Anda di halaman 1dari 12

Pelajaran 13

*19-25 Desember 2009

Kota-kota Perlindungan

Sabat Petang
Untuk Pelajaran Pekan Ini Bacalah: Bil. 33-36; Yos. 20:1-7;
Ef. 2.

Ayat Hafalan: “Kita yang mencari perlindungan, beroleh do-


rongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di de-
pan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa
kita” (Ibrani 6:18, 19).

W
alaupun Allah itu setia dalam melakukan segala yang telah Ia janji-
kan, bangsa itu sendiri, paling kurang generasi pertama, terbukti tidak
setia dan—gantinya mewarisi negeri yang dijanjikan—telah mati di
padang gurun yang keras di seberang Sungai Yordan, di tempat yang seharusnya
mereka tinggalkan bukannya malahan mati di situ. Sungguh suatu malapetaka,
khususnya karena hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi. Tidak peduli dengan
segala hal yang telah mereka terima dari Allah, dan segala hal yang Allah telah
perbuat bagi mereka, namun mereka masih juga menolak untuk percaya, me-
reka menolak untuk bertindak dalam iman sekalipun mereka telah menyaksikan
manifestasi kuasa Allah yang sangat dramatis yang kebanyakan kita belum per-
nah melihatnya, dan mungkin tidak akan pernah melihatnya, khususnya dalam
kehidupan sekarang ini.
Tetapi Tuhan tidak berhenti di situ. Tidak sama sekali. Lagi-lagi, tema Al-
kitab adalah bahwa Allah akan menggenapi janji-janji-Nya. Tuhan akan mem-
bawa umat tebusan-Nya ke dalam suatu langit yang baru dan bumi yang baru.
Hal itu tidak perlu dipertanyakan. Satu-satunya pertanyaan bagi kita ialah, Akan-
kah kita masuk di sana, atau akankah kita seperti generasi pertama yang tanpa
memandang segala sesuatu yang telah dilakukan bagi mereka, telah menolak
untuk masuk ke tanah perjanjian yang diberikan kepada mereka?
Pekan ini, pekan terakhir dalam menyelidiki kitab Bilangan, kita akan meli-
hat beberapa persiapan terakhir saat bangsa Israel bersiap untuk menuntut wa-
risan mereka yang telah dijanjikan.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 26 Desember.

149
Minggu 20 Desember
Pelajaran Sejarah

Baca Bilangan 33. Menurut Anda, mengapa Tuhan menyuruh Musa


menuliskan “titik-titik keberangkatan mereka, tahap demi tahap?” Apa-
kah tujuannya?

Jika Anda memikirkannya, itu benar-benar suatu sejarah yang luar biasa.
Segenap bangsa itu melarikan diri dari para penjajah mereka setelah berabad-
abad ditindas, dan bertahan selama empat dekade mengembara di padang gu-
run Sinai yang alamnya tidak bersahabat. Hanya oleh rahmat dan kuasa dan
mukjizat Allah hal ini bisa terjadi. Perhatikan juga, bagaimana Bilangan 33:2
menekankan bahwa mereka bergerak dari satu tempat persinggahan ke tempat
persinggahan lainnya “sesuai dengan titah Tuhan.” Allah menghendaki agar
mereka dan generasi-generasi kemudian, tidak pernah melupakan bahwa kese-
luruhan cerita tentang bangsa Ibrani yang mondar-mandir di padang belantara,
adalah benar-benar cerita tentang Allah dan hubungan-Nya dengan manusia
berdosa, dalam usaha untuk menyelamatkan mereka dan membawa mereka ke
Tanah Perjanjian.
Betapa hebat pun cerita tentang pengembaraan mereka, sekarang ini ada ahli-
ahli Alkitab yang, walaupun tidak menyangkal kenyataan tentang adanya suatu
kelompok bekas budak yang meninggalkan Mesir, namun mencoba dan meng-
hubungkan cerita itu kepada keadaan yang murni alamiah. Itu berarti, mereka
persisnya sedang mencoba melakukan apa yang Tuhan tidak ingin lakukan, dan
itu berarti melupakan bahwa Allah adalah pusat dari semua yang terjadi.

Baca Bilangan 33:50-56. Kesampingkan konteks sejarah yang ada di


sini (serta persoalan-persoalan sukar yang tak terhindarkan yang mun-
cul bagi kita dewasa ini), prinsip-prinsip rohani apakah yang ditemukan
dalam ayat ini? Dari apa yang Anda tahu tentang sejarah Israel kuno se-
telah mereka mendiami negeri itu, mengapa perintah tentang menghalau
penduduk negeri itu sangat penting?

Berkompromi dengan dunia telah dan tetap menjadi “seperti selumbar di


mata dan seperti duri yang menusuk lambung” terhadap umat Tuhan. Kecuali
kita melindungi diri kita dari pengaruh-pengaruh jahat dalam dunia, dan dari
kebudayaan di sekeliling kita, maka kita selalu dalam bahaya mengizinkan hal-
hal tersebut menghancurkan iman kita dan menyesatkan kita.

Bagaimanakah kita dapat melindungi diri kita dari pengaruh-penga­


ruh negatif yang selalu mengelilingi kita? Pilihan-pilihan pribadi apakah
yang harus Anda buat bagi diri Anda sendiri untuk menolong membatasi
akibat negatif dari pengaruh-pengaruh tersebut pada diri Anda?

150
Senin 21 Desember
Kota-kota Orang Lewi

Harus diingat bahwa, karena kesetiaan orang Lewi di Sinai, mereka harus
mendapatkan pahala. Allah adalah bagian mereka. Namun demikian, Tuhan
membuat ketentuan-ketentuan khusus untuk mereka dan bagaimana mereka
tinggal di tengah-tengah umat yang mereka layani.

Ketentuan apakah yang dibuat untuk orang Lewi? Apakah yang hal
ini ajarkan kepada kita tentang bagaimana orang Lewi harus hidup? (Bil.
35:1-8).

Perhatikan juga, bagaimana tanah harus diberikan kepada mereka dari semua
suku. Mereka yang mendapatkan banyak tanah harus memberikan lebih banyak
daripada mereka yang mendapatkan sedikit. Dengan demikian keadilan dalam
pembagian tanah kembali terlihat di sini. Semua suku harus memberikan dari
“milik pusaka mereka.” Semua harus ambil bagian dalam memastikan bahwa
orang-orang Lewi terpelihara.
Dengan demikian, Tuhan dengan jelas menghendaki agar mereka tahu tugas-
tugas mereka. Dalam beberapa hal, prinsip persepuluhan berlaku sama seperti
itu. Orang yang memiliki banyak, dengan sendirinya, akan memberi persepu-
luhan lebih banyak daripada orang-orang yang memiliki sedikit.
Pada saat yang sama juga, fakta bahwa mereka harus dipelihara oleh suku-
suku lainnya harus secara pasti menjadi suatu pengingat yang tetap bagi orang-
orang Lewi terhadap tanggung jawab mereka untuk bekerja dengan setia demi
kepentingan orang banyak.
Maka orang Lewi harus disebar di seluruh suku Israel; jadi, mereka tidak
boleh berkumpul di suatu wilayah khusus. Mereka harus tinggal di antara orang
banyak, barangkali sebagai suatu peringatan akan kesetiaan nenek moyang me-
reka pada saat bangsa itu menyembah anak lembu emas. Oleh sebab itu, ideal-
nya, mereka yang disebar itu dapat menjadi suatu saksi yang tetap kepada orang
banyak tentang kesetiaan dan kesucian. Orang-orang Lewi ini, yang tinggal di
antara mereka, menjadi bagian dari perkumpulan mereka, bersama mengalami
kesusahan, kesedihan, dan sukacita mereka,—bila mereka setia pada tugas mere­
ka—dapat menjadi suatu berkat kepada bangsa itu. Mereka tidak boleh menjadi
kelas yang eksklusif, elit, dan arogan, yang hidup terpisah dari masyarakat yang
mereka layani. Mereka harus melayani, bukan dilayani. Betapa ini merupakan
suatu contoh dari pelayanan yang benar.

Baca Efesus 2. Apakah yang ayat ini katakan kepada kita tentang apa
artinya menjadi bagian dari persekutuan umat percaya? Bagaimanakah
kita bisa cocok dengan masyarakat kita dan menjalankan peran apa pun
yang ditugaskan kepada kita?

151
Selasa 22 Desember
Kota-kota Perlindungan

Baca Bilangan 35:6, 9-12. Apakah yang dibuat di sini dan mengapa?

Pada zaman Israel kuno ini tidak ada sistem peradilan yang berlaku. Jika
seseorang secara tidak sengaja atau sengaja membunuh orang, saudara terdekat
dari si korban menjadi “penuntut darah” untuk melaksanakan keadilan. Untuk
mencegah pengadilan yang keliru, suatu sistem enam kota orang Lewi (tiga di
tiap-tiap tepi Yordan) ditunjuk menjadi tempat si pembunuh dapat melarikan
diri dengan aman (Yos. 20:1-7).
Walaupun demikian, Bilangan 35:12 menunjukkan satu hal penting. Me-
larikan diri ke kota perlindungan tidak secara otomatis memberi suaka secara
permanen. Dalam beberapa kasus itu menjadi suatu perlindungan sementara
sampai “diadakan suatu pengadilan di hadapan umum.” Yaitu sampai fakta-
fakta kasus itu diungkapkan. Kota-kota ini tidak memberi semacam kekebalan
diplomatik permanen, sebagaimana sekarang ini seorang diplomat dapat mela-
kukan kejahatan di negara tempat tugasnya dan lolos dengan kekebalan diplo-
matiknya itu. Dalam kasus ini, kota-kota tersebut dibuat untuk mencegah ter-
jadinya pengadilan yang keliru.

Baca Bilangan 35:9-21. Bagaimanakah kita memahami bentuk kea-


dilan ini dalam terang Injil?
________________________________________________________________
______________________________________________________________
Beberapa orang tidak mengerti bagaimana hal seperti ini dapat dicocokkan
dengan ayat-ayat Alkitab tentang pengampunan atau memberikan pipi yang satu
lagi. Tetapi yang sedang kita bicarakan di sini adalah suatu undang-undang kri-
minal. Injil pengampunan dan kasih karunia, sebagaimana yang diajarkan oleh
Kristus, tidak berarti bahwa kejahatan, khususnya sesuatu yang kejam seperti
pembunuhan, tidak dihukum oleh masyarakat. Bahwa seorang pembunuh bisa
saja bertobat di hadapan Allah, adalah sama sekali berbeda. Kehidupan ma-
syarakat mana yang bisa berjalan dengan baik bila kejahatan tidak dihukum?
Apa yang kita lihat di sini adalah cara Allah untuk memastikan bahwa pelaku
kejahatan yang paling keji pun, yaitu pembunuhan, diperlakukan dengan cara
adil dan tepat.

Andaikan Anda mengenal seseorang yang anggota keluarganya telah


dibunuh, dan si terdakwa terbukti bersalah dan dihukum. Keluarga itu,
yang adalah orang Kristen, boleh menyampaikan satu keputusan, apakah
hukuman mati, atau penjara seumur hidup. Apakah yang hendak Anda
nasihatkan kepada mereka, dan mengapa? Bawalah jawaban Anda ke ke-
las pada hari Sabat.

152
Rabu 23 Desember
Kota-kota Perlindungan: Lanjutan

Baca Bilangan 35:22-34 dan jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:


zzBagaimanakah seluruh jemaah terlibat dalam mengatasi situasi ini? Me-
ngapa penting bagi mereka untuk terlibat?
________________________________________________________________
_______________________________________________________________
______________________________________________________________

zzApakah perbedaan antara pembunuhan terencana dan pembunuhan


yang tidak direncanakan?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
______________________________________________________________

zzSekalipun kematian itu mungkin disebabkan oleh kecelakaan, si pelaku


tetap harus tinggal di kota perlindungan agar terlindung. Berikan konteks,
menurut Anda mengapa demikian?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
______________________________________________________________

zzDi seluruh buku Bilangan, kita telah melihat contoh demi contoh ten-
tang campur tangan kuasa ajaib Allah, khususnya dalam kasus kemur-
tadan, dosa, dan pemberontakan. Itulah masalahnya, menurut Anda, me-
ngapa Tuhan mendirikan sistem peradilan ini, di mana manusia bertang-
gung jawab untuk menentukan yang bersalah dan yang tidak? Mengapa
Ia tidak langsung saja menjalankan peradilan secara gaib, seperti yang Ia
buat pada kasus-kasus lainnya?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
_______________________________________________________________
______________________________________________________________

zzMenurut Anda mengapa seorang pembunuh tidak boleh dihukum mati


atas kesaksian satu orang saja? Bagaimanakah hal ini menyatakan betapa
seriusnya persoalan sehubungan dengan hukuman mati?
________________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
______________________________________________________________

153
Kamis 24 Desember
Kristus Perlindungan Kita

“Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk


keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, Juruselamatku;
Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan” (2 Samuel 22:3).
Bagaimanakah 2 Samuel 22:3 (sedikitnya) memantulkan apa yang di-
sediakan oleh kota-kota perlindungan?
Dalam cara-cara apakah kita menemukan perlindungan yang sama da-
lam Kristus seperti yang didapatkan oleh mereka yang melarikan diri ke
kota perlindungan? (Lihat Yoh. 8:10, 11; Ef. 1:7; Kol. 1:14; Ibr. 6:18).
“Kota-kota perlindungan yang telah ditetapkan bagi umat Allah pada zaman
dulu adalah satu lambang perlindungan yang disediakan di dalam Kristus. Juru-
selamat yang penuh rahmat yang sama, yang telah menetapkan kota-kota perlin-
dungan yang sementara itu, oleh menumpahkan darah-Nya sendiri telah menye-
diakan bagi pelanggar-pelanggar hukum Allah satu tempat berlindung yang pasti,
ke kota mana mereka bisa melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari kematian
yang kedua. Tidak ada kuasa yang dapat merebut dari tangan-Nya jiwa-jiwa yang
telah pergi kepada-Nya untuk memperoleh keampunan. ‘Demikianlah sekarang
tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.’ ‘Siapa-
kah yang menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah mati? Bahkan lebih lagi:
yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi
Pembela bagi kita?’ supaya ‘kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan
yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.’
“Ia yang melarikan diri ke kota perlindungan itu tidak boleh berlambatan.
Keluarga dan pekerjaan harus ditinggalkan di belakang. Tidak ada waktu untuk
mengucapkan selamat tinggal kepada kekasih-kekasihnya. Hidupnya terancam,
dan segala kepentingan yang lainnya harus dikorbankan untuk satu maksud,—
tiba di tempat yang aman. Rasa letih dilupakan, kesulitan-kesulitan tidak diindah-
kan. Orang yang mencari perlindungan itu tidak akan melambatkan langkahnya
sampai ia berada di dalam tembok kota itu.”—Ellen G. White, Alfa dan Omega,
jld. 2, hlm. 127.
Pada saat yang sama, persamaannya tidak persis benar, karena pengertian
kita tentang Salib adalah bahwa orang yang melakukan dosa terencana sekali
pun, bahkan pembunuhan terencana, dapat diampuni oleh Tuhan.
Apakah Anda merasa tidak cukup baik untuk diselamatkan? Apakah
Anda merasa bahwa dosa-dosa Anda terlalu besar untuk Anda bisa dite-
rima oleh Allah? Apakah Anda merasa tidak layak mendapatkan peng-
ampunan? Jika ya, maka mengapa sangat penting untuk melupakan pe-
rasaan Anda dan menuntut janji-janji pengampunan, keselamatan dan
penerimaan yang ditawarkan kepada Anda oleh Yesus?

154
Jumat 25 Desember
Pendalaman: Baca tulisan Ellen White berjudul, “Pembagian Negeri Kanaan,”
dalam Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 118-132.
“Orang yang berdosa terbuka kepada kematian yang kekal, sampai ia mempero-
leh satu tempat persembunyian di dalam Kristus; dan sebagaimana sikap bermalas-
malas dan tidak peduli bisa menghilangkan satu-satunya kesempatan untuk hidup,
demikian pula sikap berlambatan serta acuh tak acuh akan membinasakan jiwa. Se-
tan, musuh besar itu, ada di belakang setiap pelanggar hukum Allah yang suci, dan ia
yang tidak merasakan adanya bahaya, dan tidak mencari naungan dari perlindungan
yang kekal itu dengan sungguh-sungguh, akan menjadi mangsa si pembinasa itu.
“Orang tahanan yang pada setiap saat pergi keluar dari kota perlindungan itu
akan dibiarkan kepada si pembalas darah itu. Dengan demikian orang banyak itu
diajar untuk bertaut kepada jalan yang telah ditetapkan demi keselamatan mereka
oleh hikmat yang tidak terbatas itu. Demikian pula, tidaklah cukup bahwa orang
berdosa percaya di dalam Kristus untuk memperoleh keampunan dari dosa; ia ha-
rus, oleh iman dan penurutan, tinggal di dalam Dia.”—Ellen G. White, Alfa dan
Omega, jld. 2, hlm. 127, 128.
Pertanyaan untuk didiskusikan:
nn Bagaimanakah kita membedakan antara pengampunan dosa, dalam kon-
teks keselamatan dan Salib, dan persoalan kejahatan dalam konteks sistem
pengadilan kejahatan? Mengapa kita harus membedakannya, dan dapat-
kah kita membedakannya?
oo Dalam kelas, diskusikan jawaban Anda atas pertanyaan hari Kamis ten-
tang hukuman mati. Apakah yang hendak Anda katakan kepada keluarga
itu, dan mengapa? Pula, apakah benar dan adil untuk menerapkan apa
yang dilakukan pada zaman Israel kuno kepada sistem pengadilan kita
sekarang ini? Diskusikan.
pp Mengapa penting mengingat bagaimana Allah memimpin kita pada masa
lalu, baik secara individu atau secara gereja? Apakah bahayanya jika kita
melupakan masa lalu? Pada saat yang sama, mengapa penting untuk ja-
ngan terlalu bertahan pada apa yang telah terjadi dan tidak bisa berubah?
Bagaimanakah kita dapat menemukan keseimbangan yang benar di sini?
qq Jika seseorang bertanya pada Anda, “Apakah artinya berlindung dalam
Kristus?” Apakah jawab Anda? Bagaimanakah kita berlindung di dalam Tu-
han? Apakah artinya? Bagaimanakah kita harus mengubah hidup kita?
rr Bagaimanakah kita menjalankan disiplin gereja sekarang ini? Bagaima-
nakah kita menangani anggota pembangkang yang tindakan-tindakannya
menjadi hinaan kepada Tuhan? Namun pada saat yang sama, bagaimana-
kah kita menangani mereka dalam suatu cara yang tidak menjadikan kita
kelihatan bersifat menghakimi? Atau bisakah kita bersifat menghakimi?
Rangkuman: Anak-anak Israel, di perbatasan Tanah Perjanjian, menda-
patkan pelajaran ringkasan tentang bagaimana Allah telah memimpin mereka
selama tahun-tahun yang telah berlalu. Sebelum mereka masuk, Tuhan menen-
tukan kota-kota perlindungan, tempat-tempat suaka yang, secara unik, melam-
bangkan perlindungan yang kita sebagai orang-orang berdosa, dapat peroleh
di dalam Kristus.
155
PENUNTUN GURU 13
Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Ibrani 6:18, 19.

Anggota kelas akan:


¾¾ Mengetahui: Apa maksud dari kota-kota perlindungan bagi para pembunuh
dan pelajaran apa yang kita pelajari dari hal itu tentang keselamatan.
¾¾ Merasakan: Kebutuhan untuk lari kepada Kristus untuk mendapatkan
perlindungan.
¾¾ Melakukan: Mengambil manfaat dari adanya perlindungan yang Allah
sediakan.

Garis Besar Pelajaran:


I. Mengetahui: Kota-kota Perlindungan
A. Bukan hanya kota-kota dan padang-padang rumput yang dibagikan
untuk orang Lewi dan disebarkan secara merata di tengah-tengah­
tanah milik suku-suku lainnya, tetapi kota-kota perlindungan dibagi
merata juga di antara kota-kota orang Lewi. Bagaimanakah rencana
pembagian ini menggambarkan rencana Allah untuk membagi-bagi-
kan berkat-Nya?
B. Persediaan apakah yang dibuat bagi orang-orang yang terlibat dalam
pembunuhan baik sengaja maupun tidak, dan apakah tanggung jawab
mereka dalam menggunakan persediaan perlindungan ini?
C. Bagaimanakah masyarakat terlibat dalam sistem keadilan ini?
II. Merasakan: Hadirat Kristus, Tempat Perlindungan Kita
Walaupun kota-kota perlindungan itu harus digunakan oleh orang-
orang yang dituduh membunuh, ini melambangkan kebutuhan men-
desak kita akan perlindungan dalam Kristus. Bagaimanakah hal ini
menggambarkan seriusnya dosa?
III. Melakukan: Tinggal dalam Tempat Keamanan Kita
A. Para pembunuh tidak hanya harus bergegas ke kota perlindungan,
tetapi harus tinggal di sana, kalau tidak mereka akan mati. Bagaima-
nakah hal ini menggambarkan hubungan kita dengan Kristus?
B. Bagaimanakah kita sebagai suatu kerajaan imam dalam pelayanan
Allah sekarang ini, dapat menawarkan diri kita sebagai tempat per-
lindungan dan pengantara bagi mereka yang menderita di sekitar
kita?
Rangkuman: Bukan hanya orang Lewi yang hidup di tengah Israel
untuk mengingatkan mereka akan karunia rohani Allah bagi mereka, te-
tapi kota-kota perlindungan mereka lebih jauh menggambarkan pelajar­
an-pelajaran tentang keadilan dan pengantaraan Allah.

156
Metode Belajar

Langkah 1—Memotivasi
Konsep utama untuk Pertumbuhan Rohani: Sepanjang sejarah Yesus ada-
lah tempat perlindungan kita.

Khusus untuk Guru: Betapa sering kita mendengar bahwa tidak ada yang
perlu kita takuti kecuali kita melupakan bagaimana Allah telah menuntun
kita di masa lalu.

Sementara bangsa Ibrani mendekati Kanaan, Musa menceritakan kembali


tahapan-tahapan perjalanan. Tiap-tiap tahapan harus menjadi pengingat akan
pimpinan Allah, ditandai catatan lebih rinci dari kitab Ulangan. Catatan ini adalah
munculnya umat perjanjian yang mengadakan perjalanan menuju tanah perjan-
jian. Tangan Allah dapat kelihatan pada setiap tahapan: mukjizat penyeberangan
Laut Merah, air keluar dari batu, pembangunan kemah pertemuan dan manna
setiap hari; tetapi ada juga amaran yang serius dalam pemberontakan Korah dan
wabah ular berbisa. Siapa yang dapat melupakan ular tembaga serta pandangan
iman yang menyelamatkan? Sekarang di perbatasan Kanaan tanda keselamatan
lainnya ditambahkan: kota-kota perlindungan. Ini adalah pertolongan bagi orang
yang telah berdosa tetapi tidak melakukannya karena kebencian.
Kristus adalah tempat perlindungan bagi semua orang berdosa. Dia adalah
Roti Hidup, Terang dunia, Korban di atas mezbah. Sangat mengherankan me-
lihat betapa banyaknya kiasan mendasar tentang pelayanan Kristus yang mun-
cul dalam rentang waktu empat puluh tahun yang singkat ini.

Kegiatan: Nyanyikan lagu “Guide Me, O Thou Great Jehovah.” Pemimpin


diskusi boleh membuka dengan menceritakan bagaimana Kristus telah menjadi
tempat perlindungannya, membicarakan peristiwa-peristiwa khusus atau doa-doa
yang dijawab yang menunjukkan pemeliharaan Allah yang aktif. Undang orang
lain menceritakan bagaimana Allah telah menjadi tempat perlindungan bagi-
nya (mengenang saat-saat dan peristiwa-peristiwa istimewa). Kemudian, minta
anggota mengingat peristiwa-peristiwa khusus selama perjalanan bangsa Israel
keluar dari Mesir dan pengembaraan di padang belantara yang menjadi amaran-
amaran yang serius. Sekarang diskusikan bagaimana Allah melindungi kehidupan
Yesus sejak saat sebelum kelahiran-Nya hingga masa kanak-kanak-Nya.

Langkah 2—Menyelidiki
Komentar Alkitab
I. Kota-kota Orang Lewi (Baca kembali Bilangan 35:1-8).
Setelah tugas keimamatan diserahkan kepada suku Lewi, kehidupan tidak
sama lagi. Tidak seperti saudara-saudara mereka suku lain, suku Lewi tidak
mendapatkan tanah. Barangkali Allah menahan kesempatan ini agar mengejar
kekayaan tidaklah menjadi pencobaan bagi mereka untuk mengabaikan tujuan

157
rohani mereka. Warisan mereka adalah Tuhan, dan mereka harus puas dengan
kebutuhan sehari-hari mereka melalui pelayanan-Nya.
Namun demikian, orang-orang Lewi pasti membutuhkan tempat tinggal,
suatu tempat untuk ternak-ternak dan kebun-kebun mereka. Allah menentukan
agar suku-suku lainnya harus memberikan sebagian kecil tanah di sekitar 48
kota untuk memenuhi kebutuhan ini. Persediaan ini bersifat proporsional—su-
ku-suku yang lebih besar memberikan dua kota, suku yang lebih kecil membe-
rikan lebih sedikit. Konsekuensi alamiah dari pengaturan ini adalah kepemim-
pinan rohani bangsa Israel disebarluaskan di seantero bangsa itu dan bukannya
berkumpul pada satu tempat.

Pikirkan ini: Tanggung jawab apakah yang diemban oleh gereja dalam
menyediakan kebutuhan sehari-hari dari para pemimpin rohaninya? Bagai-
manakah seharusnya gereja menghadapi para pemimpin rohani yang meng-
abaikan tugas rohani mereka untuk mengejar kekayaan? Bagaimanakah bisa
prinsip-prinsip proporsional dan desentralisasi ini diterapkan kepada kepe-
mimpinan rohani dewasa ini?

II. Kota-kota Perlindungan—Kristus, Perlindungan Kita


(Bersama anggota kelas, tinjau kembali: Bil. 35:6–34; 2 Sam. 22:3; Yoh.
8:10–11; Ef. 1:7; Kol. 1:14; Ibr. 6:18).
Dosa termasuk kejahatan keji seperti pembunuhan, bukan sekadar persoalan
pribadi, tetapi merupakan kejahatan bersama kepada Allah yang kudus. Oleh
sebab itu, bangsa Ibrani harus diingatkan untuk tidak menoleransi “pengotoran”
tanah yang diakibatkan oleh “penumpahan darah.” “Pengotoran” ini “mence-
markan” tanah dan dibutuhkan “penebusan.” Karena Allah yang kudus tinggal
di tengah-tengah umat-Nya, maka mereka harus menjaga suasana yang “kudus”
bagi-Nya. Dengan demikian, kehadiran Allah dinyatakan sebagai motif utama
untuk kehidupan yang suci.
Dalam tulisan klasiknya, Christian Storytelling, A. W. Spalding menceritakan
sebuah cerita yang dimuat di majalah Review and Herald, berjudul “The Her-
mit and the King,” atau “Petapa dan Raja” (Dicetak kembali oleh Pacific Press
Publishing Association, 1966). Di awal cerita itu, raja mengunjungi seorang pe-
tapa yang tinggal dalam kemelaratan. Karena berulang kali raja itu berkunjung,
si petapa termotivasi dengan kunjungan raja, dan lambat-laun ia berubah dari
seorang yang tinggal dalam kemelaratan menjadi seorang pemilik pegunungan
tempat peristirahatan yang indah. Kehadiran Allah berkuasa seperti itu.
Meskipun demikian, semangat untuk mempertahankan tanah itu suci harus
diimbangi dengan kemurahan bagi mereka yang barangkali dengan tidak sengaja
menghilangkan nyawa orang. Untuk alasan inilah enam kota perlindungan diada-
kan. Orang-orang yang dengan tidak sengaja membunuh dapat melarikan diri ke
dalam tembok kota itu dan mendapatkan perlindungan. Suatu pengadilan akan
dibuat untuk menentukan fakta-fakta sebenarnya. Mereka yang didapati tidak
bersalah melakukan pembunuhan yang disengaja akan tetap terlindungi selama
mereka tinggal di dalam kota itu. (Yang oleh pengadilan diputuskan bersalah

158
akan dilontari dengan batu). Meskipun demikian, pada saat imam besar mati,
si pembunuh itu bebas. Walaupun si pembunuh dianggap tidak bersalah mela-
kukan pembunuhan, hanya kematian yang lainlah yang dapat menyelamatkan
darah si pembunuh. Kematian imam besar menyediakan penebusan.

Pikirkan ini: Kematian siapa dan kebebasan siapakah yang digambarkan


oleh kematian imam besar dan pembebasan si pembunuh? Jika pembunuhan
itu tidak direncanakan, mengapa perlu bagi si pembunuh untuk tinggal da-
lam kota perlindungan gantinya kembali ke rumahnya segera? Apakah hu-
bungannya dengan pelayanan Imam Besar surgawi yang membebaskan
kita dari cengkeraman dosa? Bagaimanakah sistem keadilan ini menekan-
kan pentingnya dan sucinya kehidupan itu bagi Allah? Persoalan dan ke-
biasaan modern apakah yang harus dipengaruhi oleh nilai yang Allah tem-
patkan pada kehidupan?

Langkah 3—Menerapkan
Khusus untuk Guru: Tidak ada kota-kota duniawi (betapapun megah-
nya), tidak ada korban lembu (bagaimanapun besar tubuhnya), tidak ada
imam manusia (betapapun berdedikasinya ia), tidak ada upacara kudus
yang dirancang oleh manusia, yang dapat menyediakan penebusan bagi
dosa. Kristuslah satu-satunya harapan orang berdosa, satu-satunya perlin-
dungan yang sejati.

Kegiatan: Bagikan lagu-lagu kepada kelas dan ajak mereka mempelajari


kata-kata dari lagu-lagu natal. Minta mereka mencari frase-frase yang berhu-
bungan dengan cara-cara di mana Kristuslah perlindungan kita, tebusan bagi
dosa kita. Buat daftar utama bagi kelas di papan tulis atau papan poster. Jangan
anggap remeh lagu-lagu yang kurang terkenal.
Dorong anggota-anggota kelas untuk mengatakan bagaimana frase-frase atau
konsep-konsep (penebusan, rekonsiliasi, kebebasan, penyucian, dan lain-lain)
dari lagu-lagu tersebut diterapkan dalam kehidupan pribadi mereka.

Langkah 4—Melatih Kreativitas


Khusus untuk Guru: Walaupun orang-orang skeptis mungkin memban-
tah keabsahan cerita-cerita Alkitab dan menyangkal keberadaan Allah, ada
satu hal yang mereka tidak dapat sangkal: kesaksian pribadi orang percaya
akan apa yang Allah telah lakukan dalam kehidupan mereka. Argumentasi-
argumentasi pembelaan itu berharga, memberikan alasan itu adalah karunia
Allah, tetapi dari semuanya ini tidak ada yang dapat menggantikan ung-
kapan sederhana tentang apa yang Allah lakukan bagi Anda. Jika tujuan
dan misi gereja adalah menjadikan murid, maka tidak ada yang lebih pen-
ting dari ini: bahwa kita menyampaikan dengan jelas apa yang Allah telah
lakukan dan apa artinya itu bagi kita.

159
Kegiatan: Proyek ini menjadi suatu tugas pekerjaan rumah yang baik, te-
tapi, tergantung pada banyaknya waktu yang disediakan untuk belajar, itu dapat
diselesaikan di kelas. Edarkan kertas dan ajak anggota-anggota untuk menulis-
kan sebuah paragraf atau kalimat panjang tentang bagaimana Allah telah men-
jadi tempat perlindungan mereka. Paragraf ini adalah kesaksian pribadi mereka
tentang pekerjaan Allah dalam kehidupan mereka. Temanya bisa meliputi suatu
pencarian makna pribadi, mencari teman, penyembuhan fisik, kemakmuran fi-
nansial, terbebas dari kecanduan, selamat dari kejahatan, rekonsiliasi keluarga,
pencapaian akademis, mencari kebenaran, menemukan kedamaian, mencari
pekerjaan, dan lain-lain. Fokuskan perhatian pada janji-janji Allah, jawaban
doa, dan pengampunan atas dosa dan kelepasan dari dosa. Akhiri penyelidikan
ini dengan sebuah lagu seperti “Tuhan Batu Karang Kita” atau “Ya Allah Kota
yang Teguh” atau lagu lain yang menekankan iman dan kepercayaan pada Kris-
tus perlindungan kita.

Kutipan Roh Nubuat: “Kota-kota perlindungan yang telah ditetapkan


bagi umat Allah pada zaman dulu adalah satu lambang dari perlindungan
yang disediakan di dalam Kristus. Juruselamat yang penuh rahmat yang
sama yang telah menetapkan kota-kota perlindungan yang sementara itu,
oleh menumpahkan darah-Nya sendiri telah menyediakan bagi pelanggar-
pelanggar hukum Allah satu tempat berlindung yang pasti, ke kota mana
mereka bisa melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari kematian yang
kedua. Tidak ada kuasa yang dapat merebut dari tangan-Nya jiwa-jiwa
yang telah pergi kepada-Nya untuk memperoleh keampunan. ‘Demiki-
anlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam
Kristus Yesus.’ ....
Ia yang melarikan diri ke kota perlindungan itu tidak boleh berlambatan.
Keluarga dan pekerjaan harus ditinggalkan di belakang. Tidak ada waktu
untuk mengucapkan selamat tinggal kepada kekasih-kekasihnya. Hidupnya
terancam, dan segala kepentingan yang lainnya harus dikorbankan untuk
satu maksud—tiba di tempat yang aman. Rasa letih dilupakan, kesulitan-
kesulitan tidak diindahkan. Orang yang mencari perlindungan itu tidak akan
melambatkan langkahnya sampai ia berada di dalam tembok kota itu.
Orang yang berdosa terbuka kepada kematian yang kekal, sampai ia
memperoleh satu tempat persembunyian di dalam Kristus; dan sebagaimana
sikap bermalas-malas dan tidak peduli bisa menghilangkan satu-satunya
kesempatan untuk hidup, demikian pula sikap berlambatan serta acuh tak
acuh akan membinasakan jiwa. Setan, musuh besar itu, ada di belakang
setiap pelanggar hukum Allah yang suci, dan ia yang tidak merasakan
adanya bahaya, dan tidak mencari naungan dari perlindungan yang kekal
itu dengan sungguh-sungguh, akan menjadi mangsa si pembinasa itu.”—
Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 127.

160

Anda mungkin juga menyukai