Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS 2

Nama Mahasiswa : AGAPE HUTAHAEAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044158614

Kode/ Nama Mata Kuliah : MKWU4103/ Pendidikan Agama Kristen

Kode/ Nama UPBJJ : 17/ Universitas Terbuka Jambi


1. Jelaskan 3 pandangan Rasul Paulus tentang hokum taurat!
a. Tuhan menurunkan hukum Taurat untuk menunjukkan bahwa manusia tidak terlepas dari dosa karena tidak satu orang pun yang
bisa melaksanakan hukum tersebut dengan sempurna.
b. Diturunkannya hukum Taurat adalah membuka kesempatan bagi Tuhan untuk menyatakan kasih-Nya dengan pengorbanan Yesus
Kristus. Kalau sebelumnya tidak ada hukum Taurat maka pengorbanan Yesus di tiang salib tentu tidak perlu terjadi.
c. Hukum Taurat dan pengorbanan Yesus dikatakan sebagai bentuk keadilan Tuhan bagi manusia, karena membiarkan dosa-dosa
sebelumnya dan menghapusnya pada saat penyaliban Yesus. Dikatakan apa yang dilakukan Tuhan adalah benar dan orang yang
beriman kepada Yesus juga akan dibenarkan.

2. Asas taat dan hormat pada hukum dapat terwujud apabila pelaksanaan penegakan hukum dilakukan tidak diskriminatif. Sebutkan 5 dari 6
faktor penyebab penegakan hukum di Indonesia belum berjalan dengan baik.
a. Adaya Transaksi dalam Penegakan Hukum
Masih terdapat transaski “jual beli” hukum baik secara tersembunyi maupun terang-terangan. Hukum masih dapat diperjual
belikan untuk mempermudah penyelesaian masalah. Lembaga penegakan hukum yang seharusnya menjunjung tinggi hukum
sering dapat dipengaruhi dengan memberi sejumlah uang.
b. Moral Penegak Hukum yang Buruk
Terdapat degradasi nilai-nilai dan moral penegak hukum dalam menjalankan tugasnya. Hal ini menjadi penyebab buruknya
penegakan hukum di Indonesia.
c. Intervensi dari Penguasa
Adanya pengaruh penguasa dalam suatu proses perkara hukum telah mengakibatkan penegakan hukum tidak dapat terwujud
dengan baik.
d. Masyarakat Belum Sadar Hukum
Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum sadar hukum yang menyebabkan banyak pelanggaran hukum terjadi.
e. Masyarakat Suka Melanggar Hukum
Masih banyak masyarakat Indonesia yang sudah tahu hukum tetapi masih tetap melanggar hukum. Hal ini menyebabkan
peraturan-peraturan hukum seakan tidak berarti.

3. Fungsi etika perlu dibuat lebih praktis agar manusia dapat lebih memahami dan melakukannya. Jelaskan secara singkat fungsi etika bagi
orang Kristen?
a. Menolong kita untuk berpegang teguh kepada firman Tuhan dalam menentukan norma-norma etis yang harus berlaku mutlak
dalam situai dan kondisi apapun. Karena ia berbicara tentang apa yang benar dan salah. Misalnya, perintah : “jangan membunuh!”
Itu berarti dalam situasi dan kondisi apapun membunuh itu salah. Itulah yang disebut etika kewajiban atau deontologis.
b. Menolong kita menjunjung tinggi norma-norma kesusilaan di dalam masyarakat, termasuk di dalamnya tata krama, sopan santun.
Sebagai contoh, kebiasaan berjabatan tangan, permisi, cara duduk, makan, dan sebagainya. Hal ini diperlukan dalam relasi
antarmanusia, demi terpeliharanya kerukunan dan harmoni. Kita melakukannya agar tidak menjadi batu sandungan, kecuali jika
bertentangan dengan firman Tuhan.
c. Menolong kita memiliki kesadaran moral. Kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang memerlukan keikusertaan kita dalam
pelbagai hal. Tindakan konkret dan kepekaan terhadap situasai di sekitar kita mendorong kita untuk berbuat sesuai dengan hati
nurani kita. Firman Tuhan mengingatkan : “Jadi jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak
melakukannya, ia berdosa” (Yak. 4:17). Tuhan Yesus memberikan teladan bagi kita dengan berjalan berkeliling di seluruh
Galilea, mengajar, memberitakan Injil, melenyapkan segala penyakit dan kelemahan bangsa itu (Mat. 4:23). Inilah yang
dinamakan kepekaan sosial dalam situasi konkret.
d. Etika menolong kita mengetahui apa yang baik, buruk, benar dan salah. Barangkali fungsi deskriptif dan normatif di atas
digunakan di sini. Kita tahu bagaimana bersikap benar di kampus, gereja, dan lingkungan pekerjaan. Kita juga tahu bahwa
korupsi itu dosa karena sama dengan mencuri atau merugikan orang lain.
e. Fungsi terakhir dan terutama adalah agar hidup kita memuliakan Tuhan. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan
orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yag baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat. 5:16)

4. Sebutkan pengertian karakter, kepedulian, dan ketangguhan bagi kehidupan orang Kristen?
a. Karakter
- Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain : tabiat dan watak
- Sebuah alat yang dipahat atau diukir, yang memiliki padanan makna
- Sebagai pola perilaku atau kepribadian yang berada dalam diri seseorang atau kelompok, sebagai moral atau kekuatan moral,
disiplin diri atau reputasi.
- Sikap batinyang memengaruhi atau tampak dalam pikiran, perasaan dan perbuatan atau perilaku.
- Karakter tak bisa dipisahkan dengan Integritas, yaitu sikap terpuji yang menunjukkan jati diri kita sebagai orang percaya.
b. Kepeduian
- Memerhatikan, mengindahkan atau menghiraukan dimaksudkan sebagai salah satu sikap kepekaan sosial yaitu perhatian kepada
keluarga, masyrakat dan lingkungan.
- Kepedulian dinyatakan melalui empati kita kepada orang yang menghadapi masalah.
- Kepedulian juga dinyatakan melalui keterlibatan dalam masalah sosial seperti, kemiskinan, bencana alam, pembangunan, politik
dan keadilan sosial.
c. Ketangguhan
- Sukar dikalahkan, kuat, tidak lemah, tabah dan tahan menderita.

5. Jelaskan apa yang anda pahami tentang sikap dan pandangan orang Kristen terhadap budaya!
a. Gaya hidup kudus yang diekspresikan melalui kejujuran, keadilan dan kebenaran. Gaya hidup orang Kristen sebagai cerminan jati
dirinya sebagai orang percaya haruslah berbeda dengan gaya hidup duniawi, yaitu gaya hidup yang sesuai dengan kehendak
Tuhan. Di tengah-tengah merosotnya kejujuran, keadilan dan kebenaran di tengah masyarakat maka sebagai orang Kristen
seyogianya kita memancarkan terang dan menjadi garam yang menggarami dunia sebagaimana ajaran Tuhan Yesus Kristus ( Mat.
5 : 13-16)
b. Keikutsertaan atau keterlibatan orang Kristen dalam pekerjaan Allah di dunia. Sebagai orang Kristen kita tidak boleh pasif atau
menjauh dari kegiatan budaya dalam masyarakat jika kegiatan itu berhubungan dengan pekerjaan Allah bagi manusia di mana
kita hidup dan berkarya. Keterlibatan kita dalam kemajuan dan pembangunan masyarakat melalui kebudayaan dalam berbagai
bentuknya. Salah satunya adalah melalui pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yang juga diselenggarakan
oleh gereja atau lembaga-lembaga pendidikan Kristen.
c. Membuat atau mengubah suatu hak dan melakukan hal tersebut dalam rangka menyatakan citra dirinya sebagai penyandang citra
Allah sesuai dengan kehendak dan tujuan Allah yang khusus. Sebagai contoh, penggunaan bahasa daerah, lagu -lagu daerah, alat-
alat musik tradisonal dan lain-lain kebaktian. Begitu pula pakaian tradisonal atau khas kedaerahan dengan motif dan rancangan
modern sebagai upaya melestraikan budaya bangsa.
d. Melakukan pekerjaan dengan kepekaan dan akuntabilitas, dengan imajinasi kreatif dan ekspresi diri yang memberikan kemuliaan
kepada Tuhan. Misalnya, karya seni sepeeti drama, teater, ataupun wayang yang mementaskan kisah-kisahdalam Alkitab dalam
nuansa Indonesia dengan tetap menjaga isisnya (kontennya) agar sesuai dengan Alkitab, merupakan kreativitas yang perlu
dikembangkan.
e. Upacara-upacara atau perayaan-perayaan tertentu dapat dijadikan sebagai sarana memperkenalkan iman Kristen. Banyak upacata
adat di daerah-daerah. Kristen yang dimulai dengan kebaktian. Walaupun demikian tak dapat disangkal bahwa masih ada unsur
penyembahan berhala yang berbau animisme di dalam budaya suku-suku tertentu di Indonesia.
f. Menerima dan menyaring adat sesuai dengan Iman Kristen. Adat istiadat di Indonesia perlu diterima sebagai kenyataan yang
perlu untuk mengatur kehidupan suku-suku di daerah-daerah. Adat sebagai sistem pengendalian sosial yang memelihara
ketentraman masyarakat. Sebab itu kita jangan menentang adat tanpa upaya untuk menggantikannya dengan sesuatu yang lebih
baik. Orang Kristen patut menghargai adat walaupun tidak setuju dengan semua segi adat itu. Sebagai orang yang percaya pada
Kristus kita bebas dari unsur-unsur adat yang menekan dan bertentangan dengan iman risten bukan karena adat itu sangat jahat,
tetapi karena tidak sesuai dengan kebebasan Kristen.

6. Jelaskan Model-model hubungan Iman Kristen dengan budaya oleh Richard Niebuhr !
a. Kristus menentang kebudayaan (Christ against culture). Secara logis bertolak dari prinsip umum yang dianut oleh orang Kristen
tentang ketuhanan Kristus. Secara kronoligis berpegang kepada sikap hidup kekristenan mula-mula. Injil, pertama, yaitu Injil
Matius mengontraskan hukum yang lama dengan hukum yag baru yang berisi kewajiban bagi orang Kristen untuk mentaati bukan
saja hukum-hukum Musa tetapi juga peraturan-peraturan para pemimpin dalam masyarakat Yahudi. Model ini menjunjung tinggi
Kristus dan Injil serta menolak budaya sebagai sumber dosa bagi manusia. Kristen anti budaya memainkan peranan untuk
memperbarui budaya, terutama budaya Romawi. Upaya ini dilakukan oleh Origenes, Clement dari Aleksandria, Ambrosius dan
Agusrtinus. Harus kita akui bahwa paham demikian masih dianut oleh orang-orang Kristen yang radikal dan eksklusif. Paham
demikian seharusnya tidak dijadikan contoh bagi kita. Sebab bagaimana pun kita hidup di tengah-tengah budaya yang dapat kita
gunakan untuk aktivitas yang berkaitan dengan iman kita kepada Tuhan.
b. Kristus milik kebudayaan (The Christ of culture). Paham ini beranggapan bahwa Injil masuk ke dalam setiap budaya yang secara
positif menyanjung Yesus sebagai Mesias dalam masyarakatnya, Ia yang menggenapi harapan dan aspirasi mereka,
penyempurnaan iman yang benar dan sumber roh yang kudus. Mereka menjadi masyarakat yang menentang kaum radikal yang
menolak institusi sosial demi Kristus tetapi tercabut jauh dari budayanya. Golongan ini mengombinasikan tetapi tema Kristus dan
budaya secara positif mempertimbangkan budaya dan juga secara fundamental menunjukkan kesetiaannya kepada Tuhan Yesus.
Para pakar menyebut sikap ini sebagai sikap akomodatif, karena ada kesesuaian atau keselarasan antara Kristus dengan budaya.
c. Kristus di atas kebudayaan (Christ above culture). Pemahaman demikian adalah membedakan antara segala sesuatu yang bersifat
fisik atau jasmani dengan yang bersifat rohani atau spiritual. Kristus berdaulat atas seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk
budaya. Mayoritas gerakan yang berpusat pada gereja menolak untuk mengambil posisi sebagai anti budaya secara radikal
maupun bersikap akomodatif. Terdapat pandangan yang bersifat sintetis antara Kristus dan budaya. Tercatat beberapa Bapa
Gereja menganut paham ini. Clemens menandaskan bahwa seorang Kristen harus menjadi orang baik sesuai dengan standar
budaya yang baik. Ia mencoba mengombinasikan apresiasi terhadap budaya dan kesetiaan terhadap Kristus. Demikian pula
Thomas Aquinas sebagai seorang yang menganut paham sintetis menerima dan mengambil tanggung jawab sosial dalam
lembaga-lembaga Kristen.
d. Kristus dan budaya paradoks (Christ and culture in paradox). Sesuai dengan judulnya maka penganut paham ini beranggapan
bahwa Kristus dan kebudayaan saling bertentangan (paradox : berlawanan). Kelompok ini berpandangan dualistis yang
mempertentangkan antara dunia dan surga, terang dengan gelap, kerajaan Allah dan setan. Dalam menjawab persoalan mengenai
Kristus dan kebudayaan mereka kembali mempertentangkan antara hukum dan anugerah, murka ilahi dan kasih. Kaum dualistis
ini bergabung bersama kaum Kristen radikal untuk mempertahankan otoritas hukum-hukum Kristus atas manusia serta
melihatnya secara harfiah. Pemahaman yang terkandung dalam hal ini adalah Kristus dan budaya selain bertentangan, juga
berbeda satu sama lainnya. Dengan begitu maka mereka yang menganut paham ini membuat garis pemisah yang tegas antara
budaya dan iman.
e. Kristus Pengubah budaya (Christ the transformer of culture). Paham ini tidak bersifat eksklusif dan terisolasi dari masyarakat,
tetapi terlibat dan mengambil bagian dalam masyarakat melalui tugas dan tanggung jawabnya sebagai wujud ketaatan pada Tuhan
dengan memodifikasi penghakiman Kristus atas dunia dalam pelbagai cara. Apa yang membedakan kelompok yang dinamakan
konversionis ini dengan kelompok dualistis adalah pandangan mereka yang lebih positif dan sikap yang sangat memberi harapan
terhadap budaya. Jadi pada dasarnya pandangan ini banyak didasarkan pada Perjanjian Baru, terutama keempat Injil. Kehidupan
Kristen telah mengalami transformasi melalui seluruh karya Kristus. Transformasi budaya diperlukan demi pelayanan dan
kepentingan umat manusia.

Sumber referensi : Modul MKWU4103

Anda mungkin juga menyukai