalam.
Skripsi, Universitas Padjajaran. Bandung.

Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rosyani, S. 2013. Pemberian Pakan Konsentrat Mengandung Tepung Inti Sawit Yang
Ditambahkan Pollard atau Dedak dan Pengaruhnya Terhadap Persentase Organ
Dalam Organ Dalam Ayam Broiler. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Simora. N. 2011. Performa Produksi Dan Karakteristik Organ Dalam Ayam Kampung
Umur 12-16 Minggu Yang Diinfeksi Cacing Ascaridiagalli Dan Disuplementasi
Ekstrak DaunJarak Pagar (Jatropha curcas Linn). Skripsi. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor

Siregar, D.Z. 2011. Persentase Karkas dan Pertumbuhan Organ Dalam Ayam Broiler
Pada Frekuensi dan Waktu Pemberian Pakan Yang Berbeda. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Yang HM, Wang W, Wang ZY, Wang J, Cao YJ, Chen YH. 2013. Comparative study
intestine leght, wighet and digwstibility on different body weight ꜙ. African Journal of
Biotechnology. 12(23): 5097-5100).

Yasir Gunawan. 2011. Organ Dalam Ayam Kampung Umur 10 Minggu Yang Diberi
Ransum Mengandung Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Terfermentasi
Rhizopus Oligosporus. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan, Institute Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai