Anda di halaman 1dari 7

BAHAN TAMBAHAN PAKAN DAN KECERNAANNYA

Diajukan Untuk Memenuhi Matakuliah Nutrisi Ikan

Disusun oleh:
Kelompok 3 / Perikanan A
M Rifki Suryana 230110160002
Fillia Utami 230110160003
Kevin Aditya 230110160006
Satrio Bimo 230110160016
Aisyah 230110160017
Aisinta Mustika 230110160037
Dimas Sulaeman 230110160039
M. Fikri Riansyah 230110160040
Regina Idelia 230110160043
Mahmud Said 230110160044
Algi Azmi Nugraha 230110160050
Revky Priyambodo 230110160051
Rinaldy Reza Adrian 230110160052
Monika Ridwan 230110160053
Rachmat Romadhon 230110160056
Rajib Abdul Rahman Sidik 230110160059
Zaibun Nisa Amali 230110160060
Muhamad Lutfi 230110160070

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2018
KOMPARASI DAN KOMPILASI JURNAL

Jurnal 1 : Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Ikan Rucah Berbeda Terhadap


Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Baung (Mystus Nemurus C.V)
Dalam Sangkar
Jurnal 2 : Pertumbuhan Dan Kecernaan Protein Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)
Yang Diberi Pakan Berbasis Tepung Usus Ayam Sebagai Pengganti Tepung
Ikan
Jurnal 3 : Pengaruh Subtitusi Kedelai Dengan Fermentasi Tepung Daun Lamtoro Pada
Pakan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Terhadap Nilai Kecernaan
Protein Dan Kecernaan Energi

TUJUAN DAN LATAR BELAKANG


Jurnal 1
 Tujuan : untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan tambahan ikan rucah yang
berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan baung ditinjau dari segi
kebutuhannya sebagai ikan karnivora, namun dalam isi yang tekadung di dalam jurnal
tersebut tidak menjelaskan secara rinci kecernaan pakan, hanya dijelaskan bahwa
Konversi pakan pada setiap pakan berbeda.
 Latar Belakang : Pada usaha budidaya ikan pemilihan jenis pakan hendaknya
berdasarkan kepada kemauan ikan untuk memakan pakan yang diberikan, kualitas gizi
dan nilai ekonomi pakan tersebut (Mustahal et al., 1995). Untuk ikan karnivora
pemberian pakan berupa ikan rucah segar relatif lebih murah harganya dibandingkan
pellet terutama pada saat musim penangkapan.
Jurnal 2
 Tujuan : untuk mengetahui interaksi pengaruh tepung usus ayam sebagai pengganti
tepung ikan dalam pembuatan pakan buatan dan jumlah pemberian yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan kecernaan protein ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).
 Latar Belakang : Setiap pembudidaya menginginkan pertumbuhan ikan budidaya yang
maksimal dengan biaya produksi seminimal mungkin. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi pertumbuhan ikan budidaya adalah pakan. Tepung usus ayam memiliki
kandungan protein tinggi dengan nilai gizi relatif sama dengan ikan rucah (Suharyanto
dalam Yudha dkk., 2014). Tepung usus ayam memiliki kandungan protein diatas 50%,
sehingga tepung usus ayam dapat dijadikan tambahan protein dalam penyusunan pakan
buatan (Halver dan Hardy, 2002).
Jurnal 3
 Tujuan : untuk mengetahui pengaruh subtitusi kedelai dengan fermentasi tepung daun
lamtoro pada pakan udang vaname (litopenaeus vannamei) terhadap nilai kecernaan
protein dan kecernaan energi.
 Latar Belakang : Salah satu bahan pakan yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan
sumber protein nabati adalah daun lamtoro. Daun lamtoro merupakan salah satu
leguminosa yang dapat digunakan sebagai bahan pakan tambahan karena mempunyai
kadar protein sekitar 23,83 %. Kecernaan merupakan proses usus mencerna makanan dan
penyerapan nutrisi pada pakan yang diberikan. Daya cerna pada ikan menggambarkan
sebagian kecil dari nutrisi atau energi dalam bahan yang tidak termakan dan
diekskresikan dalam bentuk feses. Kecernaan protein adalah nilai kandungan protein
yang terdapat pada formulasi pakan yang diberikan dan tercerna oleh tubuh.

METODE
Jurnal 1
Percobaan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diuji
adalah 3 macam pemberian pakan tambahan ikan rucah dalam bobot basah yang dicincang yang
didapatkan di perairan sekitar tempat percobaan Perlakuan diulang sebanyak 3 kali, perlakuan
tersebut adalah: Pemberian ikan rucah 4%dalam seminggu (A), 8%dalam seminggu (B) dan
rucah 12% dalam seminggu (C). Untuk perlakuan A, pakan ikan rucah diberikan setiap hari
Senin masing-masing 2% pagi dan 2% sore hari. Untuk perlakuan B diberikan setiap hari Senin
4% dan Kamis 4% masing-masing 2% pagi dan 2% sore. Untuk perlakuan C diberikan setiap
hari Senin 4%, Rabu 4% dan Jumat 4% masing-masing2% pagi dan 2% sore. Sedangkan pakan
harian (pellet) tidak diberikan pada hari-haripemberian pakan perlakuan.
Jurnal 2
Penelitian ini merupakan penelitian experimental. Penelitian didesain dalam rancangan
acak lengkap (RAL) pola factorial, yang terdiri dari faktor pakan (tepung usus ayam, tepung
ikan, serta kombinasi tepung usus ayam dan tepung ikan) dan faktor pemberian pakan (at
satiation dan 4% biomassa) dengan 4 ulangan, sehingga diperoleh 24 unit experiment. Variabel
yang diamati yaitu pertumbuhan mutlak, kecernaan protein, FCR, dan sintasan. Pengukuran
dilakukan dengan mengukur bobot ikan awal dan akhir penelitian. Untuk menyesuaikan
perubahan biomassa ikan dalam menentukan pakan yang diberikan maka pengukuran bobot
biomasa dilakukan setiap 10 hari selama penelitian. Diperoleh 2129 item data pengukuran yang
terkumpul selama pengamatan.
Jurnal 3
Metode penelitian adalah eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
pakan dengan dosis 40% kedelai + 0% fermentasi tepung daun lamtoro
pakan dengan dosis 30% kedelai + 10% fermentasi tepung daun lamtoro
pakan dengan dosis 20% kedelai + 20% fermentasi tepung daun lamtoro
pakan dengan dosis 10% kedelai + 30% fermentasi tepung daun lamtoro

Hasil dan Pembahasan


Jurnal 1
Tabel 1. Nilai Konversi Pakan Ikan Baung selama 6 Bulan Penelitian.

didalam sangkar pemberian pakan bisa menjadi kurang efisien, terutama pakan pellet,
dimana sebagian pakan ada yang terbuang keluar sangkar sebelum dimakan oleh ikan. Selain itu
pada percobaan ini kandungan protein pakan yang diberikan relatif rendah yaitu 23.14% untuk
pakan harian pellet dan 28.26% untuk pakan ikan rucah. Djajasewaka (1985) mengatakan, nilai
konversi pakan berhubungan berat dengan mutu pakan yang diberikan, semakin baik mutu pakan
yang diberikan semakin kecil nilai konversi pakannya.
Jurnal 2

Tabel. 2 Rata-rata nilai kecernaan protein (%) ikan lele dumbo (Clarias geriepinus) pada
interaksi perlakuan faktor A dan faktor B selama penelitian

Interaksi perlakuan faktor A1 (tepung ikan) dengan perlakuan faktor B1 (at satiation)
memberikan nilai kecernaan protein yang tertinggi (95.398%) dan yang terendah (84.169%) pada
interaksi perlakuan faktor A2 (tepung usus ayam) dengan perlakuan faktor B2 (4% bobot
biomasa). Tingkat ketercernaan protein juga menggambarkan tingkat ketercernaan nitrogen
yang terkandung dalam pakan. Sebesar 16% nitrogen terkandung dalam protein, 15 % dari
semua nitrogen dalam pakan akan dikeluarkan bersama feces dan yang akan dikeluarkan dalam
bentuk amoniak sebesar 60%. Sisanya sebesar 25% digunakan untuk tumbuh (Brune dalam
Gunadi dkk, 2012).
Nilai kecernaan protein ikan lele dumbo yang tertinggi sebesar 95.96%, hal ini
mengartikan 95.96% protein yang terkandung di dalam pakan dapat dicerna oleh ikan dan
sisanya sebesar 4.04% terbuang ke dalam air bersama feses. Menurut Choubat (1983) dalam
Handajani dan Widodo (2010), kecernaan protein umumnya tinggi (85-95% untuk tepung
ikan).Perlakuan jumlah pemberian tidak berpengaruh nyata terhadap kecernaan protein.
Sedangkan perlakuan jenis tepung berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kecernaan protein ikan
lele dumbo (Clarias gariepinus)
Jurnal 3
Tabel 3. Rata-rata nilai kecernaan energi pada masing-masing perlakuan.
P0= 40% kedelai + 0% FTDL
P1= 30% kedelai + 10% FTDL
P2=20% kedelai + 20% FTDL
P3=10% kedelai + 30% FTDL
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai kecernaan diperoleh pada
setiap perlakuan dengan dosis yang telah ditentukan menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda.
Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan semua P0 memiliki nilai kecernaan energi yang
tidak berbeda nyata (P>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa fermentasi tepung daun lamtoro
dianggap mampu menggantikan kedelai sebagai bahan dasar pembuatan ransum pakan udang
vaname dengan kadar fermentasi tepung daun lamtoro hingga 30%. Perlakuan P0, P1, P2 dan P3
menunjukkan nilai kecernaan energi yang relatif sama. Setiap perlakuan memiliki rata-rata nilai
kecernaan energi lebih dari 90% sehingga pakan yang mengandung fermentasi daun lamtoro
memiliki kualitas yang dapat menggantikan kedelai. Menurut Silva (1989) kemampuan ikan
(udang) dalam memanfaatkan komponen pakan selain protein memberikan andil yang cukup
besar dalam kecernaan energi (protein sparing effect) dengan menggunakan lemak dan
kabohidrat sebagai sumber energi.

KOMPARASI 3 JURNAL
Masing-masing jurnal menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
perlakuan pakan ikan yang berbeda yaitu ikan rucah, tepung usus ayam sebagai pengganti tepung
ikan dan ekstrak daun lamtoro. Semua perlakuan baik untuk pertumbuhan dan kecernaan ikan.
Dengan hasil yang didapat yaitu pemberian pakan tambahan ikan rucah sebagai pakan tambahan
dapat mempercepat pertumbuhan ikan baung karena kandungan protein lebih tinggi (28.26%)
dengan parameter yang mempengaruhi dalam Kualitas air, pH (Derjat Keasaman), Oksigen (O2)
dan karbodioksida (CO2). Sedangkan pada jurnal Sedangkan pada jurnal Pertumbuhan dan
Kecernaan Protein Ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus) yang diberi Pakan Berbasis Tepung
Usus Ayam Sebagai Pengganti Tepung Ikan dengan parameter menggunakan parameter
pertumbuhan berat biomassa, kecernaan protein dan FCR. Protein yang tekadung pada usus
ayam yaitu 95,1% , kandungan protein usus ayam lebih tinggi dibandingkan dengan ikan rucah
dan ekstrak daun lamtoro. Hasil yang didapat dari pakan yang diberi basis tepung usus ayam
sebagai tepung ikan menunjukkan bahwa pengaruh tipe protein hewani, jumlah pakan yang
ditawarkan dan interaksi mereka menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam berat biomassa,
kecernaan protein dan FCR, kecuali kuantitas pakan yang ditawarkan tidak menghasilkan
perbedaan yang signifikan dalam kecernaan protein.
Pada jurnal pengaruh subtitusi kedelai dengan fermentasi tepung daun lamtoro pada
pakan udang vaname (litopenaeus vannamei) terhadap nilai kecernaan protein dan kecernaan
energi kadar protein 23,83%. Protein ekstrak daun lamtoro cenderung lebih kecil dibanding
dengan kandung protein dari ikan rucah dan tepung usus ayam. Kecernaan protein berfungsi
untuk mengetahui berapa besar kandungan protein dari pakan yang diserap oleh tubuh.
Perlakuan P0 (kadar fermentasi tepung daun lamtoro 0%), P1 (kadar fermentasi tepung
daun lamtoro 10%) , P2 (kadar fermentasi tepung daun lamtoro 20%) dan P3 (kadar fermentasi
tepung daun lamtoro 30%)memperlihatkan nilai kecernaan protein yang tidak jauh berbeda
(P>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa fermentasi tepung daun lamtoro dianggap mampu
menggantikan kedelai sebagai7bahan dasar pembuatan ransum pakan udang vaname dengan
kadar fermentasi tepung daun lamtoro hingga 30%. Fermentasi Tepung Daun Lamtoro Pada
Pakan Udang Vaname dibandingkan dengan pertumbuhan dan kecernaan protein ikan lele
dumbo (Clarias gariepinus) yang diberi pakan berbasis tepung usus ayam sebagai penganti
tepung ikan. Nilai kecernaan protein ikan lele dumbo yang tertinggi sebesar 95.96%, hal ini
mengartikan 95.96% protein yang terkandung di dalam pakan dapat dicerna oleh ikan dan
sisanya sebesar 4.04% terbuang ke dalam air bersama feses.7Perlakuan jumlah pemberian tidak
berpengaruh nyata terhadap kecernaan protein. Sedangkan perlakuan jenis tepung berpengaruh
nyata (p<0,05) terhadap kecernaan protein ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).

KESIMPULAN

1. Pemberian pakan tambahan ikan rucah yang berbeda memperlihatkan perbedaan yang
nyata terhadap pertumbuhan ikan baung, namun tidak berbeda nyata terhadap
kelangsungan hidup maupun produksi; (2) Konversi pakan pada percobaan ini cukup
tinggi yaitu 4.78 untuk perlakuan A, 4.27 untuk perlakuan B dan 4.26 untuk perlakuan C
2. Perlakuan jumlah pemberian tidak berpengaruh nyata terhadap kecernaan protein.
Sedangkan perlakuan jenis tepung berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kecernaan
protein ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)
3. Pemanfaatan fermentasi tepung daun lamtoro sebagai substitusi kedelai pada pakan
udang vaname tidak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap nilai kecernaan protein
dan energi.

Anda mungkin juga menyukai