Perintah kedua : “jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di
langit di atas, atau yang ada dibumi dibawah, atau yang ada di dalam air dibawah bumi. Jangan
sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku Tuhan Allahmu adalah
Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi aku
menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan
berpegang pada perintah-perintahKu.” (Kel20:4-6)
Perintah kedua membicarakan bagaimana cara kita menyembah Allah. Perintah ini mengandung
arti sebagai berikut :
1. Dilarang mematungkan Allah dengan cara atau bentuk apapun
2. Dilarang menyembah, berdoa dan memohon kepada patung atau berhala
3. Dilarang melakukan kebaktian dengan cara yang salah (Kel 32)
Perintah ketiga : “jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, sebab Tuhan
akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan” (Kel 20:7)
Perintah ini mengingatkan kita akan kekudusan nama Tuhan. Dalam bahasa Ibrani nama Tuhan
adalah YHWH yang berarti “Aku (akan) ada ya Aku (akan) ada” (Kel 3:14). Dengan nama itu,
Tuhan hendak menyatakan bahwa Ia akan selalu ada untuk menolong dan menyertai kita.
Dalam kitab Perjanjian Baru, nama Tuhan semakin jelas dalam diri Yesus Kristus, yang disebut
Juru Selamat, yang diurapi.
Perintah keempat : “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau
akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan,
Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing
yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut
dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari
sabat dan menguduskannya” (kel 20:8-11)
Maksud dari perintah ini adalah :
1. Waktu atau hari yang di khususkan untuk Tuhan
2. Menyediakan waktu untuk merenungkan makna dan tujuan hidup kita di hadapan
Tuhan agar kita dapat menemukan rancangan/rencana Tuhan didalamnya.
Kata Minggu, berasal dari bahasa Portugis, yakni “dominggu” yang artinya “Tuhan”. Sehingga
hari minggu adalah hari Tuhan atau hari kemenangan Tuhan
Perintah kelima : “Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang di
berikan Tuhan Allahmu kepadamu” (kel 20:12)
Sesama yang pertama untuk kita hormati adalah orang tua kita, karena mereka adalah orang yang
pertama kali mempunyai hubungan dengan kita. Selain itu juga kalimat ini merujuk pada orang
yang lebih tua dari kita, seperti tokoh agama, guru, pemerintah, atasan kita, dan lainnya.
Sepanjang mereka melakukan tugas sesuai dengan kehendak Allah, kita harus mengikuti dan
menaatinya dengan sungguh-sungguh. Karena tugas penting orang tua adalah meneruskan kisah
karya penyelamatan Allah kepada anaknya (ulangan 6:4-9).
Kalau manusia diciptakan dengan kodrat untuk dapat mengasihi Allah dan mengasihi sesama,
maka pertanyaannya adalah mengapa Allah menciptakan manusia dengan kodrat seperti ini?
Jawabnya adalah karena kita menemukan kebahagiaan kita di dalam kasih kepada Tuhan, dan
tidak di dalam hal-hal lain, seperti: uang, kehormatan, kekuasaan, kesenangan, bahkan juga
kebajikan. Pembahasan tentang hal ini, sudah pernah ditulis di artikel: Kebahagiaan kita hanya
ada dalam Tuhan, Maka kalau kita ingin mendapat penghiburan dan kekuatan di dalam hidup ini
kita harus kembali kepada Tuhan, kita harus mengasihi Tuhan.
Cobalah kita cari orang yang terlihat sebagai orang yang paling berbahagia di dunia: tiliklah,
apakah dia mengasihi Tuhan? Sebab jika ia tidak mengasihi Tuhan, ia sebenarnya tidak sungguh-
sungguh berbahagia. Itulah sebabnya banyak di antara orang-orang yang demikian kemudian
dapat melakukan hal-hal yang tragis dalam hidup mereka. Sedangkan sebaliknya, jika kita
menemukan orang kelihatannya paling tidak bahagia di mata dunia, namun kalau ia mengasihi
Tuhan, maka ternyata ia adalah orang yang paling bahagia, dalam arti yang sesungguhnya, dalam
segala sesuatu. Maka sudah selayaknya kita berdoa memohon agar Tuhan membuka mata hati
kita agar dapat mencari kebahagiaan di mana kita dapat sungguh menemukannya, yaitu di dalam
Tuhan sendiri.