Mengapa biaya eksplorasi dianggap relatif rumit perlakuan akuntansinya, dan bagaimana solusi
secara akuntansi yang ditawarkan.
Biaya eksplorasi merupakan biaya yang cukup pelik perlakuannya, disebabkan kegiatan eksplorasi
belum tentu membawa hasil atau eksplorasi mungkin saja gagal. Sehingga muncul pertanyaan, apakah
semua biaya dikapitalisasi atau merupakan harga perolehan? Ataukah hanya biaya eksplorasi yang
sukses saja yang diperlakukan sebagai harga perolehan?
Untuk hal tersebut dikenal 2 buah konsep/pendekatan, yaitu berikut ini :
-. Konsep Full Costing (a full-cost approach).
Menurut konsep atau pendekatan ini seluruh biaya yang terjadi untuk eksplorasi dan pengembangan
aktiva sumber alam merupakan beban dari seluruh sumber daya yang ada. Biaya eksplorasi sumber-
sumber yang tidak ada dianggap dan dibebankan sebagai bagian dari harga perolehan Aktiva Sumber
Alam lain yang ditemukan.
Konsep ini berpendapat bahwa terjadinya biaya eksplorasi dan pengembangan terhadap sumber alam
tidak bisa dihindari oleh perusahaan dalam setiap usaha untuk mendapatkan sumber alam tersebut.
Dengan demikian tidak ada alasan untuk menghindari diri dari kenyataan apakah dari kegiatan
tersebut diperoleh sumber-sumber yang produktif maupun yang tidak produktif. Sangat wajar
mengkapitalisasi biaya eksplorasi karena tanpa biaya eksplorasi tidak bisa diharapkan adanya sumber-
sumber alam tersebut baik di masa sekarang maupun yang akan datang. Konsep ini menggambarkan
keadaan yang sewajarnya tentang kenyataan ekonomi yang dihadapi perusahaan yang bergerak dalam
usaha sumber alam. Oleh karena konsep ini menganggap seluruh biaya eksplorasi dikapitalisasikan
maka perusahaan yang menggunakan konsep ini tidak dibenarkan untuk mengakui kerugian atas biaya
eksplorasi sumber alam yang gagal bila kegiatan serupa diperoleh sumber alam yang produktif.
-. Konsep Successfull Effort ( successfull effort aproach).
Menurut konsep ini, hanya biaya eksplorasi yang berhasil saja yang dikapitalisasi dengan harga
perolehan aktiva sumber alam yang bersangkutan. Biaya eksplorasi yang tidak menghasilkan
dibebankan sebagai biaya periodik. Konsep ini mengaitkan biaya yang terjadi dengan pendapatan-
pendapatan yang akan diperoleh setepat-tepatnya dalam kegiatan eksplorasi sumber alam. Biaya-biaya
eksplorasi yang gagal tidak dibenarkan untuk ditangguhkan pembebanannya. Konsep ini sifatnya
lebih konservatif di bandingkan konsep full costing. Risiko akan adanya nilai buku aktiva sumber
alam yang melampaui nilai kandung sumber alam tersebut dapat diperkecil. Dengan konsep ini,
manajemen dapat mengikuti dan mengukur besarnya prestasi untuk setiap sumber secara individual
karena konsep ini menggambarkan biaya historis yang sebenarnya dari masing-masing sumber alam.
Sumber : MODUL EMKA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II hal 2.5-2.6
2. Apa yang Anda pahami tentang deplesi, dan bagaimana perhitungan biaya deplesi dilakukan.
Deplesi adalah istilah penyusutan untuk aktiva sumber alam. Deplesi dapat pula didefinisikan sebagai
proses alokasi dari harga perolehan aktiva sumber alam ke periode-periode akuntansi yang menikmati
hasil aktiva sumber alam tersebut.
Penghitungan deplesi.
Menghitung dulu tarif deplesi per satuan output yang dihasilkan sebelum menghitung jumlah atau
besarnya beban penyusutan/deplesi.
Ada 3 faktor yang menentukan besarnya tarif deplesi, yaitu :
-. Harga perolehan aktiva sumber alam yang bersangkutan.
-. Taksiran nilai residu tanah di mana sumber itu berada, bila sumber alam sudah habis dieksploitasi.
-. Taksiran kandungan sumber alam yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.
Bila 3 faktor tersebut sudah ditentukan maka tarif deplesi di hitung dengan rumus