Anda di halaman 1dari 1

Kamis, 22 Oktober 2009 BACAAN RENUNGAN PAGI

BERBAHAGIALAH ORANG YANG MEMBAWA


DAMAI
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”
Matius 5 : 9.

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena penghasut perang itu bertambah banyak.
Suara kemarahan dan tindak kekerasan di sekeliling kita. Beberapa kata paling kasar datang dari
orang-orang beragama, termasuk orang Kristen. Mereka mengutuk orang-orang yang melihat
permasalahan (dan Allah) pada terang yang berbeda dari faham mereka. Mereka melakukan
pengasingan, pengucilan dan penyisihan.

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka membawa kedamaian pada gejolak
yang bermasalah di gereja. Mereka melihat perbedaan antara yang abadi, tak terubahkan, dan yang
sementara, yang bisa diubahkan. Mereka berdiri untuk yang benar tetapi bersedia lentur pada masalah
lain. Ketika pihak lawan menyikut mereka dan menjerat tali kekangnya, mereka dengan lembut menuntun
pada posisi tengah. Mereka memulihkan keselarasan.

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka mengikuti langkah Yesus, Panglima
kedamaian. “Dialah damai sejahtera kita” (Efesus 2:14). Ia telah mendamaikan kita kepada Allah dan
meruntuhkan dinding pemisah permusuhan, kebencian yang memisahkan yang putih dari yang hitam,
orang Asia dari orang Eropa, orang Hutu dari orang Tutsi, pria dari wanita. “Damai sejahtera
Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti
yang diberikan oleh dunia kepadamu” (Yohanes 14:27) adalah janji perpisahan-Nya kepada para
pengikut-Nya,

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
“Engkau diberkati ketika engkau bisa menunjukkan kepada semua orang bagaimana bekerja sama
gantinya berkompetisi atau melawan. Saat itulah engkau mendapati siapa dirimu sebenarnya, dan
tempatmu dalam keluarga Allah” (Matius 5:9, Message). Karena orang yang membawa damai adalah
anak Allah, mereka melakukan pekerjaan dari orang tua surgawi mereka. Mereka itu seperti Dia; mereka
membawa damai, mereka menyebarkan damai sejahtera, mereka menghidupkan damai sejahtera.

Apakah hubungan ucapan bahagia ini dengan kasih karunia? Banyak, disetiap hal. Damai sejahtera
adalah buah kasih karunia. “Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita,
dan dari Tuhan Yesus Kristus” adalah salam kebiasaan Paulus dalam surat-suratnya (misalnya Roma 1:7).
Kasih karunia adalah akar, damai sejahtera buahnya.

“Kasih karunia Kristus yang diterima dalam hati, menundukkan permusuhan; itu menghilangkan
perselisihan dan memenuhi jiwa dengan kasih. Orang yang berdamai dengan allah dan sesama manusia
tidak dibuat sengsara. Dengki tidak ada dalam hatinya; sangkaan-sangkaan jahat tidak mendapat
tempat di dalam hatinya; kebencian tidak ada. Hati yang sesuai dengan Allah memperoleh damai surga
dan akan menyebarkan pengaruhnya yang menyenangkan di sekitarnya. “(Khotbah di Atas Bukit, hlm.
37,38).

Sumber : disalin kembali dari buku Renungan Pagi

PEMUDA ADVENT INDONESIA


e-mail : pemudaadventindonesia@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai