Anda di halaman 1dari 14

Kata pengantar

Ikan mas termasuk ikan konsumsi yang tergolong mudah dalam usaha pembudidayaanya karena
cenderung bersifat adaptif (mudah menyesuaikan diri) terhadap lingkungannya dan tahan terhadap
berbagai jenis penyakit. Ikan mas merupakan ikan air tawar yang hidup di perairan dangkal yang
mengalir tenang. perairan yang ideal adalah daerah dengan ketinggian yang berkisar antara 150 sampai
600 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 25-30°C.

Pentingnya ikan mas sebagai sumber protein hewani menyebabkan permintaan masyarakat terhadap
ikan untuk dikonsumsi semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Data KKP tahun
2015 kebutuhan konsumsi ikan 40,90 kg/kapita dan pada saat 2019 kebutuhan konsumsi ikan sudah
mencapai 54,49 kg/kapita (KKP, 2019). kendala yang dihadapi dalam budidaya adalah adanya infeksi
parasit yang menyerang ikan sehingga produksi budidaya terhambat.

Manajemen pakan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan
budidaya..Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan. Menurut
Perius (2011), pakan merupakan sumber materi dan energi untuk menopang kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan namun di sisi lain pakan merupakan komponen terbesar (50-70%) dari biaya
produksi. Kecukupan nutrisi pada pakan memiliki pengaruh terhadap pembentukan energi.
Pemanfaatan utama energi dari makanan digunakan benih ikan mas untuk proses pertumbuhan.Nutrisi
yang dibutuhkan benih ikan mas berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Kecepatan laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas pakan yang diberikan serta
kondisi lingkungan hidupnya. Apabila pakan yang diberikan berkualitas baik, jumlahnya mencukupi dan
kondisi lingkungan mendukung maka dapat dipastikan laju pertumbuhan ikan menjadi cepat sesuai yang
diharapkan. Sebaliknya, apabila pakan yang diberikan berkualitas jelek, jumlahnya tidak mencukupi dan
kondisi lingkungannya tidak mendukung dapat dipastikan pertumbuhan ikan akan terhambat (Amri dan
Khairuman 2002).

Permasalahan dalam budidaya ikan mas yaitu pertumbuhannya yang lambat. Salah satu cara untuk
meningkatkan pertumbuhan ikan mas yaitu dengan mengoptimalkan fungsi saluran pencernaan.Salah
satu cara untuk menstimulasi enzim pencernaan dapat lebih optimal yaitu melalui pemberian kunyit
Curcuma longa. Kunyit mengandung kurkumin dan minyak atsiri yang dapat meningkatkan aktivitas
penyerapan zat-zat makanan, Kandungan kurkumin di dalam kunyit memiliki khasiat yang dapat
mempengaruhi nafsu makan karena dapat mempercepat pengosongan isi lambung sehingga nafsu
makan meningkat dan memperlancar pengeluaran empedu sehingga meningkatkan aktivitas saluran
pencernaan.Selain itu dapat meningkatkan nafsu makan sehingga dapat meningkatkan laju
pertumbuhan (bobot dan panjang badan) pada ikan mas.

vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan ikanjelawat ada didalam kunyit
dengan harga yang relatif terjangkau. Menurut Notoatmojo (2003), mengatakan bahwa kandungan zat
aktif dari kunyit berupa kurkumin dapat berfungsi sebagai antioksidan, mencegah kerusakan dan
penambah nafsu makan, protein yang berfungsi sebagai membangun sel-sel yang rusak; membentuk
zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon; membentuk zat inti energi; cumber asam amino; antibodi
(sistem kekebalan tubuh) vitamin C, sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein dan
lemak dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit; menjaga
kesehatan;antioksidan, sehingga dapat memacu pertumbuhan benih ikan jelawat. Purwanti(2008), juga
mengatakan Kandungan kurkumin kunyit mempunyai fungsi sebagai antibakteri dan antioksidan.
Kurkumin yang terkandung di dalam kunyit memiliki khasiat yang dapat mempengaruhi nafsu makan
karena dapat mempercepat pengosongan isi lambung sehingga nafsu makan meningkat dan
memperlancar pengeluaran empedu sehingga meningkatkan aktivitas saluran pencernaan.Penggunaan
larutan kunyit ini dilakukan karena ditemukannya kandungan zat kurkumin (Tepung berwarna kuning)
yang dapat meningkatkan nafsu makan sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan (bobot dan
panjang badan) pada ikan mas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perbandingan dosis yang berbeda terhadap
pertumbuhan ikan dan kelulushidupan ikan mas.

Rumusan masalah

1. Apakah penambahan ekstrak kunyit berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan


benih ikan mas?
2. Berapakah konsentrasi optimal ekstrak kunyit yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan
kelulushidupan benih ikan mas ?

Tujuan Penelitian

Sebagai sumber protein hewani menyebabkan permintaan masyarakat terhadap ikan untuk dikonsumsi
semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Ikan mas termasuk ikan konsumsi yang
tergolong mudah dalam usaha pembudidayaanya karena cenderung bersifat adaptif (mudah
menyesuaikan diri) terhadap lingkungannya. Namun kendala yang dihadapi dalam budidaya adalah
pertumbuhannya yang lambat.Menurut Sumati dan Ketut (2007) larutan kunyit memiliki kandungan
yang berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan, sedangkan dari hasil penelitian estriyani 2013
mengenai Pengaruh Penambahan Larutan Kunyit Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo
mendapatkan konsentrasi penambahan larutan kunyit yang paling optimal hasil penambahan (panjang
dan bobot) badan ikan lele adalah 20 ml, maka untuk penelitian mengenai penambahan larutan kunyit
pada pakan benih ikan mas perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kunyit berpengaruh terhadap pertumbuhan dan


kelulushidupan benih ikan mas
2. Mengetahui konsentrasi optimal ekstrak kunyit yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan
kelulushidupan benih ikan mas
3. Memberikan alternatif bahan pakan yang berasal dari tanaman untuk meningkatkan
pertumbuhan ikan mas
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi penunjang untuk membantu
pembudidaya ikan khususnya pembudidaya ikan mas dalam meningkatkan produktivitas budidaya ikan
mas dan sebagai sumber informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perikanan.

BAB II

Tinjauan pustaka

IkanMas

Klasifikasi danMorfologi

Kedudukan ikan mas dalam taksonomi hewan diklasifikasikan sebagai berikut (ITIS, 2019)

Kingdom:Animalia

Filum :Cordata

Kelas :Actinopterygii

Ordo :Cypriniformes

Famili :Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies: Cyprinus carpio Linnaeus,1758

Menurut Hardjamulia (1979) dalam Putri (2008), ikan mas (Gambar 1) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
badan memanjang, sedikit pipih ke samping (compressed), mulut dapat disembulkan dan terletak di
ujung tangan (terminal), dua pasang sungut (barbells) yang satu pasang diantaranya rudimenter. Sirip
punggung atau dorsal memanjang ke belakang dengan bagian permukaannya memiliki jari-jari lemah
mengeras, jari-jari sirip dubur yang pertama bergerigi, sisik besar dan sisik garis rusuk lengkap dan
membentang dari belakang operkulum sampai pertengahan ujung batang ekor.

Gambar 1. Ikan Mas (Dokumentasi pribadi, 2020)

Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya
tidak ditutupi sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid
berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan
rasnya. Ikan juga memiliki indra penglihatan, penciuman dan organ yang peka pada kulit dan sirip
(Pasaribu 1989 dalam Putri, 2008).

Habitat dan Kebiasaan Hidup


Ikan mas biasa hidup di perairan sungai atau danau yang berada pada ketinggian 150-600 m di atas
permukaan laut dengan pH 7-8, suhu optimal 25-30oC dan tergolong ke dalam kelompok omnivora atau
pemakan segala. Ikan mas dapat tumbuh cepat pada suhu antara 20-28oC. Bila suhu lingkungan lebih
rendah, maka ikan akan mengalami penurunan pertumbuhan. Meski demikian, ikan mas mampu
bertahan hidup dalam air yang suhunya mengalami perubahan ekstrim, selama masih dalam kisaran 4-
30⁰C.Walaupun tergolong air tawar, ikan master kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai
yang berkadar garam 25-30% (Supriatna,2013).

Pertumbuhan ikan mas akan menurun dengan cepat apabila suhu berada di bawah 13oC bahkan pada
suhu di bawah 5oC, dapat menyebabkan aktifitas makan terhenti.Padakolam-kolam
budidayadengansuhurata-rata15-18⁰C,ikanmas dapat hidup dan tumbuh namun tidak dapat
berkembang biak (Huet 1970 dalam Putri, 2008).

KualitasAir

Kualitas air memegang peranan penting terutama dalam kegiatan budidaya. Penurunan mutu air dapat
mengakibatkan kematian, pertumbuhan terhambat, timbulnya hama penyakit dan pengurangan rasio
konversi pakan. Faktor yang berhubungan dengan air yang perlu diperhatikan antara lain oksigen
terlarut, suhu, pH, dan amonia (Gustav, 1998 dalam Rukmana 2003). Handayani dan Widodo (2010)
menambahkan kualitas air yang buruk, pemberian pakan ikan yang berlebih dan perubahan iklim
merupakan faktor penyebab timbulnya parasit.

Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh dalam kegiatan budidaya
(Ridwantaraet al.,2019).Perubahan drastis suhu mencapai 5⁰C dapat menyebabkan stress pada ikan
(Kordi, 2005). Suhu optimum bagi kehidupan ikan mas antara 25-32⁰C (Makaminan,2011).Nilai pH yang
baik untuk ikanmas berkisar 6,5-8,5 (Wihardi, 2014). pH yang tinggi >9 akan mengakibatkan
pertumbuhan ikan akan terhambat sedangkan pH yang rendah (<4,5-6,4) menyebabkan kualitas air akan
menjadi racun bagi ikan (Sabrina et al.,2018).

Oksigen terlarut merupakan faktor yang penting dalam kehidupan ikan. Kandungan oksigen terlarut
yang baik untuk kelangsungan hidup ikan mas adalah 5 mg/L, apabila kandungan

oksigen terlarut turun berkisar antara 3-4 mg/L ikan akan mengalami stress dan akan mengalami
mortalitas (Saptarini, 2010). Sumber amonia di perairan merupakan pemecahan nitrogen organik dan
nitrogen anorganik yang terdapat dalam air yang berasal dari tumbuhan dan biota akuatik yang telah
mati (Effendi, 2000). Amonia paling sering memasuki perairan permukaan melalui pembuangan
langsung dari sumber air limbah (Wall et al., 2013). Kadar amonia dalam perairan untuk kelangsungan
hidup ikan mas adalah ≤ 1 mg/L (Putri & Dewi, 2019).

Memburuknya kualitas air dapat mempengaruhi perkembangan ektoparasit (Cameron, 2002). Penularan
parasit juga terjadi karena adanya akumulasi bahan organik yang mengakibatkan stress pada ikan
sehingga menyebabkan daya tahan tubuh ikan menurun dan mudah terinfeksi parasit (Dalimunthe,
1990). Kondisi suhu yang semakin tinggi memberi peluang bagi berkembangnya parasit Dactylogyrus sp.
dimana parasit tersebut memerlukan waktu untuk berkembang biak antara 10-15 hari dengan
suhu12⁰C,3-5 hari dengan suhu 20⁰C dan1-4 hari dengan suhu 24-28⁰C.Penetasan telur parasit
tergantung suhu, pada suhu yang rendah memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menetas, sedangkan
pada suhu tinggi akan menetas sekitar 4 hari (Schaperclaus,1992).

Kebiasaan Makan Ikan Mas

Berdasarkan sifat makan, ikan mas termasuk ikan yang aktif sehingga ikan akan bergerak cepat ke arah
pakan dan memakannya. Ikan mas mencari makanan yang mengapung di tengah perairan dan hanya
sewaktu-waktu muncul ke permukaan air atau berenang di dasar perairan. Ikan mas tergolong ikan
omnivora yang dapat memakan berbagai makanan (Apon et al., 2019) termasuk pakan alami dan pakan
buatan. Pakan alami berupa plankton atau zooplankton yang hidup melayang di perairan. Pakan buatan
yang diberikan adalah pakan dengan kandungan protein lebih dari 30% yang berkisar 3% dari berat total
ikan (Amri dan Khairuman, 2003)

Kunyit (Curcuma domestica Val)

Kunyit (Curcuma domestica Val) merupakan tanaman dari

Asia. Kunyit (Curcuma domestica Val) merupakan tumbuhan daerah

subtropis sampai tropis dan tumbuh subur disekitar dataran rendah

lebih kurang 90 meter sampai ketinggian 2000 meter diatas

permukaan laut (Rukmana, 1994).

Berdasarkan klasifikasi botani, tumbuhan kunyit termasuk

kedalam klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi :

Spermatophyte

SubDivisi :

Angisopermae
Kelas

:Monocotyledonae

Ordo :Zin

giberales

Famili :Zingiberaceae

Genus :Curcuma

Species : Curcuma domestica VALET (Thomas,2006).

Susunan tubuh tanaman kunyit (Curcuma domestica Val)

terdiri dari atas akar, rimpang, batang semu, pelepah-pelepah daun,

daun, tangkai bunga, dan kuntum bunga. Daunnya mirip dengan

tumbuhan yang sejenis dengan pisang. Pelepah-pelepah daun kunyit

(Curcuma domestica Val) yang dominan berwarna hijau membentuk

batang dengan helaian daun berbentuk bulat telur. Kedalaman

rimpang dalam tanah sekitar 16 cm. Buah daging rimpang kunyit

(Curcuma domestica Val) berwarna merah jingga kuning-kekuningan.

Saat ini di Indonesia banyak digunakan sebagai bumbu masak. Tinggi

tumbuhan kunyit (Curcuma domestica Val) mencapai 1 meter dan

daunnya muncul dari batang semu dengan panjang 10-15 cm dan

berwarna hijau. (Rukmana, 1994,. Thomas,2006).

Kandungan Kimia Kunyit (Curcuma domestica Val)


Indonesia adalah salah satu bangsa agraris yang sebagian

besar warganya bergelut di sektor pertanian, dengan berbagai produk

yang bervariasi (Wahyuni, et.al.2004). Kunyit (Curcuma domestica

Val) yang merupakan salah satu komoditas pertanian di Indonesia,

memiliki kandungan kurkumin yang cukup tinggi (Mahreni, 2002).

Kurkumin, atau disebut juga dengan [1,7- bis(4-hydroxy-3-

methoxyfenil)- 1,6-heptadiene- 3,5-dione], adalah sebuah senyawa

pewarna alami kuning-oranye (Zaibunnisa,et.al. 2009), yang terdapat

pada kunyit (Curcuma domestica Val) (Harjanti, 2008).

Gambar 1. Struktur Kimia Kurkumin (Popuri, 2013)

Kurkumin dapat dipisahkan melalui proses ekstraksi (Bagchi,

2012). Definisi umum ekstraksi yaitu proses pemisahan dan isolasi

zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk

mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair.

Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam

pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut

(Wahyuni, et.al. 2004). Komponen yang dipindahkan dari zat padat

ke dalam pelarut disebut “solute” sedangkan padatan yang tidak

terlarut dalam pelarut disebut “inert” (Susiana, 2009). Proses tersebut


akan menjadi sempurna jika solut dipisahkan dari pelarutnya,

misalnya dengan cara distilasi/penguapan (Wahyuni, et.al.2004).

Kunyit (Curcuma longa Linn.) mengandung kurkumin 9,61% (Iwan,

2002 dalam Pujianti et al., 2013) dan minyak atsiri 3,18% (Kristio,,2007

dalam Pujianti et al., 2013). Darwis et al. (1991) dalam Arifin (2015)

mengemukakan bahwa kurkumin dapat merangsang dinding kantung

empedu untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus. Hal ini

dapat meningkatkan pencernaan lemak, protein, dan karbohidrat sehingga

penyerapan zat-zat makanan meningkat. Selain itu, minyak atsiri pada

kunyit berfungsi mencegah keluarnya asam lambung yang berlebihan

sehingga memudahkan penyerapan zat makanan oleh usus halus. Didukung

oleh pendapat Darwis et al. (1991) dalam Putri et al. (2016), yang

menyatakan bahwa kurkumin memiliki fungsi yang dapat merangsang

dinding kantung empedu untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam

usus halus sehingga meningkatkan pencernaan lemak, protein, dan

karbohidrat yang mengakibatkan aktivitas penyerapan zat-zat makanan

meningkat. Selain peran dari kurkumin itu sendiri, kunyit juga memiliki

kandungan minyak atsiri yang mana zat ini dapat membantu mempercepat

pengosongan lambung dan memicu perilaku makan yang semakin

bertambah karena adanya sinyal yang masuk ke otak saat lambung kosong

sehingga ikan akan mengalami peningkatan konsumsi pakannya. Hal ini

sesuai dengan pendapat Abbas dan Lichtman (2004) dalam Patri et al.

(2014) yang menyatakan bahwa minyak atsiri yang terkandung dalam

kunyit dapat membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf


sekresi sehingga keluar getah lambung yang mengandung enzim kemudian

disekresikan ke dalam lambung dan usus sehingga meningkatkan

metabolisme zat-zat makanan.

Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kunyit

(Curcuma domestica Val) yang berpotensi untuk dijadikan sebagai

tambahan pakan dalam meningkatkan pertumbuhan ikan.Hasil

penelitian Estriyani (2013) menunjukkan bahwa penambahan larutan

kunyit sebanyak 20 ml dalam 1 kg pakan buatan dapat meningkatkan

rata-rata pertumbuhan bobot badan sebesar 130 g/ekor pada ikan lele

dumbo (Clarias gariepinus). Sementara itu, penelitian lain yang

dilakukan oleh Ulum et al. (2018) dalam Andesra (2019)

menunjukkan bahwa penambahan suplemen kunyit dengan dosis

4%/kg pakan mampu meningkatkan efisiensi pakan pada ikan lele

(Clarias sp.). Penelitian yang dilakukan oleh Putri et al.,(2016) yang

berjudul Enzim pencernaan dan kinerja pertumbuhan ikan mas

(Cyprinus)carpio Linnaeus, 1758) yang diberi pakan dengan

penambahan tepung kunyit Curcuma longa Linn. menunjukkan

bahwa pemberian tepung kunyit dengan dosis 2% pada pakan ikan

mas Cyprinus carpio meningkatkan enzim amilase 7,012 U/mg,

protease 0,032 U/mg dan kinerja pertumbuhan ikan mas sebesar

2,22% .Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

kunyit terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi

pakan pada ikan air tawar.


BAB Ill

Metode penelitian

METODE PENELITIAN

Waktu dan tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober - Desember 2021, dilakukan di Balai Benih ikan

(BBI) Potrobangsan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.

Alat dan bahan

Alat yang digunakan antara lain:

- Akuarium Mlsebagai media atau wadah infeksi dan pengobatan

- Blower sebagai penyuplai oksigen di wadah penelitian

- Selang dan batu aerasi Alsebagai penyuplai oksigen air

- Blender Untuk menghaluskan daun bakung

- pisau untuk memotong kunyit

- Saringan Untuk menyaring ampas kunyit

Timbangan analitik untuk mengukur berat ikan

Termometer untuk mengukur suhu air pada wadah penelitian

pH meter untuk mengukur derajat keasaman air pada wadah penelitian

DO meter untuk mengukur kandungan oksigen terlarut dalam air pada wadah penelitian

Bahan yang digunakan antara lain:

- Benih ikan mas sebagai hewan uji


-Aquades sebagai pelarut

-Kunyit sebagai bahan yabg diekstrak

Metode penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 kali ulangan, sehingga diperoleh 12 unit percobaan.

Perlakuan A =Penambahan ekstrak murni kunyit 0% dalam pakan

Perlakuan B = Penambahan ekstrak murni kunyit 0,1% dalam pakan

Perlakuan C = Penambahan ekstrak murni kunyit 0,15% dalam pakan

Perlakuan D = Penambahan ekstrak murni kunyit 0,2% dalam pakan

Parameter Penelitian

Pertumbuhan Mutlak

Pertumbuhan panjang dan berat mutlak ikan mas selama pemeliharaan dapat dihitung

menggunakan rumus ((Effendi, 1997 dalam Windarto, 2019), sebagai berikut:

Pertumbuhan Berat Mutlak

W = Wt – Wo

Keterangan:

W = Pertumbuhan Berat Mutlak (g)

Wt = Berat rata-rata benih ikan kakap putih di akhir pemeliharaan (g) Wo = Berat rata-rata

benih ikan kakap putih di awal pemeliharaan (g)


Pertumbuhan Panjang Mutlak

L = Lt – Lo

L = Pertumbuhan Panjang Mutlak(cm)

Lt = Panjang rata-rata benih ikan kakap putih di akhir pemeliharaan (cm) Lo =

Panjang rata-rata benih ikan kakap putih di awal pemeliharaan (cm)

Feed Convertion Ratio (FCR)

FCR dapat dihitung menggunakan rumus (Amirkolaie et al., 2005 dalam Garcia et al., 2012)

sebagai berikut:

FCR= Feed conversation Ratio

𝑭𝑪𝑹= 𝑭𝑾𝒕−𝑾𝒐

Keterangan

Wo = Biomassa ikan uji saat awal penebaran (g)

Wt = Biomassa ikan uji saat akhir penebaran (g)

F = Total jumlah pakan yang diberikan(g)

Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP)

EPP dapat dihitung menurut Djajasewaka (1985) dalam Windarto (2019), dengan rumus

sebagai berikut:

𝐄𝐏𝐏=𝐖𝐭–𝐖𝐨𝑭𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:
EPP = Efisiensi PemanfaatanPakan

F = Jumlah pakan yang dikonsumsi(g)

Wt = Bobot ikan uji pada akhir penelitian(g) Wo = Bobot ikan uji pada awal

penelitian (g)

Kelangsungan Hidup (SR)

Kelangsungan hidup ikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Effendie 1997):

𝑆𝑅 (%) =𝑁𝑡/ 𝑁𝑜𝑥 100%

Keterangan:

SR: Kelangsungan hidup/ survival rate ikan selama percobaan

Nt : Jumlah ikan pada akhir percobaan (ekor)

No: Jumlah ikan pada awal percobaan (ekor)

Kualitas Air

Parameter kualitas air diukur setiap 7 (tujuh) hari sekali, adapun parameter yang diukur

meliputi suhu, pH, DO (oksigen terlarut) dan salinitas.

Analisis data

Data yang diperoleh diuji menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf

kepercayaan 95%, apabila hasil analisis statistik menunjukkan pengaruh yang berbeda

nyata, maka dilakukan uji lanjut Tukey untuk mengetahui perlakuan terbaik.

Dapus

Anda mungkin juga menyukai