Anda di halaman 1dari 6

Nama : Reka Yuliana Siregar

NIM : 041002378

Diskusi 6 Pendidikan Agama Kristen

Bacalah 1 Korintus 15:33, Lukas 1:9, 2:24, Kisah Para Rasul 6:14. Makna apa yang terdapat pada ayat-ayat
tersebut

Tanggapan :

Kutipan ayat alkitab pada 1 Korintus 15 : 33

“ Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”

Dalam ayat ini menerangkan bahwa setiap kita harus waspada pada pergaulan di lingkungan kita.
Terkadang kebiasaan baik kita akan hilang ketika kita bertemu dengan teman sepergaulan yang
membawa kita untuk semakin jauh dari Tuhan.

Manusia adalah makhluk sosial yang pada kodratnya suka bergaul dengan siapapun. Pergaulan
sangat menentukan sikap dan karakter kita. Jika kita sering bergaul dengan orang baik, maka
karakter kita tentu akan baik. Sebaliknya, jika kita bergaul dengan yang buruk maka karakter kita
pun akan buruk. Tuhan tidak menghendaki kita rusak atau tercampur dengan pergaulan yang buruk.
Tuhan menghendaki kita benar-benar murni hanya untuk Tuhan.

Daud misalnya, ia menjaga pergaulannya dari yang jahat (Mzm. 26:3-5). Dia tidak bergaul dengan
penipu, orang munafik, orang jahat dan orang fasik, tepat seperti perintah Tuhan. Namun dalam
Mazmur 25:11-14, jika kita sudah berbuat dosa, kita harus mau mengakuinya serta memohon
ampun pada Tuhan. Sehingga kita menjadi orang yang diberkati dan berbahagia, bahkan sampai
pada anak dan cucu kita. Tuhan mau bergaul karib pada kita yang takut akan Tuhan.

Contoh orang yang bergaul baik dengan Tuhan ialah Nuh. Dalam Kejadian 6:9-12, sekalipun orang
pada zaman itu hidup rusak, anak-anak Allah bercampur dengan anak-anak manusia yang berarti
sudah tidak murni lagi, namun tidak demikian dengan Nuh. Nuh tetap menjaga kemurniannya
sehingga ia hidup bergaul dengan Allah. Sehingga pada saat bumi dibinasakan oleh air bah, Nuh
sekeluarga diselamatkan.

Paulus menyerukan kepada kita agar kita berhati-hati menyikapi pergaulan. "Janganlah kamu sesat:
Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" (1Kor. 15:33). Apa yang disampaikan
Paulus mengacu kepada sebuah situasi ketika sebuah ajaran yang tidak mempercayai kebangkitan
Kristus beredar di kalangan jemaat Korintus. Mereka dengan gencar berusaha mempengaruhi
jemaat sehingga banyak di antara mereka yang kemudian terpengaruh. Paulus pun mengingatkan
dengan tegas agar mereka tidak terjebak dalam pengajaran yang salah itu. Mereka harus
memperhatikan betul pergaulan mereka agar jangan sampai segala yang baik yang telah mereka
capai kemudian hancur berantakan. Pesan ini secara luas masih berlaku hingga hari ini, ketika
penyesatan bisa hadir dimana-mana dengan begitu mudahnya. Perkembangan teknologi membuat
media semakin banyak, dan dari segala sisi kita bisa dipengaruhi oleh ajakan atau ajaran sesat yang
seringkali hadir dengan kemasan menarik yang sepintas bisa saja terlihat baik dan benar. Jika
dahulu pesan Paulus itu merupakan sesuatu yang penting, apalagi hari ini.

Kita memang tidak boleh bersifat eksklusif, menutup diri dari orang lain yang tidak sepaham atau
seiman, apalagi menganggap orang itu najis atau tidak tahir (haram). Dengan jelas Firman Tuhan
melarang kita untuk menjauhi orang lain dengan menganggap mereka seperti itu dalam Kisah Para
Rasul 10:28. Tetapi ingat pula bahwa kita harus berhati-hati agar jangan sampai kita yang terjebak
mengikuti arus, malah kita yang ikut-ikutan rusak. Tugas kita untuk menjadi terang mengharuskan
kita untuk bisa membuka diri seluas-luasnya dengan berbagai pihak. Bersikap eksklusif dengan
menutup diri akan sama artinya dengan meletakkan lampu dibawah gantang, sehingga terang tidak
akan bisa bercahaya menerangi apa-apa. (Baca Mat. 5:14-16). Tetapi ingat pula bahwa sebuah
terang seharusnya mampu mengalahkan kegelapan. Gelap tidak akan pernah mampu melawan
terang. Segelap gulita apapun, jika cahaya masuk kesana maka kegelapan akan sirna. Jika kita yang
kalah dan kemudian meredup bahkan menjadi gelap, bukankah itu hal yang ironis dan sangat
disayangkan? Kita memang harus membuka diri kepada semua orang, jangan hanya bergaul secara
sempit saja, tetapi penting pula bagi kita untuk menjaga diri kita supaya tetap bisa berfungsi
sebagai terang dan tidak malah ikut masuk ke dalam kegelapan yang menyesatkan.
Kita diingatkan untuk mewaspadai segala godaan dan tawaran yang bisa dibawa oleh lingkungan
pergaulan kita. Firman Tuhan berkata "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik." (1Tes.
5:21). Kita harus senantiasa menguji segala sesuatu apakah sesuai dengan Firman Tuhan atau tidak.
Berhati-hatilah karena jebakan bisa masuk dari manapun. Mulai dari sesuatu yang terlihat
menggiurkan atau nikmat hingga ajaran-ajaran yang dipoles dalam kemasan yang terlihat baik
namun di dalamnya mengandung banyak hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Itulah
sebabnya kita harus terus rajin membaca Firman Tuhan agar kita tidak gampang terbujuk karena
kekurang tahuan kita. Kita hidup di jaman dimana "..orang jahat dan penipu akan bertambah jahat,
mereka menyesatkan dan disesatkan" (2Tim. 3:13). Oleh karena itulah kita diingatkan: "Tetapi
hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini,
dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu" (ay. 14). Tetaplah
berpegang pada kebenaran Firman Tuhan dalam melangkah. Bergaul tidak salah, tetapi kita harus
bisa kritis terhadap pendapat atau ajakan teman-teman. Jagalah diri kita agar jangan sampai
terpengaruh kepada sesuatu yang menyesatkan. Pegang prinsip kebenaran baik-baik dan jangan
gadaikan demi solidaritas, demi status, demi pertemanan, ingin terlihat hebat dan sebagainya.
Karena itu, carilah pergaulan yang baik agar hidup kita diberikati TUHAN.

Pada Lukas 1 : 9 dan 2 : 24

Luk 1:9

Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang
ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan m di situ.

Menurut kebiasaan keimaman, Zakharia terpilih berdasarkan undian untuk masuk ke Bait Allah
dan membakar ukupan.

bahwa ia terkena undi, menurut pekerjaan imam, akan masuk ke dalam Bait Allah membakar
kemenyan.

Dengan undian, yang biasanya dilakukan oleh imam-imam, Zakharia ditunjuk untuk masuk ke
dalam Rumah Tuhan dan membakar kemenyan.

Dan seperti kebiasaan para imam, mereka membuang undi untuk mengetahui siapa yang akan
membakar kemenyan di bagian rumah TUHAN yang bernama Ruang Kudus. Dan ternyata Zakaria
yang terpilih untuk tugas itu.
menurut kebiasaan keimaman, dia mendapat undi untuk masuk ke dalam tempat suci guna
membakar dupa.

Menurut adat istiadat pekerjaan imam, undian dilaksanakan untuk menentukan siapa imam yang
bertugas masuk ke dalam Bait Allah dan membakar dupa di situ. Kali itu, Zakharialah yang terkena
undian.

Mengikut peraturan keimaman, dia diundi masuk ke dalam Bait Suci Tuhan untuk membakar
kemenyan.

Lukas 2 : 24

“ Dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu
sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Dalam konteks ini kita bisa melihat bahwa pengorbanan Tuhan Yesus yang mempersembahkan
Korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, (Imamat 12 : 8) orang tua Yesus
memberikan korban persembahan berupa sepasang burung tekukur dan dua ekor anak burung
merpati, pada saat itu mungkin kita tidak mengetahui status ekonomi orang tua Yesus pada waktu
itu, namun orang tua Tuhan Yesus memberikan persembahan berupa burung, dan mereka taat akan
apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan.

Kisah Para Rasul 6 : 14

“ Sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan
tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita”.

Di dalam ayat 11-14 dibeberkan fitnahan mereka kepada Stefanus. Mereka menuduh Stefanus
sebagai penghujat karena memberitakan Injil. Tuduhan mereka begitu mengerikan karena hukuman
bagi penghujat adalah hukuman mati. Apakah benar Injil menghujat Allah? Tentu tidak. Mereka
menganggap Injil sebagai penghujatan kepada Allah karena Sang Mesias dari Allah diberitakan
sebagai seseorang yang mati di kayu salib. Mereka juga menganggap Stefanus menghujat Musa
dan Bait Suci karena mengkhotbahkan Kristus. Semua ini adalah fitnah. Stefanus akan
membuktikan di dalam pembelaannya bahwa yang ditentang oleh musuh-musuhnya ini bukan
hanya Yesus dan berita Injil, tetapi juga Musa, Bait Suci, dan bahkan Allah sendiri. Inilah tuduhan
yang sering dituduhkan kepada orang-orang Kristen, yaitu bahwa mereka menghujat Allah,
menghina Musa, dan menghina Bait Suci. Ini terjadi karena mereka tidak mengerti bahwa Allah
memang merencanakan keselamatan bagi manusia melalui Anak-Nya yang akan menjadi manusia
dan mati di kayu salib. Mereka tidak mengerti bahwa Musa bukanlah Juruselamat. Musa
menubuatkan Sang Juruselamat, tetapi dia bukan Sang Juruselamat. Mereka juga gagal memahami
bahwa Bait Allah adalah simbol sementara tentang kehadiran Allah. Mereka begitu bodoh dan
sombong sehingga mereka menolak untuk memahami Taurat melalui sudut pandang Injil,
sebagaimana dinyatakan oleh Stefanus dan para rasul.

Pemberitaan Injil tidak mungkin tidak menyinggung orang. Siapa pun yang mendengarkan berita
ini akan menemukan bahwa berita ini sangat ofensif. Sangat menyerang siapa pun yang sedang
menolak Allah yang sejati. Tetapi setelah beberapa lama orang-orang Kristen di Yerusalem
mengalami keadaan damai dengan rakyat di sana, meskipun selalu berkonflik dengan para
pemimpin agama, akhirnya tiba juga gerakan permusuhan yang dimulai dengan fitnahan para kaum
Libertini ini. Jika sebelumnya orang banyak masih hidup damai, bahkan menaruh perasaan hormat
kepada orang-orang Kristen, maka sekarang mulai tiba masa penganiayaan yang dilakukan bukan
oleh para pemimpin agama, tetapi oleh rakyat banyak.

Gerakan yang mengerikan dan penuh kebencian ini menunjukkan wajah yang sejati dari umat
Israel di Yerusalem. Sekarang menjadi makin jelas bahwa baik para pemimpin agama maupun
rakyat banyak, semua memusuhi Tuhan dan membenci orang-orang yang mau menyembah Tuhan.
Mereka mulai memakai paham-paham yang salah tentang kekristenan dan menyebarkan kebencian
di tengah-tengah orang Yerusalem. Mereka memojokkan orang-orang Kristen dengan memberi
label “penghujat adat istiadat Yahudi” kepada mereka. Kebencian yang dahulu mereka luapkan
kepada Kristus sekarang mereka luapkan kepada murid-murid-Nya. Setelah mendapatkan
dukungan dari rakyat banyak, mereka pun mulai melakukan gerakan. Mereka menangkap Stefanus
dengan tiba-tiba dan menyeret dia ke pengadilan agama mereka. Bayangkan betapa
menakutkannya saat itu. Orang banyak yang penuh kemarahan datang dengan teriakan dan
umpatan menangkap Stefanus dengan kekerasan dan membawa dia ke Mahkamah Agama dengan
penuh kebencian. Kata-kata umpatan dan niat membunuh serta segala bentuk luapan kebencian
harus dirasakan Stefanus sepanjang perjalanan menuju Mahkamah Agama. Bayangkan orang
banyak yang menangkap, menyeret, memaki-maki, berusaha memukul, dengan penuh kebencian
mengelilingi Stefanus. Jumlah yang begitu banyak dan penuh amarah ini masih ditambah dengan
rakyat banyak yang telah termakan hasutan, berdiri berkerumun sambil meluapkan kebencian
kepada Stefanus di sepanjang perjalanannya ke tempat dia akan diadili. Perasaan yang begitu
menakutkan tetapi juga begitu penuh hormat. Mengapa hormat? Karena sama seperti Kristus
berjalan menuju Golgota dengan diiringi oleh makian kebencian orang-orang di sepanjang jalan,
demikian juga Stefanus mengalami hal yang sama. Tetapi ayat 15 mengatakan bahwa Stefanus
tetap tenang, bahkan wajahnya mirip dengan wajah seorang malaikat yang kudus.

Kekuatan untuk bertahan dan ketenangan Stefanus tentunya berasal dari Roh Kudus yang
memenuhi dia. Demikian juga hikmatnya di dalam memberitakan Injil ketika dia membela dirinya
di dalam pengadilan itu, tentu juga dari Allah. Tetapi terkadang Allah membiarkan hamba-Nya
yang terbaik memiliki waktu pelayanan sedemikian singkat karena kebencian orang-orang yang
mau dijangkau olehnya. Tetapi kebencian yang berasal dari setan tidak akan pernah menang.
Kebencian itu boleh menghancurkan banyak gereja Tuhan secara fisik, membunuh banyak murid-
murid Kristus dengan demikian kejam, tetapi ketekunan iman setiap orang Kristen membuktikan
kemenangan Allah.

Anda mungkin juga menyukai