Anda di halaman 1dari 16

KANDUNGAN GIZI IKAN LAUT

PAPER BIOKIMIA

Kandungan gizi Ikan Laut

Disusun Oleh :

Trisyandi Immanudin  (230110200039) Fiza Jamine  (230110200041)


Azka Reyza Afriza  (230110200032) Wanda Agustinawati  (230110200029)
Rhiana Prameswari  (230110200068) Mia Widiastuti  (230110200034)
Amanda Puspa D  (230110200026) M Rizal Alfiansyah  (230110200003)
Reanita J Surahmat  (230110200005) Riyanka Priyantara (230110200013)
Meida Maulida  (230110200001)    

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


PROGRAM STUDI PERIKANAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan paper biokimia ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya
hingga akhir zaman.

Paper biokimia yang berjudul Kandungan Gizi Ikan Laut dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Program Studi Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Dr. Kiki Haetami, selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Biokimia

2. Teman-teman yang sudah membantu dan bekerja sama untuk menyelesaikan


makalah ini.

Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan makalah biokimia


ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang
membangun bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah biokimia
yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan mempunyai manfaat dalam bidang kesehatan, karena ikan memiliki


kandungan gizi yang tinggi, kandungan gizi yang utama pada ikan yaitu protein
dan asam-asam lemak esensial yang sangat berguna bagi kesehatan. Ikan
merupakan sumber alami asam lemak omega 3 yaitu eicosapentaenoic acid (EPA)
dan decosa hexaenoic acid (DHA) yang berfungsi untuk mencegah aterosklerosis.
Omega 3 juga dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah, kadar kolesterol
hati dan jantung. Kadar asam lemak omega 3 dalam beberapa jenis ikan laut di
perairan Indonesia berkisar antara 0,1-0,5 g/100 g daging ikan. Berdasarkan data
yang telah dikeluarkan oleh Lembaga Gizi Departemen Kesehatan RI, beberapa
jenis ikan laut Indonesia memiliki kandungan asam lemak omega 3 tinggi (sampai
10,9 g/100 g) seperti ikan sidat, terubuk, tenggiri, kembung, layang, bawal, seren,
slengseng, tuna dan sebagainya.
Kandungan gizi pada ikan laut, semisal ikan tongkol ternyata masih belum
banyak dilakukan penelitiannya. Padahal pada dasarnya kegiatan pemanfaatan
ikan laut sudah banyak dilakukan baik sebagai bahan baku non konsumsi maupun
dikonsumsi langsung, sehingga kandungan gizi yang terdapat di dalamnya belum
teroptimalkan dengan baik. Untuk itu perlu sekali pengkajian kandungan gizi
dan senyawa kimia yang terdapat dalam komoditas ikan laut sehingga dapat
dimanfaatkan secara optimal.Pada dasarnya kandungan gizi dalam tubuh ikan
sangatlah melimpah dan beragam.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada kandungan gizi yang terkandung pada ikan laut?
2. Apakah faktor yang mempengaruhi kandungan gizi?
3. Bagaimana kandungan gizi tersebut bisa dimanfaatkan?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada komoditas ikan laut.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keberadaan kandungan
tersebut secara biokimia.
3. Untuk mengetahui cara pemanfaatan secara optimal pada komoditas ikan
laut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kandungan Gizi Ikan Laut


Ikan Laut menjadi salah satu komoditas yang sangat melimpah di
Indonesia, Bagaimana tidak 2/3 tiga total wilayah Indonesia merupakan wilayah
perairan sehingga kekayaan bahari di negara kita Indonesia sangatlah melimpah.
Sehingga pada pemanfaatannya komoditas ikan laut harus teroptimalkan, terutama
dalam menopang aspek pangan yang sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia.
Tentunya, hal tersebut menjadi sebuah pilihan karena ada manfaat besar
yang terdapat dalam ikan laut, salah satunya adalah dari nilai dan kandungan
gizinya. Ikan memiliki kandungan gizi yang tinggi, kandungan gizi yang utama
pada ikan yaitu protein dan asam-asam lemak esensial yang sangat berguna bagi
kesehatan. Ikan merupakan sumber alami asam lemak omega 3 yaitu
eicosapentaenoic acid (EPA) dan decosa hexaenoic acid (DHA) yang berfungsi
untuk mencegah aterosklerosis. Omega 3 juga dapat menurunkan kadar
trigliserida dalam darah, kadar kolesterol hati dan jantung. Kadar asam lemak
omega 3 dalam beberapa jenis ikan laut di perairan Indonesia berkisar antara 0,1-
0,5 g/100 g daging ikan. Berdasarkan data yang telah dikeluarkan oleh Lembaga
Gizi Departemen Kesehatan RI, beberapa jenis ikan laut Indonesia memiliki
kandungan asam lemak omega 3 tinggi (sampai 10,9 g/100 g) seperti ikan sidat,
terubuk, tenggiri, kembung, layang, bawal, seren, slengseng, tuna dan sebagainya.
Ikan air laut memiliki kandungan minyak ikan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ikan air tawar. Minyak ikan merupakan fraksi lemak yang
diperoleh dari ekstraksi ikan atau sebagai salah satu hasil samping dari industri
pengalengan ikan yang dihasilkan karena pemanasan dan sterilisasi selama proses
(Sumisih 2012). Minyak ikan umumnya terdiri dari berbagai jenis triasilgliserol
berupa suatu molekul yang tersusun dari gliserol dan asam lemak. Rantai asam
lemak yang terdapat dalam minyak ikan mempunyai jumlah lebih dari delapan
belas atom karbon dan memiliki lima atau enam ikatan rangkap. Kandungan asam
4

lemak esensial pada minyak ikan yang tinggi meliputi asam linoleat, linolenat, dan
arakhidonat. Aasam lemak esensial itu disebut asam lemak tidak jenuh karena
banyak mengandung ikatan rangkap (85%) sedangkan sisanya (15%) terdiri atas
asam lemak yang jenuh (Rasyid 2003). Salah satu contoh ikan laut yang banyak
mengandung minyak ikan adalah ikan lemuru. Ikan lemuru merupakan salah satu
jenis ikan tropis yang mengandung komponen asam lemak omega-3 dalam jumlah
yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan ikan lemuru di alam banyak memakan
plankton-plankton maupun mikro alga yang banyak memproduksi komponen
asam lemak omega-3. Ikan lemuru mengandung 13,7% EPA, 8,9 DHA, dan 26,8
% total omega-3 dari total minyak (Estiasih & Ahmadi 2012). Menurut Kompiang
et al. (1981) dari ikan lemuru sebanyak 100 kg akan diperoleh minyak ikan
lemuru sebanyak 20 kg. Minyak ikan memiliki ikatan asam lemak tak jenuh
(PUFA) yang lurus dari C18 hingga C22 yang mempunyai 1-6 ikatan rangkap.
Berikut struktur kimia PUFA omega 3 dan omega 6.

Gambar 1. Struktur Kimia PUFA Omega 3 dan Omega 6


1. Ikan Tongkol
Menurut jurnal “Karakteristik proksimat dan kandungan senyawa kimia
daging putih dan daging merah ikan tongkol (Euthynnus affinis)”, ikan tongkol
(Euthynnus affinis) memiliki kandungan proksimat tertinggi pada daging ikan
tongkol yaitu pada kandungan protein yang mencapai antara 54,196% (daging
5

merah) sampai 68,355% (daging putih), lemak berkisar antara 1,8% (daging
putih) sampai 5,6% (daging merah), kadar abu berkisar antara 2,493% (daging
putih) sampai 3,290% (daging merah) dan kadar air berkisar antara 7,934%
(daging merah) sampai 12,164% (daging putih). Kadar protein daging putih
(68,355%) lebih tinggi dari pada daging merah (54,196%), hal ini disebabkan
karena komposisi protein pada daging putih ikan tuna lebih tinggi dari pada
daging merahnya yaitu sekitar 30,92 %. Kadar lemak pada daging merah ikan
tongkol sebesar 5,6 % dan lebih tinggi dibandingkan lemak pada daging putihnya
sebesar 1,8%. Hal ini disebabkan bahwa daging merah kaya akan lemak, oksigen,
mengandung mioglobin dan hemoglobin yang bersifat prooksidan.
Sebelumnya perlu diketahui, daging ikan dibagi menjadi 3 tipe, yaitu daging
yang bergaris melintang/lurik, daging yang polos, dan otot jantung. Daging ikan
hampir pada umumnya terdiri dari daging bergarid melintang yang terbentuk oleh
serabut-serabut daging. Daging ikan bergaris melintang menurut warnanya terbagi
menjadi dua jenis daging, yaitu daging ikan putih dan daging ikan berwarna
merah. Warna merah pada daging ikan dibebkan karena adanya gurat sisi
(Paternal line) yang padat akan syaraf. Syaraf tersebut dilapisi oleh lemak yang
dialiri pembuluh-pembuluh darah yang dimana bagian tersebut banyak
mengandung lemak dan mioglobin. Perbedaan warna pada ikan disebabkan
adanya kandungan pigmen daging atau dikenal dengan miglobin. Perbedaan
warna daging disebabkan oleh perbedaan konsentrasi dari pigmen myoglobin (3/4
bagian dari total pigmen merah daging), sisanya hemoglobin dari darah. Namun,
jika daging terlalu lama terkena oksigen warna merah terang akan berubah
menjadi coklat (KKP 2019)
Kadar abu pada ikan tongkol hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
tertinggi diperoleh pada daging merah sebesar 3,290% dan terendah pada daging
putih sebesar 2,493%. Karena kandungan kadar abu pada daging putih ikan
tongkol yaitu 1,5%. Tingginya kadar abu pada daging merah mungkin disebabkan
karena terdapat banyak mineral yang terbawa oleh mioglobin dan tersimpan
dalam daging merah. Kadar air tertinggi diperoleh pada daging putih sebesar
12,164% dan terendah pada daging merah sebesar 7,934%. Tingginya kadar air
6

pada daging putih mungkin disebabkan karena pada daging putih terdapat
kandungan protein yang tinggi. Begitu juga kadar air mempunyai hubungan
terbalik dengan lemak, semakin rendah lemak maka semakin tinggi kadar airnya.

2. Ikan Teri
Ikan teri menjadi salah satu ikan favorit yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Ikan ini tentunya memiliki berbagai
macam kandungan gizi di dalamnya. Dilakukan pengujian kadar air yang
memperoleh nilai sebesar 69,9% dan kadar lemak sebesar 5,09%. Asam-asam
lemak yang terkandung dalam ikan terdiri atas asam lemak jenuh (15-25%), asam
lemak tak jenuh tunggal (35- 60%) dan asam lemak tak jenuh majemuk (24-40%)
(Berge dkk., 2005).
Berdasarkan hasil data yang dianalisis kandungan kadar asam lemak yang
tertinggi terdapat pada asam palmitat diikuti oleh asam oleat, EPA, asam sterat,
DHA, asam linoleat, asam miristat, asam linolenat dan asam palmitoleat. Hal ini
sesuai dengan Oksuz dkk. (2013) yang menunjukkan bahwa asam palmitat yang
terkandung dalam ikan teri memiliki nilai kadar asam yang tinggi. Berdasarkan
data penelitian didapatkan nilai asam lemak tak jenuh pada ikan teri sebesar 54,18
% dan lemak jenuh sebesar 45,83 %. Minyak ikan esterifikasi asam lemak metil
ester memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yaitu EPA dan DHA. Hasil
analisis kandungan EPA dalam ikan teri sebesar 14,36%, sedangkan kandungan
DHA sebesar 6,31%. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang sangat
diperlukan oleh tubuh dan tidak dapat dibiosintesis oleh tubuh, tetapi hanya dapat
diperoleh lewat makanan sama halnya dengan mineral maupun vitamin (Estiasih,
2009).

3. Ikan Bandeng
Menurut Jurnal “Analisis Kandungan Gizi Pada Ikan Bandeng”. Pada
ikan bandeng air tawar lebih banyak mengandung kadar air (75,857%),
sedangkan ikan bandeng air payau banyak mengandung protein (24,175%) dan
lemak (0,853%). Menurut Hafiludin dan Haryo (2011) mengemukakan bahwa
7

ikan bandeng air tawar mempunyai kandungan protein (15,38%), 0,45%, air
(79,42%) dan abu (0,86%). Sedangkan menurut Swastawati dan Sumardianto
(2004) bahwa ikan bandeng segar mempunyai kandungan proksimat air (75,03%),
abu (1.35%), protein (20.30%), lemak (0.61%). Menurut Stanby (1963) ikan dapat
digolongkan beberapa kelas berdasarkan komposisi lemak dan proteinnya, salah
satunya yaitu ikan dengan kadar lemak rendah-dan protein tinggi, jika
mengandung kadar lemak <5% dan kadar protein >20%. Ikan bandeng hasil
penelitian ini bisa digolongkan sengai ikan dengan kadar lemak rendah dan
protein tinggi yaitu dengan kadar lemak 0,721-0,853% dan kadar protein sebesar
20,496-24,175%.

B. Faktor Perbedaan Kandungan Gizi


Setiap komoditas ikan laut memiliki kandungan gizi yang bervariasi,
namun pada masing-masing komoditas memiliki kandungan yang berbeda-beda
pula. Hal ini terjadi karena beberapa faktor sebagai berikut:

1. Perbedaan Spesies
Perbedaan spesies ikan memberikan pengaruh yang nyata terhadap rendemen,
kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan viskositas HPI. Profil asam amino
terbanyak adalah asam glutamat terutama pada HPI cucut. Secara umum, HPI nila
merupakan HPI yang terbaik apabila ditinjau dari rendemen, kadar protein, kadar
air, dan viskositas; HPI bandeng merupakan HPI yang terbaik apabila ditinjau dari
kadar lemak; sedangkan HPI cucut mempunyai kandungan asam amino yang lebih
besar apabila dibandingkan dengan HPI nila dan HPI bandeng.

2. Habitat yang Berbeda


8

Welfrido et al. 2007 menjelaskan bahwa habitat, umur dan cara budidaya
ikan bandeng berpengaruh terhadap hasil akhir (bobot) ikan bandeng yang
akhirnya juga berpengaruh juga pada prosentase rendemennya.

Komposisi Proksimat
Ikan Bandeng Komposisi kimia setiap ikan berbeda-beda tergantung pada jenis
ikan, antar individu dalam spesies, dan antar bagian tubuh dari satu individu ikan.
Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu umur, laju
metabolisme, pergerakan ikan, makanan, serta masa reproduksi. Selain itu
perbedaan komposisi kimia daging juga tergantung dari umur, habitat dan
kebiasaan makan. Komposisi kimia daging ikan umumnya terdiri dari kadar air
70-85%; protein 15-25%; lemak 1-10%; karbohidrat 0,1-1% dan mineral 1-1,5%.

Tabel diatasmenunjukkan bahwa terdapat perbedaan komposisi proksimat


dari ikan bandeng air tawar dan ikan bandeng air payau. Ikan bandeng air tawar
lebih banyak mengandung kadar air (75,857%), sedangkan ikan bandeng air
payau banyak mengandung protein (24,175%) dan lemak (0,853%). Menurut
Hafiludin dan Haryo (2011) mengemukakan bahwa ikan bandeng air tawar
mempunyai kandungan protein (15,38%), 0,45%, air (79,42%) dan abu (0,86%).
Sedangkan menurut Swastawati dan Sumardianto (2004) bahwa ikan bandeng
segar mempunyai kandungan proksimat air (75,03%), abu (1.35%), protein
(20.30%), lemak (0.61%). Menurut Stanby (1963) ikan dapat digolongkan
beberapa kelas berdasarkan komposisi lemak dan proteinnya, salah satunya
yaitu ikan dengan kadar lemak rendah-dan protein tinggi, jika mengandung
kadar lemak <5% dan kadar protein >20%. Ikan bandeng hasil penelitian ini bisa
digolongkan sengai ikan dengan kadar lemak rendah dan protein tinggi yaitu
dengan kadar lemak 0,721-0,853% dan kadar protein sebesar 20,496-24,175%.
9

Secara umum, setiap jenis ikan dapat diolah menjadi produk tepung ikan.
Namun jika dinilai dari nilai ekonomisnya, maka akan terjadi seleksi mengenai
jenis ikan yang cocok dan cukup ekonomis jika digunakan sebagai bahan baku
pembuatan tepung ikan. Permasalahan lain yang ikut menentukan kualitas tepung
ikan kaitannya adalah kadar lemak. Kadar lemak ikan jika terlalu tinggi akan
berpengaruh buruk terhadap kualitas tepung ikan. Tepung ikan yang mengandung
protein hewani yang tinggi, merupakan salah satu bahan baku yang sangat
baik digunakan dalam penyusunan formulasi makanan ternak dan makanan
ikan. Bila ditinjau dari sisi kualitasnya sampai saat ini tepung ikan
masih sulit untuk mencari substitusinya.

Indonesia sebenarnya sudah memiliki pabrik tepung ikan, namun


produksinya masih sangat terbatas, yaitu sebesar 4.000 ton per tahun, atau sekitar
10% dari jumlah tepung ikan yang diperlukan oleh pabrik makanan ternak.
Adapun 90% dari kebutuhan tersebut, dipenuhi dengan cara mengimpor
tepung dari beberapa Negara lain, misalnya Thailand, Peru, Chili, dan Denmark.

Besarnya impor tepung ikan rata-rata pertahun bagi pabrik makanan


ternak dan ikan mengalami kenaikan 11,20 %. Hal ini menunjukkan bahwa
pemenuhan tepung ikan produksi dalam negeri belum mencukupi. Harga tepung
ikan, secara umum banyak ditentukan oleh presentase kandungan protein
kasarnya. Tepung dengan rataan protein kasar yang tinggi akan semakin
tinggi haraganya. Tepung ikan impor berkualitas baik jika kandungan protein
kasarnya bekisar antara 60-74% dengan kadar lemak bekisar antara 31,72 % -
57,02 %, lemak antara 4,57%-20,68%, dengan kadar air antara 7,33%-11,16%.
(Direktorat Jenderal Perikanan. 1998).

Kadar Asam Amino


Komposisi asam amino non essensial tertinggi yaitu asam glutamat sebesar
1,368% (air tawar) dan 1,268% (air payau), hal ini yang menyebabkan keong
bakau ini digemari oleh masyarakat pesisir dan dijadikan sebagai lauk pauk
10

sehari-hari. Ikan bandeng juga mengandung asam amino essensial yang tertinggi
yaitu leusin 0,782% (ikan bandeng air tawar) dan 0,671% (air payau). 

Komposisi Asam Lemak


Asam lemak jenuh tertinggi yaitu Palmitat 41,484% terdapat pada ikan
bandeng air payau, sedangkan asam lemak tidak jenuh tertinggi yaitu oleat
ikan bandeng air payau sebesar 32,868%.

Kebutuhan asam lemak esensial untuk ikan laut dipengaruhi oleh suhu dan
salinitas perairan. Asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan yaitu asam
eikosapentanoat (EPA) (20:4n–6) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) (22:6n–3)
juga asam arakidonat (AA) (20:4n–6). Biasanya asam lemak tidak jenuh disintesis
dari asam lemak C-18. EPA dan DHA dibutuhkan untuk fungsi membran sel,
sedangkan DHA sangat penting untuk membran sel dari jaringan saraf dan sebagai
prekursor untuk pembentukan eikosanoat yaitu beberapa macam hormon.
Kekurangan asam lemak esensial akan menyebabkan gangguan pada kesehatan
ikan termasuk di dalamnya berkurangnya fekunditas dan kemampuan membentuk
embrio, kematian larva dan pertumbuhan abnormal, tingkah laku yang abnormal
dan menurunnya fungsi membran pada suhu yang rendah, pigmentasi yang salah,
penglihatan yang cacat, ketidakmampuan untuk makan pada intensitas cahaya
yang rendah. Kebutuhan asam lemak esensial bagi spesis ikan laut berkisar antara
0,5-2% dari berat pakan kering (Pangkey, 2011).

C. Manfaat Kandungan Gizi Ikan Laut


Protein
Ikan laut memiliki protein yang tinggi dan kadar kolesterol yang lebih rendah
dibandingkan daging merah. Hal ini membuat daging ikan menjadi salah satu
sumber protein sehat yang baik untuk kesehatan jantung.

Lemak Omega 3
11

Ikan laut, seperti salmon, sarden, dan ikan teri, kaya akan kandungan asam lemak
omega3 yang dibutuhkan anak-anak untuk perkembangan dan pembentukan
otaknya, membantu meredakan gejala depresi dan demensia pada lansia, serta
baik untuk menjaga kesehatan otak.

Vitamin D
Ikan laut merupakan salah satu sumber vitamin D dan kalsium yang dapat
mendukung kesehatan tulang dan mencegah penyakit tertentu.
12
BAB III
KESIMPULAN

1. Kandungan gizi ikan laut sangat variatif sekali diantaranya adalah, yaitu
protein dan asam-asam lemak esensial yang sangat berguna bagi
kesehatan. Ikan merupakan sumber alami asam lemak omega 3 yaitu
eicosapentaenoic acid (EPA) dan decosa hexaenoic acid (DHA) yang
berfungsi untuk mencegah aterosklerosis. Omega 3 juga dapat
menurunkan kadar trigliserida dalam darah, kadar kolesterol hati dan
jantung. Kadar asam lemak omega 3 dalam beberapa jenis ikan laut di
perairan Indonesia berkisar antara 0,1-0,5 g/100 g daging ikan.
2. Perbedaan spesies ikan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
rendemen, kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan viskositas HPI. Hal
ini dipengaruhi oleh spesies dan habitatnya yang berbeda.
3. Komoditas ikan laut memeberikan banyak manfaat terhadap manusia
terutama pada aspek kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hafiludin. 2011. KARAKTERISTIK PROKSIMAT DAN KANDUNGAN


SENYAWA KIMIA DAGING PUTIH DAN DAGING MERAH IKAN
TONGKOL (Euthynnus affinis). Jurnal Kelautan, Vol 4, No.1. 

Hafiludin., Zainuri, M., Wahyudi, S. R. 2012. Analisis Kandungan Gizi dan


Logam Berat Ikan Belanak (Mugil sp.) di Sekitar di perairan Socah. Jurnal
Kelautan. 5 (2) : 132-141

Hafiludin. 2015. Analisis Kandungan Gizi Pada Ikan Bandeng Yang Berasal Dari
Habitat Yang Berbeda. Jurnal Kelautan. 8(1) : 37-43

Nur Alim Natsir., Shofia Latifa, 2018. Analisis Kandungan Protein Total Ikan
Kakap Merah dan Ikan Kerapu Bebek. Jurnal Biology Science &
Education. Vol 7, No. 1 : 49-55

Sari., Permata, Julius Pontoh dan Meiske S. Sangi. 2018. KOMPOSISI KIMIA
ASAM-ASAM LEMAK PADA DAGING IKAN TERI (Stophelorus sp.).
Jurnal Chem. Prog. Vol. 11. No. 2 : 63-68.

Anda mungkin juga menyukai