Anda di halaman 1dari 7

Tugas 2

Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank


Ade Maman Rohmansyah / 043694679

Tugas :

1. Sebutkan dan jelaskan jasa-jasa yang diberikan oleh Bank Umum dan Bank
syariah!
Jasa – jasa yang hanya diberikan oleh Bank Umum :
1) Kliring
Kliring merupakan cara penyelesaian utang piutang dalam bentuk warkat
atau surat-surat berharga antara bank-bank peserta kliring. Yang
bertugas menyelenggarakan kliring adalah Bank Indonesia dengan
menyediakan tempat pertemuan bank-bank kliring.
2) Inkaso
Inkaso merupakan jasa bank untuk penagihan pembayaran atas surat /
dokumen berharga kepada pihak ketiga di tempat atau kota lain di dalam
negeri. Surat berharga yang dapat diproses dapat berupa wesel, cek, bilyet
giro, kuitansi, surat promes / askep, dan hadiah undian.
3) Letter of Credit (L/C)
L/C merupakan cara pembayaran internasional yang memungkinkan
pihak eksportir di suatu negara menerima pembayaran tanpa menunggu
berita dari negara tujuan ekspor setelah barang dan berkas dokumen
dikirim kepada pemesan.
4) Bank Garansi
Bank garansi merupakan suatu jaminan yang diterbitkan oleh bank atas
permintaan nasabah untuk memenuhi kewajibannya pada pihak lain
apabila nasabah tersebut tidak mampu memenuhi kewajibannya. Dalam
bank garansi ada 3 pihak yang terlibat, yaitu nasabah sebagai peminta
jaminan, bank sebagai pemberi jaminan, dan pihak ketiga sebagai
penerima jaminan.
5) Transfer
Transfer merupakan jasa bank berupa pengiriman uang baik di dalam
negeri maupun keluar negeri. Dewasa ini jasa transfer sudah berkembang
pesat dan berkat online sistem yang bisa dilakukan selama 24 jam.
Sedangkan pada bank syari’ah, jasa yang ditawarkan sedikit berbeda. Jasa
yang diberikannya digolongkan menjadi 4, yaitu :
1) Al-Wakalah
Prinsip dari Al-Wakalah adalah nasabah memberikan kuasa kepada bank
untuk mewakili dirinya dalam melaksanakan jasa tertentu. Jasa tersebut
dapat berupa jasa yang sama yang ditawarkan bank umum seperti
pembukaan L/C, inkaso, dan transfer dana. Atas jasa yang diberikan ini,
bank berhak menerima fee.
2) Al-Hawalah
Jasa Al-Hawalah adalah jasa pengalihan utang piutang untuk
mendapatkan dana tunai guna melanjutkan usahanya. Dalam proses
perbankan transaksi ini bisa diterapkan dalam rangka anjak piutang atau
factoring.

TUGAS 2 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK ADE MAMAN ROHMANSYAH / 043694679
3) Al-Kafalah
Jasa Al-Kafalah merupakan suatu jasa yang ditawarkan bank syariah
yang mana prosesnya sama dengan pemberian bank garansi pada bank
umum hanya saja dilakukan dengan prinsif syariah.
4) Al-Rahn
Jasa Al-Rahn merupakan kata lain dari jasa gadai. Karena menerapkan
prinsip syariah maka jasa gadai ini tentu harus sesuai ketentuan syar’I,
yaitu merupakan milik sendiri, jelas ukuran, sifat, dan jumlahnya. Nilai
gadai dapat ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Untuk barang yang
digadaikan dapat dikuasai oleh bank namun tidak dapat dimanfaatkan
oleh bank.

2. Berdasarkan bacaan dibawah ini

Indikator Kesehatan Bank Saat Pandemi

Selasa, 28 Juli 2020 / 09:34 WIB


https://analisis.kontan.co.id/news/indikator-kesehatan-bank-saat-pandemi
KONTAN.CO.ID - Pandemi Covid-19 telah mengganggu kesehatan perbankan
nasional melalui jalur pemburukan kualitas kredit. Upaya untuk mencegah
penularan virus korona tersebut melalui pembatasan pergerakan masyarakat
telah menyebabkan banyak korporasi dan usaha mikro kecil menengah
(UMKM) mengurangi atau bahkan menutupi kegiatan produksi/jasanya.
Penjualan menyusut tajam dan akhirnya mengancam kemampuan mereka
dalam membayar kewajibannya di bank.
Untuk mencegah agar pemburukan kualitas kredit perbankan tidak kian
dalam, maka sejak Maret 2020 otoritas terkait telah memberikan lampu hijau
kepada bank untuk melakukan restrukturisasi pada kredit yang terdampak
Covid-19. Kualitas kreditnya pun tetap diperlakukan lancar. Kemudahan ini
memang bersifat temporer, hanya berlaku selama satu tahun ke depan yakni
hingga Maret 2021.
Selain itu, atas kredit yang telah direstrukturisasi tadi, perbankan nasional
juga dibolehkan untuk tidak menambah pembentukan provisi atau Cadangan
Kerugian Penyusutan Nilai (CKPN) kredit. Namun, dengan catatan bahwa
bilamana debitur yang telah mendapatkan fasilitas restrukturisasi tersebut
yang berkinerja baik pada awalnya, lantas diperkirakan menurun karena
terdampak Covid-19 dan tidak dapat pulih pasca restrukturisasi/dampak
Covid-19 berakhir, maka bank tetap wajib membentuk CKPN. Lalu, bagaimana
dengan perkembangannya saat ini?
Berdasarkan data perbankan, jumlah kredit yang direstrukturisasi hingga Mei
2020 telah mencapai Rp 740,01 triliun atau 13,25% dari total kredit yang
disalurkan. Kredit restrukturisasi tersebut telah melonjak pesat hingga
147,49% atau setara Rp 441,01 triliun ketimbang Februari 2020 (periode
sebelum ketentuan restrukturisasi diberlakukan) yang mencapai Rp 299,00
triliun. Dari peningkatan tersebut, sebesar 97,07% nya atau setara Rp 428,10
triliun merupakan kredit restrukturisasi dengan kualitas lancar.
Apabila dilihat perkembangan bulan ke bulan mulai Maret hingga Mei 2020,
peningkatan kredit restrukturisasi yang paling tinggi sebetulnya terjadi pada
April 2020. Kala itu, kredit restrukturisasi melesat 61,33% atau Rp 196,48

TUGAS 2 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK ADE MAMAN ROHMANSYAH / 043694679
triliun ketimbang Maret 2020 yang naik 7,15% atau Rp 21,37 triliun.
Sementara kredit restrukturisasi yang dilakukan pada Mei 2020 naik 43,18%
atau setara Rp 223,17 triliun, masih tinggi meski melambat ketimbang bulan
sebelumnya.
Upaya perbankan melakukan restrukturisasi kredit tersebut telah berdampak
positif dengan tertahannya pemburukan risiko kredit lebih dalam. Hal ini
terlihat dari rasio kredit bermasalah (NPL) yang relatif naik sedikit, dari 2,79%
pada Februari 2020 menjadi 3,00% pada Mei 2020. Masih naiknya rasio NPL
tersebut tidak lepas dari jumlah kredit bermasalah yang meningkat 8,72% atau
bertambah Rp 13,46 triliun.
Indikator keuangan lainnya seperti rasio pendapatan bunga bersih (NIM) yang
meski terlihat menyusut namun juga relatif tidak dalam. Pada Mei 2020, NIM
industri perbankan sebesar 4,36%, sedikit turun dari posisi Februari 2020
yang sebesar 4,67%.
Bila dilihat dari nominalnya, penurunan pendapatan bunga bersih tersebut
hanya sebesar 5,99% atau Rp 19,99 triliun, yakni dari Rp 334,02 triliun
menjadi Rp 314,03 triliun. Gambaran ini menunjukkan bahwa skema
restrukturisasi melalui penundaan pembayaran angsuran bunga relatif belum
signifikan. Tampaknya, perbankan lebih memilih skema restrukturisasi kredit
dengan penundaan angsuran pokok kredit, perpanjangan jangka waktu atau
penurunan suku bunga.
Hal yang masih positif lainnya adalah penurunan pendapatan bunga bersih ini
masih belum menggerus likuiditas bank secara keseluruhan. Kondisi ini tidak
lepas dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang masih tumbuh positif
yakni 8,89% secara tahunan pada Mei 2020 dan bahkan cenderung naik.
Di sisi lain, penyaluran kredit melemah, yakni hanya tumbuh 3,09% secara
tahunan pada posisi yang sama. Hal ini berarti ada kelebihan DPK yang lantas
ditempatkan bank pada alat likuid seperti Surat Berharga Negara (SBN). Hal
ini mengakibatkan likuiditas bank yang tercermin dari rasio alat likuid
terhadap DPK yang kian membumbung tinggi mencapai 24,33%.
Kondisi yang sama juga terjadi pada indikator CKPN. Pada Februari 2020, bank
telah membentuk CKPN hingga mencapai Rp 248,92 triliun. Dan pada Mei
2020, terdapat tambahan CKPN lagi sebesar Rp 21,24 triliun atau naik 8,53%
menjadi Rp 270,16 triliun.
Tetap waspada
Tambahan CKPN tersebut sesungguhnya sejalan dengan tambahan kredit
bermasalah yang mencapai Rp 13,46 triliun. Tertahanya peningkatan
pembentukan CKPN membuat rasio permodalan perbankan (CAR) relatif tidak
terpengaruh, masih tercatat tinggi meski hanya turun sedikit dari 22,27% pada
Februari 2020 menjadi 22,14% pada Mei 2020.
Kendati begitu, bila kita mencermati indikator kredit berisiko (Loan at Risk)
secara konservatif yang terdiri dari kredit bermasalah (NPL), kredit kualitas
dalam perhatian khusus dan kredit restrukturisasi dengan kualitas lancar,
maka sejatinya terdapat lonjakan yang tajam.
Pada Mei 2020, rasio kredit berisiko terhadap total kredit tercatat cukup tinggi,
mencapai 19,21% atau meningkat pesat dari Februari 2020 yang baru tercatat
sebesar 11,14%. Peningkatan rasio kredit berisiko tersebut memang
dikontribusi dari peningkatan kredit restrukturisasi dengan kualitas lancar
sebagaimana tersebut di atas.

TUGAS 2 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK ADE MAMAN ROHMANSYAH / 043694679
Sementara tambahan CKPN untuk kenaikan kredit yang direstrukturisasi
sepertinya belum dibentuk bank, terutama yang berkualitas lancar yang
mendominasi kredit restrukturisasi perbankan. Hal ini juga yang menjelaskan
mengapa coverage CKPN, yakni rasio CKPN terhadap NPL, relatif tidak
berubah, bahkan sedikit menurun dari 161,25% (Februari 2020) menjadi
160,97% (Mei 2020). Hal yang sama juga terjadi pada rasio CKPN terhadap
total kredit yang tetap rendah, meski sedikit naik dari 4,49% menjadi 4,84%.
Meskipun indikator penting (vital signs) yang menunjukkan kesehatan bank
seperti kualitas aset, likuiditas dan permodalan tersebut tampak baik-baik
saja, namun kewaspadaan dan pemantauan secara ketat tetap perlu dilakukan
seiring dengan sumber masalah yakni pandemi Covid-19 yang belum jelas
kapan akan berakhir. Hal ini karena pelonggaran ketentuan prudensial
tersebut sejatinya merupakan tindakan mengulur waktu (buying time) hingga
satu tahun ke depan, sampai diperoleh gambaran yang jelas dan pasti tentang
dampak pandemi Covid-19 yang sebenarnya.
Maka dari itu, ada baiknya terhadap kredit yang direstruktuisasi tersebut,
bank tetap perlu berupaya untuk membentuk CKPN. Tentu dengan tetap
menilai kondisi debitur yang sesungguhnya, sehingga tindakan lebih dini dapat
segera dilakukan. Di samping itu, komitmen pemegang saham untuk
menyuntik modal atau likuiditas tetap sangat diperlukan dan menjadi kunci
penting dalam menjaga kesehatan bank, terutama dalam menghadapi
serangan Pandemi Covid-19 ini.
Penulis : Ardhienus Asisten Direktur di Departemen Surveilans Sistem
Keuangan Bank Indonesia

Uraikan dan jelaskan menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.


4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum :

a) Mengapa kesehatan bank perlu dijaga?


Menurut POJK No. 4 Tahun 2016 tentang Penilaian Kesehatan Bank
Umum, Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kondisi Bank
yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank. Kesehatan bank perlu
dijaga untuk menjaga kepercayaan nasabah pada bank. Kepercayaan
nasabah terhadap bank sangatlah penting karena mempengaruhi
kualitas operasional perbankan yang mana apabila hal itu terjadi dapat
berpengaruh terhadap perekonomian secara umum. Bank sebagai
Lembaga depository sangat bergantung pada kepercayaan nasabah ini.
Sehingga kesehatannya perlu dinilai agar kepercayaan nasabah tetap
terjaga.
b) Kegiatan yang dapat dilakukan oleh Bank yang sehat
Suatu bank yang sehat dapat menjalankan fungsinya sebagai Lembaga
intermediary yaitu sebagai Lembaga yang menghimpun dan menyalurkan
dana dari dan kepada nasabah.

TUGAS 2 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK ADE MAMAN ROHMANSYAH / 043694679
3. Sewa guna usaha atau leasing dapat menjadi alternatif sumber
pembiayaan baik bagi perorangan maupun perusahaan dan memiliki
banyak keunggulan dibandingkan sumber pembiayaan lainnya. Sebutkan
dan jelaskan kelebihan dan kelemahan leasing dibandingkan dengan
sumber pembiayaan lainnya!
A. Kelebihan Leasing
1) Pembiayaan penuh dimana leasing melakukan pembayaran tanpa
menyediakan uang muka dan dilakukan sampai 100% (full pay out)
2) Fleksibilitas dimana pihak leasing dapat memilih skema
pembayaran angsuran yang menguntungkan baginya.
3) Penghematan modal. Dengan adanya leasing, lessee dapat
menghemat modal kerja sehingga kelebihan modalnya dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan lain.
4) Off balance sheet dimana tidak adanya ketentuan untuk
mencantumkan sumber pendanaan leasing dalam neraca
perusahaan, untuk itu prosedur pembelian asset tidak perlu
dipenuhi secara terperinci.
5) Diversifikasi pembiayaan. Lesse memiliki alternatif pembiayaan
selain dari bank, walaupun telah memiliki sumber pendanaan dari
bank masih dimungkinkan untuk memperoleh juga dari leasing
tanpa mengganggu kredit yang telah diperoleh.
6) Lebih murah. Pembiayaan barang modal melalui metode leasing
lebih murah dibanding dengan kredit bank berdasarkan
perhitungan present value. Selain itu transaksi leasing juga bebas
pajak dan biaya penyusutan (depresiasi).
7) Perlindungan akibat kemajuan teknologi. Lesse mendapatkan
perlindungan terhindar dari kerugian akibat barang yang disewanya
mengalami ketinggalan model atau sistem karena pesatnya
kemajuan teknologi.
8) Proteksi inflasi. Leasing dapat memberikan proteksi terhadap inflasi
khususnya apabila leasing berdasarkan tarif suku bunga tetap.
B. Kelemahan Leasing
1) Pembiayaan melalui leasing bisa jadi relative lebih mahal dibanding
pembiayaan dari kredit investasi bank, atau bahkan pembelian
secara tunai akan lebih murah dibanding leasing. Hal ini disebabkan

TUGAS 2 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK ADE MAMAN ROHMANSYAH / 043694679
karena sumber pendanaan lessor didapat dari bank atau Lembaga
keuangan bukan bank.
2) Barang modal yang didapat dari leasing tidak bisa dijadikan jaminan
kepada pihak bank untuk mendapatkan pinjaman. Sewaktu-waktu
lessor dapat menarik barang tersebut dari lessee apabila terjadi
pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
3) Barang yang diberikan lessor selama proses leasing merupakan hak
milik lessor sehingga lessee kehilangan prestise barang tersebut
karena dari awal barang tersebut tidak pernah menjadi milik lessee.

4. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.35/POJK.05/2015


tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura, uraikanlah:
a. pengertian usaha modal ventura
Menurut POJK No. 35 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Modal Ventura pasal 1, Usaha Modal Ventura adalah usaha
pembiayaan melalui penyertaan modal dan/atau pembiayaan untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka pengembangan usaha pasangan
usaha atau debitur.
Usaha modal ventura ini merupakan suatu Lembaga keuangan bukan
bank yang diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif jasa
keuangan yang dapat dimanfaatkan Pasangan Usaha dan / atau Debitur
dalam mendanai aktivitas usahanya.
b. kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh perusahaan modal
ventura
Usaha yang diselenggarakan oleh Perusahaan Modal Ventura menurut
Pasal 2 POJK No. 35 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Modal Ventura adalah :
a. Penyertaan saham (equity participation);
b. Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity
participation);
c. Pembiayaan melalui pembelian surat utang yang diterbitkan
Pasangan Usaha pada tahap rintisan awal (start-up) dan/atau
pengembangan usaha; dan/atau
d. Pembiayaan usaha produktif.

TUGAS 2 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK ADE MAMAN ROHMANSYAH / 043694679
Selain itu Perusahaan Modal Ventura juga dapat melaksanakan kegiatan
usaha :
a. Mengelola dana ventura;
b. Kegiatan jasa berbasis fee;
c. Kegiatan usaha lain dengan persetujuan OJK.
c. pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme modal ventura
1) Pemilik modal
Modal dari suatu perusahaan modal ventura dapat dihimpun dari
berbagai sumber yang kemudian ditampung dalam suatu Lembaga
khusus yang disebut venture capital funds.
2) Profesional
Di dalam perusahaan modal ventura terkumpul para professional
dengan keahlian pengelolaan investasi dan mencari investasi yang
potensial. Professional juga bisa berupa Lembaga yang disebut
perusahaan manajemen atau management venture / capital fund
company.
3) Perusahaan yang membutuhkan dana atau modal
Merupakan perusahaan yang membutuhkan dana atau modal
untuk usahanya. Perusahaan ini disebut sebagai investee company
atau perusahaan pasangan usaha (PPU).

Sumber :
Lestari, Murti. 2020. Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank. Tangerang Selatan.
Universitas Terbuka.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 4/POJK.03/2016 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum. Jakarta. Kemenkumham.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 35/POJK.05/2015 Tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Modal Ventura. Jakarta. Kemenkumham.

TUGAS 2 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK ADE MAMAN ROHMANSYAH / 043694679

Anda mungkin juga menyukai