Anda di halaman 1dari 6

RENUNGAN PADUAN SUARA

Senin, 05 Februari 2024

Nas Bacaan : 1 Samuel 12 : 12 – 19


Tema Bulanan : Wujudkan Makna Sengsara Yesus Dalam Realitas Berdemokrasi
Tema Mingguan : Allah Meraja Di Bumi

Pokok – Pokok Renungan :


1. Pemerintah Negara yang dibangun dalam sisi demokrasi bertujuan untuk menjaga dan memperkuat kedaulatan
nasional serta kemandirian negara dalam berbagai bidang kehidupan namun dalam prakteknya sering terjadi
penyimpangan-penyimpangan, salah satunya ialah otoritas...adanya pembatasan kebebasan serta ketidakadilan
sosial lainnya. Oleh karena itu kita memahami bahwa segala sistim yang dipakai oleh manusia tidaklah sempurna
saat ALLAH diturutsertakan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengatasnamakan kepentingan
bersama.
2. Sejarah perjalanan bangsa Israel menunjukan bahwa mereka bukanlah bangsa yang setia kepada
ALLAH.mereka saangat mudah berpaling dari ALLAH yang begitu setia menolong dan menyatakan keberpihakan
bagi mereka.samuel didalam pidato perpisahannya ini menyampaikan beberapa hal penting tentang Bangsa
Israel. Samuel menginginkan bangsa Israel hidup dalam kesetiaan, kebenaran dan kejujuran (3) jangan pernah
melupakan kebaikan TUHAN. Samuel juga mengingatkan umat Israel akan kebaikan TUHAN yang tidak pernah
berhenti walaupunkejahatan serta pemberontakan telah umat Israel lakukan dengan mendesak samuel meminta
raja atas mereka. Memiliki pemimpin itu hal yang baik asalkan dia taat dan setria, orang yang sungguh takut akan
TUHAN dan bagi yang memimpin dan yang dipimpin harus menjadikan ALLAH itu Raja dalam seluruh ruang –
ruang hidup kita di bumi.

PA LAKI - LAKI
Selasa, 06 Februari 2024

Nas Bacaan : Mikha 4 : 6 – 8


Tema Bulanan : Wujudkan Makna Sengsara Yesus Dalam Realitas Berdemokrasi
Tema Mingguan : Allah Meraja Di Bumi

Telaah Teks
1. Setiap orang tentu ingin memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan mungkin saja diperoleh ketika seseorang
mengalami kesuksesan atau keberhasilan. Ada begitu banyak hal yang menjadi tolak ukur untuk memperoleh
kebahagiaan, namun yang sangat penting adalah keadilan. Keadilan adalah kondisi atau keadaan yang tidak
memihak kepada salah satu pihak tetapi kepada semua orang. Keadilan juga adalah kondisi ketika semua orang
merasakan kebaikan. Jika keadilan bisa dirasakan oleh semua orang maka kedamaian akan terjadi sehingga
kehidupan akan berlangsung dengan baik. Hal inilah yang menjadi inti dari pemberitaan Nabi Mikha bagi orang-
orang Israel berdasarkan teks bacaan hari ini.
2. Teks bacaan hari ini merupakan kesatuan dari pasal 4 hingga pasal 5 yang membicarakan tentang berita
sukacita kepada umat Allah. Berita sukacita ini berkaitan dengan pengharapan akan kedatangan Tuhan yang
memberi keadilan dan kedamaian bagi bangsa Israel. Pada ayat 6, dikatakan bahwa ‘hari itu’ Tuhan akan
mengumpulkan orang-orang yang pincang, yang terpencar-pencar, mereka yang telah Tuhan celakakan. Kalimat
hari itu pada awal ayat 6 menunjuk kepada suatu masa ketika bangsa Israel (orang Yehuda) kembali
membangun Yerusalem dan Bait Suci. Kondisi ini berkaitan dengan Mikha yang telah memperingatkan pemimpin
Yahudi bahkan umat Israel untuk hidup sesuai kehendak Tuhan. Mikha kemudian mengatakan bahwa akan
datang masa dimana seorang pemimpin akan membawa kedamaian bagi umat Israel. Masa dimana orang
Yehuda membangun kembali Bait Suci di Yerusalem maka di saat itulah Tuhan akan memberi kedamaian bagi
semua orang Israel. Mereka yang pincang akan Tuhan jadikan sebagai pangkal suatu keturunan dan yang diusir
nati menjadi suatu bangsa yang kuat (ayat 7a). Tuhan pun akan menjadi raja atas semua bangsa Israel di
gunung Sion (Bait Suci berada di atas bukit Sion). Inilah pengharapan bagi semua umat Tuhan. Pada ayat 8
menunjuk kepada kondisi dimana Tuhan memerintah atas seluruh umat-Nya. Keadaan inilah yang dimaksud
dengan keadilan dan kedamaian bagi seluruh umat Tuhan.
3. Laki-laki gereja memiliki peran penting dalam mewujudkan keadilan bahkan kedamaian dalam hidup bersama.
Tema mingguan “Allah Meraja di Bumi” bukan hanya menunjuk kepada kuasa Allah yang nyata dalam hidup
manusia tetapi berkaitan dengan perilaku umat Allah di dunia. Perilaku tersebut terwujud dalam sikap adil, damai,
sukacita dan bahagia. Sikap-sikap inilah yang harus diwujudkan oleh laki-laki gereja dalam kehidupan bersama
baik dalam keluarga, gereja dan masyarakat.

Pertanyaan PA
Apa yang saudara pahami berdasarkan bacaan hari ini berkaitan dengan mewujudkan keadilan dalam hidup
keluarga, gereja dan masyarakat?

PA PEREMPUAN
Rabu, 07 Februari 2024

Nas Bacaan : Mazmur 93 : 1 – 5


Tema Bulanan : Wujudkan Makna Sengsara Yesus Dalam Realitas Berdemokrasi
Tema Mingguan : Allah Meraja Di Bumi

Telaah Teks
1. Mazmur 93 merupakan salah satu hymne atau nyanyian tentang Raja. Pengagungan pemazmur kepada Tuhan
yang diimaninya sebagai Raja. Bagian bacaan kita dari ayat 1-5 ini adalah suatu madah, terdiri atas undangan
untuk memuji Tuhan (ay.1ab) dan motif memuji Tuhan (ay.1c-5). Pertama, ay.1ab merupakan pernyataan
pembukaan. Mazmur pendek ini dibuka dengan satu pernyataan singkat: “TUHAN adalah Raja!” Ini merupakan
pengakuan iman dalam liturgis Israel, bahwa hanya TUHAN, Allah Israel yang adalah Raja dan bukan para
dewa, kekuatan alam atau kekuatan apapun di dunia ini. TUHAN adalah Raja segala bangsa dan akan datang
menghakimi seluruh bumi. Itulah pokok-pokok iman Israel. TUHAN adalah Raja. Pakaian kebesaran kerajaan-
Nya (bnd.Yesaya 6: 1) adalah kemegahan dan kekuatan (bnd. Yesaya 51: 9 di mana Tuhan dikatakan
berpakaian kekuatan). Gambaran “berpakaian kemegahan” atau kekuatan mungkin sesuatu yang asing bagi
kita, namun itu biasa dalam bahasa Perjanjian Lama. Pakaian termasuk bagian dari kepribadian seseorang,
sedang berikat pinggang adalah tanda siap untuk bekerja atau bertempur. Dalam Mazmur 65: 7 dikatakan
bahwa Tuhan menegakkan gunung dengan kekuatan sedang “pinggang-Nya berikatkan keperkasaan. TUHAN
adalah Raja, Pahlawan.
Kedua, ayat 1c-2: Kekekalan Takhta TUHAN. bagian ini bicara tentang dunia yang mengagungkan Takhta
Tuhan. Kekuasaan TUHAN di dunia telah tegak dan tidak akan bergoyang. Takhta kerajaan TUHAN ini tegak
sejak dahulu kala, karena Dialah Raja pencipta yang kekal. (bnd. Mazmur 90: 2). Ketiga, ayat 3-4: TUHAN dan
kecongkakan air. Madah kepada TUHAN penegak dunia dilanjutkan dalam kedua ayat ini. “pecahan ombak”,
“sungai” dan “laut” adalah lambang kuasa kekacauan, sekarang oleh kekuasaan TUHAN telah ditempatkan di
bawah hamparan dunia. Dengan congkak sungai-sungai ini mengangkat suaranya, bunyi hempasannya yang
hebat, tetapi jauh “lebih hebat TUHAN di tempat tinggi. Gambaran ini sudah cukup untuk mengatakan bahwa
TUHAN mengacaubalaukan laut dan sungai dengan kekuatannya. TUHAN sungguh sangat Agung. Keempat,
ayat 5: Peraturan dan Bait Suci Tuhan. Sebagai Raja yang Agung, ia hadir dengan peraturan-peraturan yang
teguh di dalam bait-Nya yang kudus. Peraturan ialah kumpulan hukum-hukum yang merumuskan kehendak
TUHAN berdasarkan karya keselamatan yang dikerjakan-Nya bagi Israel. Peraturan ini teguh, artinya dapat
dipercayai dan dapat diandalkan untuk mengatur kehidupan berlangsung secara baik. Bait TUHAN layak
diberikan penghormatan khusus karena disanalah TUHAN yang bersemayam di sorga (Maz.123:1) meletakkan
kaki-Nya (bnd.Mazmur 99: 5). Bait suci adalah tempat kemuliaan TUHAN bersemayam. Akan tetapi bukan bait
itu yang pertama-tama harus dikuduskan dan diagungkan, melainkan TUHAN sendiri yang harus dipuji dan
diagungkan sepanjang masa karena Dialah TUHAN, Raja yang kekal selama-lamanya.
2. Tema mingguan kita adalah “Allah Meraja di Bumi”. Ini sebuah pernyataan iman yang merujuk pada kekuasaan
Allah yang nyata dalam hidup manusia, bahwa Dialah Raja atas kehidupan kita dan seluruh makhluk ciptaan
lainnya. Pernyataan iman ini juga merupakan sebuah komitmen dari kita selaku umat Allah untuk menyerahkan
hidup dikendalikan oleh sang Raja.. Dialah Raja yang berkuasa di bumi. Kekuasaan-Nya diperlihatkan untuk
memberi kehidupan kepada semua ciptaan yang dikasihi-Nya. Kekuasaan Allah ini harus menjadi motivasi dan
model kepada kita yang menjalankan fungsi-fungsi perempuan. Fungsi menjaga keberlanjutan kehidupan ini
dengan baik. Fungsi tersebut dapat ditunjukkan dalam sikap adil, damai, sukacita, kebaikan, kejujuran, dan
sebagainya. Sikap ini penting dinampakkan oleh perempuan dalam kehidupan bersama baik di keluarga, gereja
dan masyarakat. Sebab dengan bersikap demikian, kita telah menyatakan Allah meraja di bumi.

Pertanyaan PA
1. Apa pentingnya pemazmur dan kita semua sebagai perempuan menyatakan pengakuan percaya bahwa “Allah
Meraja di Bumi”?
2. Kesimpulan apa yang sedang diajarkan pemazmur bagi kita dari nas ini?

PA PEMUDA
Kamis, 01 Februari 2024

Nas Bacaan : Yohanes 15 : 9 - 10


Tema Bulanan : Wujudkan Makna Sengsara Yesus dalam Realitas Berdemokrasi
Tema Mingguan : Hidup dalam Ketaatan

Telaah Teks:
1. Kitab Yohanes ditulis dalam situasi yang cukup memperihatinkan, sebab jemaat sedang diancam bahkan
dianiaya karena iman mereka kepada Yesus. Dapat diketahui, bahwa sidang pembaca kitab Yohanes
sementara bertikai dengan orang Yahudi. Pokok pertikaian mereka adalah Yesus. Persoalan yang timbul
adalah pertentangan apakah Yesus adalah Mesias ataukah tidak (bnd. Yoh. 10:24). Menurut orang Yahudi,
Yesus itu bukan Mesias. Sedangkan komunitas Yohanes meyakini bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah
yang datang dari atas, yaitu dari Allah. Pertikaian ini ditampilkan dalam dialog antara orang-orang Farisi dan
Yesus. Pertikaian itu kemudian menjadi sengit, sehingga orang-orang Kristen dikucilkan dan keluarkan dari
persekutuan Sinagoge (bnd. Yoh. 9: 22, 34; 12: 42; 16: 2), mereka dikejar-kejar dan ditangkap (bnd. Yoh. 11:
57; 7: 13), bahkan malah ada yang dibunuh (bnd. Yoh. 16: 2).
2. Yohanes 15 kemudian menjadi salah satu teks dari kitab Yohanes yang bertujuan untuk menekankan bahwa
Yesus benar-benar seorang Mesias, Anak Allah. Dalam Yohanes 15: 1-8, Yesus ditampilkan sebagai pokok
anggur yang benar (ay. 1). Yesus sebagai pokok anggur adalah bentuk kiasan untuk menekankan “Keilahian
Yesus” sebagai Tuhan Sang Sumber Hidup yang datang ke dalam dunia guna memberikan keselamatan
kepada manusia dan seluruh ciptaan. Penekanan tentang keilahian Yesus juga dapat turut diketahui melalui
penekanan ungkapan “Aku adalah” dalam kitab Yohanes, seperti “Aku adalah roti hidup” (bnd. Yoh. 6: 41, 51),
“Akulah terang dunia” (bnd. Yoh. 8: 12), “Akulah pintu bagi domba-domba itu” (bnd.Yoh. 10: 7), “Akulah
gembala yang baik” (bnd. Yoh. 10: 11), dan lain sebagainya.
3. Kiasan untuk menekankan “Keilahian Yesus” kemudian dilanjutkan dengan diberikannya penekanan tentang
hidup saling mengasihi. Pada ayat 9 dikatakan: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah
mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu”. Ungkapan “Mengasihi” dalam ayat 9 berasal dari kata
“Agape” yang menekankan tentang pemberian kasih sayang yang tulus kepada sesama tanpa mengingat
segala kesalahannya. Untuk mempertegas kasih bentuk agape tersebut maka Yesus menggunakan relasi kasih
antara Bapa dan Anak. Bahwa sebagaimana Bapa telah mengasihi Anak-Nya maka Yesus juga telah
mengasihi jemaat. Kasih Yesus kepada jemaat adalah kasih yang tulus dan mulia, karena Ia memilih untuk
menderita demi keselamatan dunia. Penegasan itu kemudian diakhiri dengan perintah (imperatif) untuk jemaat
tetap tinggal dalam kasih Yesus itu. Kata “Tinggal” tidak hanya bermakna secara fisik (bangunan), namun
penegasan tentang pentingnya hidup dalam ketaatan kepada Yesus.
4. Ketaatan (hidup sesuai kehendak Yesus) merupakan respon iman yang perlu diterapkan dalam hidup sehari-
hari. Hidup taat menurut Yohanes adalah bentuk kesetiaan menaati perintah dan ketetapan Allah. Hidup taat
harus menjadikan umat untuk mengikuti jalan Yesus, sekalipun dipenuhi dengan tantangan dan penderitaan.
Untuk memperkuat panggilan ketaatan dari umat-Nya maka Yesus mengatakan “Turutilah perintah-Ku, seperti
Aku menuruti perintah Bapa-Ku” (ay. 10). Yesus hendak menampilkan model ketaatan yang mutlak, tanpa
adanya bentuk penolakan. Sesungguhnya Yesus dapat menolaknya, namun Ia menyadari bahwa bukti dari
ketaatan-Nya kepada Bapa adalah melewati jalan kesengsaraan itu, sehingga Ia memilih untuk tetap berada di
dalamnya.

Pertanyaan PA:
1. Apa yang saudara pahami dari ungkapan “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam
kasih-Ku” dalam kaitannya dengan Tema Mingguan kita?
2. Bagaimana tanggapan anda terkait sikap ketaatan pemuda gereja kepada perintah Allah?

PA UNIT
Jumat, 02 Februari 2024

Nas Bacaan : Imamat 18 : 1 -5


Tema Bulanan : Wujudkan Makna Sengsara Yesus dalam Realitas Berdemokrasi
Tema Mingguan : Hidup Dalam Ketaatan

Pengantar :
1. Kitab Imamat dikenal sebagai ”Buku Panduan Imam”. Kitab ini berisi panduan pelaksanaan kurban dan upacara
pembersihan/pengudusan, upacara yang membedakan Israel sebagai umat Allah yang kudus. kitab ini
menekankan alasan mengapa upacara itu dilakukan. Kasih dan kepedulian Allah terhadap Israel melalui
peristiwa keluarnya Israel dari Mesir, Hukum-hukum yang diberikan di Sinai (Kel.20: 1-17) membuktikan lebih
jauh kepedulian Allah atas Israel. Hukum itu seperti payung yang melindungi sekaligus menjadi dasar bertindak
bagi umat Israel. Jika umat setia kepada Allah, melaksanakan hukum-hukum dan upacara-upacara yang
diperintahkan Allah, hidup mereka akan baik. Jika mereka menolak Allah, menolak melaksanakan hukum-hukum
yang melindungi mereka dan menyembah berhal, mereka bisa menderita bahkan binasa. Dengan kata lain, kitab
Imamat berisikan peraturan/hukum yang bertujuan memelihara kemurnian rohani, moral maupun jasmani bangsa
Israel di tanah Kanaan. Misalnya: Hari Raya Pendamaian (16:1-34; tempat mempersembahkan (17:1-9); korban
penebus salah (7:1-23), kekudusan hidup (19: 1-37), tahun Sabat dan tahun yobel (25:1-22); penebusan rumah
(25:29-34), berkat dan kutuk (26:1-46), nazar (27:1-34), dan sebagainya.
2. Nas Bacaan Imamat 18: 1-5, LAI memberi judul ”Kudusnya Perkawinan”. Hukum/Peraturan mengenai kekudusan
perkawinan dijelaskan sehubungan dengan perilaku seksual mereka (ay.6-23). Umat Israel dilarang mengikuti
kebiasaan buruk orang-orang yang tinggal di tanah Mesir dan tanah Kanaan (ay.2). Mereka diperintahkan untuk
tidak mengikuti perilaku yang sudah dipraktekkan sejak di tanah Mesir dan Kanaan berupa perilaku seksual
antara: saudara dekat/kerabat (ay.6) anak dan ibu (ay.7), ayah dan anak (ay.8), sesama saudara kandung
(ay.10), bersetubuh dengan istri/suani orang (ay.17-19), mempersembahkan seorang anak untuk dewa (ay.21),
kawin dengan binatang (ay.23). Banyak bentuk relasi seksual yang sebelumnya dianggap wajar dalam praktek
hidup sehari-hari di negeri Mesir dan Kanaan, kini dilarang keras oleh Allah (ay.4,27). Seluruh negeri Kanaan
telah menjadi najis/jahat karena itu, janganlah melakukan kejahatan seperti yang dilakukan oleh mereka.
Sebaliknya, umat Israel harus taat melakukan hukum/aturan yang diberikan Tuhan Allah kepada mereka supaya
mereka tetap hidup (ay.5). Mereka akan memperoleh kebahagiaan, keselamatan,keamanan, sukacita dan
damai sejahtera.
3. Tema Mingguan : ”Hidup Dalam Ketaatan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ”ketaatan”
memiliki arti kepatuhan atau kesetiaan terhadap sesuatu hal. Bila kata tersebut dihubungkan dengan kekristenan
maka orang kristen diajarkan agar menjadi taat terhadap perintah Tuhan. Hal ini disebabkan supaya kita menjadi
orang yang setia dan tunduk terhadap Tuhan, terutama mengenai perilaku seksual. Ketaatan adalah satu kata
yang sangat mudah kita ucapkan tapi kadang sulit untuk dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari,
seringkali kita tidak dapat hidup taat karena kita dihalangi oleh pikiran kita sendiri yang menolak kebenaran
Firman Tuhan (kehendak Tuhan).

Pertanyaan PA :
1. Apa yang saudara maknai tentang ”Hidup Dalam Ketaatan”, dalam kaitan dengan Nas Bacaan Imamat 18:1-5
2. Berikanlah Alasan Saudara: Mengapa kita sulit mempraktekkan sikap ketaatan kepada Tuhan sehubungan
dengan praktek penyimpangan Seksual (Perzinahan, Perselingkuhan, Pemerkosaan, Pedofil (seksual kepada
anak-anak remaja)?

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 03 Februari 2024

Nas Bacaan : Ulangan 4 : 30 - 40


Tema Bulanan : Wujudkan Makna Sengsara Yesus Dalam Realitas Berdemokrasi
Tema Mingguan : Hidup Dalam Ketaatan

Pokok-Pokok Renungan:
1. Semua manusia menginginkan hidup dalam kebahagiaan dan bukan penderitaan. Terpola dalam kondisi ini,
lebih banyak pilihan yang dibuat adalah meresponi derita dengan mengabaikannya atau juga tidak
menghiraukannya. Namun, sebagai orang percaya, kita justru diajak untuk hidup dalam ketaatan. Mengapa
ketaatan? Kita membutuhkan ketaatan sebab dengan ketaatan, kita bisa menjaga komitmen sebagai pengiring
Kristus yang setia. Tuhan Yesus dalam rencana penyelamatan yang dilakukannya, Ia tetap taat. Tuhan tidak
membantah saat didera. Penghinaan, olok-olokan bahkan tiang kayu salib yang dipakukan pada-Nya tidak
ditolaknya. Semua diterima dengan sukacita. Tuhan menjalaninya demi kasih-Nya bagi kita. Manusia yang
menyalibkan-Nya justru didoakan agar diampuni dosanya. Mereka membuat-Nya sengsara tetapi Tuhan tetap
taat dalam memperlihatkan keagungan cinta-Nya.

2. Terhadap semua bentuk kesengsaraan, sikap taat macam apa yang dapat kita lakukan? Musa menasehati
umat untuk tetap setia memelihara kehidupan iman yang benar di hadapan Tuhan. Musa mengingatkan umat
tentang kesetiaan Tuhan yang luar biasa dalam kehidupan mereka. Cara Tuhan dalam menebus mereka
demikian ajaib dan tidak ada satu kuasa ilahi manapun yang bisa melakukan seperti itu. Ketaaan dalam
memegang ketetapan Allah adalah jaminan masa depan mereka; ‘supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-
anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu kepadamu untuk
selamanya’. Keadaan apapun tidak boleh melemahkan semangat umat untuk hidup dalam ketaatan. Tuhan
telah melakukan banyak bagi umat dan itulah sebabnya umat diajak untuk tetap mengingat kebaikan Tuhan
dan tetap berpegang pada petunjuk Tuhan.

3. Ini pesan yang harus diperhatikan oleh pengasuh. Ketaatan dalam peran sebagai pengasuh sangat
menentukan kualitas pendidikan formal gereja. Ibarat proses pemilihan legislatif dimana suara kita sangat
menentukan, maka selain menciptakan anak yang takut Tuhan, tetapi juga membentuk kepribadian anak.
Karena itu, marilah kita belajar untuk menjadi taat terhadap panggilan sebagai pengasuh. Tetaplah datang
dalam mengikuti bimbingan sebab tanpa bimbingan, kita akan kesulitan mendampingii anak-anak. Setiap
pengasuh memang memiliki kemampuan atau keterampilan. Tetapi proses bimbingan pengaush, akan
membuat kita lebih focus dalam mengajar. Sebagai pengasuh, kita dibekali menjadi jauh lebih baik terutama
saat menghadapi anak-anak dengan beragam karakter mereka. Ini juga berlaku terhadap kesukaran yang
didapati karena sikap orangtua. Itu salib dalam melakukan peran kita. Semoga kita tetap taat sebagai
pengasuh.

Anda mungkin juga menyukai