Kota-kota Perlindungan
Sabat Petang
Untuk Pelajaran Pekan Ini Bacalah: Bil. 33-36; Yos. 20:1-7;
Ef. 2.
W
alaupun Allah itu setia dalam melakukan segala yang telah Ia janji-
kan, bangsa itu sendiri, paling kurang generasi pertama, terbukti tidak
setia dan—gantinya mewarisi negeri yang dijanjikan—telah mati di
padang gurun yang keras di seberang Sungai Yordan, di tempat yang seharusnya
mereka tinggalkan bukannya malahan mati di situ. Sungguh suatu malapetaka,
khususnya karena hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi. Tidak peduli dengan
segala hal yang telah mereka terima dari Allah, dan segala hal yang Allah telah
perbuat bagi mereka, namun mereka masih juga menolak untuk percaya, me-
reka menolak untuk bertindak dalam iman sekalipun mereka telah menyaksikan
manifestasi kuasa Allah yang sangat dramatis yang kebanyakan kita belum per-
nah melihatnya, dan mungkin tidak akan pernah melihatnya, khususnya dalam
kehidupan sekarang ini.
Tetapi Tuhan tidak berhenti di situ. Tidak sama sekali. Lagi-lagi, tema Al-
kitab adalah bahwa Allah akan menggenapi janji-janji-Nya. Tuhan akan mem-
bawa umat tebusan-Nya ke dalam suatu langit yang baru dan bumi yang baru.
Hal itu tidak perlu dipertanyakan. Satu-satunya pertanyaan bagi kita ialah, Akan-
kah kita masuk di sana, atau akankah kita seperti generasi pertama yang tanpa
memandang segala sesuatu yang telah dilakukan bagi mereka, telah menolak
untuk masuk ke tanah perjanjian yang diberikan kepada mereka?
Pekan ini, pekan terakhir dalam menyelidiki kitab Bilangan, kita akan meli-
hat beberapa persiapan terakhir saat bangsa Israel bersiap untuk menuntut wa-
risan mereka yang telah dijanjikan.
149
Minggu 20 Desember
Pelajaran Sejarah
Jika Anda memikirkannya, itu benar-benar suatu sejarah yang luar biasa.
Segenap bangsa itu melarikan diri dari para penjajah mereka setelah berabad-
abad ditindas, dan bertahan selama empat dekade mengembara di padang gu-
run Sinai yang alamnya tidak bersahabat. Hanya oleh rahmat dan kuasa dan
mukjizat Allah hal ini bisa terjadi. Perhatikan juga, bagaimana Bilangan 33:2
menekankan bahwa mereka bergerak dari satu tempat persinggahan ke tempat
persinggahan lainnya “sesuai dengan titah Tuhan.” Allah menghendaki agar
mereka dan generasi-generasi kemudian, tidak pernah melupakan bahwa kese-
luruhan cerita tentang bangsa Ibrani yang mondar-mandir di padang belantara,
adalah benar-benar cerita tentang Allah dan hubungan-Nya dengan manusia
berdosa, dalam usaha untuk menyelamatkan mereka dan membawa mereka ke
Tanah Perjanjian.
Betapa hebat pun cerita tentang pengembaraan mereka, sekarang ini ada ahli-
ahli Alkitab yang, walaupun tidak menyangkal kenyataan tentang adanya suatu
kelompok bekas budak yang meninggalkan Mesir, namun mencoba dan meng-
hubungkan cerita itu kepada keadaan yang murni alamiah. Itu berarti, mereka
persisnya sedang mencoba melakukan apa yang Tuhan tidak ingin lakukan, dan
itu berarti melupakan bahwa Allah adalah pusat dari semua yang terjadi.
150
Senin 21 Desember
Kota-kota Orang Lewi
Harus diingat bahwa, karena kesetiaan orang Lewi di Sinai, mereka harus
mendapatkan pahala. Allah adalah bagian mereka. Namun demikian, Tuhan
membuat ketentuan-ketentuan khusus untuk mereka dan bagaimana mereka
tinggal di tengah-tengah umat yang mereka layani.
Ketentuan apakah yang dibuat untuk orang Lewi? Apakah yang hal
ini ajarkan kepada kita tentang bagaimana orang Lewi harus hidup? (Bil.
35:1-8).
Perhatikan juga, bagaimana tanah harus diberikan kepada mereka dari semua
suku. Mereka yang mendapatkan banyak tanah harus memberikan lebih banyak
daripada mereka yang mendapatkan sedikit. Dengan demikian keadilan dalam
pembagian tanah kembali terlihat di sini. Semua suku harus memberikan dari
“milik pusaka mereka.” Semua harus ambil bagian dalam memastikan bahwa
orang-orang Lewi terpelihara.
Dengan demikian, Tuhan dengan jelas menghendaki agar mereka tahu tugas-
tugas mereka. Dalam beberapa hal, prinsip persepuluhan berlaku sama seperti
itu. Orang yang memiliki banyak, dengan sendirinya, akan memberi persepu-
luhan lebih banyak daripada orang-orang yang memiliki sedikit.
Pada saat yang sama juga, fakta bahwa mereka harus dipelihara oleh suku-
suku lainnya harus secara pasti menjadi suatu pengingat yang tetap bagi orang-
orang Lewi terhadap tanggung jawab mereka untuk bekerja dengan setia demi
kepentingan orang banyak.
Maka orang Lewi harus disebar di seluruh suku Israel; jadi, mereka tidak
boleh berkumpul di suatu wilayah khusus. Mereka harus tinggal di antara orang
banyak, barangkali sebagai suatu peringatan akan kesetiaan nenek moyang me-
reka pada saat bangsa itu menyembah anak lembu emas. Oleh sebab itu, ideal-
nya, mereka yang disebar itu dapat menjadi suatu saksi yang tetap kepada orang
banyak tentang kesetiaan dan kesucian. Orang-orang Lewi ini, yang tinggal di
antara mereka, menjadi bagian dari perkumpulan mereka, bersama mengalami
kesusahan, kesedihan, dan sukacita mereka,—bila mereka setia pada tugas mere
ka—dapat menjadi suatu berkat kepada bangsa itu. Mereka tidak boleh menjadi
kelas yang eksklusif, elit, dan arogan, yang hidup terpisah dari masyarakat yang
mereka layani. Mereka harus melayani, bukan dilayani. Betapa ini merupakan
suatu contoh dari pelayanan yang benar.
Baca Efesus 2. Apakah yang ayat ini katakan kepada kita tentang apa
artinya menjadi bagian dari persekutuan umat percaya? Bagaimanakah
kita bisa cocok dengan masyarakat kita dan menjalankan peran apa pun
yang ditugaskan kepada kita?
151
Selasa 22 Desember
Kota-kota Perlindungan
Baca Bilangan 35:6, 9-12. Apakah yang dibuat di sini dan mengapa?
Pada zaman Israel kuno ini tidak ada sistem peradilan yang berlaku. Jika
seseorang secara tidak sengaja atau sengaja membunuh orang, saudara terdekat
dari si korban menjadi “penuntut darah” untuk melaksanakan keadilan. Untuk
mencegah pengadilan yang keliru, suatu sistem enam kota orang Lewi (tiga di
tiap-tiap tepi Yordan) ditunjuk menjadi tempat si pembunuh dapat melarikan
diri dengan aman (Yos. 20:1-7).
Walaupun demikian, Bilangan 35:12 menunjukkan satu hal penting. Me-
larikan diri ke kota perlindungan tidak secara otomatis memberi suaka secara
permanen. Dalam beberapa kasus itu menjadi suatu perlindungan sementara
sampai “diadakan suatu pengadilan di hadapan umum.” Yaitu sampai fakta-
fakta kasus itu diungkapkan. Kota-kota ini tidak memberi semacam kekebalan
diplomatik permanen, sebagaimana sekarang ini seorang diplomat dapat mela-
kukan kejahatan di negara tempat tugasnya dan lolos dengan kekebalan diplo-
matiknya itu. Dalam kasus ini, kota-kota tersebut dibuat untuk mencegah ter-
jadinya pengadilan yang keliru.
152
Rabu 23 Desember
Kota-kota Perlindungan: Lanjutan
zzDi seluruh buku Bilangan, kita telah melihat contoh demi contoh ten-
tang campur tangan kuasa ajaib Allah, khususnya dalam kasus kemur-
tadan, dosa, dan pemberontakan. Itulah masalahnya, menurut Anda, me-
ngapa Tuhan mendirikan sistem peradilan ini, di mana manusia bertang-
gung jawab untuk menentukan yang bersalah dan yang tidak? Mengapa
Ia tidak langsung saja menjalankan peradilan secara gaib, seperti yang Ia
buat pada kasus-kasus lainnya?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
_______________________________________________________________
______________________________________________________________
153
Kamis 24 Desember
Kristus Perlindungan Kita
154
Jumat 25 Desember
Pendalaman: Baca tulisan Ellen White berjudul, “Pembagian Negeri Kanaan,”
dalam Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 118-132.
“Orang yang berdosa terbuka kepada kematian yang kekal, sampai ia mempero-
leh satu tempat persembunyian di dalam Kristus; dan sebagaimana sikap bermalas-
malas dan tidak peduli bisa menghilangkan satu-satunya kesempatan untuk hidup,
demikian pula sikap berlambatan serta acuh tak acuh akan membinasakan jiwa. Se-
tan, musuh besar itu, ada di belakang setiap pelanggar hukum Allah yang suci, dan ia
yang tidak merasakan adanya bahaya, dan tidak mencari naungan dari perlindungan
yang kekal itu dengan sungguh-sungguh, akan menjadi mangsa si pembinasa itu.
“Orang tahanan yang pada setiap saat pergi keluar dari kota perlindungan itu
akan dibiarkan kepada si pembalas darah itu. Dengan demikian orang banyak itu
diajar untuk bertaut kepada jalan yang telah ditetapkan demi keselamatan mereka
oleh hikmat yang tidak terbatas itu. Demikian pula, tidaklah cukup bahwa orang
berdosa percaya di dalam Kristus untuk memperoleh keampunan dari dosa; ia ha-
rus, oleh iman dan penurutan, tinggal di dalam Dia.”—Ellen G. White, Alfa dan
Omega, jld. 2, hlm. 127, 128.
Pertanyaan untuk didiskusikan:
nn Bagaimanakah kita membedakan antara pengampunan dosa, dalam kon-
teks keselamatan dan Salib, dan persoalan kejahatan dalam konteks sistem
pengadilan kejahatan? Mengapa kita harus membedakannya, dan dapat-
kah kita membedakannya?
oo Dalam kelas, diskusikan jawaban Anda atas pertanyaan hari Kamis ten-
tang hukuman mati. Apakah yang hendak Anda katakan kepada keluarga
itu, dan mengapa? Pula, apakah benar dan adil untuk menerapkan apa
yang dilakukan pada zaman Israel kuno kepada sistem pengadilan kita
sekarang ini? Diskusikan.
pp Mengapa penting mengingat bagaimana Allah memimpin kita pada masa
lalu, baik secara individu atau secara gereja? Apakah bahayanya jika kita
melupakan masa lalu? Pada saat yang sama, mengapa penting untuk ja-
ngan terlalu bertahan pada apa yang telah terjadi dan tidak bisa berubah?
Bagaimanakah kita dapat menemukan keseimbangan yang benar di sini?
qq Jika seseorang bertanya pada Anda, “Apakah artinya berlindung dalam
Kristus?” Apakah jawab Anda? Bagaimanakah kita berlindung di dalam Tu-
han? Apakah artinya? Bagaimanakah kita harus mengubah hidup kita?
rr Bagaimanakah kita menjalankan disiplin gereja sekarang ini? Bagaima-
nakah kita menangani anggota pembangkang yang tindakan-tindakannya
menjadi hinaan kepada Tuhan? Namun pada saat yang sama, bagaimana-
kah kita menangani mereka dalam suatu cara yang tidak menjadikan kita
kelihatan bersifat menghakimi? Atau bisakah kita bersifat menghakimi?
Rangkuman: Anak-anak Israel, di perbatasan Tanah Perjanjian, menda-
patkan pelajaran ringkasan tentang bagaimana Allah telah memimpin mereka
selama tahun-tahun yang telah berlalu. Sebelum mereka masuk, Tuhan menen-
tukan kota-kota perlindungan, tempat-tempat suaka yang, secara unik, melam-
bangkan perlindungan yang kita sebagai orang-orang berdosa, dapat peroleh
di dalam Kristus.
155
PENUNTUN GURU 13
Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Ibrani 6:18, 19.
156
Metode Belajar
Langkah 1—Memotivasi
Konsep utama untuk Pertumbuhan Rohani: Sepanjang sejarah Yesus ada-
lah tempat perlindungan kita.
Khusus untuk Guru: Betapa sering kita mendengar bahwa tidak ada yang
perlu kita takuti kecuali kita melupakan bagaimana Allah telah menuntun
kita di masa lalu.
Langkah 2—Menyelidiki
Komentar Alkitab
I. Kota-kota Orang Lewi (Baca kembali Bilangan 35:1-8).
Setelah tugas keimamatan diserahkan kepada suku Lewi, kehidupan tidak
sama lagi. Tidak seperti saudara-saudara mereka suku lain, suku Lewi tidak
mendapatkan tanah. Barangkali Allah menahan kesempatan ini agar mengejar
kekayaan tidaklah menjadi pencobaan bagi mereka untuk mengabaikan tujuan
157
rohani mereka. Warisan mereka adalah Tuhan, dan mereka harus puas dengan
kebutuhan sehari-hari mereka melalui pelayanan-Nya.
Namun demikian, orang-orang Lewi pasti membutuhkan tempat tinggal,
suatu tempat untuk ternak-ternak dan kebun-kebun mereka. Allah menentukan
agar suku-suku lainnya harus memberikan sebagian kecil tanah di sekitar 48
kota untuk memenuhi kebutuhan ini. Persediaan ini bersifat proporsional—su-
ku-suku yang lebih besar memberikan dua kota, suku yang lebih kecil membe-
rikan lebih sedikit. Konsekuensi alamiah dari pengaturan ini adalah kepemim-
pinan rohani bangsa Israel disebarluaskan di seantero bangsa itu dan bukannya
berkumpul pada satu tempat.
Pikirkan ini: Tanggung jawab apakah yang diemban oleh gereja dalam
menyediakan kebutuhan sehari-hari dari para pemimpin rohaninya? Bagai-
manakah seharusnya gereja menghadapi para pemimpin rohani yang meng-
abaikan tugas rohani mereka untuk mengejar kekayaan? Bagaimanakah bisa
prinsip-prinsip proporsional dan desentralisasi ini diterapkan kepada kepe-
mimpinan rohani dewasa ini?
158
akan dilontari dengan batu). Meskipun demikian, pada saat imam besar mati,
si pembunuh itu bebas. Walaupun si pembunuh dianggap tidak bersalah mela-
kukan pembunuhan, hanya kematian yang lainlah yang dapat menyelamatkan
darah si pembunuh. Kematian imam besar menyediakan penebusan.
Langkah 3—Menerapkan
Khusus untuk Guru: Tidak ada kota-kota duniawi (betapapun megah-
nya), tidak ada korban lembu (bagaimanapun besar tubuhnya), tidak ada
imam manusia (betapapun berdedikasinya ia), tidak ada upacara kudus
yang dirancang oleh manusia, yang dapat menyediakan penebusan bagi
dosa. Kristuslah satu-satunya harapan orang berdosa, satu-satunya perlin-
dungan yang sejati.
159
Kegiatan: Proyek ini menjadi suatu tugas pekerjaan rumah yang baik, te-
tapi, tergantung pada banyaknya waktu yang disediakan untuk belajar, itu dapat
diselesaikan di kelas. Edarkan kertas dan ajak anggota-anggota untuk menulis-
kan sebuah paragraf atau kalimat panjang tentang bagaimana Allah telah men-
jadi tempat perlindungan mereka. Paragraf ini adalah kesaksian pribadi mereka
tentang pekerjaan Allah dalam kehidupan mereka. Temanya bisa meliputi suatu
pencarian makna pribadi, mencari teman, penyembuhan fisik, kemakmuran fi-
nansial, terbebas dari kecanduan, selamat dari kejahatan, rekonsiliasi keluarga,
pencapaian akademis, mencari kebenaran, menemukan kedamaian, mencari
pekerjaan, dan lain-lain. Fokuskan perhatian pada janji-janji Allah, jawaban
doa, dan pengampunan atas dosa dan kelepasan dari dosa. Akhiri penyelidikan
ini dengan sebuah lagu seperti “Tuhan Batu Karang Kita” atau “Ya Allah Kota
yang Teguh” atau lagu lain yang menekankan iman dan kepercayaan pada Kris-
tus perlindungan kita.
160