Anda di halaman 1dari 5

Nama : Riyanka Priyantara

Kelas : A
NPM : 230110200013
Copes Segresi
Surplus Konsumen dan Produsen
Surplus konsumen yaitu kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total atau total utility (yang
dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan
pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh dan mengkonsumsikan jumlah barang
tersebut (Samuelson dan Nordhaus 2003 dalam Kusumawardani dkk 2012). Surplus produsen adalah
jumlah yang dibayarkan oleh penjual untuk sebuah barang dikurangi dengan biaya produksi barang tersebut
(Mankiw et al. 2012 dalam Kusumawardani dkk 2012).

Apabila terjadi kesepakatan tentang harga dan kuantitas antara penjual dan pembeli maka
keseimbangan akan terjadi. Pada harga keseimbangan menggambarkan harga yang disetujui oleh produsen
maupun konsumen. Daerah yang menggambarkan kesediaan produsen melepaskan barangnya disebut
dengan surplus produsen, sedangkan daerah yang menggambarkan kesediaan konsumen untuk membeli
disebut surplus konsumen (Joesron dan Fathorrazi 2012 dalam Kusumawardani dkk 2012).

Gambar 1. Surplus Konsumen dan Surplus Produsen

Pada gambar 1 tampak bahwa keseimbangan dicapai pada harga Pe dan kuantitas Qe.
Daerah Pe.E.S inilah yang disebut dengan surplus produsen. Secara matematis luas daerah ini
dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

SP = Pe.qe-ʃ
Di sisi yang lain, sebenarnya konsumen juga bersedia membeli barang tersebut diatas harga Pe
dengan catatan bahwa barang yang akan dibeli lebih sedikit dari Qe yakni mulai dari Do sampai
Pe. Daerah Do E P merupakan surplus konsumen. Secara matematis dapat diperoleh sebagai
berikut:

SK = ʃ-Pe.qe

Sebagai contoh, hasil dari penelitian Kusumardani dkk (2012) di Pasar Induk Caringin diketahui
penawaran dan permintaan udang mencapai titik ekuilibrium yaitu dengan harga ekuilibrium
sebesar Rp. 29661 dan jumlah ekuilibrium 86 kg. Besarnya surplus produsen pada komoditas
udang adalah 1.067.057 kg dan besar dari surplus konsumen udang di pasar Caringin adalah
3.508.321. Perbandingan antara surplus konsumen dan surplus produsen pada udang adalah 3,29
yang berarti sebesar 3,29 kepuasan yang lebih banyak diperoleh oleh konsumen. Hal ini
disebabkan oleh struktur struktur Pasar Induk Caringin yaitu pasar persaingan sempurna.

Diagram COPES (Segregasi Manfaat-Biaya)

Copes membagi manfaat dan biaya dalam beberapa komponen berdasarkan aspek manfaat
sosial dan biaya sosial serta utilitas yang diperoleh seperti pada gambar 2.

Gambar 2

Nilai utilitas tangkapan meliputi upah normal nelayan (a) hingga nilai ikan bagi konsumen
di atas harga yang dibayarkan (j). Nilai tersebut termasuk nilai ikan yang didaratkan meliputi upah
normal nelayan (a) hingga bagian dari rente sumber daya yang didapat oleh pemerintah (i). Nilai
ikan yang didaratkan terdiri dari manfaat sosial bersih (penerimaan bagi nelayan karena kelebihan
skill hingga nilai ikan bagi konsumen diatas harga yang dibayarkan) dan biaya sosial (upah normal
hingga biaya pengelolaan yang dikeluarkan pemerintah). Manfaat sosial bersih terdiri dari surplus
konsumen (nilai ikan bagi konsumen di atas harga yang dibayarkan), rente sumber daya (bagian
dari rente sumber daya yang didapat oleh nelayan hingga bagian dari rente sumber daya yang
didapat oleh pemerintah), surplus produsen (penerimaan bagi nelayan karena kelebihan skill dan
penerimaan bagi pemilik kapal karena kelebihan skill), biaya pengelolaan yaitu biaya pengelolaan
yang dikeluarkan pemerintah, dan biaya penangkapan (upah normal nelayan hingga biaya operasi
termasuk depresiasi).

Opportunity Cost of Capital

Dalam istilah ekonomi dikenal biaya peluang (Opportunity Cost), dimana biaya peluang
ini adalah biaya yang timbul akibat memilih sebuah peluang terbaik dari beberapa alternatif yang
tersedia. Ketika seseorang dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan dan harus memilih salah
satu di antaranya maka alternatif yang tidak dipilihnya itulah yang menjadi biaya peluang
(Mankiw, 2000). Akan tetapi para ekonom menggunakan konsep biaya yang lebih luas yakni
dengan nilai dari peluang (opportunities) yang dikorbankan. Gagasan para ekonom bahwa biaya
adalah nilai dari peluang yang dikorbankan merupakan dasar pada konsep opportunity cost.
Opportunity cost merupakan nilai alternatif terbaik yang selanjutnya hilang, bila alternatif yang
lain dipilih dan Opportunity cost berguna dalam pengambilan keputusan. Ada beberapa fungsi dari
biaya peluang, yaitu :

 Memudahkan Dalam Menentukan Prioritas Menghitung biaya ini akan sangat


bermanfaat untuk menentukan skala prioritas. Hal ini berkaitan dengan pilihan
bisnis yang akan sangat berkaitan dengan nilai ekonominya. Semakin
menguntungkan maka semakin besar peluang untuk dipilih.
 Meminimalkan Resiko Membuka kesempatan dan meminimalkan resiko, dengan
memanfaatkannya kita bisa melakukan sejumlah perbandingan dalam menentukan
keputusan yang cocok dan membawa faktor resiko yang cukup besar jika terjadi
sesuatu diluar dugaan dan kendali kita, seperti contohnya dalam menjalankan
sebuah usaha akan selalu ada resiko, dengan adanya penghitungan peluang biaya
dan anggaran keuangan pada bisnis yang kita kerjakan maka kita sudah
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
 Membantu Dalam Perhitungan Modal Membantu perhitungan modal, dari segi
ekonomi bisa dilihat bahwa banyak pihak-pihak yang ingin meminjamkan modal
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku untuk membangun sebuah bisnis. Untuk
mengembangkan dan membangun bisnis tentu modal yang diperlukan tidak sedikit,
peluang modal membantu hal tersebut untuk memprediksi berapa kisaran modal
yang harus dimiliki sebelum membangun sebuah bisnis dengan rencana dan
keseriusan.
 Menghemat Pengeluaran Bisnis Perhitungan modal juga harus memperhatikan
risiko sehingga kemampuan menghitung biaya peluang menjadi sangat dibutuhkan.
Melalui biaya ini, kisaran modal bisa diprediksi untuk menghindari kerugian yang
lebih besar. Ini termasuk salah satu cara mengelola keuangan usaha. Melalui
perhitungannya, maka perusahaan bisa menentukan pilihan terbaik dengan biaya
terhemat. Biaya ini juga berkaitan dengan dana tambahan yang harus bisa
diminimalisasi dalam skala prioritas keuangan perusahaan. Dengan ini, pebisnis
dapat memikirkan dan menentukan, apa saja pengeluaran yang penting untuk
dikeluarkan, dan pengeluaran yang belum terlalu penting untuk dikeluarkan.
Sehingga dengan begitu perusahaan dapat menghemat setiap pengeluaran bisnis,
dan keuangan yang Anda miliki pada usaha Anda tidak mengalami kerugian atas
pengeluaran yang belum tentu penting untuk di bayar.

Dalam sektor perikanan, selain mengetahui biaya privat, ada pula biaya korbanan. Hal
tersebut terjadi karena adanya intertemporal dari sumber daya ikan artinya ikan memerlukan waktu
untuk tumbuh. Dari sisi konsumen, aspek intemporal menyangkut preferensi waktu (time
preference/ opportunity of time). Konsumen sering dicirikan dengan time preference yang positif
dimana mereka lebih memilih manfaat sekarang daripada manfaat kemudian hari (Fauzi 2006).
Bagi tenaga kerja yang bekerja sebagai nelayan, maka sebenarnya ia mengorbankan kesempatan
untuk memberikan kontribusi di sektor lainnya. Dalam perspektif ekonomi, kehilangan
kesempatan ini merupakan biaya korbanan tenaga kerja atau Opportunity Cost of Labor yang
nilainya diukur dari hilangnya kontribusi tenaga kerja terhadap kegiatan produktif lainnya.
Komponen ini biasanya diukur dengan setara upah normal (normal wages) yang diharapkan
diperoleh nelayan pada sektor lainnya (Fauzi 2010). Opportunity Cost dibagi menjadi 3, yakni
Time (Waktu), Capital (Dana/modal), dan juga Labor (SDM).

 Opportunity Cost Of Labor artinya biaya korbanan berupa tenaga kerja. Pada saat
dimana peran tenaga kerja digunakan sebagai biaya korbanan.
 Opportunity Cost Of Time artinya biaya korbanan berupa waktu, dimana ikan
memerlukan waktu untuk tumbuh, sebagai ilustrasi seorang nelayan bisa
menangkap ikan pada hari ini, namun ukuran ikan masih relatif kecil dan
menghasilkan pendapatan yang tidak terlalu berlimpah. Sedangkan apabila nelayan
tersebut menunggu hingga beberapa bulan, maka ikan yang ditangkap dapat
mencapai ukuran yang lebih besar dan relatif lebih banyak (bila adanya rekrutmen
baik kelahiran/migrasi) sehingga pendapatan jauh lebih besar. Namun dijangka
waktu untuk menunggu ikan memerlukan waktu, disitulah letak biaya korbanan
dari waktu atau Opportunity Cost Of Time.
 Opportunity Cost Of Capital artinya biaya korbanan berupa dana atau modal. Pada
saat tenggat waktu menunggu ikan yang akan ditangkap nanti (saat ikan telah
besar), dana/modal yang telah tersedia akan digunakan atau dilarikan kemana. Itu
juga merupakan biaya korbanan. Ada beberapa alternatif aliran dana yang dapat
digunakan, diantaranya adalah disimpan berupa deposito di bank, dialirkan
kedalam aset lain seperti tanah atau emas, atau dapat digunakan untuk
berwirausaha. Hal tersebut tergantung kebijakan masing-masing individu.

Anda mungkin juga menyukai