Anda di halaman 1dari 9

Tugas Tutorial 2 ini berkaitan dengan Identitas Nasional Indonesia

Petunjuk mengerjakan tugas:

1. Panjang uraian per soal antara 500 – 700 kata.


2. Tugas ditulis menggunakan font Time New Roman, ukuran 12 pts, dengan
spasi 1.5.
3. Mahasiswa diharapkan menjunjung tinggi integritas akademik dengan
menghindari perilaku plagiarisme dalam bentuk apapun.
4. Mahasiswa dipersilakan untuk menggunakan teori-teori yang terdapat di
dalam BMP MKDU 4111 Pendidikan Kewarganegaraan, dan mengaitkannya
kondisi di masyarakat.

Kriteria penilaian dalam tugas ini adalah:

1. Mengerjakan tugas dengan berdasar pada BMP MKDU 4111 Pendidikan


Kewarganegaraan;
2. Berdasarkan analisis persoalan yang terjadi di masyarakat.
3. Menjawab pertanyaan berdasarkan analisis/kalimat sendiri.;
4. Mencantumkan sumber referensi (sumber referensi yang diperbolehkan
adalah dari BMP, buku penunjan lainnya, jurnal, berita elektronik maupun
cetak);
5. Copy paste tidak akan diberikan penilaian.

Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas, pastikan


bahwa tugas anda sudah tersubmitted, dan file tugas dalam bentuk doc/docx hanya
diunggah pada tempat unggah tugas pada Tuton ini.

Salam sukses.

Soal 1 (skor 25)

Setiap negara mempunyai identitas nasional masing-masing tak terkecuali dengan


Indonesia. Fungsi dari identitas nasional adalah untuk membbedakan negara yang stau
dengan negara yang lainnya. Identitas nasional tersebut baisanya lahir dari berbagai
nilai-nilai yang ada di suatu bangsa.

Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan berikanlah
contoh identitas nasional yang ada di Indonesia!

(Petunjuk: silakan baca dan pahami terlebih dahulu definisi identitas


nasional yang ada dalam BMP MKDU4111!)

Soal 2 (Skor 25)

Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia sudah final dan menjadi harga
mati. Sebagai ideologi dan dasar negara Pancasila mempunyai nilai-nilai luhur untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi sumber dari segala sumber hukum
yang ada di Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila mempunyai keterkaitan dan
membentuk sebuah hirarki pyramidal. Oleh karena itu, Pancasila mempunyai makna
yag mendasar dan tidak dapa dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari
causa materialis dari Pancasila!

(Petunjuk: silakan baca dan pahami terlebih dahulu tentang sila-sila


Pancasila di BMP MKDU4111)

Soal 3 (Skor 25)

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat di
dalam Pancasila dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa lebih tertat dan teratur
baik dalam kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan bernegara.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-
sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!

(Perunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang Pancasila


sebagai pandangan hidup bangsa yang ada di BMP MKDU4111)

Soal 4 (Skor 25)

Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan sebagai dasar negara pada
tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai fungsi
utama sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila adalah yang paling tinggi
karena sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.

Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indoneisa dalam kehidupan sehari-hari!

(Petunjuk: silakan baca dan pahami terlebih dahulu tentang kedudukan


Panacsila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari yang ada di dalam BMP MKDU4111)

1. Makna dari indentitas nasional dikaji dari segi terminologi, indentitas diartikan sebagai
ciri khas yang di sesuaikan dengan keunikan, sifat, serta karakter bangsa tersebut yang
ditentukan oleh bagaimana histori terbentuknya suatu negara. Indentitas suatu bangsa
tidak dapat dipisahkan dengan kepribadian suatu bangsa, kepribadian yang dimaksud
adalah totalitas dari faktor faktor biologis, psikologis dan sosiologis sebagai dasar tingkah
laku individu. Bangsa sendiri adalah sekelompok manusia yang memiliki persamaan
nasib dalam sejarah sehingga memiliki karakter yang kuat untuk hidup bersama disuatu
wilayah. Sehingga contoh indentitas yang ada di Indonesia adalah berfisat
keanekaragaman baik social maupun dari segi agama. Contohnya sebagai berikut.
Identitas fundamental yaitu Pancasila yang merupakan falsafah bangsa. Identitas
instrumental yaitu identitas sebagai alat untuk menciptakan Indonesia yang dicita-citakan.
Alatnya berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan.
Identitas religiusitas yaitu Indonesia yang pluralistik dalam agama dan kepercayaan.
Identitas sosiokultural yaitu Indonesia yang pluralistik dalam suku dan budaya. Identitas
alamiah yaitu Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dapat diambil
kesimpulan bahwa identitas nasional ialah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan
selalu memiliki wilayah tanah tumpah darah mereka sendiri, kesamaan sejarah, sistem
hukum/perundang-undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan
profesi. Sedangkan Bangsa merupakan sekelompok manusia yang memiliki persamaan
nasib dalam proses sejarahnya, sehingga memiliki persamaan watak yang kuat untuk
hidup bersama serta mendiami suatu wilayah sebagai suatu “kesatuan nasional”. Negara
ialah suatu wilayah yang terdapat sekelompok manusia melakukan kegiatan
pemerintahan. Bangsa dan negara Indonesia adalah sekelompok manusia memiliki nasib
sejarah yang sama dan melakukan tugas pemerintahan dalam suatu wilayah “Indonesia”.
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang.
Berdasarkan kenyataan objektif tersebut maka untuk jati diri bangsa Indonesia serta
identitas nasional Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan akar-akar budaya yang
mendasari identitas nasional Indonesia. Kepribadian, jati diri, serta identitas nasional
Indonesia yang terumuskan dalam filsafat Pancasila harus dilacak dan dipahami melalui
sejarah terbentuknya bangsa Indonesia sejak zaman Kutai, Sriwijaya, Majapahit serta
kerajaan lainnya sebelum penjajahan bangsa asing di Indonesia. Nilai-nilai esensial yang
terkan-dung dalam Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan ser- ta
keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak
zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Proses terbentuknya bangsa dan negara
Indonesia melalui suatu proses yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan
pada abad ke-4, ke-5, kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai tampak
pada abad ke-7, yaitu ketika timbulnya Kerajaan Sriwijaya di bawah Wangsa Syailendra
di Palembang, kemudian Kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta
kerajaan- kerajaan lainnya. Proses terbentuknya nasionalisme pada budaya ini menurut
Mohammad Y amin diistilahkan sebagai fase terbentuknya nasionalisme lama, dan oleh
karena itu secara objektif sebagai dasar identitas nasionalisme Indo nesia. Dalam nuansa
identitas nasional Indonesia tersebut perlu diperkuat integrasi nasional dengan strategi
yang mantap. Hal ini perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indo- nesia
yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena
pada hakikatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kesatuan dan
persatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah
yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tenteram. Jika
melihat konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat, dan Papua, hal itu
merupakan cermin dari belum terwujudnya integrasi nasional yang diharapkan selama
ini. Kalau konflik tersebut terus dibiarkan, hal itu bisa mengancam identitas nasional
Indonesia sebagai suatu bangsa. Sumber : Hendrizal, Mengulas Identitas Nasional
Bangsa Indonesia Terkini

2. Segala ciptaan yang berada di dalam waktu, pasti memiliki proses penjadian artinya
dulunya tidak ada lalu menjadi ada, sehingga mempunyai permulaan. Menjadinya ada itu
disebabkan oleh asal mula atau sebab musabab. Pancasila sebagai dasar filsafat Negara
pernah tidak ada, yang mengadakan disebut asal mula atau sebab. Pancasila terdapat
dalam hukum dasar Negara kita yang tertinggi, yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai naskah penjelasan terperinci dari
proklamasi kemerdekaan. Setiap sesuatu sudah dipastikan memiliki asal mula, demikian
juga Pancasila tidak ada secara begitu saja, namun keberadaannya memiliki asal mula.
A.T. Soegito (1999: 29-33) menjelaskan, Notonagoro ketika membahas asal mula
Pancasila dasar filsafat Negara membahas mengenai asal mula Pancasila memiliki
pengaruh yang sangat penting terhadap kedudukan Pancasila sebagai dasar filsafat atau
dasar kerohanian Negara.
Asal mula dari Pancasila terbagi menjadi beberapa causa. Causa materialis, causa
normalis, causa efisien, dan causa finalis Sebenarnya keempat-empat asal mula memiliki
kedudukan yang sama-sama penting, dalam arti tidak dapat diabaikan, diibarat sebuah
asal mula kursi yang terbuat dari kayu. melewati tahapan pemilihan kayu yang baik,
pengrajin yang handal dan terampil, model kursi yang laku dipasaran hingga
pewarnaannya sehingga tercipta kursi yang baik

Keberadaan Pancasila sudah ada sejak dalam zaman kerajaan majapahit dan
sriwijaya. Namun waktu perumusannya belum dirumuskan secara konkrit yang mana sila
nya juga diambil dari pola berkehidupan masyarakat pada zaman tersebut. Disimpulakan
bahwa nilai yang sudah ada dikembangkan dan dipikir mendalam melalu proses
pemikiran yang panjang dari berbagai macam unsur asal mula atau yang disebut causa,
hingga terlahir dan di resmikan pada hari kelahiran Pancasila, yaitu pada 1 Juni 1945.
Dalam merenungkan Pancasila secara filosofis itu para pemikir tidak hanya berhenti pada
perumusan Pancasila, tetapi mereka masing-masing juga memikirkan bagaimana
Pancasila yang sudah dirumuskan menjadi rumusan filsafat yang umum abstrak itu dapat
dilaksanakan dalam kehidupan konkret dalam bidang kenegaraan dan kemasyarakatan.
Dalam hal ini mereka menyebut istilah transformasi Pancasila. Masing-masing dengan
menggunakan dimensi yang sesuai dengan dimensi yang digunakan waktu mereka
merumuskan Pancasila formal tersebut Suwarno, (1993: 80-81).

Sebagai dasar filsafat Negara, maka kita mendapatkan asal mula-asal mula atau
sebab- sebab sebagai berikut: asal mula langsung dan asal mula tidak langsung.
Pembagian asal mula menjadi langsung dan tidak langsung didasarkan atas hubungannya
dengan proses menjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Asal mula langsung
meliputi pembahasan-pembahasan menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan yang
menunjukkan aspek langsung menjadinya Pancasila sebagai dasar negara. Asal mula
tidak langsung lebih menunjuk pada aspek bahan dalam dimensi historis masa lampau
khususnya yakni sebelum kemerdekaan, tidak dihubungkan dengan kegiatan secara
langsung dengan proses pembahasannya di sekitar proklamasi. Diharapkan dari
pengetahuan kita tentang asal mula Pancasila ini, menjadikan individu lebih mendalami
lagi sila-sila Pancasila dan tidak enggan untuk menjalankannya dalam kehidupan sehari-
hari.

3. Sepanjang sejarah bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup


bangsa sudah terwujud dalam kehidupan masyarakat. Nyatanya pada zaman dulu wilayah
wilayah di Nusantara memiliki beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya
sebagai contoh kepercayaannya terhadap Tuhan, rasa toleransi, sikap gotong royong,
musyawarah, solidaritasnya. Namun kita perhatikan bersama, tentang internalisasi nilai
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Nilai nilai yang ada beberapanya
masih kita temui dalam masyarakat masyarakat bangsa yang ada sebagai contoh masih
banyaknya yang mempercai adanya Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat bangsa Indonesia
juga masih banyak yang mempraktikkan toleransi, gotong royong, musyawarah mufakat
dan lain sebagainya. Namun yang disesali sebagian dari masyarakat bangsa kita ada yang
mengabaikan nilai tersebut, sehingga munculnya masalah- masalah yang serius. Seperti
masyarakat yang enggan membayar pajak opnum yang wajib pajak baik itu pajak
perorangan maupun pajak badan masih belum sadar dalam memenuhi kewajiban
perpajakan. Sebagai contohnya lainnya korupsi, berdasarkan data dari Transparency
Internasional dari 188 negara pada tahun 2019, Negara Indonesia masih menduduki
peringkat ke 85 dalam urutan negara paling korup di dunia. Dari kasus diatas artinya para
oknum masih mengabaikan nilai-nilai yang sudah menjadi pedoman hidup bernegara saat
ini yaitu Pancasila. Yang mana jika tidak diamalkan isi nilainya kita akan mengalami
masalah yang serius, dilansir dari masalah diatas maka sudah dipastikan ekonomi bangsa
ini akan terus mengalami kesusahan dan menjadikan bangsa memiliki hutang-hutang
yang cukup besar, tidak meratanya ekonomi negara, dan untuk masyarakat bawah rawan
terjadinya tindakan kriminal. Untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila pada
generasi muda khususnya pada mahasiswa dan pelajar sebagai tombak estafet perjuangan
nasib bangsa ataupun kepada masyarakat yang luas perlu diberikan motivasi, dorongan,
dan pemahaman tentang manfaat dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan positif yang salah
satun kegiatan tersebut adalah internalisasi atau penanaman nilai-nilai Pancasila yang
meliputi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah serta keadilan, serta
kegiatan yang bermanfaat lainnya. Menurut (Supriadi, Matnuh, & Mitha, 2014)
internalisasi merupakan suatu proses penanaman sikap yang fokus langsung kepada
pribadi seseorang melalui pengajaran untuk menimbulkan kesadaran tentang nilai-nilai,
sehingga generasi muda tersebut dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Umumnya internalisasi nilai ini lebih mengarahkan orang kepada pribadi yang lebih baik,
sebagai contoh ialah dengan berpartisipasi dalam penyuluhan kegiatan anti narkoba,
mengikuti pengajian rohani, serta mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan, sehingga
nilai-nilai tersebut tertanam dalam diri seseorang dan terus berkembang menjadi sebuah
kebiasaan. Berdasarkan temuan proses internalisasi nilai-nilai Pancasila dan faktor
penghambat proses internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat disimpulkan bahwa proses
internalisasi nilai-nilai Pancasila. Proses internalisasi nilai-nilai Pancasila, yaitu dari
melalui proses pembelajaran, proses pembiasaan, proses keteladanan. Faktor penghambat
internalisasi nilai-nilai Pancasila pun bisa melalui faktor internal adalah kurangnya
motivasi dari dalam diri masyarakat yang enggan berpartisipasi dalam proses internalisasi
nilai-nilai Pancasila dan faktor eksternal, yaitu pada lingkungan masyarakat yang kurang
terjalinnya kerjasama antara masyarakat. Pancasila merupakan falsafah hidup yang
didalamnya memuat perihal norma- norma. Menurut Sunoto (1985 : 6), inti dari isi sila-
sila pancasila pada hakikatnya merupakan norma pancasila. Norma pancasila ini meliputi
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Sebagai suatu postulat,
maka norma pancasila harus menjadi tolak ukur bagi seluruh penilaian terhadap segala
kegiatan kenegaraan, kemasyarakatan, dan perorangan di Indonesia. Hakikat isi pancasila
merupakan norma dan tolak ukur bagi segala kegiatan kenegaraan, kemasyarakatan, dan
perorangan yang menyangkut nilai etika atau kesusilaan atau baik buruk. Dikatakan
bermoral atau berkesusilaan atau beretika jika sesuai dengan atau memenuhi syarat tolak
ukur tersebut. Sila-sila dalam pancasila sudah semestinya perlu diinternalisasikan ke
dalam sendi- sendi pemahaman masyarakat, dihayati oleh setiap masyarakat pelayan
public, diimplementasikan dalam setiap kegiatan masyarakat.

4. Kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap suatu bangsa yang
membedakannya dari bangsa lain. Secara umum kepribadian adalah keseluruhan cara
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Karna kepribadian
sendiri adalah tergolong sifat, kepribadian yang sehat adalah mampu menerima tanggung
jawab, dapat mengontrol emosi, berorientasi tujuan. Contoh yang tidak sehat seperti
mudah marah atau tersinggung, menunjukkan kekhawatiran atau kecemasan berlebih,
sering merasa tertekan stress atau depresi. Dapat disimpulkan bahwa kepribadian bangsa
Indonesia adalah refleksi dari perubahan dan perkembangan dari masa ke masa yang
perubahan terjadi pada lingkungan masyarakat yang ada. Pancasila digali dari budaya
bangsa Indonesia sendiri yang sudah ada berabad abad lamanya. Oleh karna itu Pancasila
adalah kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri yang hanya dimiliki bangsa Indonesia
sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Menurut Dewan Perancang Nasional,
kepribadian Indonesia dimaksud sebagai keseluruhan ciri khas bangsa Indonesia yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lain. Dimana keseluruhan ciri khas
tersebut adalah bentuk pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Indonesia sepanjang masa Sejak 1 Juni 1945, Pancasila berada pada peranan penting
sebagai dasar dan landasan kepribadian bangsa Indonesia. Setiap silanya memiliki nilai
kehidupan yang harus diamalkan semua warga negara Indonesia. Sebagai kepribadian
bangsa Indonesia mengandung makna bahwa semua aktivitas kehidupan bangsa
Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila- sila. Hal tersebut dikarenakan Pancasila
merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Nilai-
nilai tersebut antara lain nilai ketuhanan-keagamaan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan-demokrasi, dan nilai keadilan sosial. Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Indonesia dicontohkan seperti diantaranya adalah gotong royong. Gotong royong sendiri
merupakan sebuah aktifitas bekerja sama-sama, tolong menolong, dan bantu membantu.
Nilai yang terkandung dalam aksi gotong royong pun sangat beragam diantaranya nilai
kebersamaan, kesatuan, rela berkorban, tolong menolong, dan sosialisasi yang mana
kepribadian ini tidak semua negara memilikinya. Contoh lain yang ada dalam bangsa
Indonesia dan yang paling menonjol adalah bangsa Indonesia terkenal dengan sifat
keramahan nya kepada orang lain. Masyarakat dari zaman nenek moyang atau leluhur
terdahulu memang memiliki sifat yang anggun lemah lembut dan murah senyum, yang
mana nilai keramah tamahan tersebut masih dipelihara turun menurut hingga saat ini
sehingga di adopsi atas kesepakatan bersama menjadi sebuah cerminan ciri kepribadian
bangsa Indonesia. Tujuan sebuah Pancasila dicerminkan sebagai jiwa bangsa atau
kepribadian suatu negara tidak lain agar tercapai masyarakat yang adil dan makmur yang
merata material dan spiritual berdasarkan sila pada Pancasila di dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat
dalam sebuah suatu perkehidupan bangsa yang aman, tertib, dan dinamis, serta masuk
dalam lingkunga pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. Sebagai
kepribadian bangsa, Pancasila harus selalu dijunjung tinggi oleh setiap masyarakat,
karena kepribadian bangsa Pancasila sendiri berakar sumber pada budaya dan pandangan
hidup masyarakat Indonesia, kepribadian hidup yang ada dalam masyarakat Indonesia
menjelma menjadi kepribadian hidup bangsa yang dirintis sejak jaman Sriwijaya hingga
Sumpah Pemuda 1928. Kemudian diangkat dan dirumuskan serta disepakati dan
ditentukan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Maka Pancasila selain sebagai
kepribadian bangsa Indonesia, sekaligus juga sebagai ideologi negara. Dengan demikian
Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan
rohaniah bagi tingkah laku hidup sehari-hari dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa maka segala daya upaya bangsa Indonesia dalam membangun dirinya akan
terarah sesuai garis pedoman dari pandangan hidup bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai