PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Unggas adalah jenis-jenis ayam yang dipelihara atau dibudidayakan untuk tujuan
penghasil pangan sumber protein hewani bagi masyarakat dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi bagi manusia yang memeliharanya. Beberapa jenis unggas
memberikan keuntungan bagi peternak antara lain adalah ayam, itik, puyuh.
Unggas merupakan spesies burung yang dapat memberikan keuntungan bagi
manusia yang memeliharanya.
Pakan adalah salah satu komponen Pengetahuan tentang sistem pencernaan ini
diperlukan untuk dapat memahami berbagai proses yang mungkin terjadi dalam
Konversi pakan menjadi produksi telur atau daging pada unggas. Efesiensi
konversi pakan untuk produksi telur atau daging tergantung pada Efesiensi
proses-proses pencernaan dan absorbsinya. Sistem pencernaan pada unggas
berkembang sangat sederhana namun dengan efektivitas tinggi. Hal ini sangat
penting terkait dengan kemampuan terbang tetap ringan. Secara Anatomis, organ
pencernaan pada bangsa unggas sama seperti dengan yang dimiliki mamalia,
dengan kekecualian bahwa bangsa unggas memiliki Gizzard (ampela)dan Crop
(tembolok).
a. Hasil Praktikum
Keterangan :
P0 = air minum tanpa aditif (kontrol).
P1 = air minum + 2,5% nanoenkapsulasi bioaktif minyak buah merah.
P2 = air minum + 5% nanoenkapsulasi bioaktif minyak buah merah.
b. Pembahasan
1. Hati
Pada hasil yang telah didapatkan bahwa pada perlakuan menunjukkan bahwa pemberian
terbaik pada perlakuan P2 yaitu penambahan 15% nanoenkapsulasi bioaktif minyak buah
merah. Menurut Siregar (2011) bobot normal hati berkisar 1,70%-
2,80% dari bobot potong. Berat hati masih dalam kisaran normal dikarenakan
pemberian fitobiotik ini dapat membantu kerja hati sehingga tidak
menambah kerja hati lebih berat sehingga beratnya masih dalam kisaran normal.
Hasil pada pemberian nanoenkapsulasi dalam pakan broiler menunjukkan bahwa zat
tambahan yang diberikan tidak memiliki kandungan racun yang tinggi, sehingga ukuran
hati masih tergolong normal. Menurut Basya dan Muhammad (2004) bahwa di dalam
hati, senyawa beracun akan mengalami proses detoksifikasi, senyawa beracun yang
berlebihan tidak dapat didetoksifikasi seluruhnya, hal inilah yang mengakibatkan hati
dapat mengalami kerusakan dan pembengkakan.
2. Jantung
Maya (2002) menambahkan bahwa organ jantung sangat rentan racun dan zat anti
nutrisi yang terdapat di dalam ransum, terdapat sistem sirkulasi yang berperan dalam
mentransfer darah berisi zat- zat makanan dari organ jantung ke sel-sel tubuh
kemudian mengembalikan darah tersebut kembali masuk ke jantung, pada jantung
yang terinfeksi oleh penyakit maupun racun akan terjadi pembesaran ukuran jantung.
3. Gizzard
4. Usus Halus
5. Ginjal
Nanoenkapsulisasi buah merah yang diberikan pada pakan broiler tidak memiliki
kandungan racun namun mengandung betakaroten yang menyebabkan ginjal bekerja
sedikit lebih keras. Meskipun terjadi penambahan berat ginjal namun masih dalah tahap
normal, Ginjal merupakan organ yang mempunyai daya saring dan daya serap kembali,
jika terdapat penyerapan racun atau toksik yang banyak masuk ke dalam tubuh maka
kinerja dari ginjal akan semakin berat sehingga akan menambah bobot dari ginjal
(Yasir Gunawan 2011). Hartono et al., (2016) menambahkan bahwa bobot normal
ginjal berkisar dari 0,43%-0,84% dari bobot potong.
6. Pankreas
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penambahan bobot dari pankreas, yaitu genetic,
tingkah laku dan lingkungan (Aqsah et al., 2016). Selain itu pangkreas mensekresikan
enzim amilase, tripsin, dan lipase yang dibawa ke duodenum untuk menerima
karbohidrat, protein, dan lemak. Pangkreas terletak di antara lipatan duodenum (Rasyaf
et al., 2004).
III. KESIMPULAN
Aqsa, A.D., Kiramang, K. and Hidayat, M.N. 2016. Profil Organ Dalam Ayam Pedaging
(broiler) Yang Diberi Tepung Daun Sirih (piper battle linn) Sebagai Imbuan Pakan.
Jurnal Jlmu Dan Industri Perternakan. 3(1) : 148-15).
Basya dan A. Muhammad. 2004. Persentase Berat Karkas, Lemak Abdominal dan
Organ Dalam Ayam Pedaging yang Diberi Pakan Mengandung Protein Sel Tunggal.
Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Maya, 2002. Pengaruh Penggunaan Medium Ganoderma lucidum Dalam Ransum Ayam
Pedaging Terhadap Kandungan Lemak Dan Kolesterol Daging Serta Organ Dalam.
Skripsi, Universitas Padjajaran. Bandung.
Rosyani, S. 2013. Pemberian Pakan Konsentrat Mengandung Tepung Inti Sawit Yang
Ditambahkan Pollard atau Dedak dan Pengaruhnya Terhadap Persentase Organ
Dalam Organ Dalam Ayam Broiler. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Simora. N. 2011. Performa Produksi Dan Karakteristik Organ Dalam Ayam Kampung
Umur 12-16 Minggu Yang Diinfeksi Cacing Ascaridiagalli Dan Disuplementasi
Ekstrak DaunJarak Pagar (Jatropha curcas Linn). Skripsi. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Siregar, D.Z. 2011. Persentase Karkas dan Pertumbuhan Organ Dalam Ayam Broiler
Pada Frekuensi dan Waktu Pemberian Pakan Yang Berbeda. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Yang HM, Wang W, Wang ZY, Wang J, Cao YJ, Chen YH. 2013. Comparative study
intestine leght, wighet and digwstibility on different body weight ꜙ. African Journal of
Biotechnology. 12(23): 5097-5100).
Yasir Gunawan. 2011. Organ Dalam Ayam Kampung Umur 10 Minggu Yang Diberi
Ransum Mengandung Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Terfermentasi
Rhizopus Oligosporus. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan, Institute Pertanian Bogor. Bogor.