Anda di halaman 1dari 4

HUKUM TAURAT

- Peraturan, hukum dan larangan dibuat untuk mengarahkan hidup umat manusia. Allah
membuat perjanjian dengan bangsa Israel seperti sebuah kesepakatan. Melalui Musa,
Allah memberikan semua hukum yang adalah syarat-syarat kesepakatan itu kepada
bangsa Israel, dengan kata lain seperti undang-undang.
- Kehadiran Allah tampak di atas gunung Sinai dalam rupa awan, petir dan guruh.
Musa naik ke atas gunung untuk mewakili mereka dan Allah memulai dengan
memberi aturan-aturan pokok perjanjian yang terkenal dengan sebutan Dasa Titah
atau Sepuluh Perintah Allah.
- Yang merupakan aturan-aturan pokok dari suatu kesepakatan mengenai bagaimana
Allah dan umat Israel akan saling berhubungan.
- Umat Israel mengembara di padang belantara, lalu sampailah mereka di sebuah kaki
gunung yang disebut Sinai.
- Di Sinai hadirat Allah ada tepat di depan mereka dan tentunya itu cukup menakutkan
dan Allah hadir untuk mengundang bangsa Israel masuk ke dalam hubungan yang
unik dan dekat dengan Allah.
- Kata yang dipakai untuk menjelaskan hubungan ini adalah perjajian, seperti sebuah
perjanjian legal antara Allah dan umat Israel .
- Allah memberikan serangkaian hukum kepada mereka termasuk Dasa Titah dan jika
bangsa Israel menaati perintah ini, mereka akan menjadi orang-orang yang mewakili
Allah bagi bangsa-bangsa di dunia, seperti seorang imam.
- Untuk itulah Allah memanggil mereka, yaitu menjadi kerajaan para imam dan semua
kisah ini terhubung dengan janji kepada Abraham bahwa keluarganya akan menjadi
berkat bagi bangsa-bangsa.
- Mereka setuju untuk memenuhi syarat-syarat itu, namun kemudian mereka menolak
untuk masuk ke dalam hadirat Allah karena hadiratNya masih cukup menakutkan dan
karena orang-orang tidak mau pergi, maka naiklah Musa ke atas gunung sendirian
untuk bertemu dengan Allah, namun Allah ingin tetap berada bersama dengan umat-
Nya.
- Allah memerintahkan Musa untuk membangun kemah yang rumit ini sebagai tempat
di mana hadirat Allah bisa hadir di antara umat-Nya. Dasa Titah Allah memberikan
alasan sebagai pendahuluan pemberian Dasa Titah kepada orang Israel, yaitu: “Aku
sudah membebaskan engkau.”
- Status pembebasan yang telah diterima oleh orang Israel tidak berarti bahwa mereka
hidup sesukanya dan menjadi liar.
- Dasa Titah atau “Sepuluh Firman”, tertulis dalam Keluaran 20:1-17 dan diulang lagi
dalam Ulangan 5:6-21 dan itu hanya sepuluh perintah pertama saja,
- padahal sebenarnya terdapat total 613 perintah, dan semuanya diberikan pada bangsa
Israel yang terdapat pada lima kitab pertama di Alkitab
- Musa menuliskan seluruh hukum, lalu dia membawanya turun kepada umat Israel
yang lagi-lagi sangat bersemangat untuk masuk dalam perjanjian dengan Allah.
- Allah mengatakan kepada Musa bahwa Dia ingin hadirat-Nya yang kudus, baik itu
turun dan tinggal di tengah-tengah bangsa Israel
- Dasa Titah dapat dijabarkan sebagai berikut:
- 1) Jangan Ada Allah lain (Kel. 20:3; Ul. 5:7).
- Perintah pertama dalam bentuk negatif dan secara tegas melarang bangsa Israel
menyembah dewa asing. Esensi dari perjanjian adalah hubungan kesetiaan.
- Kesetiaan Allah kepada umat-Nya telah terbukti dalam kitab Keluaran.

- 2) Jangan Membuat Patung Allah (Kel. 20:4-6; Ul. 5:8-10).

- Perintah kedua melarang bangsa Israel membuat patung Allah. karena merendahkan
Sang Pencipta menjadi sesuatu yang kurang dari ciptaanNya dan menyembahnya
merupakan kesalahan. Godaan bagi bangsa Israel untuk menyembah Allah dalam
bentuk patung pasti sangat besar, karena patung dan berhala terjadi di semua agama di
Timur Dekat kuno.

- 3. Larangan yang menentang penggunaan nama Allah yang tidak benar (Kel.
20:7; Ul. 5:11).

- Allah telah memberikan kepada Israel hak istimewa yang luar biasa; Dia telah
mengungkapkan kepada mereka nama-Nya. Nama dalam bahasa Ibrani diwakili oleh
empat huruf YHWH yang dalam beberapa terjemahan Alkitab bahasa Inggris sebagai
Lord, Yahweh, atau Jehovah. Hal tersebut merupakan bukti bahwa bangsa Israel
menyembah Allah yang meraka kenal.

- 4) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat (Kel. 20:8-11; Ul. 5:12-15).

- Sebagian besar kehidupan di Israel diwarnai oleh pekerjaan, hari ketujuh harus
disisihkan. Di hari itu tidak ada yang bekerja dan harus menguduskannya. Kekudusan
yang dimaksud adalah memisahkan hari itu dan secara khusus memperingati hari
penciptaan (Kel. 20:11) dan sabat harus dirayakan dalam memperingati peristiwa
keluar dari Mesir (Ulangan 5:15) untuk sepenuhnya melayani Tuhan.

- 5) Hormati Ayah dan Ibumu (Kel. 20:12; Ul. 5:16).

- “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan
TUHAN Allahmu, kepadamu.” Umur panjang bukanlah sebuah janji pribadi kepada
individu, melainkan menyangkut pentingnya struktur keluarga dalam kehidupan
nasional di tanah perjanjian (Ul. 5:16, Ef. 6:2).

- Perintah ini berkaitan dengan hubungan keluarga, yaitu anak-anak harus menghormati
orang tua mereka. Perintah tersebut menetapkan rasa hormat dalam hubungan
keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anak mereka
dalam iman akan perjanjian (Ul. 6:7), sehingga tanah perjanjian dapat diwariskan dari
satu generasi ke generasi. Jadi, perintah kelima tidak hanya berkaitan dengan
keharmonisan keluarga, tetapi juga dengan transmisi iman kepada Tuhan melalui
generasi selanjutnya
- Perintah kelima menjembatani antara perintah pertama sampai keempat, yang
secara khusus menjelaskan mengenai hubungan manusia dengan Allah.

- dan perintah enam sampai sepuluh yang kaitannya dengan hubungan antarsesama..

- 6) Jangan Membunuh (Kel. 20:13; Ul. 5:17).

- melarang pembunuhan, menghilangkan nyawa orang lain untuk keuntungan pribadi.


Sisi lain dari perintah ini yaitu melindungi hak untuk hidup setiap anggota komunitas
perjanjian.

- 7) Jangan Berzinah (Kel. 20:14; Ul. 5:18). Perintah ini merujuk kepada
pernikahan dan pertunangan, adat pengikatan untuk pertunangan di Israel
kuno (Lih. Im. 19:20-22; Bil. 5:11-31).

- hubungan dengan Tuhan, demikian juga dalam perjanjian pernikahan dibutuhkan


kesetiaan. 8) Jangan Mencuri (Kel. 20:15; Ul. 5:19).

- 8. Jangan mencuri.

- Perintah kedelapan menetapkan sebuah prinsip dalam komunitas perjanjian mengenai


kepemilikan, seseorang yang memiliki hak atas hal-hal tertentu, yang tidak boleh
dilanggar oleh sesama untuk keuntungan pribadi. Fokus utama dari perintah ini adalah
kebebasan manusia atau hak azasi manusia.

- 9) Jangan Mengucapkan Saksi Dusta terhadap Sesamamu (Kel. 20:16; Ul. 5:20).

- Melarang sumpah palsu dan pemberian kesaksian palsu dalam proses pengadilan
hukum. Intinya hal tersebut merujuk kepada tanggung jawab manusia dalam
hubungan perjanjian.

- 10) Jangan Mengingini Milik Sesama (Kel. 20:17; Ul. 5:21).

- Perintah ini melarang orang untuk mengingini atau perasaan tamak. Keinginan seperti
itu menjadi akar dari semua kejahatan yang terletak di dalam diri seseorang.

- Dasa Titah merupakan perluasan kasih karunia Allah kepada Israel yang sudah
ditunjukkan dalam peristiwa Keluaran dari Mesir. Dasa Titah mendatangkan perasaan
kebenaran bagi agama dan kehidupan sosial Israel. Ketaatan Israel kepada perjanjian
sekadar merupakan tanggapan ucapan terima kasih atas kasih karunia Allah, dan
bukan suatu kewajiban berat yang dengannya mereka memperoleh perkenanan dan
penebusan dari Allah. Perintah yang pertama hingga keempat merupakan tanggung
jawab orang percaya kepada Tuhan, kemudian perintah yang kelima sampai
kesepuluh adalah mengenai tanggung jawab orang percaya kepada sesama.
- Setiap bangsa, budaya, masyarakat memiliki aturan, hukum, larangan untuk
mengarahkan hidup rakyat, mengatur tatanan seluruh masyarakat, agar manusia tidak
hidup melawan hati nurani, supaya mereka melakukan perbuatan yang seharusnya,
untuk melindungi kehormatan pribadi serta memelihara hubungan dengan sesama,
agar tercipta masyarakat yang tenteram dan harmonis.
- Tuhan yang adalah Sang Pencipta yang memiliki otoritas, yang berdaulat untuk
menetapkan hukum yang akan mengatur hidup manusia.

Anda mungkin juga menyukai