Anda di halaman 1dari 6

I.Alkitab sebagai Sumber hukum Tuhan.

A. Keluaran 20 : 1-2
“Akulah Tuhan, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari
tempat perbudakan”

Dengan perkataan ini, Ia hendak mengingatkan kita bahwa Ia adalah Allah kita yang
selalu beserta dan menyertai kita di sepanjang hidup ini. Melalui ini juga, Ia
menyatakan diriNya sebagai Allah pembebas.

B. Keluaran 20 : 3-11
Disini berisi tentang perintah pertama hingga yang keempat. Yang kesemuanya di
tujukan tentang bagaimana kita menunjukkan ketaatan dan kasih kepada Tuhan
kita
Perintah kesatu : “jangan ada padamu allah lain dihadapanKu” (Kel20:3)

Perhatikan kata allah di atas! Kata allah dalam huruf kecil hendak menunjukkan allah
yang palsu atau allah ciptaan manusia.

Kepada kita saat ini, perintah kesatu masih berlaku. Kita tidak boleh menyembah dan
memperhambakan diri kepada allah-allah lain, misalnya percaya pada kuasa magis
dan takhayul atau dengan memperhambakan diri kepada kemewahan, uang, ilmu
pengetahuan, mode, dan sebagainya.

Perkataan “ada padamu allah” memiliki arti yakni menyandarkan diri, menaruh
harapan, dan mencari kuasa-kuasa. Karena kita telah memiliki Allah yang kita
percayai dan Kita juga telah menjadi milik Allah yang hidup, maka kita janganlah lagi
percaya dan tunduk pada allah-allah lain atau kuasa-kuasa lain diluar Tuhan kita.
Perintah kedua : “jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada
di langit di atas, atau yang ada dibumi dibawah, atau yang ada di dalam air dibawah
bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku
Tuhan Allahmu adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang
yang membenci Aku. Tetapi aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang,
yaitu mereka yang mengasihi Aku dan berpegang pada perintah-perintahKu.”
(Kel20:4-6)

Perintah kedua membicarakan bagaimana cara kita menyembah Allah. Perintah ini
mengandung arti sebagai berikut :

1. Dilarang mematungkan Allah dengan cara atau bentuk apapun

2. Dilarang menyembah, berdoa dan memohon kepada patung atau berhala

3. Dilarang melakukan kebaktian dengan cara yang salah (Kel 32)


Perintah ketiga : “jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, sebab
Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan
sembarangan” (Kel 20:7)

Perintah ini mengingatkan kita akan kekudusan nama Tuhan. Dalam bahasa Ibrani
nama Tuhan adalah YHWH yang berarti “Aku (akan) ada ya Aku (akan) ada” (Kel
3:14). Dengan nama itu, Tuhan hendak menyatakan bahwa Ia akan selalu ada untuk
menolong dan menyertai kita.

Dalam kitab Perjanjian Baru, nama Tuhan semakin jelas dalam diri Yesus Kristus,
yang disebut Juru Selamat, yang diurapi.

Perintah keempat : “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau
akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat
Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu
laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab
enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia
berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari sabat dan
menguduskannya” (kel 20:8-11)

Maksud dari perintah ini adalah :

1. Waktu atau hari yang di khususkan untuk Tuhan

2. Menyediakan waktu untuk merenungkan makna dan tujuan hidup kita di hadapan
Tuhan agar kita dapat menemukan rancangan/rencana Tuhan didalamnya.

Kata Minggu, berasal dari bahasa Portugis, yakni “dominggu” yang artinya “Tuhan”.
Sehingga hari minggu adalah hari Tuhan atau hari kemenangan Tuhan

C. Keluaran 20 : 12-17
Perintah kelima sampai yang kesepuluh menjelaskan kepada kita tentang
cara mewujudkan ketaatan dan kasih kepada sesama kita.
Perintah kelima : “Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang
di berikan Tuhan Allahmu kepadamu” (kel 20:12)

Sesama yang pertama untuk kita hormati adalah orang tua kita, karena mereka adalah
orang yang pertama kali mempunyai hubungan dengan kita. Selain itu juga kalimat ini
merujuk pada orang yang lebih tua dari kita, seperti tokoh agama, guru, pemerintah,
atasan kita, dan lainnya.

Sepanjang mereka melakukan tugas sesuai dengan kehendak Allah, kita harus
mengikuti dan menaatinya dengan sungguh-sungguh. Karena tugas penting orang tua
adalah meneruskan kisah karya penyelamatan Allah kepada anaknya (ulangan 6:4-9).

Perintah keenam : “jangan membunuh” (kel 20:13)


Melalui perintah ini, kita di anjurkan untuk dapat menghargai hidup manusia. Hal ini
dikarenakan, hidup adalah anugerah Allah yang mulia.

Perintah ketujuh : “jangan berzinah” (Kel 20 : 14)

Perintah ini menganjurkan kita untuk menjaga kesucian tubuh kita. Maksud dari
perintah ini ialah

1. Seseorang dilarang mengambil suami atau isteri sesamanya (2 Samuel 11:1-27)

2. Bertingkah laku, memikirkan, dan mengucapkan perkataan yang tidak senonoh


atau porno (Efesus 4:29, Matius 5:28)

3. Melakukan persetubuhan dengan orang yang bukan dan belum menjadi suami istri
atau bukan suami atau istrinya.
Perintah ini menyatakan kehendak Tuhan akan kesucian pernikahan dan seluruh
kehidupan seksual di junjung tinggi sebagai pemberian Tuhan yang mulia. Pernikahan
mencerminkan persekutuan antara Kristus dengan jemaatNya dan tubuh kita
merupakan tempat kediaman roh kudus (Matius 5:27-28; Efesus 5:28-32; I Korintus
6:18-20).

Perintah kedelapan : “Jangan mencuri” (Kel20:15)

Artinya adalah :

1. Kita harus mampu menghargai milik dan hak orang lain

2. Bersyukur atas apa yang telah kita masing-masing punyai

3. Bersyukur atas pemberian Tuhan kepada kita


Perintah kesembilan : “jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu”
(Kel20:16)

Perintah ini mengajak kita untuk :


1. Selalu hidup dalam kejujuran

2. Menjaga dan memperjuangkan kebenaran

3. Menjaga mulut kita sebagai alat komunikasi dan pembawa kasih yang baik.
Kata-kata yang kita ucapkan adalah alat dari Tuhan untuk mengadakan hubungan dan
membentuk persekutuan dengan sesama manusia. Melalui perintah ini, kita sebagai
saksi Kristus yang ada di tengah dunia ini diingatkan untuk selalu berkata secara jujur
dan benar.

Perintah kesepuluh : “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini


isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau
keledainya, atau apa pun yang di punyai sesamamu” (Kel20:17)

Perintah kesepuluh ini lebih bersifat batiniah, yakni tentang keinginan. Jika kita
mampu menguasai keinginan-keinginan, tentulah kita tidak akan memiliki keinginan
untuk menguasai milik orang lain.

***

Demikianlah sepuluh firman atau hukum taurat yang harus kita pandang sebagai suatu
anugerah kasih Tuhan kepada umat Israel dulu dan tentunya juga berlaku untuk kita
sekarang.
ALKITAB SEBAGAI SUMBER HUKUM TUHAN
(Keluaran 20: 1-17)

Disusun Oleh:
Nama : Marcelo Hatane
NIM : 1724088
Mata kuliah : Pendidikan Agama Kristen

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


2018

Anda mungkin juga menyukai