Anda di halaman 1dari 1

Diskusi 6 Hukum Pajak

Tata cara pemungutan Pajak Daerah Pasal 96-99

Pemungutan pajak dilarang diborongkan, dan ada dua cara dalam


pelaksanaan kewajiban pajak. Pertama dapat berupa Official Assesment
berarti pihak pajak mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak/daerah (SKPD)
atau dokumen lain seperti tiket atau nota perhitungan. Sementara itu,
kemungkinan kedua pihak wajib membayar sendiri kewajiban pajaknya
berdasarkan perundang-undangan perpajakan, dengan menggunakan SPT
Daerah (SPTD), atau adanya tagihan karena hasil temuan pemeriksa pajak
ada kesalahan dan sebagainya dan pihak wajib pajak menerima SKPDKB,
yaitu Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang bayar atau SKPDKBT, yaitu
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahanm bila dilakukan
pemeriksaan, dan telah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak daerah kemudian
ditemukan lagi data yang menunjukan masih ada kekurangan pajak yang
harus ditagihkan.

Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah

Pemungutan Retribusi dilakukan dengan menggunakan SKRD atau dokumen


lain yang dipersamakan. Dokumen lain yang dipersamakan dapat berupa
karcis, kupon, dan kartu langganan.

Dalam wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau
kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan surat tagihan retribusi
daerah (STRD) yang terlebih dahulu diberikan Surat Teguran.

Tata cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan


Kepala Daerah, sesuai pembahasan dimuka, seluruh tata cara pemungutan
harus sebelumnya dikeluarkan peraturan dalam bentuk Peraturan Daerah.

Pemanfaatan dari penerimaan masing-masing jenis Retribusi diutamakan


untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan
pelayanan yang bersangkutan. Pengaan lokasi pemanfaatan penerimaan
Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Sumber : BMP/EKSI4202.Modul 7/Hal 7.12 dan 7.28

Anda mungkin juga menyukai