Pel 7 (IV) - Perebutan Kekuasaan
Pel 7 (IV) - Perebutan Kekuasaan
Perebutan Kekuasaan
Sabat Petang
Untuk pelajaran pekan ini bacalah: Kej. 17:10–17; Bil. 16,
17; Yos. 4:3–9; Mat. 26:13; Luk. 22:19.
S
uatu kebencian yang diam-diam terhadap Musa dan Harun masih mengua
sai hati orang banyak. Dihukum untuk mengembara di padang, hingga
generasi pertama yang keluar dari Mesir mati, kelihatannya sukar diterima
oleh kebanyakan dari mereka. Gantinya tunduk pada keputusan Allah, beberapa
orang mulai berkomplot untuk melepaskan diri mereka dari kakak beradik itu,
seakan-akan bukan Tuhan, tetapi dua orang inilah yang bertanggung jawab
atas situasi ini.
“Korah, pemimpin utama pergerakan ini, adalah seorang Lewi, dari keluarga
Kehat dan seorang kemenakan Musa; dia adalah seorang yang mempunyai bakat
dan juga berpengaruh. Sekalipun telah diangkat untuk melakukan tugas-tugas
dalam kemah suci, ia merasa tidak puas dengan pangkatnya itu, dan.... Akhirnya
ia merencanakan satu maksud yang berani menggulingkan baik kekuasaan sipil
maupun agama.”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 473-474.
Pelajaran pekan ini harus menjadi suatu pengingat yang kuat bagi kita pe-
rihal bobroknya hati manusia. Kesombongan, iri hati, haus kekuasaan, jika di-
pelihara dan dibiarkan membusuk dapat muncul dalam cara-cara yang mena-
kutkan. Allah sendiri tahu bagaimana kepedihan, penderitaan, dan kehilangan
yang telah dan akan diakibatkan oleh orang-orang yang, walaupun mengetahui
lebih baik, namun mengizinkan benih-benih kepahitan ini berbuah. Mudah-
mudahan kita belajar dari kesalahan yang tampak di sini, dan tidak melakukan
kesalahan yang sama.
78
Minggu 8 November
Pemberontakan (Lagi)
Baca Bilangan 16:1-3. Baca dengan saksama perkataan dari para pem-
berontak kepada Musa. Apakah empat kebohongan yang ditemukan di
sini?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
______________________________________________________________
Reaksi Musa terhadap serangan ini (Bil. 16:4) menunjukkan betapa kece-
wanya perasaannya terhadap tuduhan-tuduhan yang dipelintir dan diputarba-
likkan tersebut, khususnya oleh orang-orang yang seharusnya lebih tahu dari
yang lain. “Mereka termasuk ke dalam rombongan yang pergi bersama dengan
Musa ke atas gunung untuk menyaksikan kemuliaan Ilahi.... Sambil mengaku
bahwa mereka mempunyai perhatian yang dalam terhadap kemakmuran bangsa
itu, pertama-tama mereka membisikkan rasa tidak puas mereka satu sama yang
lain, dan kemudian kepada orang-orang berpengaruh yang ada di antara bangsa
Israel itu. Hasutan mereka itu terus diterima sehingga mereka berani berbuat
lebih jauh lagi, dan akhirnya mereka benar-benar percaya bahwa mereka itu
didorong oleh semangat kerja bagi Allah.” —Ellen G. White, Alfa dan Ome-
ga, jld. 1, hlm. 475.
Kembali, di sini kita melihat manifestasi dari dosa asli Setan di surga. Tidak
peduli betapa terhormat dan agungnya orang-orang ini, atau kedudukan tinggi
yang mereka peroleh, itu tidaklah cukup bagi mereka. Mereka ingin lebih.
Betapa kita harus berhati-hati!
Betapa tidak masuk akalnya perkataan dari orang-orang ini, menyebut Me-
sir itu “negeri yang berlimpah susu dan madu.” Sungguh mengherankan bagai-
mana dosa begitu sanggup mengelabui pertimbangan mereka sehingga negeri
perbudakan dan perhambaan itu sekarang mereka sebut dengan istilah yang
melambangkan tanah perjanjian Allah!
Apakah cara-cara oleh mana kita menipu diri kita sendiri, cara-cara
oleh mana kita merasionalisasikan atau membenarkan dosa-dosa dan ke-
salahan-kesalahan kita? Bagaimanakah kita dapat menjaga diri kita dari
perangkap rohani yang berbahaya dan menyedihkan ini?
79
Senin 9 November
Jika Tuhan Menciptakan Sesuatu Baru
Lihat reaksi Musa terhadap orang-orang ini (Bil. 16:4-11). Meskipun mereka
mendapatkan kedudukan yang terhormat, tetapi mereka menginginkan yang le-
bih. Musa jelas-jelas melihat hal itu.
Bahkan yang lebih penting, jika Anda mendengarkan kata-kata mereka,
tampak seakan-akan mereka sedang memberontak melawan Musa dan Ha-
run, seakan-akan dua orang tersebut telah mengeruk semua kekuasaan ini, te-
lah melampaui batas wewenang mereka, dan telah meninggikan diri mereka di
atas semua orang lain, demikian pula telah memimpin mereka ke padang un-
tuk membunuh mereka.
Kembali, seseorang harus berpikir dari mana orang-orang ini muncul de-
ngan tuduhan-tuduhan palsu semacam itu. Kuasa siapakah yang telah membe-
lah Laut Merah, kuasa Allah atau kuasa Musa dan Harun? Siapakah yang di-
nyatakan dengan awan di siang hari dan api di malam hari, Allah atau Musa?
Sulit membayangkan, dengan semua yang telah mereka saksikan, mereka ma-
sih bisa bertindak seperti itu.
Semudah apakah Anda untuk dikuasai perasaan iri hati terhadap orang-
orang yang punya kedudukan atau kekuasaan lebih dari Anda? Apakah
yang dapat Anda pelajari dari teladan Kristus yang dapat menolong Anda
mengalahkan sentimen yang berpotensi menghancurkan ini?
80
Selasa 10 November
Tanda-tanda Peringatan
81
Rabu 11 November
Di Antara Hidup dan Mati
Kita mungkin berpikir bahwa pehukuman yang menimpa Korah, Datan, dan
Abiram, serta 250 orang-orang ternama akan menenangkan jemaah itu. Bagai-
manapun, api datang dari langit dan menghanguskan mereka, sementara bumi
menganga dan menelan yang lainnya? Adakah yang lebih dari itu yang dapat
Tuhan buat untuk menunjukkan kemarahan-Nya yang sepantasnya terhadap
pemberontakan dan kemurtadan yang benar-benar jahat itu?
Baca Bilangan 16:41-50. Apakah yang dikatakan ayat ini kepada kita
tentang sifat manusia yang telah jatuh? Bagaimanakah tuduhan mereka
memantulkan tuduhan yang sama yang telah dibuat oleh Korah dan yang
lainnya?
Apa yang dinyatakan oleh cerita mengherankan ini kepada kita adalah bahwa
roh pemberontakan di antara beberapa orang belum berakhir dengan kematian
Korah. Cerita itu terjadi di perkemahan, bahkan setelah semua peristiwa Ko-
rah baru saja terjadi. Sukar mengerti mengapa ada orang yang dapat berbuat
demikian, khususnya setelah menyaksikan apa yang baru saja terjadi. Sekali
lagi, ini hanya menunjukkan kepada kita bahwa sekali kita mulai tergelincir ke
dalam pemberontakan dan kemurtadan, kita mungkin mendapati diri kita me-
lakukan hal-hal yang sangat sinting dan tidak masuk akal. Betapa pentingnya
agar kita, yang melalui kasih karunia Allah, menuntut janji-janji-Nya (1 Kor.
10:13; Flp. 1:6), mematikan sentimen-sentimen tersebut sebelum itu menun-
tun kita kepada kehancuran.
Sebenarnya, hanya ada dua jenis manusia di dunia ini, yaitu yang hidup dan
yang mati, bukan mati secara fisik tetapi mati secara rohani. “Barangsiapa per-
caya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah
berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal
Allah” (Yoh. 3:18). Yesus berdiri di antara orang hidup dan orang mati; Ia ada-
lah perbatasan, titik peralihan dari satu kepada yang lainnya. Hanya melalui Dia
kita dapat berpindah dari kematian kepada kehidupan.
82
Kamis 12 November
Tongkat Harun Berbunga
Tidak ada alasan yang dapat menyangkal terjadinya mukjizat tongkat Ha-
run berbunga dan mengeluarkan buah badam. Bangsa Israel harus mengakui
bahwa Allah telah mengadakan mukjizat dalam kemah suci yang untuk selama-
nya, menunjuk Harun dan keturunannya sebagai imam-imam di bait suci Tuhan.
Yang menyedihkan adalah bahwa begitu banyak kesusahan harus dibayar untuk
memahami hal ini. Yang mengagumkan adalah bahwa Tuhan mau melakukan
bahkan begitu banyak bagi mereka agar mereka jadi lurus.
83
Jumat 13 November
Pendalaman: Baca tulisan Ellen White, “Pemberontakan Korah,” dalam
buku Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 473-487.
“Saya ragu apakah pemberontakan sejati itu dapat dihilangkan....
“Pemberontakan dan kemurtadan berada di udara yang kita hirup. Kita pasti
akan dipengaruhi olehnya kecuali oleh iman kita menggantungkan jiwa kita yang
tidak berdaya ini kepada Kristus. Jika manusia begitu mudah disesatkan, bagaima-
nakah mereka akan berdiri bilamana Setan muncul dalam wujud Kristus dan mela-
kukan pekerjaan mukjizat? Siapakah yang tidak tergoyahkan oleh pemalsuannya,
yang mengaku sebagai Kristus padahal hanya Setan yang menyaru pribadi Kristus,
dan kelihatan jelas seperti melakukan pekerjaan-pekerjaan Kristus? Apakah yang
dapat menahan umat Allah agar tidak memberikan kesetiaan mereka kepada kris-
tus palsu? ‘Jangan kamu pergi ke situ.’
“Doktrin harus dipahami dengan jelas. Orang yang disetujui untuk mengajarkan
kebenaran haruslah berjangkar kuat; maka perahu mereka akan tahan terhadap ba-
dai dan angin ribut, karena jangkar menahan mereka dengan kokoh. Penipuan-peni-
puan akan meningkat, dan kita harus menyebut pemberontakan itu dengan namanya
yang sebenarnya. Kita harus berdiri dengan seluruh perlengkapan senjata perang.”
—Ellen G. White Comments, The SDA Bible Commentary, vol. 1, hlm. 1114.
84
Penuntun Guru 7
Ringkasan Pelajaran
Ayat Kunci: Bilangan 16:47, 48
85
Langkah 1—Memotivasi
Konsep utama untuk pertumbuhan rohani: Cemburu dan rakus kekuasaan
menunjukkan kurangnya kepercayaan bahwa Allah sedang mengendalikan dan
memiliki rencana yang terbaik bagi kita.
Baca cerita berikut ini dari artikel Steve Walikonis tentang kekuasaan dan
diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
»» Jenis kuasa apakah yang Allah berhak untuk menggunakannya?
¼¼ Jenis kuasa apakah yang kenyataannya Allah pilih untuk gunakan? Berikan
contoh-contoh khusus untuk menyokong jawaban Anda.
½½ Jenis kuasa apakah yang sah untuk digunakan oleh para pemimpin Kristen?
Berikan alasan untuk jawaban Anda.
Anjuran: Buatlah fotokopi kutipan di atas agar anggota kelas dapat meli-
hatnya sementara mereka mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang diberi-
kan di atas.
86
Langkah 2—Menyelidiki
Komentar Alkitab
I. Pemberontakan (lagi) dan Tanda-tanda Peringatan
(Bersama anggota kelas, tinjau kembali: Bil. 16:1-40 dan Mzm. 106:16-16).
Siapakah yang keterlaluan? Maukah penjahat yang sebenarnya berdiri? Ko-
rah dan teman-temannya bersikeras bahwa Musa dan Harun sudah keterlaluan
dalam menjalankan wewenang mereka. Seperti kebanyakan tuntutan, isu ter-
sebut bukanlah “hitam dan putih.” Orang-orang yang mengejar kekuasaan dan
wewenang biasanya bisa mendapatkan alasan untuk ambisi mereka yang pada
permukaannya kelihatan terhormat. Korah bersikukuh bahwa (1) setiap orang
Israel adalah bagian dari umat Allah, dan (2) Allah bersama setiap orang. Se-
karang, siapa yang dapat membantah hal itu? Tidakkah kita setuju bahwa ar-
gumen ini merupakan dasar filosifis untuk suatu demokrasi yang berdasarkan
Alkitab?
Namun demikian, motivasi Korah yang sesungguhnya, muncul dalam per-
nyataan tegasnya kemudian yang menuduh Musa dan Harun tidak mau mem-
bagi kepemimpinan dengan orang lain. Apakah hal ini benar? Kenyataan yang
muncul bertentangan dengan tuduhan itu. Pertama, Musa telah bersedia mene-
rima anjuran Yitro tentang pembagian tanggung jawab kepemimpinan di selu-
ruh bangsa itu. Kedua, Musa telah bekerja sama dalam menerapkan pembagian
kepemimpinan Allah kepada “tujuh puluh” orang bahkan membela hak kepe-
mimpinan untuk mereka yang tidak ikut “pelantikan.” Tidak ada catatan yang
mengindikasikan bahwa Musa atau Harun mencoba merembukkan kedudukan
terhormat mereka sebagai pemimpin dan imam besar untuk suatu jenis keun-
tungan pribadi.
Bukti ini menuntun kita mencurigai bahwa motif di balik gerakan Korah
adalah tidak puas dengan jabatan yang ia dapatkan. Tidak puas dengan peran
sebagai pemimpin orang Lewi, ia menginginkan jabatan imam. Sebagai seorang
yang sungguh berbakat dan berpengaruh dalam kedudukannya yang sekarang,
ia tentu mendapatkan simpati di antara banyak pemimpin Israel.
Menarik untuk memperhatikan bahwa Datan dan Abiram, teman sekong-
kol Korah bahkan tidak mau datang untuk berdiskusi dengan Musa muka de-
ngan muka. Malahan mereka melontarkan tuduhan kepada Musa lewat para
utusan. Mereka berkata bahwa Musa telah membujuk mereka meninggalkan
kenyamanan tinggal di Mesir. Mereka menggunakan istilah-istilah deskriptif
yang Allah khususkan untuk Tanah Perjanjian. Kenyamanan! Betapa cepatnya
mereka melupakan tuntutan pekerjaan yang tidak masuk akal di Mesir, puku-
lan-pukulan kejam, bahkan membunuh keturunan mereka sendiri. Jadi, dalam
pengertian tuduhan dan balasan tuduhan, bagaimanakah bangsa itu melihat pi-
hak mana yang benar?
Musa dan Korah sepakat untuk mengikuti suatu ujian. Dalam suatu ujian
yang mengingatkan kepada korban Kain dan Habel, atau pertandingan antara
Elia dan nabi-nabi Baal. Orang-orang yang memihak Korah akan membawa
perbaraan yang diisi dengan ukupan, demikian juga Musa dan Harun. Kemu-
87
dian Tuhan akan menunjukkan siapa yang benar-benar telah Ia pilih. Pada waktu
yang telah ditentukan, Korah dan 250 pemimpin yang menyokong dia muncul
bersama Musa dan Harun di depan pintu kemah pertemuan.
Kenyataan bahwa Korah telah mengumpulkan orang banyak untuk menyak-
sikan peristiwa itu menjadi bukti kalau ia benar-benar yakin bahwa dia akan
menjuarai suatu pekerjaan saleh di mana ia berharap untuk menang. Ini meru-
pakan khayalan karena kecemburuan dan hati yang mengidam-idamkan keku-
asaan! Malahan yang terjadi adalah, suatu hukuman mati adikodrati dijatuhkan
bagi Korah, Datan, dan Abiram di mana suatu gempa bumi menelan mereka
dan keluarga mereka hidup-hidup ke dalam tanah, dan 250 penyokong mereka
tewas terbakar. Allah telah berbicara dengan jelas, tetapi pemberontakan be-
lum juga padam.
II. Di Antara Orang Hidup dan Orang Mati, dan Tongkat Harun Berbunga
(Bersama anggota kelas, tinjau kembali: Bil. 16:41-50; 17).
Eleazar putra Harun, mendapat tugas mengumpulkan perbaraan-perbaraan
dari para pemberontak dan menempanya menjadi pembungkus mezbah yang
akan berfungsi sebagai pengingat yang terus-menerus terhadap konsekuensi
pemberontakan. Itu adalah kegagalan yang serta merta. Besok harinya orang-
orang yang tidak puas di antara jemaah menuduh Musa dan Harun membunuh
orang-orang yang telah mati kemarinnya. Betapa tololnya! Apakah mereka be-
nar-benar percaya bahwa Musa dan Harun memiliki kuasa untuk menciptakan
gempa bumi dan memerintahkan api turun dari langit? Jika tidak, mengapa me-
reka melontarkan tuduhan itu? Jika benar demikian, betapa bodohnya mereka
menentang seseorang yang memiliki kuasa seperti itu!
Untuk hari kedua berturut-turut Musa dan Harun menjadi pengantara untuk
jemaah yang memberontak, ketika Allah mengamarkan mereka untuk menying-
kir agar Ia dapat membinasakan Israel. Harun berlari ke tengah-tengah jemaah
sambil membawa perbaraan, suatu simbol doa pengantaraan. Namun, hampir
15.000 orang binasa, sebelum wabah itu berhenti. Dalam peristiwa tongkat ber-
bunga, Allah dengan penuh rahmat menyediakan satu lagi contoh yang merupa-
kan bukti yang tak dapat dibantah mengenai pilihan-Nya terhadap Harun sebagai
imam. Tiap-tiap suku menyerahkan sebatang tongkat, dan semuanya diletakkan
di hadapan tabut perjanjian. Hanya tongkat Harun yang mengeluarkan kuntum
yang menandakan pilihan Allah. Pemberontakan pun berakhir, tetapi sungguh
harga yang sangat mahal untuk membayar pendidikan.
88
Langkah 3—Menerapkan
Khusus untuk Guru: Pemberontakan Korah dan para simpatisannya me-
nampilkan suatu contoh yang jelas tentang apa yang akan terjadi bila hamba
yang Allah pilih ditentang oleh orang-orang yang hanya mencari kekua-
saan dan kehormatan bagi diri mereka sendiri. Namun demikian, ada kala-
nya orang-orang yang dipilih untuk jabatan suci ini terbukti tidak layak bagi
panggilan mereka. Anak-anak sulung Harun, anak-anak Eli, Kayafas, dan
Ananias adalah contoh penting dari golongan agama. Semua raja Israel dan
banyak dari raja-raja Yehuda hidup memberontak melawan Allah juga. Ba-
gaimana seharusnya seorang percaya menghadapi situasi di mana seseorang
yang berkuasa atas mereka ternyata tidak setia kepada Allah? Bagaimanakah
orang percaya dapat menghindari lubang kejatuhan Korah namun berdiri me-
nentang kemurtadan institusional?
Pikirkan ini:
»» Bagaimanakah Kristus mengajar kita untuk melakukan pendekatan kepada
orang lain bila kita memiliki perbedaan-perbedaan? (Mat. 18:15-19).
¼¼ Bagaimanakah Paulus mempengaruhi imam besar yang memimpin peme-
riksaannya? (Kis. 23:1-5).
½½ Petunjuk-petunjuk apakah yang Paulus berikan mengenai kekuasaan sipil
apabila salah satu dari rezim yang paling menindas dalam sejarah sedang
berkuasa? (Rm. 13:1-7).
¾¾ Apakah menghormati penguasa berarti bahwa kita terhindar dari tanggung
jawab moral pribadi terhadap Allah? (Kis. 5:27-29).
¿¿ Bagaimanakah Elia menghadapi kepemimpinan yang cacat rohani? (1 Raj.
18). Bagaimanakah dengan Natan? (2 Sam. 12) Bagaimanakah dengan Ye-
remia? (Yer. 20:1-6; 28).
Langkah 4—Melatih Kreativitas
Khusus untuk Guru: Tentunya tidak ada pemimpin dunia yang sempurna dan
yang tidak ada salahnya. Jika kesempurnaan merupakan kriteria kepemimpinan, maka
tidak akan ada pemimpin selain Yesus. Kurang sempurna, semua pemimpin menjadi
sasaran beberapa kritikan; namun, orang-orang percaya dipanggil untuk mendorong
semangat para pemimpin yang saleh yang, walaupun mereka adalah manusia dan ca-
cat, namun melakukan yang terbaik yang dapat mereka lakukan oleh kasih karunia
Allah untuk memajukan pekerjaan-Nya. Ini bukan hanya suatu dorongan untuk alat
kepemimpinan manusia, itu juga adalah suatu ungkapan keyakinan bahwa Pemimpin
Sejati, yaitu Dia yang membentuk sejarah, masih tetap mengendalikan.
Dorong anggota kelas melakukan salah satu dari yang berikut pekan ini:
»» Menulis sebuah surat dorongan semangat kepada seorang pemimpin masya-
rakat yang secara jujur dapat Anda puji karena beberapa pencapaian, kete-
guhan moral, atau ciri-ciri pribadi.
¼¼ Menulis atau menelepon seorang pemimpin jemaat (ketua, pendeta, staf
daerah, dan sebagainya) untuk mengungkapkan penghargaan Anda untuk
pelayanannya.
89