I. Pendahuluan
Allah adalah pencipta Langit dan Bumi, dan segala isinya. Manusia dan mahkluk
ciptaan lainnya adalah anggota bumi yang paling banyak menikmati hasil ciptaan Allah.
Pemeliharaan Allah atas manusia dan alam semesta adalah bentuk janji Allah. Kejatuhan
manusia ke dalam dosa adalah awal rusaknya hubungan antara Allah dengan manusia dan
juga dengan alam sekitarnya. Kejatuhan manusia ke dalam dosa, mengakibatkan penderitaan
yang besar atas bumi dan segala isinya. Manusia tampil sebagai musuh terhadap sesamanya
dan terhadap alam sekitarnya. Setiap penderitaan yang dialami oleh manusia dan ciptaan
yang lain adalah akibat keangkuhan manusia.
Allah adalah kasih, Ia tidak membiarkan manusia terus hidup dalam dosa. Allah tidak
pernah melupakan janji-Nya, penyelamatan dan penderitaan Yesus Kristus adalah bentuk
janji Allah untuk memelihara manusia. Janji Allah untuk memberikan langit baru dan bumi
baru bagi orang yang setia dan yang mau hidup dihadapan Allah ada nyata. Langit baru dan
Bumi baru adalah wujud nyata janji itu. Namun istilah langit baru dan bumi baru telah
mengaburkan pemahaman Ada yang beranggapan bahwa langit baru dan bumi baru adalah
pemusnahan bumi yang telah lama diciptakan Allah dan mengakibat manusia hanya
menunggu langit dan bumi tanpa berusaha. Pemahaman ini jelas salah. Untuk itulah penulis
ingin menjelaskan arti dan makna langit baru dan bumi baru dalam sajian ini secara lebih
mendalam.
1
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
56-66 merupakan bagian yang terpisah dari Yesaya 40-55. Para ahli moderat membaginya,
dalam tiga bagian besar yaitu: Proto Yesaya 1-39, Deutro Yesaya 40-55, Trito Yesaya 56-66. 1
Setiap pembagian memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Proto Yesaya dituliskan, pada
masa pemerintahan raja Yotam (745-742), Ahas (741-726) dan Hizkia (725-679) 2 Deutro
Yesaya dituliskan pada masa pembuangan di Babylon, dan Trito Yesaya dituliskan sesudah
masa pembuangan. Trito Yesaya ditujukan kepada orang-orang yang telah tinggal di
Yehuda.3 Hingga saat ini masih saja ada keraguan akan keberadaan Kitab Trito Yesaya
apakah terpisah dari Deutro Yesaya. Duhm dalam Commentary of Isaiah (1892) menjelaskan
bahwa psl 56-66 merupakan bagian yang terpisah dari psl 40-55. Pandangan inilah hingga
saat ini masih menjadi acuan oleh para ahli meskipun masih ada beberapa ahli yang menolak
dengan bukti-bukti yang lain.4
Para ahli juga berpendapat bahwa ketiga bagian kitab ini tidaklah di tulis oleh satu
orang saja, melainkan oleh dua tangan. Hal ini dapat dilihat melalui isi dan sifatnya yang
bertolak belakang, dan juga ada beberapa pasal yang bersifat nubuat dan bersifat sejarah. 5
Kitab ini jelaslah di tuliskan pada masa kepulangan ketanah air yaitu Yehuda. Nama Ibrani
Yesaya adalah: ( ָיהּו ְישעיהyesya’yahu), “Allah akan menyelamatkan. Para ahli berpendapat
bahwa pengarang Yesaya 56-66 berbeda dengan pengarang pada Yesaya 40-55. Hal ini jelas
dari gaya bahasa yang digunakan. Trito Yesaya memiliki gaya bahasa yang kurang bagus
meskipun ada sebagian keseragaman diantara Deutro dan Trito Yesaya.
Yesaya 56-66, berasal dari zaman Trito Yesaya, dimana mencerminkan keadaan
Palestina sesudah kembalinya dari pembuangan di Babel. Kejatuhan Babel adalah
penggenapan atau pemenuhan janji Allah. Allah memakai Raja Koresy untuk menyelamatkan
Bangsa Israel (Yes 45). Oleh karena itu, pada bagian ini lebih menekankan adanya
penyelamatan oleh Allah dan ketaatan beribadah pada hukum hari Sabat. Kedua hal itulah
yang paling menonjol setelah kepulangan dari Babel. Nubuatan akan eskatologi dalam
Perjanjian Lama telah mulai diperdengarkan oleh Yesaya, melalui penglihatannya akan
adanya Langit baru dan Bumi baru (65:17), untuk memberi pengharapan kepada Bangsa
Israel yang menderita, dan teraniaya oleh keinginan daging dan manusia di sekitarnya.
Kedatangan kerajaan Allah untuk menyelamatkan bangsa Israel secara sempurna
telah dinubuatkan oleh para nabi. Kerajaan yang dimaksud adalah kerajaan Mesias yang akan
1
Otto Eissfeldt, The Old Testament: And Introduction, (Oxford: Basil Blackwell, 1966), 303-304.
2
D. C. Mulder, Pembimbing Kedalam Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1970), 98.
3
W. S Lasor, D. A Hubbard, F. W Bush, Pengantar Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2001) 263.
4
Otto Kaiser, Introduction to The Old Testament, (Minneapolis, Minnesota: Augsburg, 1975), 268.
5
D. C. Mulder, Pembimbing Kedalam Perjanjian Lama,104.
2
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
mengalahkan musuh-musuh Israel dan menghancurkan kuasa orang fasik dan kuasa jahat. 6
Kerajaan Mesias akan terjadi pada masa depan yaitu masa akhir zaman yang belum di ketahui
waktu dan harinya, yang jelas itu pasti dan akan terwujud. Untuk itulah setiap orang
diharapkan senantiasa berjaga-jaga dengan berpengharapan kepada Allah di dalam iman.
Yesaya tampil pada masa pemerintahan Raja Koresy. Pada tahun 538, Raja Koresy
memperbolehkan orang-orang Yahudi untuk pulang ke Yerusalem dan untuk membangun
kembali Bait Suci; ia juga mengembalikan alat-alat kebaktian yang dirampas Raja Babel pada
tahun 587.
Pada tahun berikutnya orang-orang mulai pulang sekelompok demi sekelompok,
mereka bersatu kembali dengan golongan masyarakat yang tetap tinggal di tanah suci dan
segera bersama-sama meletakkan dasar bait suci. Dibawah pemerintahan Persia, yaitu raja
Koresy (Cyrus), umat Yahudi diperlakukan dengan sangat baik. Pembangunan pun mulai
dilanjutkan untuk membangun reruntuhan yang selama ini telah hancur akibat peperangan.
Akan tetapi pembangunan-pembangunan itu tidak maju-maju melainkan menimbulkan
ketegangan-ketegangan diantara bangsa-bangsa yang baru mengalami pembaharuan
kehidupan atau menata ulang kehidupan kembali, dimana setiap orang hanya memikirkan
kehidupan pribadi. Ketidakstabilan ekonomi dan politik memberi kekecewaan bagi orang
orang yang kembali dari pembuangan.
Situasi ini semakin diperparah sesudah Koresy meninggal dunia situasi sosial yang
sedang terjadi setelah pembuangan sepertinya bertolak belakang dengan janji janji nabi-
nabi terdahulu. Kesulitan hidup dibidang Ekonomi menyebabkan kemelaratan dan
kemiskinan. Perebutan tanah menjadikan awal perpecahan diantara orang Israel, inilah awal
timbulnya kesenjangan sosial. Ketegangan tidak kunjung padam, umat Israel kehilangan akan
kepercayaan mereka kepada Allah yang telah memberikan janji keselamatan dengan beralih
menyembah dewa-dewa setempat. Orang-orang buangan yang pulang ke Yehuda memegang
peranan penting dalam menentukan perkembangan religius dalam sejarah keagamaan Israel
selanjutnya.7 Namun tanggung jawab itu disalah pahami, orang Israel menjadikan dirinya
individualisme yang cukup tinggi.
Situasi Yehuda yang cukup sulit dan kacau balau, tidak seperti prediksi para kaum
nabi-nabi terdahulu yang menubuatkan bahwa setelah mereka kembali dari pembuangan
bahwa Allah akan memulihkan mereka dengan karya keselamatan baru, berkat Allah yang
tercurah keatas Israel secara utuh. Ternyata nubuatan itu membuat kepercayaan mereka
6
J Hasting , J. A. Maceulloch, Eckhatology, Encyclopadia of Religion and Ethics Vol V, (New York:
Charles Scribner, Sons, 1955), 379.
7
Georg Fohrer. David E. Green, History of Israeilte Religion, (London: S. C. P . K, 1973), 330-331.
3
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
beralih. Kemiskinan, ketidakadilan dan kekerasan telah mengacaukan kehidupan orang Israel
yang baru pulang untuk memperbaharui struktur sosial. Dalam masa kegelapan itulah Trito
Yesaya tampil untuk menubuatkan akan ketidak percayaan Israel kembali.
Janji dan teguran dilontarkan dan berharap umat mengerti akan apa itu harapan dan
kepercayaan yang terus. Nabi yang membawa berita tampil sebagai penubuat yang telah
diurapi dan diutus Tuhan untuk memberitakan pembebasan kepada para tawanan, dan yang
tertindas. Nubuat nabi memastikan bahwa Tuhan mengasihi umat-Nya. Penglihatan akan
Yerusalem baru yang akan disinari Tuhan dengan warna yang amat indah dan akan nyata
dalam langit baru dan bumi baru. Nubuatan yang diperbuat Yesaya bertujuan untuk
mengingatkan orang Israel agar tetap hidup dalam kekudusan.
8
C. Barth, Theologia Perjanjian Lama Jilid 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 145
4
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
pernah ada dan hingga saat ini juga tidak diketahui. 9 Hal inilah mungkin adalah suatu cara
untuk membedakan apa yang berbeda dari apa yang dahulunya sudah pernah ada atau
mungkin berarti : agar menjadi lebih segar, murni (bersih), muda, tajam, halus budi
bahasanya dan bercahaya.10 Kata ini bertujuan untuk membedakan dari kata baru yang
terdahulu atau pertama. Orang-orang Barat memahaminya dengan kata eskatologi. Zaman
yang baru telah datang dan zaman yang lama telah berlalu. Peristiwa ini sepertinya memiliki
kesesuaian dengan pasal 40-66 dimana zaman terdahulu telah berlalu seperti Cyrus (Koreys)
dan zaman yang baru telah tiba (pasal 45) dimana penggantinya telah tiba. Salah satunya
adalah pergantian pemerintahan, dimana Persia memegang kekuasaan pada semua daerah
sehingga Yerusalem dapat dibangun dari reruntuhannya bekas peperangan.
Langit dalam bahasa Ibrani disebut ( שמיםSyamayim). Istilah ini disebut juga Langit
Surga, yang disebut juga sebagai tempat kediaman Tuhan. Jika istilah Langit dihubungkan
dengan tanah atau Bumi maka akan menggambarkan keseluruhan dunia termasuk yang
bersifatkan ke Tuhanan atau hal ini berhubungan bahwa tanah/ bumi berada dibawah langit.
Istilah langit baru mungkin mewakili pemerintahan baru, lembaga yang berasal dari Tuhan
(pasal 44-66) yang dinyatakan dan salah satunya adalah pemerintahan baru yaitu Persia yang
mempunyai persetujuan dari Yahwe dan Israel di panggil menjadi tempat peribadahan dan
perkumpulan bagi semua orang yang berfokus di Yerusalem.
חארעasal kata dari ( רץאַerets) istilah ini di artikan sebagai tanah dan di mengerti
berhubungan dengan Palestina. Ciptaan baru itu bisa saja mengenai perolehan kembali
kesuburan tanah (pertaniaan). Atau hal ini juga berhubungan dengan praktek perpolitikan dan
struktur sosial dibawah pemerintahan (ke kaisaran). Tanah dalam pasal 24 telah menjadi
terkutuk dan tempat pertumpahan darah (kematian), namun kini tanah telah diciptakan
kembali menjadi menjadi sebuah berkat baru dan kebahagiaan seperti yang diproklamirkan
(diumumkan) oleh Yahwe pada pasal 26 : 19. Tetapi ini bukanlah gambaran eskatologi dari
masa depan yang jauh. Semua ini menggambarkan seluruh cita-cita dari rencana Yahwe
sebagaimana untuk memenuhi pernyataan dalam pasal ini. Yerusalem akan dibangun kembali
dan siap untuk dibuat sebagai tempat perkumpulan/pertemuan seluruh umat yang datang dari
segala abad.
9
John D. W. Watts, Word Biblical Commentary Vol 25, (Texas: Word Books, Publisher Waco, 1987),
353.
10
S. Davidson, Hebrew and Chaldee Lexicon, (London : Williams & Norgate, 1867), 1404.
5
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
11
D. L. Baker & A. A Sitompul, Kamus Singkat Ibrani Indonesia (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2002),
24
12
Geogre Arthur Butrick, The Interpreters Bible Vol XII, (New York: Abing don Press, 1957), 754.
13
Scott, R. B. Y. Isaiah The Interpreters Bible, Nolan B. Harmon. (ed.) (New York: Abingdom, 1953),
754
6
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
dilihat dalam segala sesuatu yang baik, yang telah dikerjakan oleh Allah yang akan mencapai
kepenuhannya dimasa depan.14
14
Matthew Henry, Matthew Henrys Commentery (Vol IV) Isaiah to Malachi, (Virginia: Mac Donald
Publishing Company, 1712), 385
15
Edwin A. Schick, Revelation The Last Book of The Bible, (Philadelpia : Fortress Press, 1977), 11.
16
C. Brown, New Introduction Dictionary New Testament Theology, (Grand Rapids : Exeter, 1975), 56
17
D. S Russel, Penyingkapan Ilahi Pengantar dalam Apokalipsis Yahudi, (Jakarta : BPK Gunung
Mulia,), 35-36
18
J.J. de Heer, Tafsir Alkitab Wahyu Yohanes, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003), 1.
19
Willi Maxsem, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1996), 339.
7
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
Pada dasarnya ke Kristenan sejak dahulu telah mengalami penganiayaan yang keras
oleh pemerintahan Romawi, semenjak masa kekaisaran Nero 64 M. 20 Orang Kristen dituduh
sebagai penyebab kebakaran kota Roma.21 Penghambatan dan penganiayaan semakin
dirasakan hingga masa pemerintahan Domitianus, meskipun ada sebagaian kaisar sebelum
Domitianus memerintah tidak sekejam pemerintahannya. Penganiayaan dan hambatan
terhadap orang Kristen tampaknya ada kesesuaian dalam penglihatan penulis, dalam hal
penulis mengunakan sebuah simbol atau dengan menggunakan lambang (binatang) 13 :11-
18.
Penetapan akan kapan kitab ini dituliskan dan pada waktu siapakah yang memerintah
masih belum di pastikan, sebab dalam 17 : 10 ada dikatakan tentang Raja keenam yang
sekarang ada jika hal ini di perhatikan maka tidaklah sesuai dengan urutan para kaisar
Romawi, sebab kaisar keenam adalah Vespasianus. Kaisar yang memerintah dari tahun 69 -
th 79 sesudah Kristus22 Penganiayaan dan hambatan yang dihadapi oleh orang orang
Kristen yang hidup secara diaspora menuntut agar mereka menyangkal iman mereka. Orang
Kristen di tuntut untuk mengakui Domitanus seorang dewa domius ac deus noster yang
berarti Tuhan dan Allah kita.23 Di Efesus untuk memenuhi keinginan kaisar didirikanlah suatu
kuil dan sebuah patung Domitianus dengan ukuran yang sangat besar (Wahyu 13 : 14). Orang
orang Kristen di perhadapkan kepada masalah yang besar, sebab bagi mereka hanya ada
satu Allah adalah tidak mungkin menyebut seorang manusia itu dewa atau Tuhan.
Penolakan yang dilakukan oleh orangorang Kristen di tafsirkan sebagai
pemberontakan terhadap pemerintahan. Orangorang Kristen disetiap tempat yang terpisah
diburu dan ditangkap, satupersatu mereka disuruh memilih apakah mereka bersedia untuk
mempersembahkan korban ukupan dan mengakui kaisar sebagai dewa/Allah atau memilih
untuk mati. Begitu banyak tantangan yang dihadapi orang orang Kristen, penulis kitab
Wahyu berusaha memberikan penghiburan dan menguatkan iman mereka dalam menghadapi
permusuhan dunia yang semakin bertambah dan memperingatkan orang orang Kristen yang
lalai dan ceroboh yang mudah tergoda untuk meleburkan diri dalam dunia.
Penulis menekankan untuk tetap setia dalam iman, sebab dalam setiap penglihatannya
memperlihatkan akan masih terjadi pertikaian yang semakin tajam antara orang-orang kristen
20
Kummel Werner Geore, Introduction to The New Testament, (London: SCM Press , 1960), 325
21
John Stambaugh. David Baich, Dunia Sosial ke Kristenan Mula-mula, (Jakarta : BPK Gunung
Mulia,1997), 63.
22
Kaisar-kaisar Romawi adalah pertama Agustus (thn 27 sM - thn 14 M), kemudian Tiberius (thn 14 M),
Caligula (thn 37-41), Claudius (thn 41- thn 54), Nero (thn 79-68). Lalu sesudah satu tahun kekacauan,
Vespasianus (thn 69 thn 79), Titus (thn 79 thn 81), Domitianus (thn 81 - 96), selanjutnya Nerva, Trayanus,
Hadrianus, dst.
23
Kummel Werner Geore, Introduction to The New Testament, 327
8
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
dan pemerintahan Romawi. Penguatan yang diberikan penulis juga merupakan hasil
penglihatan bahwa di dalam pengharapan orang-orang beriman akan ada kehidupan masa
depan yang penuh keadilan dan kebenaran bagi orang percaya dan pada masa itu, Kristus
akan memenangkan (19 : 11 21) dan orang-orang yang menderita dan teraniaya akan
sungguh-sungguh terlindung di dekat Allah (20 : 4; 21 22). Masa itu akan benar-benar tiba
meskipun tidak diketahui waktu dan harinya.
Jelaslah bahwa kitab Wahyu bermaksud memberikan semangat, keteguhan hati dan
pengharapan di dalam iman agar umat yang menderita akibat penganiayaan tidak hanya
memperhatikan penderitaan pada masa kini tetapi juga memandang masa depan yang penuh
sukacita, dimana orang percaya yang telah lolos dari penghakiman dunia akan ambil bagian
dalam keselamatan di langit yang baru dan bumi yang baru yang telah dijanjikan bagi orang
yang setia di dalam iman. Dimana dalam langit yang baru dan bumi yang baru tidak ada lagi
kesusahan hidup, ratapan dan tangisan. (21 : 1-27)
Para ahli berpendapat bahwa penulis kitab Wahyu adalah seorang Yahudi yang
mampu memahami bahasa Yunani. Istilah ini disebut sebagai seorang sekretaris/amanuesis,
yaitu telah biasa memahami bahasa Yunani dan juga penulisnya adalah sekretaris pribadi
Yohanes. Kummel24 mengatakan kita tidak tahu lebih banyak lagi pengarang kitab Wahyu,
yang pasti ia bernama Yohanes, hal ini dapat dilihat dalam pendahuluan akan isi kitab
tersebut Wahyu 1 : 1,4. Kitab Wahyu tidak sama dengan Wahyu apokalyptik orang Yahudi,
karena Apokaluktip Yahudi keselamatan selaku Future Oriented tanpa keselamatan masa
kini. Sedangkan dalam Wahyu situasi yang sulit dalam dunia ini bagi orang percaya telah
mendapat keselamatan. Itulah sebabnya Wahyu lebih bersifat Eskatologis dari pada
Apokalyptik.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, merujuk pada kontek kitab Wahyu dalam
penglihatannya akan akhir zaman disebut sebagai suatu karya penyelamatan baru, yang di
dalamnya segala sesuatu akan dibuat baru (21: 1-8) Hal ini menerangkan tujuan dari karya
penciptaan dan penebusan Allah, yang digambarkan Yohanes sebagai suatu kota surgawi
yang turun dari sorga. Meskipun perhatian tertuju jelas kepada pekerjaan akan penciptaan
baru, ada kesinambungan yang dinyatakan secara tidak langsung dengan tatanan sekarang.
Καινόν (kainon), kata baru, istilah ini tidaklah “yang lain” melainkan sesuatu yang
baru yang telah di perbaharui, buka istilah peniadaan yang lama. Kata Kainos adalah lambang
atau contoh keseluruhan perbedaan dan sesuatu yang menakjubkan yang dibawa pada saat
24
Kummel Werner Geore, Introduction to The New Testament, 329
9
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
datangnya Juruselamat. Kata Kainos menjadi sebuah lambang dari realitas keselamatan yang
dipersiapkan dalam Kristus pada masa yang akan datang.
Kata ούρανος (ouranos) , kata langit mempunyai arti yaitu tempat kedudukan Allah di
sorga. Dalam keseluruhan teks Perjanjian Baru istilah langit/sorga mempunyai pemahaman
bahwa sorga/langit adalah tempat yang sempurna. Istilah diatas didukung oleh Alkitab bahwa
alam semesta secara fisik tidaklah kekal akan tetapi akan lenyap dan akan diganti dengan
sorga/langit baru serta dengan bumi yang baru. (Yes 65 :17,1 Petr 3 : 10 11,Why 21 : 1-5).
Hal ini menunjukkan keadaan akhir dari alam semesta, secara utuh keadaan langit ingin
menunjukkan kehendak Allah, bahwa langit seutuhnya ada di dalam kekuasaan Allah.
Kata ταλλασα (tallasa). Dalam pemahaman orang Yahudi, istilah laut memiliki
pemahaman yang sangat mengerikan. Bagi orang Yahudi laut adalah sumber kejahatan, hal
ini bermula dari cerita-cerita kuno yang datang dari legenda pada masa itu. Keadaan laut
yang dalam dan gelap menimbulkan kengerian kemudian menjadi bagian yang ditakuti. Ada
7 element yang dapat digambarkan dari kengerian yang datang dari laut yaitu : kegelapan,
kematian, keserakahan, penderitaan, tangisan, kutukan dan rumah dari para monster atau
sumber kejahatan.25 Laut dilukiskan sebagai tempat yang berbahaya dan tak tenang
Dengan demikian laut dapat diidentifikasikan dengan kekuatan-kekuatan maut, atau
dapat dianggap sebagai perwujudan kekacauan yang mengancam kehidupan bagi ciptaan
yang tidak mau menyembah kekuatan-kekuatan yang datang dari dalam laut (Why 21 :8 ).
Jadi laut adalah unsur pengkhianatan dan berbahaya. Laut adalah wakil kekuatan dari
kekacauan yang mengancam dan hendak menaklukan ciptaan Allah yang baik. Laut dalam
penglihatan Yohanes disimbolkan tempat berdirinya tahta para naga/monster dan
pemerintahan, naga / binatang dalam hal ini diibaratkan dengan kaisar ( Why 13 ). Kata ‘laut
tidak ada lagi adalah sebuah pemahaman bahwa laut adalah simbol ketidak sempurna. Sudah
tidak ada lagi tempat bagi iblis dan tahtanya di dunia. Langit yang baru dan bumi yang baru
dalam penglihatan Yohanes menunjukan bahwa laut yang lama akan juga diperbaharui.
Hilangnya laut membuktikan bahwa Allah akan mentranformasikan langit tempat kediaman-
Nya dan bumi yang merupakan hasil ciptaan akan mengarah kepada pembaharuan hingga
suatu saat akan mengalami kesempurnaan dalam masa eskatologi. Langit baru mempunyai
makna baru. Istilah ini digunakan untuk memperbaharui ciptaan lama.
Kata bumi baru mempunyai pemahaman bahwa Allah akan mengadakan perbaharuan
terhadap cagar alam. Penglihatan Yohanes dalam hal ini bertujuan untuk menyakinkan
25
G. B. Caird, A Commentary on The Revelation of st. John the Divine, (New York: Harper and Raw
Publisher), 262.
10
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
bahwa akan ada perubahan pada semua hal ketika masa itu tiba. 26 Jenis itu lebih tertuju
kepada bahasa langit dan bumi. Kefanaan baik dalam bumi dan langit akan segera
diperbaharui oleh iman dan pengharapan setiap orang sampai masa eskaton tiba. 27 Setiap
orang yang bertahan dalam bumi dan langit yang telah diperbaharui akan memiliki
kemenangan pada masa itu, yaitu masa yang penuh pengharapan yang tidak diketahui kapan
akan kedatangannya. Mahkluk di bumi hendaklah senantiasa berjaga-jaga dan waspada ketika
masa itu datang. Pembaharuan dalam dunia ini dalam penglihatan Yohanes menjelaskan
bahwa penderitaan-penderitaan yang dihadapi oleh orang kristen akibat penganiayaan akan
segera berganti dengan sukacita dan kemuliaan. Segala penderitaan mereka, kesedihan akan
dibuang dan diperbaharui selama-lamanya, semua ini dibuat dan ditegaskan dalam berita PB.
Mereka tidak akan menderita lagi akibat pranata pranata lama yaitu kehidupan yang
penuh penganiayaan dari pemerintah untuk menyangkal iman mereka. Inti dari penglihatan
Yohanes adalah bahwa Allah akan datang dan berdiam bersama dengan manusia yang
memiliki iman dan pengharapan, yang setia dalam penderitaan sampai kedatanganNya,
meskipun waktu dan hari tidak diketahui. Senantiasa berjaga-jaga dan penuh kewaspadaan
dengan mengunakan perisai iman dan berpengharapan.
11
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
di muka Bumi. Pada dasarnya tugas dan tanggung jawab manusia di muka Bumi adalah
memelihara dan mengusahakan alam. Akibat keberdosaan manusia, Bumi tidak lagi menjadi
tempat yang aman bagi manusia untuk hidup dan menikmati ciptaan lainnya. Keberdosaan
manusia telah menjadi kutuk bagi Bumi yang ditempatinya. Bumi tidak lagi menjadi berkat
dan kebahagiaan bagi orang-orang yang tinggal di dalamnya. Kondisi Bumi yang menjadi
asing bagi manusia telah dinubuatkan oleh para nabi terdahulu.
Umat manusia akan mengalami penderitaan, perlawanan, kemurtatan yang
ditimbulkan oleh manusia itu sendiri. Peradaban dunia akan jatuh dan mengalami kehancuran
yang diakibatkan oleh tindakan manusia yang melewati batas. Bagi umat Allah yang masih
bertahan dalam imannya, akan merasakan betapa hebatnya kekuatan dunia yang mencobai
iman mereka. Orang-orang percaya, yang tidak mau sama dengan dunia, akan teraniaya dan
tertindas dan bahkan ditantang untuk menyangkal imannya. Penglihatan-penglihatan itu, telah
sering dinubuatkan oleh nabi-nabi terdahulu, baik dalam PL dan PB. Nabi-nabi bersuara
untuk menguatkan orang-orang percaya agar tetap berpegang teguh dalam imannya. Umat
Allah yang masih bertahan akan dimenangkan dan turut ambil bagian dalam janji Allah
dalam keselamatan, yaitu pada masa Langit baru dan Bumi baru. Makna Langit baru dan
Bumi baru adalah sebuah tempat dimana seluruh pranata-pranata kehidupan telah mengalami
pembaharuan dan penyempurnaan. Janji akan terus diperbaharui sampai kepada masa
eskhatologi.
Kesaksian PL akan masa depan, yaitu Langit baru dan Bumi baru telah digenapi di
dalam PB. Allah akan memperbaharui Langit dan Bumi sesuai dengan kasih setia-Nya.
Pembaharuan akan dimulai dari diri manusia itu sendiri. Manusia diperbaharui dalam tingkah
lakunya agar mampu membawa berkat bagi orang lain. Bumi akan penuh dengan sukacita
dan perdamaian dan ketika masa eskaton tiba maka orang-orang percaya benar-benar telah
menjadi manusia dan ciptaan baru. Jelaslah bahwa makna dari langit dan bumi yang baru
melambangkan tata ciptaan baru yang terus menerus diperbaharui.
Dunia baru itu adalah bentuk pengharapan orang-orang percaya, dimana di dalam
imannya menaruh pengharapan selama orang percaya hidup dan terus menerus memperbaiki
diri hingga masa eskatologi tiba. Arti Langit baru dan Bumi baru adalah bentuk pembaharuan
akan diri kearah yang lebih baik bukan sebaliknya akan pemahaman yang selama ini yaitu
langit baru dan bumi baru adalah penghancuran/penghangusan bumi yang sudah ada dan
menciptakan bentuk yang baru. Pembaharuan dalam hal ini adalah bagaimana sikap orang
orang percaya terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai gambaran Allah dalam dunia
ini (Imago Dei). Misalnya ketika terjadi penutupan gedung gereja yang adalah bentuk
12
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
penderitaan yang datang dari lingkungan. Kebisingan yang dibuat pada saat beribadah yang
tidak menentu telah memicu keributan dan rasa benci. Gereja sebagai lembaga Allah harus
memperhatikan akan bentuk peribadahan yang telah mengakibatkan mengapa gereja itu di
tutup. Mungkin dalam sikap beribadah haruslah diperhatikan kembali. Hendaklah dalam
beribadah harus juga memperhatikan lingkungan sekitar, apakah waktunya tepat dan tidak
menimbulkan keributan. Dalam sikap beribadahpun harus memperbaharui diri. Untuk itu,
selama kesempatan masih ada berusahalah memperbaharui diri baik dalam sikap dan
tindakan baik terhadap sesama, alam, dan terlebih di hadapan Allah.
IV. Kesimpulan
Proses pembaharuan akan terus berlangsung dan akan disempurnakan. Pembebasan
seluruh ciptaan dari kebinasaan adalah tujuan akhir dari seluruh ciptaan yaitu keberdosaan.
Penyempurnaan seluruh ciptaan ini akan terlaksana pada kedatangan Tuhan Yesus Kristus.
Jadi sekarang ini umat percaya masih hidup pada masa transisi yaitu masa penantian dan
penggenapan yang akan disempurnakan dalam ciptaan menuju ciptaan baru. Langit baru dan
Bumi baru akan menjadi sebuah kenyataan, dimana makna janji akan pemeliharaan dan
keselamatan di ungkapkan melalui Langit baru dan Bumi baru. Ada 2 unsur yang terselubung
dalam Langit baru dan Bumi baru yaitu pembaharuan dan penyempurnaan. Visi Mesianis
dalam PL dan Visi eskatologis dalam PB melahirkan perspektif baru terhadap seluruh ciptaan
yaitu pembaharuan dan penyempurnaan. Allah melalui Roh Kudus sedang bekerja dan akan
terus-menerus bekerja sampai pengenapan dalam Langit baru dan Bumi baru yang terwujud
dalam masa eskatologi.
Daftar Pustaka
Henry, Matthew
1712 Matthew Henrys Commentery (Vol IV) Isaiah
Virginia: Mac Donald Publishing Company
J. J Hasting, (ed ) & A. Maceulloch, art
1955 Encyclopadia of Religion and Ethics Vol V,
New York : Charles Scribner Sons
Kaiser, Otto
1975 Introduction to The Old Testament
Minneapolis, Minnesota : Augsburg
Lasor, W. S & D. A Hubbard, F. W Bush,
2001 Pengantar Perjanjian Lama
Jakarta : BPK Gunung Mulia
14
Sekolah Tinggi Theologi (STT-HKBP) Pematangsiantar
Maxsem, Willi
1996 Pengantar Perjanjian Baru
Jakarta : BPK Gunung Mulia
Mulder, D. C.
1970 Pembimbing Kedalam Perjanjian Lama
Jakarta : BPK Gunung Mulia
R. B. Y. Scott,
1953 Isaiah-The Interpreters Bible
New York: Abingdom
Russel, D. S.
Penyingkapan Ilahi. Pengantar Apokalipsis Yahudi
Jakarta : BPK Gunung Mulia
Schick, Edwin A.
1977 Revelation The Last Book of The Bible
Philadelpia : Fortress Press
Stambaugh, John & David Baich,
1997 Dunia Sosial ke Kristenan Mula-mula
Jakarta : BPK Gunung Mulia
Tyndale,
1914 New Testament Commentaries
Michigan : William B. Eerdmans Publishing
Watts, John D. W.
1987 Word Biblical Commentary Vol 25
Texas : Word Books, Publisher Waco
15