Anda di halaman 1dari 7

KELUARGA KRISTEN

Gereja Kristen Protestan Indonesia

1. Keluarga Kristen dibentuk oleh perkawinan sepasang suami-istri, laki-laki dan perempuan, yang percaya
kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan yang melaksanakan kehidupan perkawinan
mereka dalam ketaatan kepada firman Tuhan.
2. Perkawinan dan keluarga adalah lembaga pertama yang ditetapkan Allah di dalam kehidupan manusia,
sesuai dengan rencana, kehendak dan karuniaNya (Kej 1:27-28; 2:18-24). Allah-lah yang mempertemukan
dan mempersatukan laki-laki dan perempuan dalam perkawinan selama hidup mereka, karena itu apa yang
telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia (Mat 19:6). Karena itu setiap pasangan suami istri
dan keluarga Kristen terpanggil memelihara keutuhan maupun kesucian perkawinan mereka (Ams 5; 1 Kor
6:12-20; Ibr 13:4) dan mendasarkan kehidupan keluarga mereka pada kasih Kristus dan ketaatan pada
kehendak Allah (Ef 5:22-31; 6:1-4; 1 Ptr 3:1-7).
3. Perkawinan adalah persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sepadan (Kej
2:18). Persekutuan hidup itu bersifat eksklusif (terpisah dari yang lain) dan intim (akrab, mesra). Itulah
sebabnya dikatakan bahwa .Keduanya menjadi satu daging (Kej 2:24; Mat 19:5; Ef 5:31; bnd 1 Kor 1:10).
Dan karena itu perkawinan Kristen tidak membenarkan poligami (perkawinan dengan lebih dari satu orang
ister ataupun suami)
4. Salah satu karunia dan penampakan berkat Allah atas suami-isteri dan yang menjadi buah perkawinan
mereka adalah keturunan (Kej 33:5). Tuhan Allah lah yang memerintahkan kepada manusia agar
berketurunan, beranak cucu dan bertambah banyak (Kej 1:28). Anak adalah milik pusaka dan buah
kandungan adalah upah dari Tuhan (Mzm 127:3; bnd Ul. 28:4). Karena itu anak-[anak] harus diterima
dengan rasa syukur serta dipelihara dan dididik dengan penuh tanggungjawab (Kel 18:19; Ul 6:4-9, 20-25;
Ef 6:4). Rasa syukur itu tidak ditentukan oleh jumlah anak yang dikaruniakan Allah, sebaliknya tercermin
dari besarnya cinta kasih, perhatian dan didikan di dalam memelihara pertumbuhan mereka (bnd Ams 1:18).
5. Karena keturunan hanyalah salah satu wujud karunia Allah yang ditambahkan atas perkawinan dan
keluarga, maka suami-istri yang tidak beroleh keturunan adalah juga keluarga yang lengkap. Mereka dapat
menerima karunia Tuhan dalam bentuk dan wujud lain; karena itu ketiadaan keturunan tidak dapat dijadikan
alasan untuk bercerai atau berpoligami.
6. Keluarga Kristen merupakan unit (satuan) terkecil dari persekutuan orang percaya (gereja). Oleh sebab itu
dalam setiap keluarga Kristen hendaknya terlihat ciri dan gerak hidup gereja, antara lain bentuk kehidupan
yang penuh saling mengasihi, kegiatan pendidikan dan pengajaran mengenai iman dan perilaku, ibadah,
serta kesaksian dan pelayanan di tengah kehidupan bangsa dan masyarakat (bnd Yos 24:15).

Oleh karena itu GKPI mendidik dan membimbing warga dan pelayannya untuk hidup di dalam kekudusan
perkawinan dan keluarga sebagaimana difirmankan dan dikehendaki Tuhan, sehingga setiap keluarga menjadi
terang dan garam dunia, yang membawa dan menjadi saluran berkat Allah bagi banyak orang.
Sermon Penatua GKPI Bandung, Jumat, 04 September 2020 (13 Set 2020)
Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-Belikan
Perikop : Kejadian 37:23-30

I. Pendahuluan

Perdagangan manusia atau perjual-belian manusia sudah terjadi sejak lama, bahkan dalam Alkitab
Perjanjian lama kita bisa menemukan banyak sekali istilah perdagangan manusia atau manusia yang diperjual
belikan. Perdagangan manusia bisa terjadi ketika suatu bangsa mengalami kekalahan dalam peperangan, maka
orang-orang yang mengalami kekalahan akan menjadi tawanan , menjadi budak dan diperjual belikan. Ada juga
perdagangan yang terjadi karena kemiskinan, karena tidak mampu lagi untuk melanjutkan hidup sehingga
mereka menyerahkan diri untuk menjadi budak atau menjual diri mereka kepada orang kaya untuk menjadi
pekerja sehingga dapat melanjutkan kehidupan mereka. Dalam perikop ini, Yusuf dijual oleh saudara-
saudaranya yang merasa cemburu dan iri akibat perlakuan Yakup yang berbeda dari saudara-saudaranya yang
lain.

II. Penjelasan Nats

Dari keduabelas anak laki-laki Yakub bernama Yusuf yang berusia 17 tahun. Dia dimanja oleh ayahnya dan
secara terang-terangan menunjukkan bahwa ayahnya lebih menyayangi Yusuf dari saudaranya yang lain. Hal ini
menimbulkan kecemburuan dan iri hati dari saudaranya yang lain sampai pada puncaknya kecemburuan itu
meningkat menjadi rencana pembunuhan. dalam menjalankan rencana mereka itu, semula Yusuf dimasukkan ke
dalam sumur yang tidak berair, namun kemudian Yehuda mengusulkan agar mereka tidak membunuh Yusuf
karena tidak ada untungnya bagi mereka dan dia juga adalah darah daging mereka sendiri, tetapi jauh lebih
baik mereka mendapatkan untung karena bertepatan ketika itu kafilah orang Ismael sedang melintas menuju
Mesir dan menjualnya seharga dua puluh syikal perak.

Inilah buah dari iri yang yang selama ini sudah bertumbuh dan berakar dalam diri mereka. Selama ini
mereka merawat iri hati dan kecemburuan mereka dan saatnya mereka memetik buah dari iri hatinya yaitu
hilangnya hati nurani untuk mengasihi sesamanya bahkan darah daging mereka sendiri. Jika kita sudah
memberikan diri dikuasai iblis, maka tak’ perduli siapapun dia, entah itu orangtua, saudara atau siapapun akan
menjadi mangsa kejahatan hati. Yusuf akhirnya tidak jadi mati di bunuh di sumur itu, tetapi menjualnya ke
kafilah yang sedang menuju Mesir. Dengan menjual Yusuf menjadi budak tentu perbuatan ini sama saja
memperlihatkan kejahatan hati saudara-saudaranya yang menyamakan saudaranya sendiri sama seperti benda
yang diperjualbelikan. Peri kemanusiaan saudaranya itu telah lenyap yang tidak lagi menganggap Yusuf sebagai
manusia tetapi benda yang dengan mudah untuk diperjualbelikan demi keuntungan dua puluh syikal perak.

III. Renungan

Sesuai dengan tema minggu ini “manusia bukan untuk diperjualbelikan” ada beberapa hal yang dapat kita
pelajari dari kisah ini: 

1. Iri hati dan kecemburuan terhadap Yusuf yang diperlakukan istimewa oleh ayah mereka Yakub
mengakibatkan timbulnya kebencian yang berujung pada rencana untuk menyingkirkan Yusuf.
Ditambah dengan mimpi Yusuf yang membuat dia dianggap menjadi saingan bagi saudara-saudaranya,
sehingga dia harus segera disingkirkan. Jadi akar dari tindakan saudara-saudaranya sehingga menjual
Yusuf adalah iri hati dan kecemburuan.
2. Perdagangan manusia bukan hanya dalam praktek transaksi jual-beli (walaupun praktek semacam ini
masih banyak ditemukan). Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya mengakibatkan dia kehilangan
kemerdekaan atas dirinya sendiri. Hal ini dapat kita lihat dengan banyak orang yang dipaksa bekerja
dibawah tekanan dan kekerasan tanpa perlindungan keselamatan dan kebebasan hak. Manusia
diperjualbelikan untuk menjadi mesin pencetak uang oleh orang-orang yang telah mati peri
kemanusiaannya.
3. Anggapan bahwa seseorang mempunyai ha katas diri orang lain juga merupakan praktek perdagangan
manusia yang sangat tidak dikehendaki oleh Allah.
Minggu, 13 September 2020
Bahtera Nuh
Bahan Alkitab: Kejadian 6:14-16
Ayat Hapalan: Karena iman, maka Nuh dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan dengan
taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya (Ibr. 11:7a)
Tujuan Pembelajaran:

ASM dapat mewarnai gambar Bahtera 2. ASM dapat menceritakan pengalamannya saat melakukan perintah
dari orang tua

I. Penjelasan Teks Alkitab

`Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya. Di zaman Nuh manusia
sudah sangat bertambah banyak, dan terjadilah perkawinan campur (keturunan Set yang takut akan Allah)
dengan keturunan Kain yang mulai melakukan poligami dan berbuat kejahatan. Ketika dilihat Tuhan, bahwa
kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan
semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hendak menghukum
bumi, tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Sebelum menghukum bumi dan isinya, Tuhan terlebih
dahulu memerintahkan Nuh untuk mempersiapkan sebuah bahtera (kapal) untuk ditempatinya bersama
keluarganya. Secara rinci Allah memberitahu Nuh tentang bahtera yang akan dibuat itu: "Buatlah bagimu
sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kau buat berpetakpetak dan harus kau tutup dengan pakal dari
luar dan dari dalam. Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta
lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai
sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan
atas". (Kejadian 6:14-16). Ukuran bahtera dengan asumsi 1 hasta = 45 cm (sesuai dengan kamus LAI), maka
diperoleh ukuran sebagai berikut : Panjang 300 Hasta X 45 Cm = 135 M. Lebar 50 Hasta X 45 Cm = 22,5 M.
Tinggi 30 Hasta X4 5 Cm = 13,5 M. Bahtera yang sangat besar, jika dibandingkan dengan luas lapangan sepak
bola yang Panjangnya hanya berkisar 100-110 M dengan Lebar yang berkisar : 64-75 M. Nuh melakukan
seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Ia tidak mencari alasan untuk menolak perintah itu, bahkan tidak
dikatakan Nuh bersungut-sungut dan bertanya-tanya serta meminta penjelasan atas perintah Tuhan, namun
dengan tekun ia mengerjakan semua perintah Tuhan. Dari tindakan Nuh itu menunjukkan ia tunduk pada
otoritas Tuhan dan memiliki ketaatan terhadap perintah Tuhan. Dan ketika bahtera itu selesai dikerjakan, Tuhan
memerintahkan Nuh dan keluarganya dan bermacam-macam jenis hewan untuk masuk ke dalam bahtera,
kemudian Tuhan mendatangkan hujan turun empat puluh hari empat puluh malam lamanya, sehingga menjadi
air bah yang meliputi bumi. Air bah itu naik dan mengangkat bahtera itu, sehingga bahtera itu melambung
tinggi dari bumi.

II. Refleksi Guru Sekolah Minggu

Ketaatan kita melakukan perintah Tuhan akan memberi kepuasan untuk diri kita, terlebih lagi Tuhan akan
menambahkan berkatNya. Ketaatan berkaitan erat dengan iman/kepercayaan. Jika kita percaya kepada Tuhan,
maka tidak perlu banyak tanya untuk melakukan perintahnya. Dan salah satu bukti GSM memiliki ketaatan
kepada Tuhan adalah berusaha melakukan pelayanannya dengan sebaik mungkin. Tidak peduli berapa banyak
waktu yang akan dipakai, berapa banyak biaya yang akan keluar dan berapa banyak tenaga yang akan terkuras,
GSM yang taat pada Tuhan akan senantiasa bersukacita dalam pelayanannya.

III. Refleksi Anak Sekolah Minggu

Setiap hari kita akan menemukan peraturan-peraturan yang berlaku, baik itu di sekolah, di gereja, di rumah.
Orangtua, guru juga akan memberikan nasehat dan perintah. Yang harus dilakukan ASM bukanlah membantah
atau melanggar peraturan itu namun harus mentaatinya. Membiasakan diri melakukan perintah dan peraturan
akan membuat ASM menjadi orang yang disiplin. Kedisiplinan menjadi modal untuk meraih cita-cita di masa
yang akan datang. Maka sejak dini, berusahalah menjadi orang yang taat pada perintah orangtua, guru terlebih
perintah Tuhan yang ada dalam firmanNya.
Kebudayaan adalah drama sejarah yang berkesinambungan, dengan begitu mereka menata kehidupan
masyarakatnya, atau usaha untuk mempertahankan “roh‟ zaman itu
MATERI KHOTBAH 23 SET TRINITATIS
15 November 2020
Tema
MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA
I. Kalau kita belajar dari kisah perjalanan kehidupan bangsa Israel yang penuh dengan dinamika/ lika
liku kehidupan masih sangat relevan jika kita membandingkan dengan gambaran kehidupan kita
sebagai orang Kristen dimasa sekarang.
II. Itulah mengapa sangat penting untuk belajar dengan serius tentang kebenaran Firman TUHAN yang
ada di Alkitab. Karena Alkitab bukan hanya sekedar cerita dongeng untuk memuaskan pendengaran
kita. Tetapi jauh lebih dari itu adalah untuk membawa kita kepada pengenalan yang BENAR dan
yang lebih dalam tentang ALLAH.
III. Sehingga oleh pengenalan YANG BENAR tentang ALLAH akan menumbuhkan IMAN yang benar
pula.
IV. Apa itu IMAN YANG BENAR?
V. IMAN YANG BENAR itu adalah IMAN yang mengubah, jadi ketika kita katakan kita ORANG
BERIMAN tetapi tidak sedikitpun mengubah cara hidup kita menjadi seperti apa yang
TUHAN Kehendaki, coba kita periksa lagi, jangan-jangan kita hanya sedang berasumsi.
- Ketika cara kita memperlakukan orang lain masih sama dengan orang yang tidak belajar Firman
Tuhan, kita harus periksa lagi iman kita.
- Ketika cara kita berbicara masih sama dengan orang2 yang tidak pernah ke gereja, bukankah
sudah sia-sia kita datang ke GEREJA?
VI. Jadi sekali lagi, Pengenalan yang benar terhadap Allah akan membawa kita kepada perubahan hidup,
hidup yang sesuai dengan apa yang TUHAN mau, bukan hidup seperti yang saya mau. Hanya
dengan cara seperti itulah kita bisa katakana bahwa kita adalah orang beriman.
VII. Sama seperti kehidupan bangsa Israel, ketika Allah berulangkali mencoba untuk memperingatkan
mereka melalui perantaraan Nabi-Nabi tetapi tidak sedikitpun mengubah kehidupan mereka,
VIII. Pada akhirnya mereka tetap melakukan apa yang tidak dikehendaki oleh Allah. Mereka tetap
menyembah dewa-dewa buatan mereka dan mempersembahkan korban kepada dewa-dewa,mereka
melakukan apa yang dibenci oleh Allah, melupakan Tuhan yang membawa mereka dari perbudakan
Mesir. Sehingga ALLAH menghukum mereka dengan membuang mereka ke tanah BABEL.
IX. Dalam perikop yang baru saja kita bacakan, Allah menghukum mereka dengan membiarkan bangsa
BABEL membawa mereka ke Babel sebagai orang buangan.
X. Menjadi Orang buangan maksudnya tidak beda2 jauh dengan saat mereka di Mesir sebagai budak.
Yang jelas sebagai orang buangan mereka mengalami penderitaan.
XI. Pelanggaran terhadap perintah Allah / dosa telah mengakibatkan penderitaan. Walaupun terkadang
penderitaan bisa hadir karena ketaatan kita sedang diuji. Sama seperti Ayub yang diuji karena
ketaatannya.
XII. Sehingga kita harus bisa identifikasi diri kita. Ketika kita mengalami penderitaan, apakah ini
hukuman Tuhan karena dosa kita atau ujian karena kita sedang taat.
XIII. Namun sekallipun status mereka di BABEL sebagai orang buangan dan jauh dari tanah air mereka di
Jerusalem, ALLAH tetap menginginkan mereka menunjukkan identitas mereka sebagai ORANG
ISRAEL, yaitu UMAT PILIHAN ALLAH / UMAT YANG DIKASIHI OLEH ALLAH.
XIV. USAHAKANLAH KESEJAHTERAAN KOTA DIMANA ENGKAU AKU BUANG, adalah
salah satu cara bagi mereka untuk dapat menunjukkan identitas mereka sebagai umat
ALLAH.
XV. STATUS / IDENTITAS MEREKA SEBAGAI UMAT ALLAH TIDAK BOLEH HILANG dan
harus tetap dipertahankan SAMPAI SUATU SAAT ALLAH MENGEMBALIKAN MEREKA
KE TANAH AIR MEREKA YAKNI YERUSALEM.
XVI. di ayat 10, dikatakan bahwa setelah 70 tahun Allah akan mengembalikan mereka ke Yerusalem.
Menjadi orang buangan hanya sementara bagi mereka. Walaupun sebenarnya mereka sangat
merindukan supaya mereka dapat kembali ke Yerusalem, tanah air mereka. Karena bagaimanapun
juga yang namanya menjadi orang buangan adalah penderitaan. (jangankan orang buangan, menjadi
orang kedua itu rasanya sudah gimana gitu, hanya orang yang pernah diduakan tau rasanya).
XVII. Demikian juga dengan kehidupan kita dimasa sekarang.
XVIII. Penebusan Kristus atas dosa kita menjadikan kita bukan lagi WARGA KERAJAAN DUNIA,
melainkan WARGA KERAJAAN SURGA (filipi 3: 20)
XIX. Jadi kita yang ada di gereja ini yang telah percaya dan mengaku Yesus sebagai penebus dosa kita
adalah warga kerajaan sorga.
XX. Namun sekalipun kita adalah warga kerajaan sorga, kita tidak boleh lupa bahwa kita sekarang
masih di Dunia. Sekali lagi
XXI. Bapak/ Ibu, ini yang sangat sering kita lupakan didalam kehidupan kita sebagai orang KRISTEN.
XXII. Di gereja kita selalu berbicara tentang surga,,surgo I nama sambulonku sampai-sampai kita lupa
disamping kita ada orang yang sedang kelaparan, lupa kalau disamping kita ada orang yang sedang
menderita.
XXIII. Dimana-mana Gereja selalu berbicara tentang “kumpulkanlah hartamu di surga yang tidak
fana”tetapi selalu sibuk membangun sesuatu yang fana (ketika belajar firman Tuhan kita harus jujur,
tidak ada yang boleh tersembunyi dihadapan Allah)
XXIV. Bapak/ Ibu, tujuan kita/ sasaran kita adalah surga, dan kita adalah warga kerajaan surge (Itu Benar)
itu sebabnya identitas kita sebagai warga kerajaan surga harus tetap dijaga dan dipertahankan yaitu
dengan menjaga kehidupan kita sebagai anak-anak Allah yang melakukan kehendakNya.
XXV. Perintah carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semua akan ditambahkan kepadamu
sering kita salahartikan dalam kehidupan kita.
XXVI. Kita menganggap bahwa dengan dating ke gereja, pelayanan, hutang kita lunas, dan tiket kita
menuju kerajaan Allah sudah kita dapatkan. Itu keliru.
XXVII. Kerajaan Allah bukan berbicara tentang suatu tempat, atau waktu. Melainkan kini dan
disini. Yaittu ketika ada damai sejahtera, ada sukacita, keadilan, menjaga keutuhan ciptaan,
disitulah nyata kerajaan Allah
XXVIII.

Anda mungkin juga menyukai